Anda di halaman 1dari 10

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATERI SEJARAH

KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA

Johan Setiawan1, Ranando Sofiyan Hadi2


1
Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
2
Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret

Abstrak: Pendidikan sejarah mempunyai peranan penting dalam pendidikan karakter, karena
melalui pengajaran sejarah dapat mewariskan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peri-
stiwa sejarah. Artikel ini bertujuan untuk menjabarkan mengenai sejarah kebangkitan nasional
Indonesia yang ditandai dengan: Pertama lahirnya organisasi Budi Utomo tanggal 20 Mei
1908 telah membuka jalan kearah kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang mempu-
nyai kehendak sebagai manusia merdeka. Kedua diikrarnya sumpah pemuda II tanggal 28 Ok-
tober 1928 yang merupakan formalitas konkrit dari kenyataan kesadaran nasional terwujud
nyata melalui kongres pemuda yang mengeluarkan statemen satu nusa, satu bangsa, dan satu
bahasa. Ketiga, seiring dengan perkembangan nasionalisme dan semangat perjuangan nasional
telah mencapai puncaknya ketika Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kemudian
nilai-nilai karakter yang dapat digali dari materi tersebut agar dapat diaktualisasikan oleh
peserta didik dalam kehidupannya dimasa kini dan masa yang akan datang.

Kata Kunci: kebangkitan nasional Indonesia, materi ajar, nilai karakter

Abstract: Historical education has an important role in character building, because through
teaching history we could inherit the values that contained in a historical event. This paper
describes Indonesia national resurrection is characterized by: Firstly, the birth of Budi Utomo
Organization on May 20th, 1908 has opened the way of Indonesian consciousness as a nation
that want to be an independent human. The second was the declaration of the second youth
oath on October 28th, 1928 which was a concrete formality of the reality of national conscious-
ness manifested through the youth congress which issued statements of one homeland, one
nation and one language. The last, along to the development of nationalism and national spirit
has reached the top when Indonesia became independent on August 17th, 1945. Furthermore,
the character values that can be extracted from the material in order to be actualized by
learner in the present and in the future life.

Keywords: Indonesia national movement, teaching material, character value

PENDAHULUAN tetapi ada saja suatu permasalahan dan isu yang


saat ini sedang dikhawatirkan oleh bangsa Indo-
Fase kemerdekaan yang saat ini sedang diisi oleh nesia yaitu mulai lunturnya nilai-nilai karakter
bangsa Indonesia, berbagai perubahan dan tan- bangsa dikalangan generasi muda.
tangan mendasar telah lahir. Situasi, kondisi dan Permasalahan yang saat ini dialami oleh
tantangan tersebut tidak hanya menyangkut generasi muda mulai lunturnya nilai-nilai karak-
kepada bidang pendidikan saja, tetapi juga kese- ter seperti cinta tanah air, toleransi, kerja keras,
luruhan bidang kehidupan. Hal tersebut semangat kebangsaan, cinta damai, persatuan,
menuntut kepada bangsa Indonesia khususnya dan kesatuan bangsa. Mereka juga telah banyak
kepada generasi muda yang sedang menempuh mengikuti budaya luar yang hal ini akan
pendidikan agar bisa menghadapinya. Akan

39
40 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 1, Juni 2018

mengakibatkan mereka tidak memiliki pegan- dari adanya rasa persatuan dan kesatuan hingga
gan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Hal yang puncaknya saat Indonesia merdeka.
demikian ini sebab kurangnya pemahaman ten- Peristiwa tersebut terkandung nilai-nilai
tang sejarah dan mulai lunturnya wawasan ke- pendidikan karakter, hal ini sejalan dengan ku-
bangsaan yang dapat mempengaruhi nilai-nilai rikulum 2013 yang lebih menekankan pada pen-
karakter. Di antaranya terlihat siswa lebih se- didikan karakter. Terdapat 18 nilai yang terkan-
nang dengan musik aliran berasal dari barat dari dung dalam pendidikan karakter, nilai tersebut
pada musik lokal atau seni lokal seperti wayang antara lain nilai religius, toleransi, jujur, disiplin,
kulit, campur sari ataupun tarian daerah, begitu kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tau, dem-
pula desain pakaian baik laki-laki atau okratis, cinta tanah air, kebangsaan, menghargai
perempuan lebih mengikuti yang kebarat- prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar mem-
baratan. Padahal mereka menjadi tumpuan di baca, peduli lingkungan, sosial, dan tanggung ja-
masa depan serta tanggung jawab dan wab (Faza, 2017: 3).
kedisiplinan nasional dapat tertanam kuat serta Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
dalam hal berperilaku diakui dalam maka perlu adanya materi sejarah yang dapat
kelompoknya, meskipun kadang dijumpai menanamkan nilai-nilai karakter dalam proses
perilaku yang kurang sesuai (Kusmayadi, 2017: pembelajaran, yaitu salah satunya melalui materi
3). sejarah kebangkitan nasional Indonesia dalam
Salah satu cara untuk mengatasi berbagai menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter. Di
masalah di atas adalah melalui pendidikan, ka- harapkan dalam penulisan ini dapat memberikan
rena pendidikan menjadi media yang paling te- suatu sumbangan ilmu pengetahuan khususnya
pat untuk mengatasi permasalahan yang saat ini dalam pembelajaran sejarah mengenai pent-
sering terjadi karena peranananya sangat besar ingnya proses pendidikan dalam mentranforma-
dalam membentuk karakter bangsa. Salah satu sikan nilai-nilai karakter.
bagian penting yang ada di dalam pendidikan
untuk menanamkan konsep karakter bangsa ada- METODE
lah mata pelajaran sejarah.
Sejarah merupakan salah satu mata pela- Penelitian ini merupakan penelitian studi
jaran yang berpengaruh terhadap pembangunan pustaka. Data dikumpulkan melalui kepustakaan
berwawasan pendidikan karakter bangsa. Dalam primer maupun sekunder untuk kemudian dil-
pembelajaran sejarah yang menguraikan peri- akukan analisis isi sesuai dengan tujuan
stiwa secara kolektif dari suatu komunitas atau penelitian.
masyarakat yang menjadi salah satu aspek dalam
pembentukan kepribadian nasional. Berawal KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER
dari memori individu yang kolektif yang bermu-
ara pada satu tujuan yaitu kesadaran indentitas Pengertian Pendidikan Karakter
nasional melalui sejarah bangsanya. Pembelaja- Pendidikan adalah upaya yang sadar dan
ran sejarah mengenai materi sejarah kebangkitan telah terencana dalam proses pembimbingan dan
nasional Indonesia yang diawali dengan pembelajaran bagi individu agar dalam pertum-
berdirinya organisasi Budi Utomo sebagai or- buhannya untuk berkembang menjadi manusia
ganisasi yang bersifat nasional. Selanjutnya yang bertanggung jawab, kreatif, mandiri,
diikrarkannya sumpah pemuda II sebagai akibat berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter)
mulia. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya
Johan Setiawan & Ronando Sofiyan Hadi, Nilai-nilai Pendidikan Karakter… 41

proses pembelajaran yang memuat nilai-nilai afektif, maupun psikomotorik (Listyarti, 2012:
karakter, sehingga diharapkan nantinya bisa me- 8).
numbuhkan karakter para peserta didik. Selain itu juga Thomas Lickona (dalam
Berbicara tentang karakter, secara istilah Suyadi, 2015:6) pendidikan karakter men-
karakter dalam bahasa Indonesia diartikan se- cakup tiga unsur pokok, yaitu mengetahui ke-
baikan (knowing the good), mencintai ke-
bagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
baikan (desiring the good), dan melakukan ke-
budi pekerti yang membedakan seseorang baikan (doing the good). Pendidikan karakter
dengan yang lain (Suyadi 2015: 5). Hal ini di- juga merupakan suatu pemberian tuntunan
perkuat oleh pendapat Muchlas Samawi, yang kepada peserta didik untuk menjadi manusia
memaknai karakter sebagai nilai dasar yang seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi
dapat membangun pribadi seseorang, terbentuk hati, pikiran, serta rasa dan karsa (Samani &
baik karena pengaruh hereditas maupun Hariyanto, 2012: 45).
Berdasarkan menurut pendapat ahli di
pengaruh lingkungan, yang membedakannya
atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidi-
dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap kan karakter merupakan proses pemberian
dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari tuntunan yang mengacu pada nilai-nilai karak-
(Samani & Hariyanto, 2012: 43). Sedangkan ter yang diberikan oleh guru kepada peserta
menurut Marzuki (dalam Wibowo, 2013:10-11) didik agar menjadi manusia yang seutuhnya
karakter identik dengan akhlak, sehingga karak- dengan ditandai oleh karakter yang baik.
ter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
universal yang meliputi seluruh aktivitas manu- Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter
Adapun nilai-nilai karakter yang akan di-
sia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tu-
tumbuhkan dalam proses pembelajaran yang te-
han, dengan diri sendiri, dengan sesama manu-
lah disusun oleh Kemendiknas melalui Badan
sia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud
Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
(Kementerian Pendidikan Nasional, 2010) ada-
perbuataan berdasarkan norma-norma agama,
lah sebagai berikut:
hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat.
a. Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka
dalam memahami dan melaksanakan
dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang
nilai-nilai berupa perilaku, sikap, perasaan, dan dianut, termasuk dalam hal ini adalah si-
perbuatan yang terkandung di dalam pribadi kap toleran terhadap ibadah agama (ali-
seseorang yang menjadi kebiasaan mereka da- ran kepercayaan) lain, serta hidup rukun
lam beraktifitas baik ketika berhubungan dengan dan berdampingan.
tuhan, diri sendiri, maupun dengan sesama b. Jujur, yakni berupa sikap maupun tinda-
kannya yang selalu mencerminkan
manusia yang dilakukan diberbagai aspek ke-
kesatuan antara pengetahuan, per-
hidupan. kataan, dan perbuatan mengakatan yang
Dari konsep pendidikan dan karakter se- benar dan melakukannya juga benar.
bagaimana disebutkan di atas, muncul konsep Sehingga menjadikan orang tersebut se-
pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah bagai seseorang yang dapat dipercaya.
perihal menjadi sekolah karakter, di mana c. Toleransi yakni sikap dan perilakunya
sekolah adalah tempat terbaik untuk me- menghargai adanya perbedaan baik da-
lam segi agama, aliran kepercayaan,
nanamkan karakter. Adapun dalam proses pen- suku, bahasa, ras, etnis, dan pendapat
didikan karakter didasarkan pada ranah kognitif, secara sadar dan terbuka. Dan bisa
42 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 1, Juni 2018

hidup tenang ditengah perbedaan yang l. Menghargai prestasi, yakni sikap ter-
ada. buka terhadap prestasi orang lain dan
d. Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa
yang konsisten terhadap segala bentuk mengurangi semangat berprestasi yang
peraturan atau tata tertib yang berlaku. lebih tinggi.
e. Kerja keras, yakni sikap dan perilaku m. Komunikatif, yakni sikap dan tindakan
yang menunjukkan upaya yang terbuka terhadap orang lain melalui
sungguh-sungguh dalam menyelesaikan komunikasi yang santun sehingga ter-
berbagai tugas, permasalahan, peker- cipta kerja sama yang baik antara
jaan, maupun rintangan dengan cara dirinya dengan orang lain.
yang sebaik-baiknya. n. Cinta damai, yakni sikap dan perilaku
f. Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang yang mencerminkan suasana damai,
selalu mencerminkan ide inovasi dalam aman, tenang, dan nyaman atas ke-
memecahkan berbagai masalah, se- hadiran dirinya dalam komunitas atau
hingga selalu menemukan cara baru masyarakat tertentu.
bahkan bisa menciptakan hasil yang o. Gemar membaca, yakni kebiasaan
baru dengan lebih baik dari sebe- dengan tanpa paksaan untuk menye-
lumnya. diakan waktu secara khusus guna mem-
g. Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang baca berbagai informasi, baik buku,
tidak tergantung pada orang lain dalam jurnal, majalah, koran, dan sebagainya,
menyelesaikan berbagai tugas maupun sehingga menimbulkan kebijakan bagi
persoalan. Namun hal ini bukan berarti dirinya.
tidak boleh kerja sama secara kolabo- p. Peduli lingkungan, yakni sikap dan tin-
ratif, melainkan tidak boleh melempara- dakan yang selalu berupaya menjaga
kan tugas dan tanggung jawab kepada dan melestarikan lingkungan sekitar.
orang lain. q. Peduli sosial, yakni sikap dan perbuatan
h. Demokratis, yakni sikap dan cara ber- yang mencerminkan kepedulian ter-
pikir yang mencerminkan persamaan hadap orang lain maupun masyarakat
hak dan kewajiban secara adil dan yang membutuhkan.
merata antara dirinya dengan orang lain. r. Tanggung jawab, yakni sikap dan per-
i. Rasa Ingin Tahu, yakni cara berpikir, ilaku seseorang dalam melaksanakan
siap dan perilaku yang mencerminkan tugas dan kewajibannya, baik yang
rasa penasaran dan keinginantahuan ter- berkaitan dengan diri sendiri, sosial,
hadap segalanya yang pernah dilihat, masyarakat, bangsa, negara maupun
didengar, maupun dirasakan dan dipela- agama (Suyadi, 2015: 8-9).
jari secara mendalam.
j. Semangat kebangsaan dan nasional- Demikianlah kedelapan belas nilai karak-
isme, yakni sikap dan tindakan yang ter yang harus di internalisasikan di sekolah
menempatkan kepentingan bangsa dan
kedalam semua mata pelajaran salah satunya
negara di atas kepentingan pribadi atau
individu dan golongan. melalui pembelajaran sejarah yang dirancang
k. Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku agar menjadi aktif dan menyenangkan. Di harap-
yang mencerminkan rasa bangga, setia, kan melalui salah satu materi yang ada di pelaja-
peduli dan penghargaan yang tinggi ter- ran sejarah mengenai sejarah kebangkitan na-
hadap bahasa, budaya, ekonomi, politik sional Indonesia yang mengandung nilai-nilai
dan sebagainya, sehingga tidak mudah karakter agar dapat di aktualisasikan dan ditran-
menerima tawaran bangsa lain yang
formasikan kepada peserta didik dalam suatu
dapat merugikan bangsa sendiri.
proses pembelajaran.
Johan Setiawan & Ronando Sofiyan Hadi, Nilai-nilai Pendidikan Karakter… 43

POTENSI PENDIDIKAN KARAKTER peristiwa sejarah dari suatu unit pemerintahan


DALAM MATERI SEJARAH maupun budaya. Unit pemerintahan mungkin
saja pada satuan propinsi atau kabupaten. Unit
Mata pelajaran sejarah yang diajarkan budaya diwakili oleh suku. Tentu saja kedua
disekolah memiliki tujuan yang sangat strategis
kriteria ini tidak harus digunakan secara terpisah
dalam membentuk watak dan martabat bangsa, atau pun keduanya harus terpenuhi. Apabila sa-
karena memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah lah satu dari kriteria ini terpenuhi atau tercapai
air. Materi dalam pembelajaran sejarah yang terutama unit pemerintahan maka hal tersebut
khas dan penuh nilai akan berpotensi untuk
dapat dianggap cukup.
dikenalkan kepada peserta didik tentang bangsa Kedua, peristiwa penting bagi bangsa In-
dan aspirasinya di masa lampau. Hal tersebut donesia sejak dimulainya kebangkitan nasional
akan dapat mengembangkan potensi yang ada
Indonesia yang terjadi mulai tahun 1908. Karena
didalam diri peserta didik untuk dapat mengenal periode ini penuh dengan perjuangan yang lebih
nilai-nilai bangsa yang diperjuangkan, diper-
mementingkan rakyat dan juga pemimpin per-
tahankan, bahkan dikembangkan untuk ke- juangan tidak terpilih karena keturunan/darah
hidupan masa kini dan masa yang akan datang. tetapi lebih pada kemampuan, arah perjuangan
Materi sejarah memberikan informasi
lebih jelas dan tegas pada pembentukan negara
mengenai keberhasilan dan juga kegagalan dan bangsa Indonesia.
bangsa dalam menjawab tantangan zaman.
Ketiga, perlu keseimbangan peristiwa se-
Keberhasilan dan kegagalan ini menjadi pelaja- jarah yang dipelajari peserta didik antara peri-
ran penting untuk dipahami. Dengan sifat materi
stiwa yang terjadi di wilayah tempat tinggalnya
yang demikian, dalam mengembangkan fungsi (dalam unit propinsi atau di bawahnya) dengan
pendidikan sejarah sebagai “bank of examples
peristiwa yang terjadi di daerah lain.
for solving present problems and chartering fu-
Keempat, organisasi materi pendidikan
ture action” (Wineburg, 2001) yang terkisis oleh sejarah di mulai dari peristiwa yang terjadi di
suasana bangsa dan keterbatasan kebijakan pen-
lingkungan terdekat pada diri peserta didik sam-
didikan untuk menempatkan pengetahuan di atas pai ke tingkat nasional dan internasional. Materi
segalanya. Dalam belajar sejarah, fungsi yang
pendidikan sejarah harus memberikan kesem-
penting untuk mempelajarinya agar bisa patan kepada peserta didik untuk mengenal
mengenal jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.
masyarakat terdekatnya (dari tinjauan historis)
Kehilangan jati diri berarti kehilangan eksistensi sampai kepada bangsanya dan ummat manusia
bangsa
(sejarah kota/ kabupaten, sejarah propinsi, se-
Materi pendidikan sejarah akan mampu
jarah nasional) (Hasan, 2012: 88-89).
membangun memori kolektif peserta didik apa- Dari kriteria tersebut dalam melakukan
bila ada proses identifikasi yang kuat terhadap
pemilihan materi yang telah dijelaskan di atas,
peristiwa sejarah yang dipelajari. Untuk itu ada maka peneliti tertarik untuk mengkaji materi ten-
beberapa kriteria dalam memilih materi pendidi-
tang sejarah kebangkitan nasional Indonesia
kan sejarah:
yang merupakan salah satu peristiwa penting
Pertama, identifikasi yang kuat akan ter- bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut ban-
jadi apabila peserta didik merasakan perjuangan yak mengandung nilai-nilai karakter yang akan
generasi terdahulu membangun bangsa Indone-
ditransformasikan kepada peserta didik. Nilai-
sia dapat diketahui dari sumber sejarah yang
tersedia. Secara sederhana hal ini tercermin dari
44 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 1, Juni 2018

nilai karakter tersebut dapat di aktualisasikan da- sumpah untuk bersatu hingga sampai diprokla-
lam bidang kehidupan. masikan kemerdekaan Indonesia sebagai puncak
dari proses kebangkitan bangsa.
Materi Sejarah Kebangkitan Nasional Indo- Sejarah kebangkitan nasional Indonesia
nesia 1908-1945 sebagai fenomena historis adalah hasil dari
Menurut Widja (1989) sejarah adalah perkembangan faktor ekonomi, sosial, politik,
suatu studi yang telah dialami manusia di waktu kultural dan religius yang saling mempengaruhi.
lampau dan telah meninggalkan jejak diwaktu Oleh karena itu, sejarah kebangkitan nasional In-
sekarang, dimana tekanan perhatian diletakkan. donesia dapat dianggap sebagai gerakan
Terutama dalam pada aspek peristiwa sendiri. ekonomi, sosial, politik, dan kultural yang mem-
Dalam hal ini terutama pada hal yang bersifat perjelas motivasi dan orientasi aktivitas organ-
khusus dan segi-segi urutan perkembangannya isasi pergerakan (Trianto, 2007: 27).
yang disusun dalam cerita sejarah (I Gde Widja, Makna sejarah nasional berbeda dengan
1989: 9). Menurut Sidi Gazalba (1981:13) se- perjuangan sebelumya. Selain karena tidak lagi
jarah adalah gambaran masa lalu tentang manu- bersifat kedaerahan, proses kebangkitan na-
sia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang sional tujuannya adalah mencapai Indonesia
disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi uru- merdeka, di jiwai oleh semangat persatuan dan
tan fakta masa lalu tersebut dengan tafsiran dan kesatuan sehingga melahirkan momentum se-
penjelasan, yang memberi pengertian dan pema- jarah yang penting antara lain:
haman tentang apa yang telah berlalu. Pertama kebangkitan nasional yang di-
Dari beberapa pengertian sejarah di atas awali lahirnya organisasi Budi Utomo tanggal
maka dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah 20 Mei 1908 telah membuka jalan kearah
ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lalu kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
manusia serta mencoba merekontruksi apa yang mempunyai kehendak dan hak-hak sebagai
terjadi pada masa lalu dengan bukti-bukti yang manusia merdeka. Selain ditandai dengan
ada. Dengan adanya pembelajaran sejarah pada berdirinya Budi Utomo, maka mulai lahir organ-
siswa maka dapat membantu siswa dalam me- isasi-organisasi sejenis yang mulai perperjungan
mahami perilaku manusia pada masa lalu, untuk kemerdekaan Indonesia. Organisasi tersebut
dijadikan pedoman pada masa sekarang dan seperti Sarekat Islam, Indische Partij, Perhim-
masa yang akan datang. punan Indonesia, Partai Nasional Indonesia,
Sejarah kebangkitan nasional Indonesia Gabungan Partai Indonesia, Parindra, dan Part-
merupakan salah satu peristiwa penting sejarah indo termasuk organisasi keagamaan lainnya
bangsa Indonesia yang mencakup aliran-aliran yang berlandaskan Islam.
historis yang menuju kearah pembentukan na- Kedua yaitu diikrarkan sumpah pemuda
sionalisme Indonesia. Materi Sejarah kebang- II pada tanggal 28 Oktober 1928 yang merupa-
kitan nasional Indonesia berarti pengetahuan ter- kan formalitas konkrit dari kenyataan kesadaran
hadap peristiwa-peristiwa penting yang berlang- nasional terwujud nyata melalui kongres
sung dari tahun 1908 hingga 1945, yaitu ditandai pemuda yang mengeluarkan statemen berisi
dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, dan kami putra dan putri Indonesia mengaku ber-
sumpah pemuda II tahun 1928 sebagai suatu tumpah darah yang satu tanah air Indonesia,
kami putra dan putri Indonesia mengaku ber-
bangsa yang satu bangsa Indonesia, kami putra
Johan Setiawan & Ronando Sofiyan Hadi, Nilai-nilai Pendidikan Karakter… 45

dan putri Indonesia menjunjung bahasa per- karakter yang terkandung dalam materi tersebut
satuan Bahasa Indonesia (Kartono dan Susi adalah semangat kebangsaan, cinta tanah air,
Dyah Fatmawati (2010: 32). Dari sumpah kerja keras, mandiri, dan komunikatif, religious
pemuda tersebut, yang dipelopori oleh kaum dan tanggung jawab.
pemuda dari berbagai utusan daerah di seluruh Berikut merupakan uraian nilai karakter
Indonesia berhasil dalam menyatukan pan- yang terkandung dalam materi sejarah kebang-
dangan dan cita-cita bersama melalui persatuan kitan nasional Indonesia antara lain:
yang menginginkan tercapainya Indonesia a. Semangat kebangsaan
merdeka. Nilai semangat kebangsaan dalam peri-
Ketiga yaitu setelah terjadinya sumpah stiwa di masa kebangkitan nasional In-
donesia ditandai dengan mulai muncul
pemuda, maka bangsa Indonesia lebih meman-
kesadaran bahwa kepentingan tertinggi
tapkan kehendak dalam persatuan dengan lebih ditujukan kepada negara, bukan ter-
non-cooperatif melalui berdirinya partai-partai hadap diri sendiri ataupun kepada suatu
dan gerakan bawah tanah. Along with the devel- kelompok tertentu. Nilai semangat ke-
opment of nationalism the growth of the spirit of bangsaan ini misalnya terkandung da-
national struggle has reached its culmination lam peristiwa Kongres Pemudia II yang
when the declaration of independence of the Re- kemudian lebih dikenal dengan Sumpah
Pemuda, berdirinya organisasi yang
public of Indonesia on August 17, 1945 (Subar-
menggunakan nama Indonesia, misal-
yana, 2012: 44). nya Perhimpunan Indonesia (PI), Partai
Maka dari itu sejarah kebangkitan na- Nasional Indonesia (PNI).
sional Indonesia adalah suatu peristiwa yang Penggunakan nama Indonesia saat itu
ditandai dengan berdirinya bermacam-macam dinilai sebagai munculnya rasa kebang-
organisasi kebangkitan nasional yang dimulai ta- saan yang dimiliki oleh para masyarakat
hun 1908 ditandai dengan berdirinya organisasi terkhusus kepada para cendikiawan
yang telah menempuh pendidikan untuk
Budi Utomo dan selanjutnya berdiri organisasi
memperjuangkan Indonesia merdeka.
organsasi sejenis bertujuan untuk mengubah b. Cinta tanah Air
kesadaran bangsa bergerak secara nasional ka- Peristiwa Kongres Pemuda II, yang
rena keterbelakangan dan kemiskinan akibat lebih dikenal dengan Sumpah Pemuda,
penjajahan. Mendorong untuk menciptakan tidak terlepas dari adanya sikap cinta
suatu kesatuan dan kepaduan sebagai tonggak tanah air. Kongres tersebut dihadiri oleh
berbagai organisasi kedaerahan
untuk melawan penjajahan dan persatuan itu ter-
berkumpul untuk menyatakan tujuan
wujud secara nyata saat di ikrarkan sumpah agar bersatu. Tanpa adanya cinta tanah
pemuda II di tahun 1928. Puncak dari per- air, tidak akan pernah terlaksana
juangan ini tercapai saat Indonesia merdeka ta- sumpah pemuda. Implelentasi dari cinta
hun 1945. tanah air ditunjukkan bahwa bertumpah
darah yang satu tanah air Indonesia,
mengaku berbangsa yang satu bangsa
NILAI KARAKTER DALAM MATERI Indonesia, dan menjunjung bahasa per-
SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL satuan yaitu Bahasa Indonesia.
INDONESIA c. Kerja Keras
Usaha yang dilakukan oleh para pendiri
Merujuk kepada materi sejarah kebang- organisasi Budi Utomo maupun Sarekat
kitan Nasional Indonesia dan dikaitkan dengan Dagang Islam, dilandasi dengan melihat
delapan belas nilai karakter. Maka nilai-nilai kondisi masyarakat Indonesia yang
46 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 1, Juni 2018

memprihatinkan. Masyarakat Indonesia saat ini. Pendirian organisasi tersebut


hidup dalam kemiskinan akibat penjaja- tidak lepas dengan agama yang mayori-
han bangsa asing. Untuk memperbaiki tas dianut oleh bangsa Indonesia.
keadaan sosial budaya maka di ben- g. Tanggung Jawab
tuklah organisasi Budi Utomo. Melihat keadaan bangsa Indonesia
Berdirinya Sarekat Dagang Islam di- yang sedang mengalami penjajahan,
latarbelakangi dengan kalahnya peda- maka mengalami kemunduran
gang batik pribumi dalam bersaing diberbagai aspek kehidupan. Tokoh-
dengan pedagang Cina. Untuk tokoh cendikiawan Indonesia terbuka
menghadapi persaingan dalam hatinya untuk memperbaiki kehidupan
perdagangan, maka dibentuklah wadah bangsa. Dengan ilmu yang didapat dari
perkumpulan pedagang batik pribumi. pendidikan yang mereka tempuh, maka
d. Mandiri berdirilah organisasi Budi Utomo,
Sikap mandiri diperlihatkan kepada Perhimpunan Indonesia, Muhammadi-
Partai-partai politik pada masa perge- yah, NU, dan lain sebagainya. Pendirian
rakan Indonesia yang tidak ingin beker- tersebut wujud dari tanggung jawab
jasama dengan penjajah belanda. Sep- mereka agar membentuk suatu wadah
erti Indische Partij, Perhimpunan Indo- menuju Indonesia Merdeka.
nesia, dan Partai Nasional Indonesia.
Partai-partai tersebut tidak ingin bekerja Dalam mengimplementasikan nilai
sama dengan penjajah karena memiliki karakter tersebut guru dapat menggunakan
tujuan untuk Indonesia mereka. Dalam metode Contekstual Teaching and Learning.
PNI memiliki tujuan untuk membawa
Johnson (2002: 65) menjelaskan bahwa metode
Indonesia merdeka dan memiliki tiga
asas yaitu berdiri di atas kaki sendiri, ini adalah suatu sistem belajar didasarkan
non-kooperatif, dan marhaenisme. kepada filosofi bahwa peserta didik mampu un-
e. Komunikatif tuk menyerap setiap pelajaran apabila mereka
Sikap dan tindakan terbuka terhadap dapat menangkap makna di dalam materi akade-
orang lain melalui komunikasi yang mik dan tugas dari sekolah. Mereka dapat
santun sehingga tercipta kerja sama
mengaitkan informasi baru tersebut dengan
yang baik antara dirinya dengan orang
lain. Para tokoh kebangkitan nasional pengetahuan dan pengalamannya yang sudah
Indonesia seperti Dr Sutomo, Ir Soe- mereka miliki sebelumnya. Sedangkan menurut
karno, Muh. Hatta dan Ki Hajar De- Suprijono (2011: 17) metode Contextual Teach-
wantara merupakan tokoh yang mem- ing and Learning merupakan metode yang dapat
iliki intelektual tinggi. Tanpa adanya membantu guru dalam mengaitkan antara materi
komunikasi yang baik diantara mereka, yang diajarkan dengan situasi dunia yang nyata
akan sulit untuk berjuang bersama da-
serta dapat mendorong siswa untuk membuat
lam mengupayakan Indonesia untuk
merdeka. suatu hubungan antara pengetahuannya yang
f. Religius mereka miliki dan menerapkan dalam ke-
Masa kebangkitan nasional Indonesia hidupannya sebagai anggota keluarga dan
berdiri juga organisasi organisasi yang masyarakat. Dengan demikian diharapkan pe-
bersifat keagamaan seperti Sarekat Da- serta didik untuk mampu menghubungkan dan
gang Islam yang kemudian berubah menerapkan kompetensi hasil belajar dalam ke-
nama menjadi Sarekat Islam. Selain itu
hidupan sehari-hari. Hal ini membuat peserta
berdiri juga Muhammadiyah dan
Nadhatul Ulama yang merupakan or- didik dapat merasakan pentingnya belajar dan
ganisasi terbesar di Indonesia hingga
Johan Setiawan & Ronando Sofiyan Hadi, Nilai-nilai Pendidikan Karakter… 47

mereka akan memperoleh makna yang men- Merujuk kepada materi sejarah kebang-
dalam dari apa yang telah mereka pelajarinya. kitan nasional Indonesia dan dikaitkan dengan
Penjelasan ini dapat dimengerti bahwa delapan belas nilai karakter. Maka nilai-nilai
pembelajaran kontekstual adalah strategi yang karakter yang terkandung dalam materi tersebut
digunakan guru untuk menyampaikan materi antara lain: semangat kebangsaan, cinta tanah
pelajaran melalui proses memberikan bantuan Air, kerja keras, sikap mandiri, komunikatif,
kepada siswa dalam memahami makna dari ba- religius dan sikap tanggung jawab.
han pelajaran yang mereka pelajari dengan cara Dalam mengimplementasikan nilai
menghubungkannya dengan konteks kehidupan karakter tersebut guru dapat menggunakan
mereka sendiri dalam lingkungan sosial budaya metode Contekstual Teaching and Learning.
masyarakat. Dalam menyampaikan materi terse- Karena melalui metode ini dapat membantu guru
but dengan menggunakan metode pembelajaran dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan
kontekstual maka pendidik bisa menarik rele- dengan situasi dunia nyata serta dapat men-
vansinya dengan keadaan sekarang. dorong siswa untuk membuat suatu hubungan
antara pengetahuan yang mereka miliki dan
SIMPULAN menerapkan dalam kehidupannya sebagai ang-
gota keluarga dan masyarakat.
Pendidikan karakter merupakan proses
pemberian tuntunan yang mengacu pada nilai- DAFTAR PUSTAKA
nilai karakter yang diberikan oleh guru kepada
peserta didik agar menjadi manusia yang Amiruddin. 2016. “Peran Pendidikan Sejarah
seutuhnya dengan ditandai oleh karakter yang dalam Membangun Karakter
baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidi- Bangsa”, dalam Seminar Na-
kan karakter yaitu religius, toleransi, jujur, sional: Pendidikan Ilmu-Ilmu So-
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin sial Membentuk Karakter Bangsa
tau, demokratis, cinta tanah air, kebangsaan, Dalam Rangka Daya Saing Global.
menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, Makassar: Universitas Negeri Ma-
gemar membaca, peduli lingkungan, sosial, dan kassar
tanggung jawab. Demikianlah nilai karakter ter- Faza, A. 2017. “Pengajaran Sejarah sebagai Me-
sebut yang diinternalisasikan di sekolah ke da- dia Penanaman Wawasan Kebang-
lam mata pelajaran salah satunya melalui pem- saan” Wiyanata. Volume VIII, No
belajaran sejarah. 2/2017. Hlm. 1-9
Mata pelajaran sejarah yang diajarkan
Gazalba, S. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai
disekolah memiliki tujuan yang sangat strategis
Ilmu: Untuk tingkat pengetahuan
dalam membentuk watak dan martabat bangsa,
menengah dan perguruan tinggi.
karena memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
Jakarta: Bhratara
air. Materi sejarah kebangkitan nasional Indone-
Hasan, H.S. 2012. “Pendidikan Sejarah untuk
sia berisi peristiwa penting yang berlangsung
Memperkuat Pendidikan Karak-
dari tahun 1908 hingga 1945, yaitu ditandai
ter.” Paramita Volume XXII No.
dengan berdirinya organisasi Budi Utomo, dan
1/2012. Hlm. 81-95.
sumpah pemuda II sebagai suatu sumpah untuk
bersatu hingga sampai diproklamasikan ke- Johnson, B. E. 2002. Contextual teaching and
merdekaan Indonesia. learning, (What isits and Why its
48 SEJARAH DAN BUDAYA, Tahun Keduabelas, Nomor 1, Juni 2018

here to stay). California: Coewin- the Future of Teaching the Past.


press Philadelphia: Temple University
Kartono & Fatmawati, S.D.. 2010. Makna Press
Sumpah Pemuda. Semarang: Ben-
gawan Ilmu
Kusmayadi, Y. 2017. “Hubungan Antara Pema-
haman Sejarah Nasional Indonesia
dan Wawasan Kebangsaan
Dengan Karakter Mahasiswa”.
Agastya Volume VII, No 2/2017.
Hlm. 1-19
Listyarti, R. 2012. Pendidikan Karakter dalam
Metode Aktif, Inovatif & Kreatif.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Samani, M. & Hariyanto. 2012. Konsep dan
Model Pendidikan Karakter. Ban-
dung: PT Remaja Rosdakarya.
Subaryana. 2012. “The Impact of History Learn-
ing to Nationalism and Patriotism
Attitudes In The Globalisation
Era.” Historia: International Jour-
nal of History Education. Volume.
XIII, No. 1/2012. Hlm. 41-56
Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Te-
ori dan Aplikasi Paikem. Yogya-
karta: Pustaka pelajar.
Suyadi. 2015. Strategi Pembelajaran Pendidi-
kan Karakter. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Ino-
vatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wibowo, A. 2013. Manajemen Pendidikan
Karakter Di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Widja, I.G.. 1989. Pengantar Ilmu Sejarah:
Sejarah dalam Perspektif
Pendidikan. Semarang: Satya
Wacana
Wineburg, S. 2001. Historical Thinking and
Other Unnatural Acts: Charting

Anda mungkin juga menyukai