Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC)

Topik : Penyakit TB
Sasaran : Keluarga Di RW 2 Kelurahan Sungai Sibam
Tempat : RW 2 Kelurahan Sungai Sibam
Hari/tanggal :
Waktu :

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
bakteri mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ terutama
paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau pengobatannya tidak tuntas dapat
menimbulkan komplikasi berbahaya hingga kematian. TB diperkirakan sudah ada di
dunia sejak 5000 tahun sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan
pengendalian penyakit TB baru terjadi dalam dua abad terakhir (DepKes, 2016).
Lima Negara dengan insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, china,
Philipina dan Pakistan. Badan kesehatan dunia mendefinisikan Negara dengan beban
tinggi /high burden countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 indikator yaitu TBC,
TBC/HIV, dan MDR/TBC. Situasi di Indonesia jumlah kasus baru TB sebanyak
420.994 kasus pada tahun 2017 (data per 17 mei 2018). Berdasarkan jenis kelamin,
jumlah kasus baru TBC tahun 2017 pada laki-laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan
pada perempuan. Bahkan berdasarkan survei prevalensi tuberkulosis prevalensi pada
laki-laki 3 kali lebih tinggi di bandingkan pada perempuan. Begitu juga yang terjadi
di Negara-negara lain. Hal ini terjadi kemungkinan karena laki-laki lebih terpapar
pada faktor risiko TBC misalnya merokok dan kurangnya ketidakpatuhan minum
obat. Survei ini menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki-laki yang merokok
sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan perempuan yang merokok (DepKes,
2018).
B. Tujuan Intruksional Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama tentang penyakit TBC, seluruh
keluarga dapat mengerti mengenai penyakit TBC.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan tentang penyakit diare, di harapkan seluruh
keluarga mampu:
1. Menjelaskan pengertian TBC
2. Menjelaskan faktor risiko TBC
3. Menjelaskan gejala TBC
4. Menjelaskan Pengendalian TBC

D. SASARAN
RW 2 Kelurahan Sungai Sibam

E. PELAKSANAAN
Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat :

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. ALAT BANTU
1. Laptop
2. Infocus
3. Microfon
4. Brosur
H. PENGORGANISASIAN
1. Moderator : Putri Maharani
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara penyuluhan
b. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
c. Mengarahkan jalanya penyuluhan
d. Menjawab pertanyaan peserta
2. Liader : Dewi Permatasari
Tugas :
a. Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
b. Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan peserta
3. Observer : Fitria Haqiqah
Tugas :
a. Mengamati jalannya penyuluhan
b. Mencatat jumlah peserta yang hadir
c. Mencatat tanggapan yang di kemukakan
d. Menjawab pertanyaan peserta
e. Melaporkan hasil kegiatan
4. Fasilitator : Titik Retnosari
Tugas :
a. Memotifasi peserta untuk bertanya
KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
1 Pembukaan
a. Memberi salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan anggota b. Mendengarkan
kelompok dan
c. Menjelaskan kontrak waktu memperhatikan Menit
dan tujuan pertemuan c. Mendengarkan
d. Ice breaking dan
memperhatikan
d. Mengikuti
2 Pelaksanaan
a. Menjelaskan tentang pengertian a. Mendengarkan
penyakit TBC dan
b. Menjelaskan tentang faktor memperhatikan
risiko TBC b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tentang Gejala dan
TBC memperhatikan Menit
d. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan
pengendalian TBC dan
memperhatikan
d. Mendengarkan
dan
memperhatikan
3 Penutup
a. Tanya Jawab a. Bertanya,
b. Menyimpulkan Materi mendengarkan Menit
c. Memberi salam jawaban
b. Mendengarkan
c. Menjawa salam
SETTING TEMPAT

Moderator :

LCD/Proyektor :

Lidear :

Peserta :

Fasilitator :

Observer :

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
b. Minimal 75% peserta mengikuti penyuluhan
c. Tempat tersedia sesuai rencana
d. Suasana tenang dan tidak ada hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti seluruh
kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian TBC
b. 75% peserta dapat menyebutkan Faktor risiko TBC
c. 75%peserta dapat menyebutkan Gejala TBC
d. 75% peserta dapat menyebutkan Pengendalian TBC

Pekanbaru, Desember 2018


Ketua Pelaksana

( )
LAMPIRAN : MATERI PENYULUHAN TBC

A. Pengertian TBC
Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang
berbagai organ terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau
pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan komplikasi berbahaya
hingga kematian. TB diperkirakan sudah ada di dunia sejak 5000 tahun
sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan dan pengendalian
penyakit TB baru terjadi dalam dua abad terakhir (DepKes, 2016).

B. Faktor Risiko TBC


Penyakit TB paru yang terjadi ketika daya tahan tubuh menurun. Dalam
perspektif epidemiologi yang melihat kejadian penyakit sebagai hasil
interaksi antar tiga komponen pejamu (host), penyebab (agen), dan
lingkungan (environment) dapat ditelaah faktor risiko dari simpul-simpul
tersebut. Pada sisi pejamu, kerentanan terhadap infeksi mycobacterium
tuberculosis sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh seseorang pada saat
itu. Pengidap HIV AIDS atau orang dengan status gizi yang buruk lebih
mudah untuk terinfeksi dan terjangkit TB.
Berikut disajikan notifikasi kasus koinfeksi TB HIV tahun 2010 – 2017,
pencatatan untuk notifikasi TB HIV dilakukan mengikuti kohort tahun
sebelumnya. Presentasi pasien TB yang mengetahui status HIV di antara
pasien TB yang ternotifikasi meningkat dari tahun 2009 sebesar 2.393
menjadi 7.796 pada tahun 2017 (DepKes, 2018).

C. Gejala TBC
Gejala TBC paru dimulai secara bertahap selama periode
mingguan atau bulanan. Pada awalnya Anda mungkin mengalami satu atau
dua gejala ringan yang bahkan membuat tidak sadar bahwa Anda tengah
memiliki penyakit TBC. Lebih lanjut, berikut 7 gejala khas penyakit TBC
paru:
1. Batuk yang berlangsung lama, rata-rata di atas 3 minggu.
2. Batuk berdahak tebal, keruh, dan kadang-kadang berdarah.
3. Demam ringan terkadang menggigil.
4. Keringat malam.
5. Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan.
6. Sesak napas dan nyeri dada.
7. Kelelahan dan kelemahan.
Beberapa pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis TB paru antara lain sebagai berikut:
 Pemeriksaan Dahak. Dahak diambil setidaknya tiga kali, saat pertama kali
berkunjung (sewaktu), dahak pagi hari, dan dahak pada saat kunjungan
berikutnya. Dikenal dengan istilah S-P-S (sewaktu-pagi-sewaktu). Dahak
akan diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat ada tidaknya bakteri
Mycobacterium tuberculosa atau Baksil Tahan Asam (BTA).
 Pemeriksaan Rongsen. Foto x-ray atau rongsen dada dilakukan untuk
melihat kondisi paru-paru, di sini juga dapat dibedakan apakah TBC
sedang aktif atau tidak.
 Pemeriksaan Kulit. Dikenal dengan tes tuberkulin, dilakukan dengan cara
menyuntikkan zat ke dalam kulit lalu dilihat hasilnya oleh dokter setelah 3
hari. Biasanya dilakukan untuk mendiagnosis TBC pada Anak-anak.

Ketika hasilnya sudah pasti bahwa terjangkit TBC paru, maka


pengobatan akan dimulai yang umumnya menggunakan obat paket selama
6 bulan tanpa boleh putus. Dengan pengobatan yang tepat dan kepatuhan
pasien, penyakit TBC paru dapat disembuhkan dengan baik. Namun,
apabila hasilnya negatif, maka lakukanlah langkah pencegahan.
D. Pengendalian TBC
Sejak dilaporkan kasus TB pertama kasi di Indonesia berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah melalui kementerian kesehatan. Upaya tersebut
dimulai dari proses penjaringan suspek, deteksi dan pencatatan kasus,
pengobatan pasien, dan tatalaksana multi drug resistence (MDR). Terduga
TB yang telah terjaring oleh pelayanan kesehatan menjalani pemeriksaan
laboraturium. Pada tahap ini ditetapkan indicator proporsi pasien baru TB
paru terkonfirmasi bakteriologis di antara terduga TB. Indicator ini
merupakan presentase pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis
(BTA positif dan MTB positif) yang ditemukan di antara seluruh terduga
yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses
penemuan sampai diagnosis serta kepekaan menetapkan criteria terduga.
Kasus TB yang telah ditemukan selanjtnya akan mendapatkan layanan
pengobatan selama enam bulan. Pada fase ini terdapat dua indicator
untama untuk mengevaluasi keberhasilan pengobatan yaitu angka
kesembuhan dan angka keberhasilan (DepKes 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2016. Tuberkulosis “Temukan Obat Sampai Sembuh”. Jakarta
Depkes. 2018. Tuberkulosis “ Dicari Para Pemimpin Untuk Dunia Bebas
TBC”. Jakarta
Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Pengendalian TB Di Indonesia 2010-
2014. Jakarta
Kemenkes RI. 2104. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Pekanbaru
Kemenkes RI. 2015. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Pekanbaru
Kemenkes RI. 2016. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Pekanbaru
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Kota Pekanbaru. Pekanbaru
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Kota Pekanbaru. Pekanbaru
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Kota Pekanbaru. Pekanbaru
Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Imdonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai