Peraturan Kapolri - 12 - 25052016 - 105518 PDF
Peraturan Kapolri - 12 - 25052016 - 105518 PDF
TENTANG
4. P e r a t u r a n ......
4. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang S usunan
Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
b. pelaksanaan kerja sam a Polri d apat berjalan dengan baik, tertib, lancar,
efektif dan efisien.
Pasal 3
BAB II
Bagian Kesatu
Jen is Kerja Sama
Pasal 4
(1) Kerja sam a dalam negeri sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 h u ru f a,
diselenggarakan pada tingkat:
a. Mabes Polri;
b. Polda; dan
c. Polres.
(2) Keija sam a dalam negeri sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
diselenggarakan dengan:
a. lembaga negara;
b. lembaga pem erintah;
c. lembaga nonpem erintah; dan
d. organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat.
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan kerja sam a luar negeri sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 4 h u ru f b dilaksanakan dengan:
a. lembaga pem erintah negara asing;
b. organisasi internasional; dan
c. organisasi nonpem erintah/sw adaya m asyarakat.
(2) Keija sam a luar negeri sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
dilaksanakan melalui keija sam a bilateral, regional dan multilateral.
(3) Penyelenggaraan keija sam a Polri dengan pihak luar negeri sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), dilaksanakan pada:
a. tingkat Mabes Polri; dan
b. tingkat Polda, setelah m endapatkan izin dari Kapolri.
(4) Keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (3) h u ru f b bersifat teknis.
(5) Penyelenggaraan kerja sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (3)
dikoordinasikan oleh:
a. Staf bidang Operasi Polri (Sops Polri) bersam a-sam a dengan Divisi
H ubungan Internasional (Divhubinter) Polri, u n tu k tingkat Mabes
Polri: dan
b. Biroops Polda bersam a-sam a dengan Sops Polri dan Divhubinter
Polri, u n tu k tingkat Polda.
Pasal 7
(1) Penyelenggaraan kerja sam a dalam negeri dan luar negeri, meliputi
bidang:
a. tugas operasional;
b. keija sam a teknis;
c. p e n d id ik a n ....
c. pendidikan;
d. pelatihan;
Penyelenggaraan keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
bertujuan u n tu k m endukung kelancaran pelaksanaan tugas Kepolisian
dan pihak yang bekerjasama.
Bagian Kedua
Bentuk Kerja Sama
Pasal 8
(1) Keija sam a induk dibuat an tara pihak Mabes Polri dengan pihak lain dan
berlaku bagi seluruh Jajaran Polri.
a. keija sam a tersebut belum pernah dibuat oleh Mabes Polri; dan
b. tidak dilakukan dengan pihak luar negeri.
(3) Kerja sam a induk sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), dapat disusun
dalam bentuk:
Pasal 9
(1) Keija sam a teknis m erupakan jab aran dari keija sam a induk yang
bersifat lebih teknis.
(2) Keija sam a teknis sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) d apat berupa:
a. pedoman keija;
b. pedoman pelaksanaan;
Bagian.
Bagian Ketiga
Hubungan Kerja dan Koordinasi
Pasal 10
Penyelenggara keija sam a dalam negeri pada tingkat Mabes Polri, wajib
m em beritahukan pelaksanaannya kepada Asisten Kapolri bidang Operasi
(Asops Kapolri).
Pasal 11
(2) D a l a m .....
Dalam hal keija sam a luar negeri, Rokerma KL Sops Polri/Bagkerm a/
B idkerm a/Subbagkerm a/Subditkerm a/pengem ban fungsi keija sam a
di tingkat Mabes Polri wajib berkoordinasi dengan Asops Kapolri dan
Kadivhubinter Polri.
Pasal 13
Penyelenggaraan keija sam a pada tingkat Polda sebagaim ana dim aksud
dalam Pasal 11 ayat (1) dilaksanakan sebagai berikut:
a. Karoops Polda sebagai koordinator satu an fungsi dalam
pelaksanaan kerja sam a di tingkat Polda;
b. hubungan keija sebagaim ana dim aksud h u ru f a dilaksanakan
sebagai berikut:
1. Biroops Polda m emberikan arah an tentang penyelenggaraan
keija sam a yang telah dibuat oleh Mabes Polri, Polda
di tingkat Polda dan Polres;
2. Biroops Polda memberikan arah an tentang penyelenggaraan
keija sam a yang akan dibuat oleh satu an fungsi tingkat Polda
dan Polres;
3. Biroops Polda m elakukan monitoring, pendataan dan evaluasi
terhadap seluruh pelaksanaan keija sam a yang dilakukan
oleh satu an fungsi di tingkat Polda dan Polres;
4. satu an fungsi di tingkat Polda wajib m elaporkan setiap
pelaksanaan kerja sam a, term asuk mengirimkan salinan
nask ah kerja sam a yang telah ditandatangani kepada
Kapolda, dengan tem busan Karoops Polda dan Kabidkum
Polda; dan
5. Kapolda wajib melaporkan setiap pelaksanaan keija sama,
term asuk mengirimkan salinan naskah kerja sam a yang telah
ditandatangani kepada Kapolri, dengan tem busan Asops
Kapolri, Kadivkum Polri dan Kasatfung terkait tingkat Mabes
Polri.
Dalam hal penyelenggaraan kerja sam a dengan pihak luar negeri, Polda
wajib m em inta izin kepada Kapolri serta berkoordinasi dengan Asops
Kapolri dan Kadivhubinter Polri.
Pasal 14
Penyelenggaraan kerja sam a pada tingkat Polres sebagaim ana dim aksud
Pasal 11 ayat (2) dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kabagops Polres sebagai koordinator satu an fungsi dalam pelaksanaan
keija sam a di tingkat Polres; dan
b. hubungan keija sebagaim ana dim aksud h u ru f a dilaksanakan sebagai
berikut:
1. Bagops Polres memberikan arah an tentang penyelenggaraan kerja
sam a yang telah dibuat Mabes Polri/Polda/Polres kepada satuan
fungsi Polres dan Polsek;
2. Bagops Polres memberikan arah an tentang penyelenggaraan keija
sam a yang akan dibuat oleh satu an fungsi Polres;
3. B agops ....
8
BAB III
Bagian Kesatu
Keija Sama Dalam Negeri
Pasal 15
Pasal 16
Tahapan kerja sam a dalam negeri pada tingkat Mabes Polri sebagai berikut:
a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:
1. satu an fungsi pem rakarsa mengirim su ra t kepada pihak lain yang
akan diajak bekerja sama, dengan tem busan Kapolri dan Asops
Kapolri;
2. pem buatan konsep awal naskah keija sam a oleh satu an fungsi
pem rakarsa dengan m engikutsertakan Divkum Polri;
3. satu an fungsi pem rakarsa m em buat su rat perintah Polga yang
m engikutsertakan fungsi terkait;
4. p e m b a h a s a n .....
9
Pasal 17
Tahapan kerja sam a dalam negeri pada tingkat Polda sebagai berikut:
a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:
1. Polda mengirim su rat kepada pihak lain yang akan diajak bekeija
sama;
2. pem buatan konsep awal naskah keija sam a oleh satu an fungsi
pem rakarsa dengan m engikutsertakan Bidkum Polda;
3. Kapolda m em erintahkan Biro Ops Polda u n tu k m em buat su rat
perm intaan nam a personel Polri yang akan dikutsertakan dalam
Pokja kepada satu an fungsi terkait, selanjutnya dibuatkan S urat
Perintah Kapolda;
4. pem bahasan substansi (internal Polri);
5. p e m b a h a s a n ....
5. pem bahasan substansi materi dengan pihak lain;
6. pengiriman konsep nask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum
Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;
7. setelah dilakukan verifikasi oleh Bidkum Polda, selanjutnya satuan
fungsi pem rakarsa m enindaklanjuti rekomendasi Bidlmm Polda;
8. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolda atau pejabat yang
ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja;
9. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganein
naskah keija sama; dan
10. Kapolda m elaporkan keija sam a tersebut kepada Kapolri dengan
tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan kasatfung terkait
tingkat Mabes Polri.
b. inisiatif keija sam a berasal dari pihak lain:
1. dalam hal satu an fungsi menerima pem beritahuan dari pihak lain
mengenai perm intaan dilakukan keija sama, m aka satu an fungsi
yang menerima perm intaan kerja sam a m elaporkan kepada
Kapolda mengenai akan dilakukan kerja sam a tersebut;
2. satu an fungsi pem rakarsa m em buat konsep tanggapan dengan
m engikutsertakan Bidkum Polda dan koordinasi dengan Biroops
Polda dalam rangka persiapan Pokja;
3. satu an fungsi pem rakarsa m em buat su rat perintah Pokja yang
m engikutsertakan satu an fungsi terkait;
4. pem bahasan substansi materi (internal Polri);
5. pem bahasan substansi materi dengan pihak lain;
6. pengiriman konsep naskah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum
Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;
7. setelah verifikasi selesai, selanjutnya satu an fungsi pem rakarsa
m enindaklanjuti rekom endasi Bidkum Polda;
8. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolda atau pejabat yang
ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja;
9. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan
naskah keija sama; dan
10. Kapolda m elaporkan keija sam a tersebut kepada Kapolri dengan
tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan Kasatfung terkait
tingkat Mabes Polri.
Pasal 18
Tahapan keija sam a dalam negeri pada tingkat Polres sebagai berikut:
a. inisiatif keija sam a berasal dari Polri:
1. Polres mengirim su rat kepada pihak lain yang akan diajak bekeija
sam a setelah m endapat persetujuan dari Kapolda;
2. pem buatan konsep awal naskah keija sam a oleh satu an fungsi
pem rakarsa m engikutsertakan Subbagkum Bagsum da Polres;
3. selanjutnya satu an fungsi pem rakarsa m elakukan koordinasi
dengan Bagops Polres dalam rangka persiapan Pokja;
4. s a t u a n .....
4. satu an fungsi pem rakarsa m em bliat su rat perintah Pokja yang
m engikutsertakan satu an fungsi terkait
5. pem bahasan substansi materi (internal Polri);
6. pem bahasan substansi materi dengan pihak lain;
7. pengiriman konsep nask ah kerja sam a hasil Pokja kepada Bidkum
Polda u n tu k m endapatkan verifikasi;
8. setelah verifikasi selesai, selanjutnya satu an fungsi pem rakarsa
m enindaklanjuti rekom endasi Bidkum Polda;
9. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolres dihadiri oleh seluruh
tim Pokja;
10. setelah kedua belah pihak sepakat, dibuat acara penandatanganan
naskah kerja sama;
11. Kapolres m elaporkan perihal kerja sam a terseb u t kepada Kapolda
dengan tem busan Karoops Polda, Kabidkum Polda dan Kasatfung
terkait tingkat Polda; dan
12. Kapolda melaporkan kerja sam a tersebut kepada Kapolri dengan
tem busan Asops Kapolri, Kadivkum Polri dan Kasatfung terkait
tingkat Mabes Polri.
B agian .....
Bagian Kedua
Kerja Sama Luar Negeri
Pasal 19
Pasal 20
Tahapan keija sam a luar negeri pada tingkat Mabes Polri sebagai berikut:
3. pem buatan konsep awal naskah keija sam a oleh satu an fungsi
pem rakarsa m engikutsertakan Divkum Polri dan Divhubinter Polri;
4. satu an fungsi pem rakarsa berkoordinasi dengan Divhubinter Polri
dalam rangka persiapan Pokja;
5. satu an fungsi pem rakarsa m em buat su rat perintah Pokja dan
m engikutsertakan satu an fungsi terkait;
6. pem bahasan substansi materi (internal Polri);
7. p e m b a h a s a n
7. pem bahasan substansi materi dengan pihak lain;
10. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolri atau pejabat yang
ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja; dan
1. dalam hal satu an fungsi menerima pem beritahuan dari pihak lain
mengenai perm intaan dilakukan kerja sam a, m aka satu an fungsi
yang m enerim a perm intaan kerja sam a m elaporkan kepada Kapolri
dengan tem busan Divhubinter Polri;
Pasal 21
Tahapan kerja sam a luar negeri pada tingkat Polda sebagai berikut;
a. inisiatif kerja sam a berasal dari Polri:
1. Polda m elakukan koordinasi dengan Divhubinter Polri dan Sops
Polri tentang rencana kerja sam a dengan pihak luar negeri;
2. D ivhubinter.....
2. Divhubinter Polri m elakukan pengkajian secara kom prehensif atas
gagasan keija sam a, selanjutnya m emberikan rekomendasi kepada
Kapolda;
10. paparan oleh Ketua Pokja kepada Kapolda atau pejabat yang
ditunjuk dan dihadiri oleh seluruh tim Pokja;
11. pengiriman konsep nask ah keija sam a hasil Pokja kepada Divkum
Polri dan Kementerian Luar Negeri melalui Divhubinter Polri u n tu k
m endapatkan verifikasi;
12. hasil verifikasi Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri, dibahas
kembali dengan pihak luar negeri;
11. pengiriman konsep nask ah keija sam a hasil Pokja kepada Divkum
Polri dan Kementerian Luar Negeri melalui Divhubinter Polri u n tu k
m endapatkan verifikasi;
12. hasil verifikasi Divkum Polri dan Kementerian Luar Negeri, dibahas
kembali dengan pihak luar negeri;
13. Kapolda atau ketua Pokja m em aparkan di depan Kapolri atau
pejabat yang ditunjuk dan dihadiri pejabat terkait di Mabes Polri;
Pasal 22
Naskah keija sam a dalam negeri yang dibuat pada tingkat Mabes Polri,
ditandatangani oleh Kapolri atau Pejabat yang ditunjuk dengan S urat
Perintah dan Pejabat dari pihak lain yang m elakukan keija sama.
Naskah keija sam a dalam negeri yang dibuat pada tingkat Polda,
ditandatangani oleh Kapolda atau Pejabat yang ditunjuk dengan S urat
Perintah dan Pejabat dari pihak lain yang m elakukan keija sama.
(4) Naskah keija sam a dalam negeri yang dibuat pada tingkat Polres,
ditandatangani oleh Kapolres dan Pejabat dari pihak lain yang m elakukan
keija sama.
(5) Keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (4) dilaporkan secara
berjenjang kepada Kapolda dan Kapolri dengan tem busan Kadivkum
Polri, Kasatfung terkait tingkat Mabes Polri dan Asops Kapolri.
Pasal 23
(1) Penandatanganan naskah kerja sam a .luar negeri pada tingkat Mabes
Polri, dilakukan oleh Kapolri setelah m endapat S urat Kuasa {full power)
dari Menteri Luar Negeri.
(2) Penandatanganan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), Kapolri dapat
m elim pahkan kepada pejabat yang ditunjuk sesuai materi m uatan keija
sama.
(3) Penandatanganan naskah keija sam a luar negeri pada tingkat Polda,
dilakukan oleh Kapolda setelah m endapat izin dari Kapolri selaku
pemegang S urat Kuasa dari Menteri Luar Negeri.
Pasal 24
a. acara [ceremonial) oleh para pihak di kantor salah satu pihak atau
ditem pat lain yang disepakati; atau
b. cara terpisah, tidak pada saat bersam aan baik w aktu m aupun tempat.
Bagian Keempat
Pelaksanaan
Pasal 25
(1) Keija sam a mulai berlaku dan mengikat setelah disepakati dan
ditandatangani oleh para pihak sesuai dengan jangka w aktu yang telah
ditentukan.
(2) Keija sam a sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) ditindaklanjuti dalam
bentuk kegiatan.
(3) Bentuk kegiatan sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) dilaporkan secara
beijenjang kepada Kapolri.
Bagian
Bagian Kelima
Jangka Waktu
Pasal 26
Masa berlaku pelaksanaan keija sam a dalam negeri dan luar negeri sesuai
kebutuhan, yang dinyatakan secara jelas dalam naskeih kerja sama.
Bagian Keenam
Perpanjangan Keija Sama
Pasal 2 7
(1) Kerja sam a dalam negeri dan luar negeri d ap at diperpanjang atas
keinginan salah satu pihak dengan m enyam paikan pem beritahuan
secara tertulis kepada pihak lain minimal 3 (tiga) bulan sebelum
berakhirnya kerja sama.
(2) Perpanjangan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
sesuai dengan tah ap an kerja sam a sebagaim ana diatur dalam peraturan
im.
Bagian Ketujuh
Penghentian Kerja Sama
Pasal 28
a. disepakati oleh para pihak melalui prosedur yang ditetapkan dalam keija
sama;
e. dibuat su atu kerja sam a baru yang menggantikan keija sam a lama;
Bagian Kedelapan
Penyimpanan
Pasal 29
a. naskah
a, nask ah asli disim pan oleh Divkum Polri/Bidkum Polda/
Subbagkum Bagsum da Polres; dan
b. salinan nask ah kerja sam a disim pan oleh sa tu an fungsi
pem rakarsa, Sops Polri/Biroops Polda/Bagops Polres dan Setum
Polri/Setum Polda/Sium Polres.
(2) Penyimpanan naskah kerja sam a dalam negeri sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) berdasarkan ketentuan ta ta kearsipan yang berlaku
di lingkungan Polri.
Pasal 30
Bagian Kesembilan
Sosialisasi
Pasal 31
Sosialisasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Sops
Polri/Divkum Polri/Divhubinter Polri/Biroops Polda/Bidkum Polda/
Bagops Polres/Subbagkum Bagsum da Polres bersam a-sam a dengan
satu an fungsi yang dikedepankan.
Sosialisasi sebagaim ana dim aksud ayat (1) dilaksanakan secara bersam a-
sam a dengan pihak lain atau masing-masing pihak.
Bagian Kesepuluh
Monitoring dan Elvaluasi
Pasal 32
BAB I V .....
BAB IV
Bagian Kesatu
Kelompok Keija
Pasal 33
Pasal 34
Pokja penyusunan naskah kerja sam a luar negeri dilakukan sebagai berikut;
a. penyusunan konsep aw al/konsep tanggapan dilakukan oleh pem rakarsa;
pem bahasan lanjutan m engikutsertakan fungsi hukum , satu an fungsi
terkait, dan Direktorat Jenderal Hukum dan Peijanjian Internasional
Kementerian Luar Negeri; dan
a. finalisasi dilakukan oleh Pokja gabungan yang terdiri dari pem rakarsa,
fungsi hukum , fungsi terkait, dan pihak lain.
Bagian Kedua
Teknik Penyusunan
Pasal 35
Pasal 36
(2) Kertas
(2) Kertas naskah kerja sam a luar negeri menggunakan kertas perjanjian
yang disiapkan oleh Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian
Internasional Kementerian Luar Negeri.
Pasal 37
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, m aka Peraturan Kapolri Nomor 10
Tahun 2006 tentang Panduan Penyusunan Nota Kesepahaman, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 39
Ditetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 8 Ju li
KEPALA K INDONESIA,
-s
Diundangkan di Ja k a rta
pada tanggal H Ju li 2014 '
AMIR SYAMSUDIN
I. LAMBANG
II. JUDUL
III. PEMBUKAAN
1. Kalimat pem bukaan, yang m encantum kan tem pat, hari, tanggal,
bulan dan tah u n penandatanganan n ask ah kerja sam a. U ntuk
n ask ah kerja sam a lu ar negeri, didahului dengan pencantum an
identitas PARA PIHAK yang akan m elaksanakan kerja sam a;
2. identitas
2. Identitas PARA PIHAK, yang m em uat nam a p ejab at/p ara pihak,
jabatan, kewenangan bertindak, alam at/k ed u d u k an dan diakhiri
dengan kalim at “selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA”. Apabila kerja sam a dilakukan oleh lebih dari d u a
pihak, m aka dituliskan “selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA,
PIHAK KEDUA, dan seterusnya”;
4. Latar belakang:
D asar hukum
IV. BATANG
IV. BATANG TUBUH/ISI.
a. Dimulai dengan alinea baru dengan m encantum kan kalim at
“B erdasarkan hal-hal di atas, PARA PIHAK sepakat u n tu k
m engadakan kerja sam a dalam rangka ............ melalui
Kesepakatan Bersama, dengan m enyatakan beberapa hal sebagai
berikut:”;
b. Setelah pencantum an kalim at sebagaim ana dim aksud pada h u ru f
a, diru m u sk an materi pokok yang akan diatur dalam batang tubuh,
yang m aterinya dikelompokkan dalam bab d a n /a ta u pasal, dan
pasal dapat dipecah menjadi beberapa ayat, dengan u ru tan
pengelompokan:
a. bab dengan pasal, tanpa bagian; dan
b. bab dengan bagian dan pasal.
PENUTUP
1. M erupakan bagian akhir dari naskah kerja sam a, m em uat tentang
pem berlakuan dari naskah kerja sam a, penandatanganan
pengesahan n ask ah kerja sam a oleh kedua belah pihak.
2. Penandatanganan nask ah kerja sam a m em pakan pernyataan
persetujuan p ara pihak atas isi naskah perjanjian.
3. Tajuk tan d a tangan n ask ah kerja sam a sebagai berikut:
a. PIHAK PERTAMA diletakkan di sebelah k iri dan PIHAK KEDUA
di sebelah kanan;
b. tan d a tangan pejabat;
c. nam a lengkap pejabat yang m enandatangani;
d. cap/stem pel.
4. Nama jab atan dan nam a pejabat ditulis dengan h u ru f kapital.
5. Dalam hal n ask ah kerja sam a lu ar negeri, disesuaikan dengan
keten tu an Perjanjian Internasional.
C O N TO H .....
B. CONTOH FORMAT NASKAH KERJA SAMA DALAM NEGERI
CONTOH 1:
LAMBANG LAMBANG
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
(K IR I) (KANAN)
NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
KEMENTERIAN..............................
DENGAN
N o m o r:................ /
N o m o r:................ /
TENTANG
D engan
Dengan m em perhatikan peratu ran p eru n d an g -u n d an g an sebagai berikut:
1......................................;
2 ......................................;
3 .........................................;
BAB I
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 1
(1) M aksud Kesepakatan Bersam a ini adalah sebagai pedom an bagi
PARA PIHAK dalam rangka ..........................;
(2) Tujuan K esepakatan Bersam a ini ad alah terw u ju d n y a....... dalam
rangka:
a ....................................;
b ................................... ;
c ......................................
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang Lingkup Kesepakatan Bersam a ini meliputi:
a ......................................... ;
b ......................................... ;
c...........................................
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 3
(1) ............................
(2) ............................
(3) ..............................
Pasal 4
(1) ............................
(2) ............................
(3) ..............................
P a sa l.
7
Pasal 5
( 1)
( 2)
(3)
BAB IV
SOSIALISASI
Pasal 6
BABV
BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 8
( 1)
( 2)
BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
Perubahan
( 1)
( 2)
Pasal 10
Penyelesaian Perselisihan
Pasal.
8
Pasal 11
Masa Berlaku
( 1)
( 2)
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 12
Demikian K esepakatan Bersam a ini dibuat dengan sem angat kerja sam a
yang baik, u n tu k dipatuhi d an dilaksanakan oleh PARA PIHAK.
N am a P e ja b a t N am a P e ja b a t
CONTOH 1.
c . CONTOH FORMAT NASKAH KERJA SAMA LUAR NEGERI
CONTOH 1:
KESEPAKATAN BERSAMA
ANTARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAN
KEPOLISIAN NASIONAL PHILIPINA
TENTANG
PENANGGULANGAN KEJAHATAN LINTAS NEGARA
Pasal 1
Pengertian
Dalam Naskah Kerja Sam a ini yang dim aksud dengan:
1 ................................;
2 ..........................;
3 ..................
Pasal 2
B entuk-bentuk kegiatan
( 1)
( 2)
(3)
Pasal.
Pasal 3
Kejahatan yang ditanggulangi bersam a
( 1)
( 2)
(3) ..............
Pasal 4
Strategi dan m anajem en
( 1)
( 2)
(3) .............
Pasal 5
Prosedur Kerja sam a
( 1)
( 2)
(3) .............
Pasal 6
Penolakan dan Penundaan Perm intaan
( 1) ..........................
(2 ) ...............
(3) ..............
Pasal 7
Pem beritaan kepada Pers
( 1) ............
(2 ) ...............
Pasal 8
Pem biayaan
(1 ) ............
(2 ) ...............
Pasal 9
P en yelesaian Perbedaan Pendapat
( 1)
( 2)
Pasal.
Pasal 10
Analisa dan Evaluasi
( 1)
( 2)
Pasal 11
K etentuan Lain
( 1)
( 2)
NAMA NAMA
PANGKAT PANGKAT
CONTOH 2 .
CONTOH 2:
RSPUBUK INDONBSIA
M EM ORANDUM O F U N D ERSTA N D IN G
B ETW EEN
TH E INDONESIAN NATIONAL P O L IC E
AND
MINISTRY O F D E F E N C E , NATIONAL S EC U R ITY AND IMMIGRATION O F
TH E R E PU B L IC O F FIJI
ON
C O O P E R A T IO N IN PR EV EN TIN G AND CO M BA TIN G TR A N SN A TIO N A L
C R IM ES AND ENH A N CIN G CA PA C ITY BUILDING
A rtic le 1
S C O P E O F C O O P E R A T IO N
2..
A rtic le 2
O B JE C T IV E
A rtic le 3
A R E A S O F C O O PE R A T IO N
A rtic le 4
CA PA C ITY BUILDING, TRAINING AND K N O W LED G E SH A R IN G
A rtic le 6
BILA TER A L W O R K IN G G R O U P
1. U nder this MOU, a bilateral working group to b e esta b lish ed and to m eet
annually and/or w h en th ere is a requirem ent. T he m eeting v e n u e to b e in
turn or a s d ecid ed by th e Parties.
2. T ask s, authorities and responsibilities o f th e Bilateral W orking Group
include th e following; v.
a ) . S et-ou t and d e c id e T echnical A rrangem ent and
b) . Plan, coordinate, control, su p erv ise and eva lu a te co-operation
program m es.
A rtic le 7
CONFIDENTIALITY AND T R A N S F E R O F INFORM ATION
A rtic le 8
FUNDING
T h e c o st o f im plem enting this MOU will b e sh ared a s a g reed b etw een the
Parties. In other circu m stan ces th e funding o f coop erative activities under this
MOU to b e facilitated by m utual c o n se n t including th e c o st o f any a ssista n c e
provided by third parties jointly involved in a particular activity.
A rtic le 9
SE T T L E M E N T O F D IS P U T E S
A rtic le 10
R EV ISIO N O R AM ENDM ENT
A rtic le 11
EN TR Y INTO F O R C E AND DURATION
This MOU shall en ter into force on the d ate of its signing and rem ain in force for
3 (three) y ea rs and m ay b e ex ten d ed for another 3 (three]^ y ea rs by mutual
c o n se n t in writing.
A rtic le 12
TERM INATION
A rtic le 13
S O V E R E IG N IMMUNITY
T he Parties and their resp ective governing b o d ie s and countries do not w aive
their so vereign immunity w hen entering into this MOU, and e a c h to fully retains
all im m unities and d e fe n s e s a s provided by law with r e sp ect to an y action
b a se d on or occurring a s th e result of this MOU.
Ditetapkan di Ja k a rta
pada tanggal 8 Ju li 2014