Anda di halaman 1dari 10

TEORI BELAJAR MENGAJAR

MENURUT JEROME S. BRUNER

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
" "

Oleh:
Tu'nas Fuaidah : D31205007
Nur Afiyah : D01205235
Siti Zulhijjah : D01206177
Fatimah Atik L. : D01205159
Yanto : D01205
Siti Nur Fadilah : D01303133

Dosen Pembimbing:
Dra. Yuni Arifada, M. Pd.

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2006
BAB I

PENDAHULUAN

Mata Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik


mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama.Matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran)
yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol
(lambang) dan penalaran deduktif (Sutawijaya, 1997 : 176). Matematika
berkenaan dengan ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan
yang diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep
abstrak, (Hudoyo, 1990:3).Sebagai guru matematika dalam menanamkan
pemahaman seseorang belajar matematika utamanya bagaimana menanamkan
pengetahuan konsep-konsep dan pengetahuan prosedural.

Salah satu untuk dapat memahami konsep-konsep dan prosedural, guru


perlu mengetahui berbagai teori belajar matematika, unsur pokok dalam
pembelajaran matematika adalah guru sebagai salah satu perancang proses,
proses yang sengaja dirancang selanjutnya disebut proses pembelajaran,siswa
sebagai pelaksanaan kegiatan belajar, dan matematika sekolah sebagai objek yang
dipelajari dalam hal ini sebagai salah satu bidang studi dalam pelajaran.

Dalam makalah ini penulis menjelaskan teori belajar dari para ahli yakni
Teori Belajar Bruner kemudian bagaimana penerapannya dalam pembelajaran
matematika, sehingga asumsi dari siswa bahwa mata pelajaran matematika adalah
pelajaran yang paling sulit sedikit akan terkikis dengan digunakan teori – teori
belajar yang tepat.
BAB II
TEORI BELAJAR MENGAJAR MENURUT JEROME S. BRUNER

A. Biografi J. S. Bruner
Bruner yang memiliki nama lengkap Jerome S.Bruner seorang ahli
psikologi (1915) dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, telah
mempelopori aliran psikologi kognitif yang memberi dorongan agar
pendidikan memberikan perhatian pada pentingnya pengembangan berfikir.
Bruner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif
manusia, bagaimana manusia belajar, atau memperoleh pengetahuan dan
mentransformasi pengetahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa
manusia sebagai pemproses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner
menyatakan belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan
manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan
kepada dirinya.

B. Proses Belajar Mengajar Menurut Jerome S. Bruner


Pendirian yang terkenal yang dikemukakan oleh J. Bruner ialah, bahwa
setiap mata pelajaran dapat diajarakan dengan efektif dalam bentuk yang jujur
secara intelektual kepada setiap anak dalam setiap tingkat perkembangannya.
Pendiriannya ini didasarkan sebagian besar atas penelitian Jean Piaget tentang
perkembangan intelektual anak. Berhubungan dengan hal itu, antara lain:
a. Perkembangan intelektual anak
Menurut penelitian J. Piaget, perkembangan intelektual anak
dapat dibagi menjadi tiga taraf.
1. Fase pra-operasional, sampai usia 5-6 tahun, masa pra sekolah, jadi
tidak berkenaan dengan anak sekolah. Pada taraf ini ia belum dapat
mengadakan perbedaan yang tegas antara perasaan dan motif
pribadinya dengan realitas dunia luar. Karena itu ia belum dapat
memahami dasar matematikan dan fisika yang fundamental, bahwa
suatu jumlah tidak berunah bila bentuknya berubah. Pada taraf ini
kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu kepada
anak sangat terbatas.
2. Fase operasi kongkrit, pada taraf ke-2 ini operasi itu “internalized”,
artinya dalam menghadapi suatu masalah ia tidak perlu
memecahkannya dengan percobaan dan perbuatan yang nyata; ia telah
dapat melakukannya dalam pikirannya. Namun pada taraf operai
kongkrit ini ia hanya dapat memecahkan masalah yang langsung
dihadapinya secara nyata. Ia belum mampu memecahkan masalah
yang tidak dihadapinya secara nyata atau kongkrit atau yang belum
pernah dialami sebelumnya.
3. Fase operasi formal, pada taraf ini anak itu telah sanggup beroperasi
berdasarkan kemungkinan hipotesis dan tidak lagi dibatasi oleh apa
yang berlangsung dihadapinya sebelumnya.1
b. Tahap-tahap dalam proses belajar mengajar
Menurut Bruner, dalam prosses belajar siswa menempuh tiga
tahap, yaitu:
1. Tahap informasi (tahap penerimaan materi)
Dalam tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh
sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari.
2. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)
Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah
atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.
3. Tahap evaluasi
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh
mana informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan
untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapi.2
c. Kurikulum spiral

1
Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar
(Jakarta: Bumi Aksara. 2000) hal.7-8
2
Muhibbin Syah, M.Ed., Psikologi Belajar ,........hal.110
J. S. Bruner dalam belajar matematika menekankan pendekatan
dengan bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam belajar mengajar
matematika adalah menanamkan konsep dan dimulai dengan benda
kongkrit secara intuitif, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi
(sesuai dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk
yang abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam
matematika. Penggunaan konsep Bruner dimulai dari cara intuitif
keanalisis dari eksplorasi kepenguasaan. Misalnya, jika ingin
menunjukkan angka 3 (tiga) supaya menunjukkan sebuah himpunan
dengan tiga anggotanya.
Contoh himpunan tiga buah mangga. Untuk menanamkan
pengertian 3 diberikan 3 contoh himpunan mangga. Tiga mangga sama
dengan 3 mangga.3

B. Alat-Alat Mengajar
Jerome Bruner membagi alat instruksional dalam 4 macam menurut
fungsinya.
a. alat untuk menyampaikan pengalaman “vicarious”. Yaitu menyajikan
bahan-bahan kepada murid-murid yang sedianya tidak dapat mereka
peroleh dengan pengalaman langsung yang lazim di sekolah. Ini dapat
dilakukan melalui film, TV, rekaman suara dll.
b. Alat model yang dapat memberikan pengertian tentang struktur atau
prinsip suatu gejala, misalnya model molekul atau alat pernafasan, tetapi
juga eksperimen atau demonstrasi, juga program yang memberikan
langkah-langkah untuk memahami suatu prinsip atau struktur pokok.
c. Alat dramatisasi, yakni yang mendramatisasikan sejarah suatu peristiwa
atau tokoh, film tentang alam yang memperlihatkan perjuangan untuk
hidup, untuk memberi pengertian tentang suatu ide atau gejala.

3
Dra. Lisnawaty Simanjutak, dkk., Metode Mengajar Matematika (Jakarta: PT Rineka
Cipta. 1993) hal.70-71
d. Alat automatisasi seperti “teaching machine” atau pelajaran berprograma,
yang menyajikan suatu masalah dalam urutan yang teratur dan memberi
ballikan atau feedback tentang responds murid.4

C. Aplikasi Teori Bruner Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah


Dasar
Penerapan teori belajar Bruner dalam pembelajaran dapat dilakukan
dengan:
1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan.
Misal : untuk contoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat,
sedangkan bukan contoh adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima
atau lingkaran.
2. Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
Misalnya berikan pertanyaan kepada sibelajar seperti berikut ini ” apakah
nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah?
Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan?
3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari
jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/ sifat-sifat dari bangun
Ubin tersebut?
4. Ajak dan beri semangat si belajar untuk memberikan pendapat
berdasarkan intuisinya. Jangan dikomentari dahulu atas jawaban siswa,
kemudian gunakan pertanyaan yang dapat memandu si belajar untuk
berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya. (Anita W,1995 dalam
Paulina panen, 2003 3.16)
Berikut ini disajikan contoh penerapan teori belajar Bruner dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar.
1. Pembelajaran menemukan rumus luas daerah persegi panjang?
Untuk tahap contoh berikan bangun persegi dengan berbagai ukuran,
sedangkan bukan contohnya berikan bentuk-bentuk bangun datar lainnya

4
Prof. Dr. S. Nasution, M.A., Berbagai Pendekatan ....... hal.15
seperti, persegipanjang, jajar genjang, trapesium, segitiga, segi lima, segi
enam, lingkaran.
a. Tahap Enaktif.
Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak
secara langsung terlihat dalam memanipulasi (mengotak atik)objek.
(a)

Untuk gambar a ukurannya: Panjang = 20 satuan , Lebar = 1 satuan


b ukurannya: Panjang = 10 satuan , Lebar = 2 satuan
c ukurannya: Panjang = 5 satuan , Lebar = 4 satuan
b. Tahap Ikonik
Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran
internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar
atau grafik yang dilakukan anak, berhubungan dengan mental yang merupakan
gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.
Penyajian pada tahap ini apat diberikan gambar-gambar dan Anda dapat
berikan sebagai berikut.
c. Tahap Simbolis
Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi
Simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.
Siswa diminta untuk mngeneralisasikan untuk menenukan rumus luas
daerah persegi panjang. Jika simbolis ukuran panjang p, ukuran lebarnya l ,
dan luas daerah persegi panjang L

maka jawaban yang diharapkan L = p x l satuan


Jadi luas persegi panjang adalah ukuran panjang dikali dengan ukuran lebar.
Penerapan teori belajar Bruner dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan:
1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan.
2. Bantu si belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep.
3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya
sendiri.
4. Ajak dan beri semangat si belajar untuk memberikan pendapat berdasarkan
intuisinya.Jangan dikomentari dahulu atas jawaban siswa, kemudian gunakan
pertanyaan yang dapat memandu si belajar untuk berpikir dan mencari
jawaban yang sebenarnya.
5. Tidak semua materi yang ada dalam matematika sekoah dasar dapat dilakukan
dengan metode penemuan.

BAB III

ANALISIS

Bruner menjadi sangat terkenal karena dia lebih peduli terhadap proses
belajar daripada hasil belajar,metode yang digunakannya adalah metode
Penemuan (discovery learning).Discovery learning dari Bruner merupakan
model pengajaran yang dikembangkan berdasarkan pada pandangan kognitif
tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivitas.
Dalam Teori Bruner dengan metode Penemuan (discovery learning),
kekurangannya tidak bisa digunakan pada semua materi dalam matematika
hanya beberapa materi saja yang dapat digunakan dengan metode penemuan.
Teori belajar matematika menurut J.S. Bruner tidak jauh berbeda
dengan teori J. Piaget. Menurut teori J.S. Bruner langkah yang paling baik
belajar matematika adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya,
karena langkah permulaan belajar konsep, pengertian akan lebih melekat bila
kegiatan-kegiatan yang menunjukkan representasi (model) konsep dilakukan
oleh siswa sendiri dan antara pelajaran yang lalu dengan yang dipelajari harus
ada kaitannya
Menurut Bruner, agar proses mempelajari sesuatu pengetahuan atau
kemampuan berlangsung secara optimal, dalam arti pengetahuan taua
kemampuan dapat diinternalisasi dalam struktur kognitif orang yang
bersangkutan.Kemampuan tersebut dibagi dalam 3 tahap yaitu, tahap enaktif,
tahap ikonik, dan tahap simbolik.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, Psikologi Belajar, Yogyakarta: C.V. Andi Offset. 2005

Nasution, S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:
Bumi Aksara. 2000

Simanjutak, Lisnawaty, Metode Mengajar Matematika, Jakarta: PT Rineka Cipta.


1993

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,


Jakarta: PT Rineka Cipta. 1998

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006

www.manmodelgorontalo.com

Anda mungkin juga menyukai