Anda di halaman 1dari 44

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan suatu wilayah dilatar-belakangi oleh berbagai aspek kehidupan
seperti perkembangan penduduk, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan
ekonomi, perkembangan jaringan komunikasi-transportasi dan sebagainya. Faktor-faktor
tersebut akan membawa perubahan terhadap bentuk keruangan di wilayah yang bersangkutan,
baik secara fisik maupun non-fisik, sebagai wadah kegiatan manusia di dalamnya. Perubahan
tersebut apabila tidak ditata dengan baik akan mengakibatkan perkembangan yang tidak
terarah dan penurunan kualitas ruang, dimana berbagai kegiatan manusia dilaksanakan.

Ruang yang ada pada dasarnya terbatas, sementara kegiatan terus meningkat menjadikan perlu
perencanaan tata ruang yang lebih adaptif dan aplikatif. Pada sisi lain perkembangan peraturan
dan perkembangan wilayah sendiri semakin cepat sehingga tata ruang yang ada harus selalu
menyesuaikan dengan kondisi yang ada.

Kabupaten Lamongan merupakan kabupaten yang memiliki banyak potensi, khususnya sektor
industri, perikanan, pertanian, dan pariwisata, tetapi keberadaan potensi tersebut belum
dimanfaatkan secara optimal. Disamping itu, Kabupaten Lamongan juga mempunyai peranan
penting baik dalam pengembangan wilayah, Jawa Timur maupun dalam skala Nasional. Dimana,
Lamongan termasuk dalam SWP Gerbangkartasusila Plus yang termasuk dalam Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) Revitalisasi Kota – kota yang telah berfungsi.

Kabupaten Lamongan secara umum dapat dikatakan mengalami perkembangan yang cukup
pesat, berbagai program pembangunan dan kebijakan yang diambil juga menyesuaikan dengan
dinamika dan kebutuhan pembangunan, sehingga secara keseluruhan rencana tata ruang yang

I-1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
ada dan telah disusun sebelumnya memerlukan beberapa penyesuaian. Perubahan dalam skala Misi :
nasional juga terjadi dengan terbitnya Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan - Mewujudkan masyarakat Lamongan yang terdidik, bermoral, dan berdaya saing untuk
Ruang yang menyebutkan bahwa dimensi waktu perencanaan adalah 20 Tahun, dan setiap meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
wilayah harus memiliki kawasan strategis. - Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan investasi dan
produktivitas sektor-sektor andalan daerah.
Dalam Skala Nasional Lamongan termasuk dalam Gerbangkartasusila plus dengan pusat di
- Mewujudkan pembangunan daerah berupa sarana dan prasarana dasar (infrastruktur dan
Metropolitan Surabaya. Dilihat secara sistem perwilayaah Surabaya ditetapkan sebagai Pusat
utilitas) yang memadai guna membuka daerah yang masih terisolir dan tertinggal.
Kegiatan Nasional, sehingga Perkotaan Lamongan juga merupakan Pusat Kegiatan Nasional.
- Mewujudkan Lamongan yang Good Governance (tata kelola pemerintahan yang baik) dengan
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pengembangan sistem transportasi skala regional dan
10 (sepuluh) prinsipnya, yaitu: 1) Prinsip Partisipasi; 2) Penegakan Hukum atau supremasi
nasional sebagai penghubung antar wilayah. Untuk itu dikembangkan sistem transportasi, jalan
hukum; 3) Transparansi; 4) Kesetaran; 5) Wawasan ke depan, 6) Akuntabilitas; 7)
nasional arteri Gresik- Jl. Pang. Sudirman; Jl. Pang. Sudirman- Jl. Jaksa Agung Suprapto; Jl.
Pengawasan; 8) Efisiensi; 9) Efektivitas; dan, 10) Profesionalisme aparatur.
Jaksa Agung Suprapto-Lamongan; Lamongan-Babat; dan Babat-Widang; jalan nasional kolektor
- Mewujudkan kemampuan dalam pendayagunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
Babat-Bojonegoro dan Gresik-Sadang-Tuban; jalan propinsi kolektor Babat-Temangkar; Jl
secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamongan secara luas dan
Lamongrejo; Jl Akhmad Dahlan; Jl Sunan Drajad; Jl Raya Mantup; Lamongan-Bts. Kab.
merata.
Mojokerto; Babat-Bts. Kab. Jombang; Jalan Lama Babat; dan Jalan Halte (Dradah,Ngimbang dan
- Mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang tentram, tertib dan aman guna
Kambangan); rencana jalan tol Gresik – Lamongan – Tuban; dan pengembangan jaringan kereta
menunjang efektifitas pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
api double trek Surabaya - Gresik – Lamongan – Bojonegoro.
dengan memahami kondisi kearifan dan nilai-nilai budaya lokal.
Pemerintah Kabupaten Lamongan telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang menuntut
perubahan ruang dalam skala besar, diantaranya adalah pengembangan Kawasan Strategis
Berdasarkan berbagai hal tersebut diatas, diharapkan dengan tersusunnya RTRW Kabupaten
Ekonomi berupa Lamongan Shorebase (LS), pengembangan Wisata Bahari Lamongan, Pelabuhan
Lamongan yang baru diharapkan akan menjadikan arahan pembangunan yang lebih harmonis,
Perikanan Nusantara Brondong, Pelabuhan ASDP Paciran, Agropolitan di wilayah selatan, dan
serasi, selaras dan seimbang antar sektor, antar wilayah, maupun antar pemangku kepentingan
pengembangan lainnya. Berbagai pertimbangan tersebut diatas menjadikan dasar perlunya
dalam pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan. Selanjutnya pelaksanaan pembangunan
penyesuaian RTRW Kabupaten Lamongan yang ada, disertai penyempurnaan pada beberapa
yang mengacu pada RTRW Kabupaten Lamongan ini diharapkan akan semakin mendorong
bagian sesuai kebijakan dan perkiraan perkembangan pada masa yang akan datang.
kualitas ruang dan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten Lamongan secara keseluruhan.
Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Lamongan dilakukan dengan lebih adaptif, aplikatif dan
RTRW akan menjadi alat penyusunan program dan pengendalian pemanfaatan ruang serta
saling bersesuaian dengan berbagai program pembangunan dalam tingkat nasional, provinsi,
menjadi perangkat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kabupaten termasuk kesesuaian dengan wilayah sekitarnya. Selanjutnya Kabupaten Lamongan
berwawasan tata ruang. RTRW Kabupaten ini dapat menjadi pedoman bagi perencanaan yang
telah menetapkan arah pembangunan secara keseluruhan yang dituangkan dalam visi dan misi
lebih rinci yakni penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail
pembangunan yakni :
Tata Ruang Kawasan Perdesaan, dan Rencana Kawasan Strategis Kabupaten. Rencana - rencana
ini merupakan perangkat operasional dari RTRW Kabupaten Lamongan.
Visi :
“Mewujudkan Lamongan sebagai kabupaten yang adil, merata, sejahtera, dan berdaya saing”

I-2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
1.2. Dasar Hukum 1.3.1. Gambaran Umum Kabupaten Lamongan
Dasar hukum yang digunakan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Secara Administrasi wilayah kabupaten Lamongan memiliki batas-batas, sebagai berikut:
Lamongan ini berlandaskan pada : Sebelah Utara : Laut Jawa
1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Sebelah Timur : Kabupaten Gresik
Lingkungan Provinsi Jawa Timur, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor Sebelah Selatan : Kabupaten Jombang dan Mojokerto
2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Sebelah Barat : Kabupaten Bojonegoro dan Tuban
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); Wilayah perencanaan terdiri atas 27 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 474
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara desa/kelurahan (462 desa dan 12 kelurahan). Jumlah dusun sebanyak 1.486 dusun dan Rukun
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tetangga (RT) sebanyak 6.843 RT. Dengan Luas wilayah keseluruhan adalah 181.280 Ha.
Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Adapun kecamatan – kecamatan yang ada di dalam wilayah Kabupaten Lamongan meliputi
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2008 Kecamatan Sukorame, Bluluk, Ngimbang, Sambeng, Mantup, Kembangbahu, Sugio, Kedungpring,
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Modo, Babat, Pucuk, Sukodadi, Lamongan, Tikung, Sarirejo, Deket, Glagah, Karangbinangun,
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Turi, Kalitengah, Karanggeneng, Sekaran, Maduran, Laren, Solokuro, Paciran dan Brondong.
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725); Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 1.1. yaitu Orientasi Wilayah Kabupaten Lamongan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dalam Lingkup Propinsi Jawa Timur dan Peta 1.2. yaitu Batas Administrasi Kabupaten
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Lamongan.
Republik Indonesia Nomor 4833)
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara 1.3.2 Topografi
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Kondisi topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketinggian wilayah di atas permukaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara laut dan kelerengan lahan. Kabupaten Lamongan terdiri dari dataran rendah dan berawa dengan
Republik Indonesia Nomor 4737); ketinggian 0-20 m dengan luas 50,17% dari luas Kabupaten Lamongan, daratan ketinggian 25-100
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang m seluas 45,68% dan sisanya 4,15% merupakan daratan dengan ketinggian di atas 100 m.
(Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Klasifikasi kemiringan lahan per Kecamatan dapat dilihat pada tabel 1.2 dan pada Peta 1.3 Peta
Republik Indonesia Nomor 5103). Topografi Kabupaten Lamongan.

1.3. Profil Wilayah Kabupaten


Profil wilayah Kabupaten Lamongan menjelaskan mengenai gambaran umum kabupaten yang
dilengkapi dengan peta orientasi dan pembagian wilayah kabupaten, kependudukan dan sumber
daya manusia, potensi bencana alam, potensi sumber daya alam dan potensi ekonomi wilayah.

I-3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Tabel 1.1 Luas Daerah Per Kecamatan Menurut Klasifikasi Kemiringan
Kabupaten Lamongan
Nomor Kecamatan 0-2% 2-15% 15-40% > 40% Luas (Ha)
1 Sukorame 2.923 1.224 - - 4.147
2 Bluluk 3.503 1.850 62 - 5.415
3 Ngimbang 5.069 1.452 4.912 - 11.433
4 Sambeng 5.116 11.806 2.390 232 19.544
5 Mantup 8.217 1.060 30 - 9.307
6 Kembangbahu 6.352 32 - - 6.384
7 Sugio 7.020 2.027 82 - 9.129
8 Kedungpring 6.041 1.930 472 - 8.443
9 Modo 5.953 1.407 420 - 7.780
10 Babat 5.361 772 162 - 6.295
11 Pucuk 4.386 98 - - 4.484
12 Sukodadi 5.232 - - - 5.232
13 Lamongan 4.038 - - - 4.038
14 Tikung 5.299 - - - 5.299
15 Sarirejo 4.739 - - - 4.739
16 Deket 5.005 - - - 5.005
17 Glagah 4.052 - - - 4.052
18 Karangbinangun 5.288 - - - 5.288
19 Turi 5.869 - - - 5.869
20 Kalitengah 4.335 - - - 4.335
21 Karanggeneng 5.132 - - - 5.132
22 Sekaran 4.965 - - - 4.965
23 Maduran 3.015 - - - 3.015
24 Laren 7.285 2.315 - - 9.600
25 Solokuro 2.110 7.850 142 - 10.102
26 Paciran - 4.314 425 50 4.789
27 Brondong 5.047 2.337 75 - 7.459
JUMLAH 131.352 40.474 9.172 282 181.280
Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007

I-4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.1 Orientasi Wilayah Kabupaten Lamongan dalam Lingkup Propinsi Jawa Timur

1.1

I-5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.2. Batas Administrasi Kabupaten Lamongan.

1.2

I-6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.3 Peta Topografi Kabupaten Lamongan.

1.3

I-7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Luas
1.3.3 Geologi
Nomor Jenis Tanah Hektar %
Secara fisiografis wilayah Kabupaten Lamongan bagian utara dan selatan termasuk dalam Zone
5 Regusal Coklat kekuningan 350 0,19
Rembang (van Bemmelen, 1949) yang disusun oleh endapan paparan yang kaya akan unsur
6 Grumosal Kelabu 2.125 1,17
karbonatan, sedangkan wilayah bagian tengah termasuk zone Randublatung yang kenampakan
7 Kpl. Grumosol Kelabu Litosal 78.990 43,57
permukaannya merupakan dataran rendah, namun sebetulnya merupakan suatu depresi
8 Kpl. Medeteran Merah dan Litosal 22.496 12,41
(cekungan) yang tertutup oleh endapan hasil pelapukan dan erosi dari batuan yang lebih tua
JUMLAH 181.280 100,00
pada Zone Kendeng dan Rembang. Sejarah geologi Kabupaten Lamongan diperkirakan dimulai
Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007
kurang lebih 37 juta Tahun yang lalu (Kala Oligosen). Saat itu wilayah Kabupaten Lamongan
masih berupa lautan (bagian dari Cekungan Jawa Timur). Selanjutnya terjadi proses sedimentasi
1.3.5 Kemampuan Tanah
secara berurutan ke atas berupa penghamparan batuan sedimentasi laut yang kaya unsur
Kemampuan tanah adalah identifikasi unsur-unsur tanah yang sangat berpengaruh terutama
karbonatan. Proses ini berlangsung hingga kurang lebih 19 juta Tahun (hingga Kala Polisen).
terhadap jenis-jenis penggunaan tanah yang ada di atasnya. Unsur kemampuan tanah yang
Pada kurang lebih 1,8 juta Tahun yang lalu terjadi aktifitas tektonik (Orogenesa Plio-
dimaksud terdiri dari luas kemiringan tanah, tekstur tanah, kedalaman efektif tanah, drainase
Pleistosen)yang menyebabkan terangkatnya Kabupaten Lamongan muncul ke permukaan laut.
permukaan tanah, faktor terbatas berbatu dan erosi tanah. Luas tanah berdasarkan kemampuan
Adapun jenis batuan yang dijumpai di Kabupaten Lamongan dapat dikelompokkan sebagai
tanah pada Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada tabel 1.3
berikut :
Tabel 1.3 Luas Dirinci Menurut Kemampuan Tanah Kabupaten Lamongan
• Satuan Batu Lanau dengan sisipan batu gamping pasiran dan batu lempung
Luas
• Satuan Napal dengan sisipan batu pasir gampingan, batu pasir dan tuff
Nomor Uraian Hektar %
• Satuan Batu Lempung dengan sisipan batu pasir gampingan dan batu gamping
Luas Kemiringan Tanah
• Satuan Batu Pasir Tufan dengan sisipan konglomerat, breksi dan batu lempung
• Satuan Batu Gamping Koral dan Klastik dengan sisipan napal dan batu lempung 0-2% 131.352 72,46

• Aluvial 3 - 15% 40.474 22,33


1
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 1.4 Peta Geologi Kabupaten Lamongan. 16 - 40% 9.172 5,06
> 40% 282 0,16
1.3.4 Jenis Tanah
Total 181.280 100,00
Jenis tanah di Kabupaten Lamongan terdiri dari 8 macam, dengan Klasifikasi tanah terbesar
Tekstur Tanah
merupakan jenis tanah Kpl. Grumosol Kelabu Litosol. Dimana luas lahan berdasarkan pada jenis
Sedang 114.884 63,37
tanahnya dapat dilihat pada tabel 1.2 dan Peta 1.5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Lamongan.
2 Halus 63.709 35,14
Tabel 1.2 Luas Menurut Jenis Tanah Kabupaten Lamongan
Kasar 2.687 1,48
Luas
Total 181.280 100,00
Nomor Jenis Tanah Hektar %
Kedalaman Efektif Tanah
1 Alluvial Hidromorf 250 0,14
0 - 30 Cm 5.989 3,30
2 Alluvial Kelabu Kekuningan 68.810 37,96 3
31 - 60 Cm 12.916 7,12
3 Assosiasi Hidromorf 600 0,33
61 – 90 Cm 34.656 19,12
4 Litosol 7.659 4,22

I-8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Luas keras atau Tahunan. Wilayah yang berada pada kedalaman 31 - 60 cm di Kabupaten lamongan
Nomor Uraian Hektar % adalah seluas + 12.916 Ha atau 7.12 % dari seluruh luas Kabupaten Lamongan yang mana kondisi
> 90 Cm 127.719 70,45 demikian ini cukup baik untuk tanaman keras/Tahunan. Luas wilayah di Kabupaten Lamongan
yang berada pada kedalaman efektif tanah 0-30 cm adalah seluas 5.989 Ha atau 3,30% dari
Total 181.280 100,00
seluruh luas Kabupaten Lamongan. Pada wilayah ini masih memungkinkan diusahakan tanaman
Drainase Permukaan Tanah
semusim, tetapi pada kedalaman 0 - 10 cm tidak baik untuk pertumbuhan tanaman.
Tidak pernah tergenang 151.395 83,51
Tergenang Periodik 29.273 16,15 C. Drainase
4
Tergenang terus- 612 0,34 Kabupaten Lamongan memiliki drainase yang baik yakni tidak pernah tergenang air mencakup
menerus seluas 151.395 Ha atau 83.51% dari wilayah Kabupaten Lamongan seluruhnya, kecuali pada
dataran-dataran yang kemampuan saluran drainasenya bermasalah. Drainase tanah
Total 181.280 100,00
menunjukkan lama dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air dan menunjukkan
Faktor Terbatas Berbatu
kecepatan resapan air dari permukaan tanah.
Tidak Berbatu 180.072 99,33
5
Berbatu 1.208 0,67 D. Erosi Tanah
Total 181.280 100,00 Di Kabupaten Lamongan, wilayah yang tidak ada erosi yang meliputi areal seluas 169.994 Ha
atau 93,77 % dari luas Kabupaten Lamongan seluruhnya sedangkan yang tererosi seluas 11.286
Erosi Tanah
Ha atau 6,23 % dari luas Kabupaten Lamongan seluruhnya.
Tidak ada Erosi 169.994 93,77
6
Ada Erosi 11.286 6,23 1.3.6 Klimatologi
JUMLAH 181.280 100,00 Aspek klimatologi ditinjau dari kondisi suhu dan curah hujan. Keadaan iklim di Kabupaten
Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007 Lamongan merupakan iklim tropis yang dapat dibedakan atas 2 (dua) musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sampai
dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan-bulan lain curah hujan relatif rendah. Rata-rata
Kemampuan tanah di Kabupaten Lamongan merupakan unsur-unsur yang sangat berpengaruh
curah hujan pada Tahun 2004 dari hasil pemantauan 25 stasiun pengamatan hujan tercatat
pada jenis-jenis penggunaan lahan yang ada diatasnya. Unsur-unsur fisik tersebut meliputi :
sebanyak 1.255 mm dan hari hujan tercatat 72 hari. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta
A. Tekstur Tanah
1.6 Peta Curah Hujan Kabupaten Lamongan.
Sebagian besar wilayah di Kabupaten Lamongan bertekstur Sedang 114.884 Ha atau 63,37 % dari
luas wilayah. Selain itu, wilayah dengan luas 63.709 Ha atau 35,14 % adalah tanah dengan 1.3.7 Hidrologi
tekstur halus sedangkan tanah dengan tekstur kasar mempunyai luas sebesar 2.687 Ha atau 1,48 Secara umum keberadaan air di Kabupaten Lamongan didominasi oleh air permukaan, dimana
% dari luas wilayah Kabupaten Lamongan seluruhnya. pada saat musim penghujan dijumpai dalam jumlah yang melimpah hingga mengakibatkan
bencana banjir namun sebaliknya pada saat musim kemarau disebagian besar wilayah
Kabupaten Lamongan relatif berkurang.
B. Kedalaman Efektif Tanah
Ketersediaan air permukaan ini sebagian tertampung di waduk-waduk, rawa, embung dan
Sebagian besar kecamatan di Kabupaten Lamongan, wilayahnya terletak pada kedalaman > 90 sebagian lagi mengalir melalui sungai-sungai. Kabupaten Lamongan dilewati oleh 3 buah sungai
cm yang mencakup areal seluas 127.719 Ha atau 70,45%. Wilayah dengan kedalaman ini baik besar, yaitu Sungai Bengawan Solo sepanjang ± 68 Km dengan debit rata – rata 531,61 m3/bulan
untuk pertumbuhan perakaran tanaman. Sedangkan yang memiliki kedalaman 61 - 90 cm di (debit maksimum 1.758,46 m3 dan debit minimum 19,58 m3) yang bermata air di Waduk Gajah
Kabupaten Lamongan meliputi areal seluas 34.656 Ha atau 19,12 % dari luas Kabupaten Mungkur (Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah), Kali Blawi sepanjang ± 27 Km dan Kali Lamong
Lamongan seluruhnya. Wilayah ini baik untuk tanaman semusim dan cukup baik untuk tanaman sepanjang ± 65 Km yang bermata air di Kabupaten Lamongan.

I-9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.4 Peta Geologi Kabupaten Lamongan

1.4

I - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
I - 11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.6 Peta Klimatologi Kabupaten Lamongan.

1.6

I - 12
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.7 Peta Hidrologi Kabupaten Lamongan.

I - 13
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Wilayah Kabupaten Lamongan mempunyai morfologi yang relatif datar bahkan pada beberapa Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan
wilayah banyak dijumpai cekungan – cekungan yang saat ini berupa rawa. Di beberapa daerah Tahun 2002-2007
masih terdapat area dengan keadaan genangan yang berlangsung periodik selama setengah Jumlah Penduduk Tahun
No Kecamatan
bulan sampai dengan tiga bulan pada musim kemarau. 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Lokasi Genangan di Kabupaten Lamongan berdasarkan Periodik waktu antara lain, yaitu: 1 Sukorame 20,032 20,032 20,044 22,007 21,851 22,180
 Tergenang periodik selama 1/2 bulan terjadi di Kecamatan Pucuk, Sukodadi, Lamongan, 2 Bluluk 21,059 21,500 21,562 23,406 23,128 23,374
3 Ngimbang 42,085 42,108 42,069 46,169 45,893 46,500
dan Turi.
4 Sambeng 49,095 49,290 49,325 52,205 51,259 50,269
 Tergenang periodik selama 1 bulan terjadi di Kecamatan Babat dan Sekaran.
5 Mantup 41,222 41,314 42,329 46,305 45,868 46,510
 Tergenang periodik selama 1 – 2 bulan terjadi di Kecamatan Glagah, Deket,
6 Kembangbahu 44,316 44,292 44,346 52,438 52,181 53,503
Karangbinangun, Kalitengah dan Karanggeneng. 7 Sugio 54,892 54,884 56,702 61,948 64,154 65,972
 Tergenang periodik selama 3 bulan terjadi di Kecamatan Laren. 8 Kedungpring 53,151 53,309 53,291 64,923 64,111 65,546
9 Modo 45,697 45,700 46,404 51,307 51,362 51,951

Adapun untuk air tanah (dibawah permukaan, termasuk mata air) sebarannya sangat jarang dan 10 Babat 75,707 75,918 76,144 89,968 88,684 89,597
11 Pucuk 47,666 47,557 47,535 54,213 53,621 54,264
terbatas. Bahwa Kabupaten Lamongan merupakan bagian dari cekungan air bawah tanah
12 Sukodadi 48,336 48,804 49,803 56,400 56,807 57,797
Surabaya-Bojonegoro, dimana potensi air bawah tanah dangkal di Kabupaten Lamongan diduga
13 Lamongan 61,073 61,265 61,802 67,998 66,698 67,552
sebesar 306 juta M3/Tahun dan air tanah dalam sebesar 3 juta M3/Tahun, sehingga untuk
14 Tikung 38,360 38,672 38,716 43,114 42,267 42,885
mendapatkan gambaran mengenai potensi air bawah tanah ini diperlukan studi khusus. Untuk 15 Sarirejo 23,715 23,700 23,654 25,840 25,373 25,724
lebih jelas mengenai gambaran hidrologi di Kabupaten Lamongan dapat dilihat pada Peta 1.7 16 Deket 43,324 43,123 43,174 47,403 45,905 46,631
Peta Hidrologi Kabupaten Lamongan. 17 Glagah 44,083 44,151 44,363 48,265 47,330 47,412
18 Karangbinangun 41,662 43,711 43,919 44,375 43,765 43,722
19 Turi 49,766 50,432 51,061 54,498 53,239 54,410
1.3.8 Kependudukan dan Sumber Daya Manusia
20 Kalitengah 33,895 33,956 34,986 36,887 36,612 37,904
1.3.8.1 Jumlah Penduduk
21 Karanggeneng 42,896 43,607 44,253 48,250 47,928 48,643
Pembahasan kondisi kependudukan akan berhubungan langsung dengan masyarakat/penduduk.
22 Sekaran 44,562 44,675 44,791 55,066 55,678 57,479
Peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup kuat sesuai 23 Maduran 35,239 34,989 35,172 44,069 43,832 44,502
dengan tempat tinggalnya. Karakteristik sosial yang dimaksud disini adalah karakter dari 24 Laren 46,977 47,203 47,350 54,482 54,603 55,446
masing-masing penduduk. 25 Solokuro 41,047 41,752 42,351 45,451 45,938 46,636
26 Paciran 74,212 75,082 76,098 89,698 90,914 92,177
Perkembangan penduduk Kabupaten Lamongan selama tahun - tahun terakhir mengalami
27 Brondong 53,247 53,787 53,908 66,446 71,052 73,800
perubahan dan perkembangan yang cukup besar mulai dari Tahun 2002 hingga Tahun 2005 yaitu Jumlah 1.217.316 1.224.813 1.235.152 1.393.131 1.390.053 1.412.386
secara berurutan berjumlah 1.217.316 jiwa, 1.224.813 jiwa, 1.235.152 jiwa, dan 1.393.131 Sumber : Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2007
jiwa. Namun, pada Tahun 2006 terjadi penurunan jumlah penduduk dibandingkan dengan
jumlah penduduk Tahun sebelumnya yaitu pada Tahun 2006 jumlah penduduknya menjadi 1.3.8.2 Karakteristik Budaya

1.390.053 jiwa, sedangkan pada Tahun 2007 kembali mengalami peningkatan jumlah penduduk, Masyarakat Lamongan adalah masyarakat yang religius, Pemerintah Kabupaten Lamongan sangat

dimana jumlah penduduknya berjumlah 1.412.386 jiwa. Untuk perkembangan jumlah penduduk mendorong terciptanya pembangunan masyarakat seutuhnya. Wujud dari dorongan pemerintah

pada tiap-tiap kecamatan dapat dilihat pada Peta 1.8 Jumlah Penduduk Kabupaten tersebut adalah dengan pendirian tempat ibadah, banyaknya pondok pesantren yang ada di

Lamongan Tahun 2007 dan Tabel 1.4 Kabupaten Lamongan serta banyaknya kegiatan-kegiatan agama yang berlangsung.

I - 14
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Demikian juga terhadap kerukunan umat dalam satu agama maupun kerukunan antar pemeluk 1.3.8.4 Sumberdaya Manusia Menurut Sektor Pekerja Utama
agama, Pemerintah Kabupaten Lamongan telah memfasilitasi kegiatan dialog antar umat Sumberdaya manusia Kabupaten Lamongan dilihat berdasarkan mata pencaharian masih
beragama maupun turut serta dalam dialog antar agama yang diadakan propinsi. didominasi sektor pertanian, dari jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Lamongan sekitar
55,84 persen bekerja disektor pertanian, kemudian disektor perdagangan sebesar 18,01 persen,
Selain di bidang agama masyarakat di Kabupaten Lamongan memiliki jiwa seni yang cukup disektor jasa sebesar 10,35 persen, sektor industri 9,49 persen dan sisanya disektor
besar, hal ini terlihat dari banyaknya kelompok seni dan padepokan seni yang ada di Kabupaten pertambangan, gas, listrik dan air bersih, konstruksi, keuangan dan transportasi dan
Lamongan serta terdapat cagar budaya yang di lindungi. komunikasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

1.3.8.3 Proyeksi Penduduk


Perkembangan penduduk di Kabupaten Lamongan mulai dari Tahun 2002-2007 menunjukkan
peningkatan dengan pertambahan rata-rata mencapai 39.014 jiwa setiap Tahunnya, hal ini
menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dikarenakan mobilitas penduduk tergolong cepat.

Berdasarkan tren perkembangan penduduk akan terus meningkat sampai pada akhir Tahun
perencanaan 2031. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan penduduk sampai pada akhir
Tahun perencanaan dapat dilihat pada Peta 1.9 Distribusi Penduduk Kabupaten Lamongan
Tahun 2011 -2031 dan gambar 4.1.

PROYEKSI PENDUDUK
PROYEKSI PENDUDUKKABUPATEN
KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN
TAHUN 2008-2028
TAHUN 2011 - 2031

5 2,630,389
2.273.456
2028
2031
4 2,253,414
2.059.139
2023
2026
3 1,938,653
1.865.025 Jumlah Penddk
2018
2021
2 1,674,724
1.689.211
2013
2016
1 1,452,500
1.529.970
2008
2011

Gambar 1.1. Proyeksi Penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2031

I - 15
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.8 Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2007

1.7

1.8

I - 16
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.9 Distribusi Penduduk Kabupaten Lamongan Tahun 2008 -2028

1.9

I - 17
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
PROYEKSI PEKERJA 5 TAHUN YANG AKAN DATANG

Jasa-jasa, 15%
, Keuangan Pertanian, 25%
Persewaan & Jasa
Pers, 3.25% Pertambangan/Pe
nggalian, 0.26%
& Angkutan
, Komunikasi
1.69% Industri
, Pengolahan
, Perdagangan 12.50%
, Hotel & Restoran Bangunan/Konstru Listrik, Gas & Air
33.90% ksi, 3.20% Bersih, 1.65%

Gambar 1.2. : Diagram Sumberdaya Manusia Menurut


Sektor Pekerja Utama Tahun 2007

Gambar 1.3. Proyeksi Pekerja 5 Tahun Yang Akan Datang


Melihat perkembangan Kabupaten Lamongan dimasa yang akan datang menunjukkan sektor
industri akan semakin meningkat, hal ini akan mempengaruhi sistem mata pencaharian
Pada gambar diatas menunjukkan pekerja dibidang pertanian menurun menjadi 25 % dari 55,84
masyarakat. Berkurangnya lahan pertanian untuk pengembangan kawasan industri akan
% kemudian pekerja disektor perdagangan, jasa-jasa, dan industri semakin meningkat.
mengakibatkan terjadinya peralihan mata pencaharian dari petani menjadi pekerja industri.
Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan adanya pelatihan di bidang industri, agar
Dengan adanya kegiatan industrialisasi di wilayah pantura dan wilayah selatan sebagai kegiatan
masyarakat dapat memperdalam pengetahuan tentang potensi besar yang dapat dihasilkan oleh
agro-industri dapat mendorong peluang kesempatan kerja sehinga berdampak terhadap
industri. Untuk lebih jelas mengenai perkembangan SDM berdasarkan mata pencaharian pada
peningkatan jumlah penduduk secara umum di Kabupaten Lamongan. Adapun kegiatan ekonomi
lima Tahun yang akan datang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
yang memberikan dampak besar terhadap peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten
Lamongan terdiri dari industri dan pelabuhan.

1.3.8.5 Sektor Industri


Kegiatan Industri yang terdapat di Kabupaten Lamongan di wilayah pantura meliputi Industri LS,
Dok Perkapalan dan manufaktur lainnya, sedangkan di wilayah selatan di kembangkan untuk
kawasan agropolitan. Perkiraan jumlah penduduk yang akan berkembang sebagai dampak dari
kegiatan industri tersebut adalah diketahui melalui perhitungan standar dimana 1 hektar lahan

I - 18
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
pada kawasan industri akan menimbulkan bengkitan tenaga kerja sebagai 100 tenaga Kerja. Tabel 1.6 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Kawasan Pelabuhan
Masing-masing tenaga kerja akan memiliki keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga. Untuk Jumlah TK
Kegiatan Perhitungan
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : (jiwa)
Bangkitan = 40 TK / Ha;
Kawasan Pelabuhan Sedayulawas 3.600
Tabel 1.5 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Kawasan Industri Total Area + 8,75 Ha.
Jumlah TK Kawasan Pelabuhan ASDP Bangkitan = 40 TK / Ha;
Kegiatan Perhitungan 224
(jiwa) Paciran Total Area + 5,6 Ha.
Bangkitan = 100 TK / Ha; Kawasan Pelabuhan Perikanan Jumlah TK di Kawasan
Kawasan Industri LS 10.000 2.550
Luasan 100 Ha; Nusantara Brondong Pelabuhan
Kawasan Industri Dok Perkapalan Bangkitan = 100 TK / Ha; Jumlah 6.374
2.000
Surabaya Luasan 20 Ha; Sumber: Hasil Analisa
Kawasan Industri Dok Pantai Bangkitan = 100 TK / Ha;
3.750
Lamongan Luasan 37,5 Ha; 1.3.9 Potensi Bencana Alam
PT.Dok Lamongan Marine Bangkitan = 100 TK / Ha; Rawan bencana yang terdapat di Kabupaten Lamongan adalah bencana banjir dan bencana
3.500
Industry Luasan 35 Ha; gelombang pasang.
Bangkitan = 100 TK / Ha; A. Potensi
PT. Bunga Wangsa Sejati 1.700
Luasan 17 Ha; 1. Kawasan rawan Banjir di Kabupaten Lamongan berada di kawasan yang di lalui oleh
Industri Jagung Ngimbang- Bangkitan = 100 TK / Ha; Sungai Bengawan Solo yaitu di Kecamatan Babat, Sekaran, Maduran, Laren,
5.000
Sambeng Total Area + 50 Ha. Karanggeneng, Kalitengah, Glagah, Karangbinangun, Turi dan Deket.

Jumlah 25.950 2. Pengelolaan kawasan yang terkena banjir dapat diantispasi dengan melakukan reboisasi

Sumber: Hasil Analisa pada sepanjang airan sungai Bengawan Solo.


3. Potensi kawasan bencana lainnya dapat terjadi di Kecamatan Paciran dan Kecamatan

Penduduk dikawasan industri terdiri dari Kelompok manager, staff dan buruh. Dari perkiraan Brondong yang merupakan kawasan pesisir.

jumlah tenaga kerja di kawasan industri sesuai dengan tabel diatas menunjukkan angka B. Masalah

sejumlah 25.950 jiwa tenaga kerja. 1. Bencana banjir di sekitar sungai Bengawan Solo diakibatkan oleh terdapatnya
penggunaan lahan pada kawasan konservasi yaitu di tepi sungai.

1.3.8.6 Pelabuhan 2. Tidak terdapatnya penghijauan di sepanjang tepi sungai.

Kawasan Pelabuhan yang terdapat di Kabupaten Lamongan terdiri dari Pelabuhan ASDP Paciran, 3. Tingginya tingkat pengembangan wilayah di kawasan pesisir sehingga mengalami

Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dan Pelabuhan Rakyat Brondong di Sedayulawas. benturan dengan kelestarian lingkungan.

Perkiraan jumlah penduduk yang akan berkembang sebagai dampak dari kegiatan pelabuhan 4. Mulai hilangnya kawasan hutan mangrove dan rusaknya terumbu karang.

adalah tarikan tenaga kerja untuk 1 hektar kawasn pelabuhan memiliki bangkitan tenaga kerja 5. Potensi yang besar di kawasan pesisir sehingga mendorong pengembangan kawasan

sebanyak 40 jiwa dan untuk pelabuhan perikanan diasumsikan dengan menggunakan jumlah budidaya yang membutuhkan lahan pengembangan yang luas sehingga banyak lahan

pekerja yang terdapat di pelabuhan perikanan. konservasi yang terpakai. Hal ini memungkinkan terjadinya gelombang pasang jika
tidak ada penanggulangan dini.

I - 19
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
A. Rawan Bencana Banjir B. Rawan Gelombang Pasang
Beberapa kawasan di Kabupaten Lamongan merupakan kawasan rawan banjir terutama pada Rawan bencana berupa rawan gelombang pasar perlu diantisipasi pada kawasan pantura yaitu di
kawasan yang dilalui oleh aliran Sungai Bengawan Solo yaitu di Kecamatan Babat, Sekaran, pesisir Brondong dan Paciran. Kawasan ini merupakan kawasan dengan intensitas pengembangan
Maduran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Glagah dan Karangbinangun. Selain kawasan yang tinggi terutama untuk kegiatan-kegiatan budidaya. Untuk menyeimbangkan kelestarian
tersebut kawasan lainnya yang termasuk dalam rawan bencana banjir antara lain Kecamatan lingkungan sekitar pantai dan untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya bencana terutama
Deket dan Turi. Luas seluruh kawasan rawan bencana di Kabupaten Lamongan mencapai + bencana gelombang pasang, maka perlu dilakukan upaya penanggulangan sejak dini.
29.273 Ha atau sekitar 16,15 % dari luas wilayah Kabupaten Lamongan. Adapun upaya penanggulangan untuk mengantisipasi kemungkinan rawan gelombang pasang,
Beberapa penyebab terjadinya banjir antara lain disebabkan oleh semakin berkurangnya sebagai berikut :
kawasan hijau di sekitar daerah sungai, dan banyak terdapat kawasan budidaya di sekitar 1. Pembangunan Jetty/penahan gelombang untuk memecah gelombang pasang.
kawasan konservasi. 2. Perlindungan terhadap terumbu karang untuk kelestarian biota laut.
3. Mengamankan kawasan perlindungan setempat sepanjang pantai dilakukan dengan
mempertahankan ekosistem pantai meliputi mangrove, terumbu karang, rumput laut dan
estuaria;
4. Melakukan revitaslisasi kawasan sekitar pantai melalui pengembangan hutan mangrove
dan vegetasi untuk mencegah gelombang pasang

Gambar 1.4. : Upaya Penanggulangan Kawasan Rawan Banjir

Berdasarkan kerawanan terhadap banjir diatas, maka guna mengantisipasi bahaya banjir dan
genangan periodik adalah : Gambar 1.5 : Upaya Pengelolaan Kawasan Konservasi di Sekitar Pantai
1. Pelestarian dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara lintas wilayah melalui Pengelolaan
DAS Bengawan Solo. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 1.10 Peta Potensi Bencana Alam Kabupaten
2. Pengelolaan irigasi yang tersistem dengan memanfaatkan DAS Bengawan Solo. Lamongan.
3. Melakukan penghijauan pada sepanjang sempadan aliran sungai.
4. Melakukan perlindungan hutan pada Kawasan sekitar sungai.
5. Pembuatan tanggul pada kawasan Daerah Aliran Sungai dengan prioritas pada kawasan
dataran dan rawan banjir;
6. Mengoptimalkan fungsi kawasan lindung dan kawasan resapan air; serta
7. Melakukan koordinasi dalam hal pengelolaan dan pengembangan drainase dengan wilayah
lain.
8. Menghindari kawasan yang rawan terhadap bencana alam banjir dan bencana alam lainnya
sebagai kawasan terbangun;

I - 20
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Peta 1.10 Peta Potensi Bencana Alam Kabupaten Lamongan.

I - 21
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
1.3.11 Potensi Ekonomi Wilayah
1.3.10 Potensi Sumber Daya Alam
Kondisi perekonomian yang ada di Kabupaten Lamongan bergerak dalam berbagai sektor
Potensi Sumber Daya Alam yang terdapat di Kabupaten Lamongan diantarnya adalah potensi
diantaranya adalah pada sektor pertanian; pertambangan/penggalian; industri pengolahan;
pertambangan. Pertambangan merupakan upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam
listrik, gas dan air bersih; bangunan/kontruksi; perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan
dengan melakukan kegiatan mulai dengan pencarian dan pembuktian, penggalian dan
komukasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa.
pengelolaan sampai ke pemasaran untuk digunakan dalam industri selanjutnya.
Sebagai indikator kondisi perekonomian daerah data PDRB sangat bermanfaat untuk memonitor
dan mengevaluasi proses pembangunan khususnya pembangunan ekonomi yang telah dan sedang
Kegiatan pertambangan bahan galian batuan di Kabupaten Lamongan tersebar di beberapa
berjalan. Dengan ketersediaan data PDRB maka akan dapat diketahui perkembangan struktur
wilayah. Masalah atau dampak negatif yang ditimbulkan akibat usaha pertambangan bahan
ekonomi daerah, laju pertumbuhan ekonomi, serta indikator makro ekonomi lainnya. Produk
galian mineral batuan antara lain :
Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan di Kabupaten Lamongan menunjukkan sektor
• Bentuk topografi akan berubah (khusus untuk daerah perbukitan) dan meninggalkan bentang
pertanian lebih dominan dibandingkan sektor lainnya. kemudian di sektor industri, perdagangan
alam yang rusak dan gersang.
dan jasa-jasa semakin meningkat tiap tahunnya. untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
• Tanah penutup yang subur akan hilang yang menyebabkan pertambahan luasnya perbukitan dibawah ini.
gundul dan tanah gersang, mengakibatkan terjadinya tanah longsor/gerakan tanah pada Tabel 1.7 Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003-2007
daerah perbukitan yang curam.
Tahun
• Tata air termasuk air tanah akan berubah/berkurang atau menghilangkan sumber air. No Lapangan Usaha

Permukaan air tanah menurun akan menyebabkan kelembaban udara akan turun dan tanah 2003 2004 2005 2006 2007

akan menjadi kering, pada daerah – daerah tertentu terjadi penurunan permukaan tanah
1 Pertanian 1,916,915.77 2,020,727.99 2,178,534.38 2,367,681.06 2.643.252,46
yang berakibat langsung dengan penurunan permukaan air tanah.
Pertambangan/
2 Penggalian 10,897.19 11,761.91 14,878.12 16,775.18 18.536,57
Selain itu, terjadi pelumpuran pada musim hujan pada air permukaan (sungai, rawa, dan
waduk), juga meningkatkan proses erosi, sedimentasi dan pendangkalan pada sungai, rawa dan 3 Industri Pengolahan 214,699.89 243,123.61 274,012.91 326,138.18 369.954,47
Listrik, Gas & Air
waduk. Pada musim hujan akan terjadi banjir di bagian daratan dan muara sungai, sedangkan
4 Bersih 70,107.66 73,040.51 75,691.04 83,690.28 134.728,41
banjir bandang/gerakan tanah terjadi di daerah perbukitan.
Bangunan/
5 Konstruksi 138,440.21 167,218.32 197,702.56 217,275.12 243.130,86
Kawasan Pertambangan di Kabupaten Lamongan terdapat di Desa Balongwangi, Kecamatan Perdagangan, Hotel

Tikung yaitu Sumur Minyak Gondang I. Sumur Minyak Gondang I tersebut telah dieksplorasi pada 6 & Restoran 1,136,510.89 1,335,893.65 1,558,442.87 1,908,565.99 2.221.828,48
Angkutan &
Desember 1991. Pada saat eksploitasi pertama yang dilakukan oleh pihak PetroChina, produksi
7 Komunikasi 72,206.18 82,951.49 97,145.60 110,151.76 123.753,47
minyak dari sumur tersebut mencapai 110 barel (17.600 liter) per hari, dan diperkiraan dalam
Keuangan,
waktu yang tidak terlalu lama kandungan minyak tersebut akan habis. Persewaan & Jasa
Namun memasuki bulan Desember 2005, produksi minyak menurun menjadi 50 sampai 55 barel 8 Pers 138,691.50 161,335.22 188,986.08 227,234.79 277,196,85

(8.000 sampai 8.800 liter) per hari dan gas 6 kaki kubik per hari. Walaupun nantinya kandungan
9 Jasa-jasa 566,978.30 615,067.63 690,485.23 758,623.72 774.149,10
minyak di Sumur Gondang I telah habis, kegiatan pemboran minyak di Balongwangi masih akan
berlangsung lama. Hal ini disebabkan Petro China masih terus mencari sumber minyak yang lain
Jumlah 4,265,447.59 4,711,120.33 5,275,878.79 6.016.136,08 6.806.530,68
di sekitar Sumur Gondang I.
Sumber : PDRB Kabupaten Lamongan

I - 22
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan mulai dari Tahun 2003-2007 pada Tabel 1.9 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
sektor pertanian masih dominan. Kemudian serktor industri, perdagangan dan jasa-jasa terus Kabupaten Lamongan Tahun 2003-2007 (%)
meningkat, sedangkan sektor lainnya masih konstan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel Tahun
dibawah ini. No Sektor 2003 2004 2005 2006 2007
Tabel 1.8 Tabel PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2003-2007
I Primer : 45,24 43,15 41,35 39,65 39,12
Tahun 1. Pertanian 44,98 42,90 41,07 39,37 38,85
No Lapangan Usaha
2003 2004 2005 2006 2007 2. Penggalian 0,26 0,25 0,28 0,28 0,27
II Sekunder :
1 Pertanian 1,675,775.16 1,705,441.76 1,734,688.56 1,764,039.38 1.812.097,08
3. Industri Pengolahan 5,04 5,16 5,17 5,42 5,43
Pertambangan/
4. Listrik, Gas & Air Bersih 1,65 1,55 2,12 2,05 1,98
2 Penggalian 6,829.57 7,098.26 7,759.12 8,152.81 8.633,83
5. Bangunan/Konstruksi 3,20 3,55 3,73 3,61 3,57
Industri
III Tersier :
3 Pengolahan 183,288.13 196,621.20 209,626.03 229,562.97 245.692,73
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 26,65 28,35 29,93 31,73 32,64
Listrik, Gas & Air
7. Angkutan & Komunikasi 1,69 1,77 1,83 1,83 1,81
4 Bersih 51,440.89 47,371.74 48,225.67 50,369.23 113.158,00
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3,25 3,43 3,57 3,78 4,07
Bangunan/
9. Jasa-jasa 13,28 13,04 12,30 11,93 11,38
5 Konstruksi 110,208.38 120,845.82 130,557.85 136,460.37 144.306,84
Perdagangan, Jumlah 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

6 Hotel & Restoran 918,389.72 1,003,532.26 1,094,083.22 1,206,927.16 1.324.106,32 Sumber : PDRB Kabupaten Lamongan
Angkutan &
7 Komunikasi 57,126.07 60,572.36 63,567.28 66,986.28 71.243,66 Salah satu tujuan jangka panjang pembangunan ekonomi diantaranya terjadinya pergeseran
Keuangan, struktur ekonomi dari sektor primer menuju ke sektor sekunder dan tersier. Kondisi yang
Persewaan & Jasa diharapkan adalah terjadinya proses transformasi dari masyarakat agraris menuju masyarakat
8 Pers 113,581.96 126,407.32 141,942.93 157,273.43 178.526,00 yang berorientasi budaya industri. Dari tabel 1.9 diatas bahwa selama 5 tahun terakhir kondisi

9 Jasa-jasa 421,082.77 427,903.02 453,251.13 473,142.67 430.974,87 sektor primer cenderung menurun yakni dari 45,24 % (tahun 2003) menjadi 39,12 % (tahun

Jumlah 3,537,722.65 3,695,793.74 3,883,701.79 4.092.014,30 4.328.739,32 2007). Sedangkan kontribusi sektor tersier cenderung meningkat yakni dari 44,87 % (tahun 2003)
menjadi 50,41 % (tahun 2007), penggerak utama sektor tersier adalah perdagangan, hotel dan
Sumber : PDRB Kabupaten Lamongan
restoran dengan kontribusi mencapai 26,65 % (tahun 2003) meningkat menjadi 32,64 % (tahun
2007).
Dilihat dari prosentase PDRB Kabupaten Lamongan atas dasar harga berlaku pada Tahun 2007
pada sektor pertanian lebih dominan sebesar 38,85 % angka ini menunjukkan penurunan dari
1.3.12 Perkembangan Fungsi Kawasan
Tahun 2003-2007, sedangkan sektor perdagangan dan jasa sebesar 44,02 % menunjukkan
1.3.12.1 Kawasan Permukiman
peningkatan mulai dari Tahun 2003-2007 dan didukung oleh sektor industri yang terus
Permukiman pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni kawasan permukiman
meningkat. Hal ini menunjukkan sektor pertanian akan terus menurun akibat dari
perkotaan yang dapat diindikasikan juga sebagai Ibukota Kecamatan. Wilayah ini di dominasi
perkembangan industri dan sektor pendukungnya seperti perdagangan dan jasa serta kegiatan
kegiatan yang difungsikan untuk kegiatan yang bersifat kekotaan dan merupakan orientasi
konstruksi yang membutuhkan lahan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

I - 23
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
pergerakan penduduk yang ada pada wilayah sekitarnya. Sedangkan kawasan permukiman Angka kepadatan penduduk yang relatif sedang, kondisi rumah umumnya kurang baik dan
pedesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh cenderung kumuh (dinding tidak permanen, lantai ubin dan tanah, atap genteng),
lahan pertanian, tegalan, perkebunan sebagian diantaranya memiliki aksesibilitas yang kurang, kepadatan bangunan sangat tinggi terutama yang berada disepanjang pesisir prasarana dan
jumlah sarana dan prasarana penunjang terbatas pada skala pelayanan lokal. sarana sangat terbatas, terutama yang berada diareal permukiman.
Untuk wilayah Kabupaten Lamongan berdasarkan tinjauan terhadap masterplan Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D), rencana Adapun wilayah kabupaten Lamongan berdasarkan empat tipologi tersebut dapat dilihat
pemukiman dibagi kedalam empat tipologi pemukiman. Tipologi ini dilihat berdasarkan pada tabel dibawah ini :
karakteristik perkembangan wilayah Kabupaten Lamongan. Adapun tipologi tersebut meliputi : Tabel 1.10 Tipologi Permukiman Kabupaten Lamongan
A. Kawasan pertanian/pegunungan, sebagian besar terdapat didaerah yang terletak NO TIPOLOGI KECAMATAN
dibagian selatan Kabupaten Lamongan. 1 Kawasan Mantup, Sukarame, Bluluk,
Kawasan ini tumbuh dan berkembang karena tuntutan lahan mata pencaharian. cirinya Pertanian/Pegunungan Ngimbang, Sambeng,
adalah bahwa masyarakat yang memiliki mata pencaharian sejenis dan tempat kerja yang Kembangbahu, Sugio,
berdekatan mengelompok membentuk sebuah kampung. Kedungpring, Modo, Tikung,
B. Kawasan perkotaan, sebagian besar terdapat didaerah yang terletak dekat dengan jalan Glagah, Karangbinangun,
utama kabupaten (bagian tengah Kabupaten Lamongan). Kalitengah, Karanggeneng,
Kawasan perkotaan ditandai dengan angka kepadatan penduduk yang relatif lebih tinggi dari Sekaran, Maduran, Laren,
kawasan lainnya, kondisi rumah umumnya sudah baik (dinding permanen, lantai Solokuro, Sarirejo.
ubin/keramik, atap genteng), kepadatan bengunan sedang hingga tinggi, prasarana dan 2 Kawasan Perkotaan Lamongan, Deket
sarana lengkap dan bahkan sebagai penyangga daerah sekitarnya. 3 Kawasan Potensial Babat, Sukodadi, Pucuk, Turi
Potensi terhadap pengembangan kawasan perumahan sangat besar, sedangkan lahan kosong 4 Kawasan Pesisir Brondong, Paciran
yang tersedia masih memungkinkan untuk pengembangan tersebut. Sumber : RP4D Kab Lamongan 2007
C. Kawasan potensial, terdapat pada daerah - daerah yang mempunyai kecenderungan
perkembangan yang pesat dan umumnya terletak pada posisi strategis. 1.3.12.2 Kawasan Pertanian
Kawasan ini berkembang/terbentuk karena potensi strategis kawasannya (terletak di Kawasan pertanian yang terdapat di Kabupaten Lamongan secara keseluruhan seluas 91.458,91
jaringan jalan utama (jalur utama) regional serta cepat berkembang. hal tersebut terlihat ha dengan rincian: pertanian lahan basah (sawah) seluas 79.320 ha dan pertanian lahan
dari angka pertumbuhan penduduk yang terus meningkat. Angka pertumbuhan penduduk kering/hortikultura (bukan sawah) seluas 12.138,91 ha. Dimana untuk kawasan jenis ini
yang relatif tinggi, kondisi rumah umumnya sudah baik (dinding permanen, lantai keberadaannya tersebar diseluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan. Kondisi tersebut
ubin/keramik, atap genteng), kepadatan bangunan sedang hingga tinggi, prasarana dan menggambarkan bahwa kawasan ini mampu menciptakan swasembada pangan terutama melalui
sarana dapat dikatakan cukup dan terus melengkapi. program-program yang ada yaitu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi serta
Potensi terhadap perkembangan kawasan perumahan sangat besar, sedangkan lahan kosong rehabilitasi dan tidak menutup kemungkinan pembukaan lahan-lahan baru yang diperuntukkan
yang tersedia masih memungkinkan untuk perkembangan tersebut. bagi pertanian daerah.
D. Kawasan pesisir, sebagian besar terdapat di daerah yang terletak di bagian Utara
Kabupaten Lamongan (Kawasan Pantai Utara).
Sesuai dengan namanya kawasan pantai/pesisir adalah kawasan yang terletak disepanjang
pantai/pesisir, dengan mata pencaharian utama pada sektor perikanan.

I - 24
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Tabel 1.11 Luas Pertanian Lahan Basah (Sawah) Jumlah Produksi (Ton)
No Kecamatan Cabe Tembakau Tembakau
NO URAIAN LUAS (ha) Jamu
Kenaf
Rakyat Tebu Kelapa Kapas Virginia JUMLAH
1 Sawah beririgasi teknis 14.730 12 Sukodadi - - - - - - - 0.00
13 Lamongan - - - - - - - 0.00
2 Sawah beririgasi setengah teknis 10.551
14 Tikung - - - - - - - 0.00
3 Sawah beririgasi sederhana 20.560 15 Sarirejo - - - - - - - 0.00
4 Sawah tadah hujan 33.479 16 Deket - - - - - - - 0.00
17 Glagah - - - - - - - 0.00
JUMLAH 79.320
18 Karangbinangun - - - - - - - 0.00
Sumber : LDA Kab Lamongan 2007 19 Turi - - - - - - - 0.00
20 Kalitengah - - - - - - - 0.00
21 Karanggeneng - - - - 7.67 - - 7.67
Tabel 1.12 Luas Pertanian Lahan Kering/Hortikultura (Bukan Sawah)
22 Sekaran - - - - - - - 0.00
NO URAIAN LUAS (ha) 23 Maduran - - - - - - - 0.00
1 Tegalan 9.941,91 24 Laren - 1,498 - - 2.87 - - 1,500.87

2 Ladang 2.197 25 Solokuro - - - - 9.03 - - 9.03


26 Paciran - - - - 28.95 - - 28.95
JUMLAH 12.138,91 27 Brondong - - - - 20.55 - - 20.55
Sumber : LDA Kabupaten Lamongan 2007 JUMLAH 321.24 1,498 5,309 15,436.496 162.15 160.41 19,879 40,947.06
Sumber : Lamongan Dalam Angka, 2007

1.3.12.3 Kawasan Perkebunan


1.3.12.4 Kawasan Peternakan
Kawasan perkebunan di Kabupaten Lamongan tersebar secara tidak merata pada setiap
Secara umum peternakan di Kabupaten Lamongan di kembangkan pada budidaya ternak besar
kecamatan, dengan luas lahan seluas 9.919,14 ha. Jenis komoditi perkebunan yang ada antara
dan kecil, penggemukan (fattening), unggas yaitu ayam ras, ayam buras, puyuh dan itik. Pada
lain adalah tanaman tebu, tembakau, kapas, kenaf, kelapa, jambu mete, siwalan dan cabe
budidaya ternak sapi Kabupaten Lamongan merupakan sentra unggulan pengembangan ternak
jamu. Agar nilai ekonomisnya menjadi lebih tinggi maka sebaiknya komoditi yang ada dapat
jenis sapi PO di kawasan Jawa Timur sedangkan ayam ras/pedaging dikembangkan melalui pola
ditingkatkan dan pengolahan diperhatikan karena perkebunan ini tidak ada pada setiap
kemitraan dan mandiri.
kecamatan.
Tabel 1.13 Jumlah Produksi Perkebunan Kabupaten Lamongan Tahun 2007
Populasi ternak pada Tahun 2007 di Kabupaten Lamongan dibandingkan dengan Tahun 2006
Jumlah Produksi (Ton) tidak mengalami perubahan jumlah baik dari ternak besar, sedang maupun kecil. Selanjutnya
No Kecamatan Cabe Tembakau Tembakau
Kenaf
Jamu Rakyat Tebu Kelapa Kapas Virginia JUMLAH tabel perkembangan populasi produksi ternak di Kabupaten Lamongan Tahun 2003 s/d 2007
1 Sukorame - - 1,092 - 5.35 - 1,665 2,762.35
tabel di bawah ini.
2 Bluluk - - 498 145.740 25.65 - 1,571 2,240.39
3 Ngimbang 3.20 - - 2,544.047 7.46 - 2,725 5,279.71
4 Sambeng - - 3,605 4,199.804 21.67 41.12 169 8,036.59
5 Mantup 152.19 - - 5,115.004 11.25 107.24 1,280 6,665.68
6 Kemangbahu - - - 2,741.376 5.40 11.76 - 2,758.54
7 Sugio 165.85 - - - 6.38 0.29 5,269 5,441.52
8 Kedungpring - - - 51.1 4.21 - 2,261 2,316.31
9 Modo - - 114 523.225 5.23 - 4,939 5,581.46
10 Babat - - - 116.2 0.48 - - 116.68
11 Pucuk - - - - - - - 0.00

I - 25
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Tabel 1.14 Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Lamongan Jenis produksi ternak di Kabupaten Lamongan di bedakan menjadi telur (Kg), susu (Ltr), daging
Tahun 2003 – 2007 (Ekor/Tahun) (Kg) dan kulit. Dimana, untuk jenis produksi daging merupakan hasil produksi dengan jumlah
tertinggi, begitupun dengan harga rata – rata jenis produksi daging memiliki harga rata – rata
Komponen 2003 2004 2005 2006 2007 yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis produksi lainnya.
Ternak Besar 43.103 41.980 39.456 40.997 42.444 Ayam pedaging merupakan jenis komoditi peternakan penghasil terbanyak di Kabupaten
Ternak Kecil 69.784 73.171 65.352 69.576 72.425 Lamongan dengan Jumlah produksi sebesar 8.675.294,40 Kg dengan harga rata – rata 20.000/Kg.
Unggas 1.361.812 1.367.328 952.122 1.105.908 1.353.838 kemudian disusul komoditi sapi dengan jumlah produksi sebesar 2.055.764,00 Kg dengan harga

Jumlah 1.474.699 1.482.479 1.056.930 1.216.481 1.468.708 rata – rata 45.000/Kg.

Sumber : Lamongan Dalam Angka 2007


1.3.12.5 Kawasan Perikanan

Tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa perkembangan populasi ternak di Kabupaten Kabupaten Lamongan merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang mempunyai potensi

Lamongan mengalami penurunan dan peningkatan, pada tahun 2004 populasi ternak mengalami sumber daya perikanan yang cukup besar yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

peningkatan sebanyak 7.780 ekor, namun pada Tahun 2005 terjadi penurunan sebanyak 20.632 Sentra perikanan budidaya berupa sawah tambak dengan luas 23.774,73 Ha tersebar di wilayah

ekor. Sedangkan Pada Tahun 2006 relatif stabil/tetap. tengah dan Lamongan dengan produk utamanya adalah Bandeng, Udang Vaname dan Nila.

Tabel 1.15 Produksi Ternak Kabupaten Lamongan Tahun 2007 Sedangkan Kabupaten Lamongan yang memiliki pantai sepanjang 47 Km mulai Weru Paciran

Harga rata - sampai dengan Desa Lohgung, memiliki 5 tempat pendaratan ikan yaitu Weru, Brondong,

Nomor Jenis Produksi Jumlah Produksi rata Komplek Kranji, Labuhan dan Lohgung dengan pusat pendaratan terbesar di TPI Brondong,

Telur (Kg) dengan total produksi secara keseluruhan 41.568,32 ton per tahun.
Permasalahan pokok yang dihadapi antara lain :
1 Ayam ras 133.429,68 12.000
• Rendahnya tingkat konsumsi ikan oleh masyarakat;
Ayam buras 266.438,76 20.000
• Kurang persediaan benih ikan untuk memenuhi potensi usaha pembudidayaan baik tambak,
Itik 227.892,60 19.000
sawah tambak maupun untuk penebaran di perairan umum;
Daging (Kg)
• Kurangnya persediaan air yang dapat mencukupi kebutuhan sepanjang tahun pengelolaan
Sapi 2.055.764,00 45.000
kegiatan usaha pembudidayaan ikan.
Kambing 202.725,00 57.000
Domba 161.362,00 57.000
2. Wilayah Kabupaten Lamongan yang mempunyai batas fisik langsung dengan garis pantai
Ayam petelur 18.171,90 19.000
merupakan lokasi yang berpotensi dapat diandalkan dalam perekonomian wilayah dalam hal
Ayam pedaging 8.675.294,40 20.000
pengembangan budidaya ikan dan pendapatan dalam sektor perikanan laut, dimana saat ini juga
Ayam buras 502.427,37 35.000
didukung oleh keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong yang mempunyai skala
Itik 339.740,00 34.000 pelayanan regional. Selain potensi perairan laut terdapat beberapa wilayah Kabupaten
3. Kulit sapi 339.740,00 11.500 Lamongan yang mempunyai potensi perairan tambak, dengan potensi andalannya berupa
Kulit 87.381,00 produksi bandeng dan udang. Sektor perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Lamongan
4. kambing/domba 11.500 memiliki potensi sumber daya manusia yang bekerja sebagai nelayan sebanyak 15.099 jiwa,
Sumber : Lamongan Dalam Angka 2007

I - 26
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
dengan didukung jumlah armada tangkap ± 5.487 unit perahu. Pembagian luasan lahan area Tabel 1.18 Alat Penangkap Ikan Menurut Jenisnya Kabupaten Lamongan Tahun 2007
budidaya perikanan menurut jenis budidayanya. PPI
Alat Brondong / Weru
Tabel 1.16 Produksi dan Nilai Perikanan Laut Menurut Pusat Pendaratan Ikan No Penangkap Ikan Labuhan Blimbing Kranji Komplek Lohgung Jumlah
Kabupaten Lamongan Tahun 2007 1 Purse seine 80 187 111 119 86 583
Nilai Produksi 2 Payang Besar - 1.878 72 - - 1.950
No PPI Produksi (Kg) (JutaRp) 3 Pancing Prawe 53 258 595 1.682 26 2.614
1 Lohgung 2.020.000,00 42.961,88 4 Payang Kecil 273 57 283 2.058 172 2.843
2 Labuhan 2.780.000,00 59.125,76 5 Gill Net 53 456 242 109 56 916
3 Brondong/Blimbing 20.691.325,80 311.580,01 6 Tramel Net - - 565 93 - 658
4 Kranji 1.427.000,00 30.349,80 7 Kencat - - - - - 0
5 Weru 14.650.000,00 440.068,41 8 Lain - lain 37 108 64 23 25 257
Sumber : Lamongan Dalam Angka, 2007 Jumlah 496 2.944 1.932 4.084 365 9.821
Sumber : Lamongan Dalam Angka, 2007
Tabel 1.17 Banyaknya Armada Penangkapan Ikan Menurut PPI dan Jenis Perahu Hubungan penggunaan alat tangkap dengan daerah penangkapan ikan sebagai berikut:
Kabupaten Lamongan Tahun 2007 • Gill net di Brondong beroperasi di perairan utara Brondong dengan hasil tangkapan ikan
Perahu Perahu Motor Tempel tongkol dan tengiri.
Tanpa • Payang di Brondong beroperasi di daerah penangkapan ikan disekitar P. Bawean dengan
No PPI Motor Besar Sedang Kecil Jumlah hasil tangkapan ikan Layang.
1 Lohgung 18 5 42 189 254 • Dogol beroperasi didaerah perairan utara Brondong, dengan hasil tangkapan ikan Teri
2 Labuhan 234 39 135 137 545 Nasi dan Teri Blinding.
3 Brondong/Blimbing 42 126 624 1.514 2.306 • Bagan tancap yang ada di daerah Kemantren melakukan kegiatan penangkapan ikan di
4 Kranji 272 45 210 243 770 perairan utara Kemantren yang berjarak 0,5 sampai 1 mil dari pantai. Ikan hasil
5 Weru 216 26 197 1.173 1.612 tangkapan ikan Teri Nasi dan Teri Blinding.
Jumlah 782 241 1.208 3.256 5.487 • Jaring klitik beroperasi di perairan utara Brondong, dengan hasil tangkapan ikan Petek.
Sumber : Lamongan Dalam Angka, 2007 • Prawe merupakan salah satu alat tangkap yang memiliki daerah penangkapan yang luas
jika dibandingkan dengan alat tangkap lainnya, dimana daerah penangkapan ada di utara
Pulau Bawean sampai perairan Masalembo, dengan hasil tangkapan berupa ikan Kakap
Merah (Bambangan), ikan tuna, Ikan Cucut dan ikan manyung.
• Jaring Pendem yang ditujukan untuk menangkap rajungan dan dapat pula mengahasilkan
tangkapan lain berupa cumi-cumi. Daerah penangkapannya mulai dari tanjung Awar-
awar sampai Ujung Pangkah.
• Cantrang yang ada di Kabupaten Lamongan ada dua jenis, yaitu cantrang harian dan
cantrang box, dimana perbedaan keduanya terletak pada lama trip dan daerah

I - 27
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
penangkapan, sehingga mempengaruhi terhadap jenis dan jumlah hasil tangkapan. Untuk 1.3.12.6 Kawasan Industri
cantrang harian daerah penangkapan di perairan utara madura dengan hasil tangkapan Kabupaten Lamongan memiliki beragam jenis Industri yang memiliki peranan penting dalam
ikan kapasan, cucut, kuniran, pari, Petek, Layur dan Beloso. Sedangkan cantrang Box mendukung perekonomian wilayah Kabupaten. Berdasarkan Masterplan Pengembangan Pantai
daerah penangkapannya berada di sekitar pulau Bawean dan perairan Masalembo dengan Utara Lamongan terdapat 4 kawasan industri yaitu Kawasan industri Sidomukti seluas 3.600 ha,
hasil tangkapan berupa ikan kakap Merah, Cucut, manyung, Kuniran, Golok, Pari, Petek Kawasan Industri Kandangsemangkon seluas 1.200 ha, Kawasan industri Sumberagung seluas 554
dan Bloso. ha, dan kawasan industri Sidokelar seluas 2.000 ha. Sedangkan untuk industri kecil tersebar di
• Purse Seine dominan berada di desa Kranji dan Brondong Daerah penangkapan purse hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Lamongan yang berupa home industri.
seine adalah sebelah selatan Pulau Bawean sampai daerah pengeboran minyak utara
Madura dengan hasil tangkapan ikan Layang, Selar, Tembang, Kembung, Tongkol dan 1.3.12.7 Kawasan Pariwisata
Tengiri. Kabupaten Lamongan memiliki banyak potensi pariwisata yang tersebar di beberapa wilayah
• Modifikasi payang atau dikenal dengan Mini Trawl dominan terdapat di Weru, daerah kecamatan, objek wisata di Kabupaten Lamongan terdiri dari Wisata Alam (Wisata Bahari
penangkapannya berada di Tanjung Awar-awar sampai pintu masuk alur pelayaran Lamongan, Waduk Gondang,Goa Maharani dan Zoo dan Sumber mata air Panas Tepanas),Wisata
menuju Tanjung Parak dengan hasil tangkapan Rajungan, Udang halus, dan Cumi-cumi Budaya (Monumen van Der Wijck, Makam Sunan Drajad, Makam Sendang Duwur, Makam Joko
besar. Tingkir, Makam Nyai Ratu Andongsari dan Desa Balun). dan Wisata Buatan (TPI di Wilayah
Pantura dan Sudetan Bengawan Solo). Selain itu juga terdapat Pusat Promosi dan Penjualan
Tabel 1.19 Hubungan Daerah Penangkapan dan Alat tangkap Produk Unggulan Kabupaten Lamongan, Produk Industri Kerajinan dan Makanan Khas.
terhadap Jenis Komoditi Hasil Tangkapan
No Daerah Penangkapan Alat Tangkap Hasil Tangkapan A. Obyek Wisata Budaya
Di Kabupaten Lamongan Obyek wisata budaya yang ada sangat banyak dan ini dapat
1 Perairan Utara Brondong Gill Net Dogol Tongkol, Tengiri Teri Nasi,
Jaring Klitik Teri Blinding Ikan Petek dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata, selain obyek ini dapat berupa artifak atau bangunan
peninggalan sejarah/benda purbakala dan kerajinan juga sebagai pengembangan ilmu
2 Perairan P. Bawean dan Payang Layang
Sekitarnya Purse Seine Layang, Selar, Tembang, pengetahuan. Obyek tersebut adalah sebagai berikut :
Kembung, Tongkol,
 Wisata bangunan peninggalan budaya :
Tengiri
3 Perairan Daerah Kemantren Bagan Tancap Teri Nasi, Teri Blinding  Monumen van Der Wijck di Kecamatan Brondong
4 Perairan P. Bawean-Masalembo Prawe Kakap Merah, Tuna, Cucut Pemerintah Belanda memberikan penghargaan kepada masyarakat Brondong berupa tugu
Dan Manyung
peringatan Monumen van Der Wijck, yang terletak di pelabuhan perikanan Nusantara
Cantrang Box
Kakap Merah, Tuna, Cucut, Brondong. Karena jasa para nelayan Brondong yang ikut memberikan pertolongan kepada
Manyung, Kuniran, Golok,
Kapal mewah milik perusahaan perkapalan Belanda, van der Wijck, yang tenggelam di
Pari, Petek, Bloso
sekitar perairan Brondong.
5 Tanjung Awar-awar – Ujung Jering Pendem Cumi-cumi
Pangkah Mini Trawl Rajungan, Udang Halus,
Cumi-cumi
6 Utara Madura Cantrang Harian Kapasan, Cucut, Manyung,
Kuniran, Golok, Pari, Petek,
Bloso
Sumber : Rencana Tata Ruang Laut dan Pesisir

I - 28
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
 makam Sunan Drajat di Kecamatan Paciran oleh masyarakat yang ditandai oleh adanya kegiatan ritual, baik oleh masyarakat desa
Sunan Drajat merupakan tokoh penyebar agama islam di Jawa dan termasuk salah satu 9 Cancing maupun Desa Blawi, berupa acara sedekah Bumi. Pada areal lahan 15x20m
wali. Sehingga untuk menghormati jasa – jasa Sunan Drajat dan juga dalam upaya terdapat dua makam kecil, tanpa tanda ataupun nisan bertulis, sehingga sulit diketahui
melestarikan benda – benda peninggalan bersejarah, di lokasi makam didirikan Museum kepastian situs tersebut.
Sunan Drajat. Makam Sunan Drajat telah ditetapkan sebagai tempat Wisata Ziarah oleh Di sekitar lokasi tersebut terdapat sendang yang diberi nama Sendang Sidowayah dengan
Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata. warna air yang selalu berwarna kuning tidak pernah jernih, disamping terdapat juga
sebuah sendang yang airnya selalu jernih dan dimanfaatkan sebagai sumber air bersih
bagi masyarakat sekitar.
 Desa Balun dI Kecamatan Turi
KOMPLEKS WISATA Desa Balun merupakan contoh desa dengan kerukunan umat beragama yang tinggi.
RELIGIUS SUNAN DRAJAT
(Sumber : Hasil Survey, 28- Agama yang ada di Desa Balun meliputi agama islam, kristen, katolik, dan hindu. Antar
08-2008, 17.44) sesama pemeluk saling menghormati dan menghargai, hal itu terbukti salah satunya bila
ada warga yang meninggal dunia dan beragama islam, penduduk agama lain ikut dalam
prosesi upacara penguburan kecuali menyolati jenazah. Selain itu apabila ada agama lain
sedang merayakan hari raya agamanya penganut yang lain tak segan untuk mengucapkan
selamat bagi yang merayakan.
 makam Sendang Duwur di Kecamatan Paciran
Sunan Sendang Duwur adalah gelar yang diberikan oleh Sunan Drajat kepada Raden Nur
Di Kabupaten Lamongan juga terdapat beberapa kearifan lokal terkait seni budaya, antara lain:
Rahmad, karena jasanya dalam menyebarkan Agama Islam. Sunan Sendang Duwur adalah
o Upacara Sanggring di Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan
seorang tokoh Kharismatik yang berpengaruh yang dapat disejajarkan dengan para Wali
Upacara sedekah bumi ini dilakukan untuk memperingati masuknya Ki Buyut Terik ke
Songo. Bangunan Makam Sendang Duwur berarsiktektur tinggi yang menggambarkan
wilayah Ngimbang. Ki Buyut Terik adalah salah satu prajurit Mataram yang mengembangkan
perpaduan antara kebudayaan Islam dan Hindu. Makam ini terletak di Desa Sendang
wilayah Ngimbang.
Duwur, kecamatan Paciran. Walaupun letak komplek makam berada di dataran yang
o Upacara Sedekah Bumi (Kaulan) di Desa Songowareng, Kecamatan Bluluk, Kabupaten
cukup tinggi, namun mudah dijangkau oleh kendaraan.
Lamongan
 Makam Joko Tingkir di Kecamatan Maduran
Upacara sedekah bumi terdapat acara ludruk dan tayub, serta pembuatan tumpeng raksasa.
Merupakan tempat tujuan wisata ritual objek wisata situs makam yang lebih dikenal
Upacara ini dilakukan pasca panen sebagai bentuk syukur pada Tuhan YME.
sebagai komplek makam mbah Anggungboyo, hal ini dilihat dari tulisan tangan pada
o Upacara sedekah bumi di Desa Dibee, Kecamatan Kalitengah, Kabupaten Lamongan.
Gapura makam.
Upacara sedekah bumi sebagai wujud syukur terhadap hasil pertanian dan diadakan pasca
Pada Komplek situs makam ini terdapat makam Mbah Anggungboyo yang bersebelahan
panen.
dengan makam isterinya bernama Putri Campa, sedangkan peninggalan lain yang
o Upacara Petik Laut di Kelurahan Brondong, Kecamatan Brondong
menyebut nama Joko Tingkir tidak ditemukan dilokasi tersebut, namun masyarakat
Dilakukan setiap bulan maret setelah angin barat dan berlokasi di Pelabuhan Brondong.
percaya bahwa Joko Tingkir adalah Anggungboyo.
Adapun acara dalam upacara petik laut ini adalah Wayangan dan Tayuban.
 Makam Nyai Ratu Andongsari di Dusun Cancing Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang.
Objek wisata situs makam ini lebih dikenal sebagai makam gunung ratu yang diyakini
sebagai ibu kandung Patih Gajah Mada dari Mojopahit. Lokasi ini termasuk dikeramatkan

I - 29
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
B. Obyek Wisata Alam sarana rekreasi, hiburan, pendidikan, pengetahuan kebaharian dan keterampilan dengan
 Waduk Gondang di Kecamatan Sugio berbagai sarana. Selain itu juga tersedia penginapan yang cukup representative bernama
Waduk Gondang terletak di Desa Gondang Lor dan Desa Deket Agung, kecamatan Sugio, Tanjung Kodok Beach Resort.
sekitar 19 Km ke arah barat kota Lamongan. Selain fungsi utamanya sebagai tempat irigasi
bagi persawahan dan pertambakan masyarakat Lamongan, waduk Gondang juga dijadikan
WISATA BAHARI
sebagai tempat objek Wisata. Tidak jauh dari waduk Gondang terdapat Makam Dewi LAMONGAN
Sekardadu, putri Adipati Blambangan yang diperistri oleh Kanjeng Maulana Iskak. (Sumber : Hasil
Survey,
Oleh masyarakat Gondang dan sekitarnya, Makam Dewi Sekardadu dikenal sebagai Makam 28-08-2008, 15.04)
Mbok Rondo Gondang sebagai ibu dari Sunan Giri. Makam yang terletak ditepi jalan sebelah
timur Waduk Gondang ini ditemukan pada Tahun 1911, yang kemudian dilakukan pemugaran
pada Tahun 1917.  Sumber air panas Puncakwangi di desa Puncakwangi
 Goa Maharani dan Zoo di Kecamatan Paciran Sumber air panas ini berada di Desa Puncakwangi. Dilihat dari luar, sepertinya kawasan ini
Goa Maharani merupakan salah satu keajaiban alam yang ditemukan secara tidak sengaja tidak memiliki tempat pariwisata. Karena tidak terdapat papan petunjuk yang bisa
oleh beberapa orang penggali phospat di daerah paciran. Goa yang menyimpan sejuta membantu wisatawan yang ingin berkunjung, aksesbilitas yang kurang seperti kondisi
keindahan yaitu berupa stalaktit dan stalakmit yang pada umumnya didalam goa tersebut perkerasan jalan yang rusak, dan yang paling penting kurangnya pengelolaan baik yang
terdapat banyak stalaktit berbentuk kristal – kristal yang sangat indah. Goa ini berada pada dilakukan oleh PEMDA setempat beserta masyarakat yang ada di desa tersebut sehingga
kedalaman 25 meter dari permukaan tanah dengan rongga goa seluas 2.500 m2. Ahli membuat kawasan wisata ini tidak berkembang.
pergoaan internasional menilai bahwa stalaktit dan stalakmit di Goa Maharani masih hidup
dan terus tumbuh. C. Obyek Wisata Buatan
 TPI di Wilayah Pantura
Di wilayah Pantura terdapat beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yaitu TPI Weru, TPI
Kranji, TPI Brondong, TPI Labuhan dan TPI Lohgung. TPI Kranji merupakan kawasan
PINTU MASUK KAWASAN
MAHARANI ZOO DAN GOA perikanan yang berada di kawasan Pantura Lamongan yang lokasinya berada di Desa Kranji.
(Sumber : Hasil Survey, 28- TPI Kranji merupakan salah satu sarana pemasaran hasil laut segar dan hasil laut olahan
08-2008, 15.10)
berupa ikan kering dengan 3 unit usaha yang menyerap 30 orang tenaga kerja serta krupuk
ikan dengan 7 unit usaha yang menyerap 22 tenaga kerja, bagi nelayan di kawasan pantura
Lamongan. TPI Kranji memiliki kapasitas/daya tampung sebesar 25-30 ton. Jumlah
 Wisata Bahari Lamongan (WBL) kunjungan TPI Kranji berupa kapal porsaine perhari rata – rata 10-12 kapal, sedangkan kapal
Wisata Bahari Lamongan (WBL) hadir dengan segala aspek – aspek nature (alam), culture kecil sebanyak 20-30 kapal.
(budaya) dan architecture (arsitek) yang bernuansa global dengan tetap mempertahankan TPI Brondong merupakan pusat pendaratan ikan di Kabupaten Lamongan yang terletak di
ciri khas lokal. WBL sebagai penyeimbang wahana wisata yang telah ada sebelumnya, yaitu Kawasan Pelabuhan Perikanan Nusa Brondong yang memiliki Potensi perikanan laut dengan
Tanjung Kodok dan Goa Maharani yang terletak di pesisir bagian utara Pulau Jawa tepatnya produksi perikanan laut tertinggi di Jawa Timur, dengan kunjungan kapal nelayan ± 2.000
di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. kapal/bulan dengan hasil tangkapan nelayan ± 100 ton/hari dengan hasil berbagai jenis ikan
Kawasan WBL menempati lokasi seluas 17 Ha. Lokasi seluas itu, dilengkapi dengan berbagai antara lain : Dorang, Kerapu, Bawal, Bambangan, Tengiri, Cumi-cumi dan ikan lainnya.
fasilitas yang lengkap, termasuk masjid yang berasiktektur Timur Tengah. WBL merupakan

I - 30
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Hampir sebagian besar pemasarannya berupa ikan segar untuk pasar lokal dan eksport,
selain itu juga ikan hasil tangkapan nelayan ada juga yang diolah menjadi produk olahan
seperti ikan asin, krupuk ikan, terasi dan petis.
Pada Kawasan TPI Brondong juga dapat dinikmati pemandangan aktifitas bongkar muat hasil
tangkapan nelayan bebekalan, proses pelelangan ikan serta pengepakan ikan.

SUASANA TEMPAT
PELELANGAN IKAN
DI PELABUHAN
BRONDONG
(Sumber : Hasil
Survey,

 Sudetan Bengawan Solo (Floodway)


Merupakan bendungan gerak dengan system kerja memotong aliran air dari hulu yang
menuju kelaut dengan debit air yang tetap. System ini bertujuan untuk mengaliri sawah
penduduk dan mengatur air agar debitnya tetap sehingga dapat mengurangi resiko banjir.

PELABUHAN SEDAYU LAWAS DI KECAMATAN SUASANA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN


BRONDONG. SEDAYU LAWAS.
(Sumber : Hasil Survey, 28-08-2008, 17.05) (Sumber : Hasil Survey, 28-08-2008, 17.03)

I - 31
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
1.3.12.8 Kawasan Pertambangan B. Kawasan Strategis Kepentingan Sosial dan Budaya
Pertambangan merupakan upaya untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan melakukan Merupakan kawasan pelestarian, pengembangan adat-istiadat dan perlindungan terhadap
kegiatan mulai dengan pencarian dan pembuktian, penggalian dan pengelolaan sampai ke keanekaragaman budaya, serta perlindungan terhadap aset daerah.
pemasaran untuk digunakan dalam industri selanjutnya. Kawasan pertambangan sebagaimana Adanya beberapa wilayah di Kabupaten Lamongan yang memerlukan perlindungan dan
dimaksud meliputi : kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan batuan serta pengamanan di dalam dan sekitar bangunan bernilai sejarah, situs dan kawasan dengan
kawasan peruntukan minyak dan gas bumi. Kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan bentukan geologi tertentu.
logam dan batuan yang ada merupakan kawasan pertambangan batuan yang berupa batu kapur C. Kawasan Strategis Kepentingan Penyelamatan Lingkungan Hidup
atau dolomit terdapat di Kecamatan Paciran, Brondong, Solokuro , Babat, Sugio, Ngimbang, Merupakan kawasan perlindungan keanekaragaman hayati baik ekosistem, flora, fauna
Sambeng dan Mantup. maupun tata guna air yang akan menentukan perubahan rona alam dan berdampak luas
Kawasan minyak dan gas bumi merupakan kawasan pertambangan terdapat di Desa terhadap keberlangsungan kehidupan.
Balongwangi, Kecamatan Tikung yaitu Sumur Minyak Gondang I yang dieksplorasi pada Desember Pengamanan terhadap kawasan penyelamatan lingkungan hidup, sehingga fungsinya masih
1991. dapat bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Lamongan.

1.3.12.9 Kawasan Hutan


Luas kawasan hutan di Kabupaten Lamongan seluas 33.717,30 Ha atau sekitar 18,60 % dari luas
wilayah Kabupaten Lamongan seluas 181.280 Ha. Jika dilihat dari fungsinya sebagian besar dari
kawasan hutan merupakan hutan produksi seluas 33.464 Ha dan hutan lindung seluas 252,9 Ha.
Kerusakan kawasan hutan yang terjadi akan mengakibatkan makin meluasnya lahan kritis,
berkurang atau hilangnya sumber air, terjadi erosi dan pendangkalan aliran sungai yang sampai
saat ini belum diatasi. Selain hutan produksi dan hutan lindung di Kabupaten Lamongan juga
terdapat kawasan hutan rakyat seluas 7.098,1 ha.

1.3.12.10 Kawasan Strategis Kabupaten


Merupakan kawasan yang potensial mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
Kabupaten karena mempunyai pengaruh sangat penting terhadap ekonomi, sosial, budaya
dan/atau lingkungan. Adapun kawasan strategis tersebut dibagi menjadi :
A. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis ekonomi merupakan kawasan yang memiliki potensi ekonomi cepat
tumbuh dan memiliki sektor unggulan serta potensi eksport yang dapat menggerakkan
pertumbuhan sekonomi daerah dengan didukung keberadaan jaringan prasarana dan
fasilitas penunjang kegiatan ekonomi.
Dalam hal ini Kabupaten Lamongan mempunyai kawasan strategis di wilayah pantura
berupa kawasan industri, wilayah selatan berupa agropolitan, serta kawasan perdagangan
dan jasa.

I - 32
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
1.3.13 Penggunaan Lahan 1.4 Azas, Tujuan dan Sasaran
Pola penggunaan lahan yang ada di suatu daerah merupakan suatu ruangan hasil gabungan Penyusunan Rencana Tata Ruang disusun atas dasar asas :
aktivitas manusia, sesuai dengan tingkat teknologi, jenis usaha, kondisi fisik, jumlah penduduk, 1. Keterpaduan;
serta ketersediaan lahan yang ada di suatu wilayah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Peta 2. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan;
1.11 Penggunaan Lahan Kabupaten lamongan 2008. 3. Keberlanjutan;
Sebagai pusat regional, Kabupaten Lamongan dikembangkan sesuai dengan fungsinya, yaitu 4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
sebagai: 5. Keterbukaan;
 Pusat pemasaran dan perdagangan regional 6. Kebersamaan dan kemitraan;
 Pusat perhubungan/transportasi 7. Perlindungan kepentingan umum;
 Pusat kegiatan industri 8. Kepastian hukum dan keadilan; serta
 Pusat kegiatan pariwisata (akomodasi pendukung kegiatan pariwisata) 9. Akuntabilitas.
 Pusat pelayanan sosial (pendidikan, kesehatan, peribadatan).
Penggunaan lahan di Kabupaten Lamongan terbagi menjadi 2 macam, yaitu: lahan sawah dan Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang
lahan non sawah. Lahan sawah ini terbagi menjadi lahan sawah tadah hujan, sawah teknis. aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan
Sedangkan lahan non sawah ini terdiri dari perkampungan, industri, pertambangan, hutan nasional dengan :
(tanah bakau), perairan (darat dan tambak), tanah terbuka, jalan, sungai/saluran irigasi, dan 1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
lain-lain. 2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
Pengembangan fungsi-fungsi lahan di Kabupaten Lamongan diatas diharapkan dapat mendukung dengan memperhatikan sumber daya manusia;
pengembangan sektor sub sektor perikanan, industri, dan pertanian tanaman pangan. Selain itu 3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
fungsi kota tersebut diharapkan dapat menunjang pengembangan kawasan yang diarahkan pada lingkungan akibat pemanfaatan ruang; serta
peningkatan efisiensi dan produktifitas sektor unggulan yang berupa pembangunan industri dan 4. Mendayagunakan produk tata ruang sebagai alat penataan, penyusunan program
pertanian. pembangunan dan pengendalian secara optimal.
Tabel 1.20 Tutupan Lahan Kabupaten Lamongan Tahun 2011
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Selanjutnya tujuan dari perencanaan tata ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan ruang
1 Permukiman 13.030,00 wilayah kabupaten yang memenuhi kebutuhan pembangunan dengan senantiasa berwawasan
2 Sawah irigasi 45.841,00 lingkungan, efisien dalam alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam
3 Sawah Tadah Hujan 33.479,00
penyusunan program pembangunan untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari
4 Perkebunan 9.919,14
5 Hutan 33.717,30 Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan ini sendiri adalah untuk :
6 Hutan Rakyat 7.098,1 1. Menyiapkan perwujudan dengan melaksanakan dan mengakomodasi program-program
7 Tambak 1.380,05 pembangunan;
8 Sungai 8.760,00 2. Mendayagunakan produk tata ruang sebagai alat penataan, penyusunan program
9 Waduk 8.719,50
pembangunan dan pengendalian secara optimal;
10 Tegalan/ Ladang 12.138,91
11 Pertambangan 1.200,00 3. Pengembangan investasi melalui delegasi dan kepastian hukum;
12 Peruntukkan lainnya 5.997,00 4. Mendorong perkembangan wilayah melalui kemudahan investasi.
JUMLAH 181.280,00
*Sumber data : kondisi eksisting Tahun 2011

I - 33
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Sedangkan sasaran dari kegiatan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Lamongan
adalah:
1. Teridentifikasinya perkembangan dan kondisi tata ruang saat ini;
2. Tersusunnya kembali RTRW Kabupaten Lamongan yang baru untuk waktu 20 (duapuluh)
Tahun ke depan, sesuai dengan sasaran perencanaan tata ruang wilayah kabupaten, yaitu :
a. Terkendalinya pembangunan di wilayah kabupaten baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat;
b. Terciptanya keserasian antara kawasan lindung dan kawasan budidaya;
c. Tersusunnya rencana dan keterpaduan program-program pembangunan di wilayah
kabupaten;
d. Terdorongnya minat investasi masyarakat dan dunia usaha di wilayah kabupaten;
e. Terkoordinasinya pembangunan antar wilayah dan antar sektor pembangunan.

I - 34
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
I - 35
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
1.5 Isu Strategis Kabupaten Lamongan
1.6 Visi dan Misi Penataan Ruang
Ada beberapa isu strategis terkait dengan Kabupaten Lamongan, yang sangat mempengaruhi
Penataan ruang merupakan matra ruang program pembangunan Kabupaten Lamongan, sehingga
terhadap kebijakan struktur dan pola ruang yang akan dicapai di masa yang akan datang,
harus terdapat sinkronisasi antara program pembangunan yang telah dicanangkan dalam
meliputi :
RPJP/RPJM Kabupaten Lamongan, maupun berbagai program sektor terkait. Salah satu hal
● Pengembangan Jalan Tol Manyar – Paciran – Tuban (lewat Pantura)
terkait dengan penataan ruang Kabupaten Lamongan harus mencakup upaya terkait
● Pengembangan angkutan masal cepat di wilayah perkotaan meliputi pengembangan
pertumbuhan wilayah, pengurangan kesenjangan internal antar wilayah terutama bagi wilayah
angkutan masal cepat di wilayah Gerbangkertosusila (GKS) termasuk Kab. Lamongan;
yang memiliki beberapa kantong kemiskinan, mendorong peningkatan kualitas lingkungan hidup
● Pembangunan Lamongan Shorebase ( LS) dan Kawasan Kemaritiman;
serta peningkatan kualitas SDM di berbagai bidang termasuk upaya pengurangan kemiskinan dan
● Pengembangan Kawasan Agroindustri Gelang Utara (Gresik – Lamongan);
pengangguran.
● Pengembangan Kawasan Kerjasama Regional Segitiga Emas Pertumbuhan Tuban –
Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut maka Visi penataan ruang wilayah Kabupaten
Lamongan – Bojonegoro;
Lamongan adalah : Terwujudnya Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan sebagai
● Pengembangan Prasarana Utama Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong;
kawasan pengembangan Pertanian, Industri dan Pariwisata.
● Pengembangan jalur KA ganda Surabaya – Lamongan – Bojonegoro;
Sedangkan Misi penataan ruang wilayah Kabupaten Lamongan adalah :
● Peningkatan pengoperasian KA Komuter SULAM (Surabaya – Lamongan) menjadi SULAMBA
1. Mewujudkan struktur ruang yang seimbang guna mendorong pertumbuhan wilayah
(Surabaya – Lamongan – Babat);
sekaligus mengurangi kesenjangan antar wilayah;
● Pengembangan kawasan pelabuhan ASDP;
2. Mewujudkan pola ruang yang selaras dan berkelanjutan;
● Lamongan adalah salah satu kota di Jawa Timur yang ternyata “menyimpan” beragam
3. Mewujudkan terciptanya kepastian hukum dalam kegiatan usaha sesuai rencana tata ruang
objek wisata dan menjadi salah satu andalan Jawa Timur, di antaranya adalah Wisata
serta mendorong peluang investasi produktif; serta
Bahari Lamongan (WBL) objek wisata Goa Maharani dan Zoo, Makam Sunan Drajad,
4. Mewujudkan penyediaan sarana dan prasarana di perkotaan dan perdesaan untuk
Makam Sendang Duwur dan TPI di Pantura);
peningkatan kualitas SDM yang lebih prduktif dan mandiri serta berdaya-saing tinggi.
● Pengembangan Agropolitan di wilayah selatan;
● Di Jawa Timur, Kabupaten Lamongan merupakan salah satu Kabupaten yang kondusif
untuk berinvestasi;
● Penanganan Banjir perlu dilakukan perbaikan dan pengelolaan sungai Bengawan Solo,
sepanjang 273 Km (Waduk Gajah Mungkur - Gresik) guna peningkatan kapasitas aliran,
perbaikan alur sungai serta perbaikan sistem drainase;
● Pengembangan Kawasan strategis yaitu Kawasan East Java Industrial Integreted Zone
(EJIIZ) sebagai kawasan yang memiliki sistem legal, administrasi dan jaringan jalan,
pelabuhan internasional laut dan udara, kawasan berikat, ekspor prosesing zone,
kawasan industri serta cargo yang dikelola secara terintegrasi. Kawasan EJIIZ ini selain
terdapat di Kabupaten Pasuruan juga terdapat di Kabupaten Tuban, Kabupaten
Lamongan, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten
Bangkalan.

I - 36
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
I - 37
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Tabel 1.21
Kajian Cepat KLHS Kabupaten Lamongan

ISU STRATEGIS/ RENCANA PENGARUH


NO LOKASI ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI
PENGEMBANGAN POSITIF NEGATIF
1. Pengembangan komoditi Kecamatan Brondong meningkatkan adanya ego sektoral mengamankan kawasan Pengembangan terumbu karang
perikanan dan Kecamatan produktivitas, dalam penanganan perlindungan setempat buatan
Paciran pengolahan hasil permasalahan di dengan mempertahankan Peningkatan kegiatan perikanan
perikanan dan area pantai dan ekosistem pantai yang di lokasi sempadan pantai untuk
melakukan upaya sekitarnya meliputi hutan mangrove, pengembangan perikanan
eksport; terumbu karang, dan
mengembangkan estuaria;
kawasan minapolitan;
meningkatkan kualitas
ekosistem pesisir untuk
menjaga mata rantai
perikanan laut.
2. Pengembangan kawasan Kecamatan Brondong Meningkatnya Adanya limbah Penyediaan pengolahan Pengembangan sentra industri
strategis ekonomi di wilayah dan Kecamatan perekonomian industri dan limbah terhadap sentra diharapakan diserti pula dengan
pantura. Paciran masyarakat kerusakan ekosistem industri penyediaan sistem pengolahan
Menambah lahan pantai Peningkatan kapasitas daya limbah yang berfungsi untuk
pekerjaan baru Volume sampah tampung TPA mereduksi pencemaran.
sehingga diharapkan yang meningkat Penyediaan sistem pengolahan
tingkat pengangguran tersebut diupayakan terdapat
menurun pada masing-masing sentra
industri secara komunal
menangani dan mengelola
limbah yang dihasilkan industri
dengan penyediaan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL),
baik secara individual maupun
komunal;

Kecamatan Brondong adanya kebijakan adanya ego sektoral mengamankan kawasan pembatasan perluasan kegiatan
dan Kecamatan program secara terpadu dalam penanganan perlindungan setempat pada kawasan yang telah
Paciran guna mengatasi permasalahan di sepanjang pantai dengan ditetapkan sebagai kawasan
permasalahan di area area pantai dan mempertahankan ekosistem perlindungan setempat.
pantai dan sekitarnya sekitarnya pantai yang meliputi hutan Pembuatan tanggul untuk
mangrove, terumbu karang, mencegah terjadinya kerusakan
dan estuaria; karena adanya gelombang
membatasi pengembangan pasang.
kawasan fungsional yang Budidaya terumbu karang
meliputi kawasan pariwisata, Peningkatan kegiatan perikanan
pelabuhan, dan permukiman di lokasi sempadan pantai
di sempadan pantai dengan Pelestarian hutan bakau
memperhatikan kaidah Pengembangan kegiatan pantai
lingkungan dan ekosistem yang menyatu dengan
pesisir; pengembangan prospek

I - 38
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
ISU STRATEGIS/ RENCANA PENGARUH
NO LOKASI ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI
PENGEMBANGAN POSITIF NEGATIF
pengelolaan perikanan dan
pariwisata sangat mendukung
pengembangan kegiatan
kawasan.
3. Pengembangan jaringan Jalan Manyar – Paciran - Meningkatkan Polusi udara dan Penanaman vegetasi untuk Pada pengembangan jaringan
Tol Tuban aksesbilitas dari dan suara mereduksi polusi jalan dilakukan juga pemberian
menuju Kabupaten Berkurangnya lahan Penyediaan RTH vegetasi pada kiri kanan jalan
Lamongan resapan untuk mengurangi dampak polusi
Meningkatkan suara dan udara.
aksesbilitas untuk Perlu penyediaan jalur hijau dan
perkembangan industry pulau-pulau jalan untuk
dan ekonomi wilayah menambah kawasan RTH.
pantai utara Penyediaan studi kelayakan dan
AMDAL dalam proses
pengembangan
4. Pengembangan kereta api Surabaya – Lamongan - Sebagai salah satu Penurunan jumlah Peningkatan sarana dan Penyediaan studi kelayakan
komuter Babat alternatif moda pengguna angkutan prasarana stasiun dalam proses pengembangan
angkutan darat (AKDP)
5. Pengembangan jalur kereta Surabaya – Lamongan - Sebagai salah satu Penurunan jumlah Peningkatan sarana dan Penyediaan studi kelayakan
apai ganda Bojonegoro alternatif moda pengguna angkutan prasarana stasiun dalam proses pengembangan
angkutan darat (AKDP)
Meningkatkan akses
bagi penumpang dan
barang
6. Pengembangan Pelabuhan Kecamatan Brondong Meningkatkan Rusaknya ekosistem Menjaga kelestarian Penyediaan studi kelayakan dan
dan Kecamatan aksesbilitas menuju laut pada sekitar ekosistem laut dengan AMDAL dalam proses
Paciran luar wilayah kabupaten wilayah pelabuhan melakukan delineasi pengembangan
Lamongan melalui jalur terhadap kawasan
laut pengembangan
Menyusun dan menetapkan
Daerah Lingkungan Kerja
Pelabuhan (DLKR) dan
Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan
(DLKP)
7. Lamongan adalah salah satu Kabupaten Lamongan Meningkatkan Terganggunya fungsi Delineasi kawasan antara Pembatasan pengembangan
Kabupaten di Jawa Timur yang perekonomian lindung yang ada di kawasan lindung dan pariwisata pada kawasan yang
mempunyai beragam obyek masyarakat sekitar wilayah sekitar kawasan wisata sehingga dikhawatirkan akan merusak
wisata dan menjadi salah satu Meningkatkan PAD. kawasan wisata pengembangan kawasan ekosistem kawasan lindung
andalan Jawa Timur. Mengurangi tingkat wisata tidak mengganggu mengembangkan obyek wisata
pengangguran fungsi lindung andalan prioritas dengan
mengkaitkan kalender wisata
dalam skala nasional dan
meningkatkan promosi wisata;
8. Pengembangan Jalan Kabupaten Lamongan Meningkatkan Polusi udara dan Penanaman vegetasi untuk Pada pengembangan jaringan
lingkar/alternatif aksesbilitas dari dan suara mereduksi polusi jalan dilakukan juga pemberian
menuju Kabupaten Berkurangnya lahan Penyediaan RTH vegetasi pada kiri kanan jalan
Lamongan resapan untuk mengurangi dampak polusi

I - 39
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN
ISU STRATEGIS/ RENCANA PENGARUH
NO LOKASI ALTERNATIF MITIGASI REKOMENDASI
PENGEMBANGAN POSITIF NEGATIF
Mereduksi kemacetan suara dan udara.
di wilayah Kabupaten Perlu penyediaan jalur hijau dan
Lamongan pulau-pulau jalan untuk
menambah kawasan RTH.
Penyediaan studi kelayakan dan
AMDAL dalam proses
pengembangan
9 Pemanfaatan DAS Bengawan Kecamatan Babat, Dapat meningkatkan Biaya pemeliharaan membatasi pengembangan Pemanfaatan yang dilarang
Solo untuk kegiatan irigasi dan Sekaran, Maduran, perekonomian yang tinggi kawasan terbangun pada Misalnya saja pada kawasan
air baku Laren, Karanggeneng, masyarakat Lamongan Meningkatnya kawasan rawan bencana sempadan sungai, tidak
Kalitengah, Glagah dan Tersedianya air baku sedimentasi banjir dan gelombang diperbolehkan adanya
Karangbinangun pasang; pembangunan terutama
konservasi tanah dan air di permukiman penduduk. Karena
daerah pengaliran sungai keberadaannya sangat
(DPS) hulu untuk menekan mengganggu estetika lahan dan
besarnya aliran permukaan akan menimbulkan bencana
dan mengendalikan besarnya apabila tidak diperhatikan
debit puncak banjir serta kegiatan yang berjalan di
pengendalian erosi untuk dalamnya.
mengurangi pendangkalan di menyediakan jalur-jalur evakuasi
dasar sungai; dan bencana dengan menyiapkan
menata ruang dan rekayasa peta daerah rawan banjir
di daerah pengaliran sungai dilengkapi dengan rute
hulu sehingga pemanfaatan pengungsian, lokasi pengungsian
lahan tidak merusak kondisi sementara, dan lokasi pos
hidrologi daerah aliran pengamat ketinggian muka air di
sungai (DAS) dan tidak sungai penyebab banjir;
memperbesar masalah banjir
dengan program percepatan
rehabilitasi hutan dan lahan;

I - 40
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN
1.7 Pengertian dan Ruang Lingkup 16. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola
1.7.1 Pengertian ruang yang meliputi penyusunan pan penetapan rencana tata ruang.
Pengertian-pengertian yang digunakan dan berkaitan dengan penyusunan Revisi Rencana Tata 17. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai
Ruang di Wilayah Kabupaten Tuban sebagai berikut : dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang pembiayaannya.
memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud 18. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Daerah adalah Kabupaten Lamongan. 19. Rencana tata ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
3. Kepala Daerah adalah Bupati Lamongan. 20. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan yang selanjutnya disingkat RTRW
4. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah sebagai unsur Kabupaten adalah hasil perencanaan tata ruang wilayah Kabupaten Lamongan.
penyelenggara Pemerintah Daerah. 21. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamongan fungsional.
6. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang laut dan ruang udara termasuk 22. Wilayah Kabupaten adalah seluruh Wilayah Kabupaten Lamongan yang meliputi ruang
ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain daratan, ruang laut dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi berdasarkan Peraturan
hidup, melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Per Undang-Undangan yang berlaku.
7. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. 23. Sistem wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan
8. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan pada tingkat wilayah.
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara 24. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya.
hierarki memiliki hubungan fungsional. 25. Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
9. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan.
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. 26. Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
10. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
dan pengendalian pemanfaatan ruang. sumberdaya buatan.
11. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, 27. Kawasan perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk
pelaksanaan dan pengawasan penataan ruang. pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
12. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam penataan ruang. 28. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
13. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
14. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui 29. Kawasan agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada
pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam
ruang. tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan
15. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.
diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

I - 41
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN
30. Kawasan Minapolitan adalah kawasan yang terdiri dari atas satu atau lebih pusat kegiatan 41. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah
pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian (perikanan) dan pengelolaan untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan 42. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem ekosistem berupa hamparan lahan berisi
hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis. sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
31. Kawasan Gerbangkertosusila adalah Kawasan Strategis Nasional (PKN) dari aspek ekonomi lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
yang meliputi Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota 43. Hutan Negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.
Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan. Beserta rencana 44. Hutan Rakyat adalah hutan yang tumbuh, ditanam dan dikelola di atas tanah yang dibebani
wilayah pengembangannya Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Jombang, hak milik atau pun hak lainnya dan arealnya berada di luar kawasan hutan negara. Hutan
Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Rakyat dapat dimiliki oleh orang baik sendiri maupun bersama orang lain atau badan
Sumenep; hukum.
32. Pusat Kegiatan Nasional selanjutnya disebut PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi 45. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
untuk melayani kegitan skala internasional, nasional atau beberapa Provinsi. hutan.
33. Pusat Kegiatan Lokal selanjutnya disebut PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi 46. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
untuk melayani kegiatan skala Kabupaten atau beberapa Kecamatan. sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan
34. Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan selanjutnya disebut PKLp adalah kawasan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah.
perkotaan yang di promosikan untuk melayani kegiatan skala Kabupaten atau beberapa 47. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi
Kecamatan. pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.
35. Pusat Pelayanan Kawasan selanjutnya disebut PPK merupakan kawasan perkotaan yang 48. Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam
berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kecamatan atau beberapa desa. bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
36. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat KSN adalah wilayah yang penataan penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.Ruang terbuka
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.
terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya 49. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
37. Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disingkat KSP adalah wilayah yang penataan alamiah maupun yang sengaja ditanam.
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Provinsi 50. Izin pemanfaatan ruang adalah izin yang dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang
terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
38. Kawasan Strategis Kabupaten yang selanjutnya disingkat KSK adalah wilayah yang penataan 51. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup 52. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam bidang
Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan. penataan ruang.
39. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disingkat DAS adalah suatu wilayah daratan yang 53. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat,
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi korporas, dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam penyelenggaraan
menampung menyimpan, dan mengalirkan air berasal dari curah hujan ke danau atau ke penataan ruang.
laut secara alami, yang batas perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. 54. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyrakat dalam perencanaan tata ruang,
40. Waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan. pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

I - 42
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN
55. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disingkat BKPRD adalah badan 1.7.4 Waktu Perencanaan
bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang – undang Nomor 26 Waktu perencanaan dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Kabupaten Lamongan dan mempunyai fungsi Lamongan yaitu selama kurun waktu 20 Tahun, yang dibagi dalam 5 Tahunan, yaitu :
membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
Tahap I : 2011 - 2016
1.7.2 Lingkup Ruang Tahap II : 2017 – 2021
Lingkup ruang atau lokasi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Lamongan meliputi seluruh Tahap III : 2022 - 2026
wilayah Kabupaten Lamongan, dengan batas-batas yaitu : Tahap IV : 2027 – 2031

Sebelah Utara : Laut Jawa


Sebelah Timur : Kabupaten Gresik
Sebelah Selatan : Kabupaten Jombang dan Mojokerto
Sebelah Barat : Kabupaten Bojonegoro dan Tuban

Secara administrasi wilayah perencanaan terdiri atas 27 kecamatan dengan jumlah


desa/kelurahan sebanyak 474 desa/kelurahan (462 desa dan 12 kelurahan). Jumlah dusun
sebanyak 1.486 dusun dan Rukun Tetangga (RT) sebanyak 6.843 RT. Dengan Luas wilayah
keseluruhan adalah 181.280 Ha.
Wilayah Kabupaten Lamongan meliputi Kecamatan Sukorame, Bluluk, Ngimbang, Sambeng,
Mantup, Kembangbahu, Sugio, Kedungpring, Modo, Babat, Pucuk, Sukodadi, Lamongan, Tikung,
Sarirejo, Deket, Glagah, Karangbinangun, Turi, Kalitengah, Karanggeneng, Sekaran, Maduran,
Laren, Solokuro, Paciran dan Brondong.

1.7.3 Lingkup Kegiatan


Lingkup kegiatan yakni materi yang akan dikaji atau output yang akan dihasilkan dari
Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Lamongan, yang sesuai dengan
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 dan ditindaklanjuti dengan Permen PU Nomor 16 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, meliputi :
1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. Rencana struktur ruang wilayah kabupaten;
3. Rencana pola ruang wilayah kabupaten;
4. Penetapan kawasan strategis kabupaten;
5. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten; serta
6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

I - 43
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN
1.8 Sistematika Penyajian BAB VIII KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN
Sistematika penyajian dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten LAMONGAN
Lamongan adalah sebagai berikut: Pada bab ini berisikan tentang pengendalian pemanfaatan ruang melalui pengaturan
BAB I PENDAHULUAN zonasi; ketentuan perizinan yang berisikan izin lokasi dan izin peruntukan
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang; rumusan masalah; azas; tujuan dan penggunaan tanah (IPPT); ketentuan insentif dan disinsentif; serta arahan sanksi.
sasaran; Visi Misi; ruang lingkup; ketentuan umum; dasar hukum; dan sistematika BAB IX HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
penyajian. Bab ini berisikan tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang;
BAB II POTENSI, MASALAH DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH sanksi administratif yang diberikan jika ada pelanggaran serta partisipasi / peran
Pada bab ini menggambarkan potensi, masalah dan prospek sesuai dengan kondisi serta masyarakat.
yang ada, yang nantinya akan digunakan untuk mengisi bagian strategi. BAB X PENUTUP
BAB III KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari Laporan Rencana kegiatan Penyusunan
Pada bab ini berisikan tentang strategi-strategi yang digunakan untuk mencapai Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Lamongan sebagai arahan
rencana pengembangan sesuai dengan prospek pengembangan di Kabupaten pengembangan pada masa yang akan datang, serta rekomendasi yang seharusnya
Lamongan. dilakukan guna menunjang kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah.
BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Pada bab ini berisikan tentang rencana sistem struktur pemanfaatan ruang kawasan
perdesaan; sistem struktur pemanfaatan ruang kawasan perkotaan; sistem pusat
kegiatan perdesaan dan perkotaan; rencana sistem jaringan prasarana wilayah serta
rencana pengelolaan kawasan.
BAB V RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Bab ini berisikan tentang rencana pola pemantapan kawasan lindung; rencana
pengembangan kawasan budidaya; pola ruang wilayah; rencana pengembangan
kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; rencana pengelolaan kawasan lindung,
kawasan budidaya, pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta
pengelolaan tata guna tanah, air, udara dan sumberdaya alam lainnya.
BAB VI PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Pada bab ini berisikan tentang penetapan kawasan strategis meliputi kawasan
hankam, kawasan ekonomi, kawasan sosio-kultural, dan kawasan penyelamatan
lingkungan hidup, rencana pengelolaan kawasan strategis.
BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
Pada bab ini berisikan tentang perumusan kebijakan strategis operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis berisikan
koordinasi penataan ruang dan penataan ruang; serta prioritas dan tahapan
pembangunan berisikan prioritas pelaksanaan pembangunan dan indikasi program.

I - 44
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN
LAMONGAN

Anda mungkin juga menyukai