MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" "
Oleh:
Tu'nas Fuaidah : D31205007
Nur Afiyah : D01205235
Siti Zulhijjah : D01206177
Fatimah Atik L. : D01205159
Yanto : D01205
Siti Nur Fadilah : D01303133
Dosen Pembimbing:
Dra. Yuni Arifada, M. Pd.
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2006
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini penulis menjelaskan teori belajar dari para ahli yakni
Teori Belajar Bruner kemudian bagaimana penerapannya dalam pembelajaran
matematika, sehingga asumsi dari siswa bahwa mata pelajaran matematika adalah
pelajaran yang paling sulit sedikit akan terkikis dengan digunakan teori – teori
belajar yang tepat.
BAB II
TEORI BELAJAR MENGAJAR MENURUT JEROME S. BRUNER
A. Biografi J. S. Bruner
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang ahli
psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah
mempelopori aliran psikologi kognitif yang memberi dorongan agar
pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berfikir.
Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif
manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan
mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa
manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner
menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan
manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan
kepada dirinya.
1
Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar
(Jakarta: Bumi Aksara. 2000) hal.7-8
2
Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Belajar ,........hal.110
J. S. Bruner dalam belajar matematika menekankan pendekatan
dengan bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam belajar mengajar
matematika adalah menanamkan konsep dan dimulai dengan benda
kongkrit secara intuitif, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi
(sesuai dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk
yang abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam
matematika. Penggunaan konsep Bruner dimulai dari cara intuitif
keanalisis dari eksplorasi kepenguasaan. Misalnya, jika ingin
menunjukkan angka 3 (tiga) supaya menunjukkan sebuah himpunan
dengan tiga anggotanya.
Contoh himpunan tiga buah mangga. Untuk menanamkan
pengertian 3 diberikan 3 contoh himpunan mangga. Tiga mangga sama
dengan 3 mangga.3
B. Alat-Alat Mengajar
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut
fungsinya.
a. alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”. Yaitu menyajikan
bahan-bahan kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat mereka
peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat
dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dll.
b. Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau
prinsip suatu gejala, misalnya model molekul atau alat pernafasan, tetapi
juga eksperimen atau demonstrasi, juga program yang memberikan
langkah-langkah untuk memahami suatu prinsip atau struktur pokok.
c. Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa
atau tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk
hidup, untuk memberi pengertian tentang suatu ide atau gejala.
3
Dra. Lisnawaty Simanjutak, dkk., Metode Mengajar Matematika (Jakarta: PT Rineka
Cipta. 1993) hal.70-71
d. Alat automatisasi seperti “teaching machine” atau pelajaran berprograma,
yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi
ballikan atau feedback tentang responds murid.4
4
Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Berbagai Pendekatan ....... hal.15
seperti, persegipanjang, jajar genjang, trapesium, segitiga, segi lima, segi
enam, lingkaran.
a. Tahap Enaktif.
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak
secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik)objek.
(a)
BAB III
ANALISIS
Bruner menjadi sangat terkenal karena dia lebih peduli terhadap proses
belajar daripada hasil belajar,metode yang digunakannya adalah metode
Penemuan (discovery learning).Discovery learning dari Bruner merupakan
model pengajaran yang dikembangkan berdasarkan pada pandangan kognitif
tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivitas.
Dalam Teori Bruner dengan metode Penemuan (discovery learning),
kekurangannya tidak bisa digunakan pada semua materi dalam matematika
hanya beberapa materi saja yang dapat digunakan dengan metode penemuan.
Teori belajar matematika menurut J.S. Bruner tidak jauh berbeda
dengan teori J. Piaget. Menurut teori J.S. Bruner langkah yang paling baik
belajar matematika adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya,
karena langkah permulaan belajar konsep, pengertian akan lebih melekat bila
kegiatan-kegiatan yang menunjukkan representasi (model) konsep dilakukan
oleh siswa sendiri dan antara pelajaran yang lalu dengan yang dipelajari harus
ada kaitannya
Menurut Bruner, agar proses mempelajari sesuatu pengetahuan atau
kemampuan berlangsung secara optimal, dalam arti pengetahuan taua
kemampuan dapat diinternalisasi dalam struktur kognitif orang yang
bersangkutan.Kemampuan tersebut dibagi dalam 3 tahap yaitu, tahap enaktif,
tahap ikonik, dan tahap simbolik.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: C.V. Andi Offset. 2005
Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:
Bumi Aksara. 2000
www.manmodelgorontalo.com