Anda di halaman 1dari 7

Volvulus

1. Definisi
Volvulus usus adalah kondisi terputarnya segmen usus terhadap usus
itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dimana
mesenterium itu sebagai aksis longitudinal sehingga menyebabkan
obstruksi saluran pencernaan. Apabila volvulus mengenai midgut
maka disebut midgut volvulus. Keadaan ini disebabkan karena adanya
rotasi gelung usus di sekeliling cabang arteri mesenterika superior.
Volvulus bisa mencapai 720o atau lebih, Peningkatan derajat volvulus
akan menyebabkan obstruksi lumen usus, aliran limfatik, aliran vena
dan arteri. (Beroccal, 2008)
2. Patofisiologi
Pada masa embriologi, minggu ke 4 hingga ke 8, terjadi perkembangan
intestinal fetal yang pesat, dimana terjadi pemanjangan dan
perkembangan tube serta rotasi hingga 270°. Jika loop duodenum
tetap berada pada sisi kanan abdomen dan loop sekokolik berada
pada bagian kiri dari arteri mesenterika superior terjadilah non rotasi
dari intestinal loop. Malrotasi terjadi jika terdapat gangguan rotasi
duodenal, yang seharusnya lengkap 270°menjadi hanya 180° dan loop
sekokolik kehilangan rotasi 180° dari rotasi normalnya, menyebabkan
sekum terletak diatas (mid abdomen) atau letak tinggi. Malrotasi
menyebabkan sekum terletak diatas, di mid abdomen beserta dengan
tangkai peritoneal yang disebut Ladd’s Bands. Ladd’s Bands
merupakan jaringan fibrosis dari peritoneal yang melekatkan sekum
didinding abdomen dan menimbulkan obstruksi pada duodenum serta
khas terdapat pada malrotasi intestinal. Malrotasi dari intestinal loop
dapat bersifat asimptomatik, namun beresiko terhadap adanya
volvulus dikemudian hari. (Ingoe, 2007)
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh
cairan dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan
intralumen,yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke
darah. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan
ekstrasel yang mengakibatkan hipovolemi, pengurangan curah
jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Efek lokal
peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan
permeabilitas akibat nekrosis, disertai absorpsi toksin-toksin bakteri ke
dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk menyebabkan
bakteriemia. Bakteriemia dan hipovolemi ini kemudian menyebabkan
proses sistemik menyebabkan SIRS (systemic inflamatory response
syndrome). (Lampl, 2009)

Keterangan :
A. Tempat perlekatan mesenterium sempit pada non rotasi
B. Rotasi tidak lengkap
C. Volvulus midgut

3. Gejala
a. Muntah (akut atau kronik)
b. Nyeri perut
c. Diare Kronik
d. Konstipasi
e. Mual
f. BAB darah
g. Gagal tumbuh
(Kamal, 2000)

4. Gambaran Radiologi Volvulus


Keterangan :
1. Gambar a. Pemeriksaan saluran GI bagian atas proyeksi AP.
Duodenum distal tidak naik melainkan turun dan mengecil
2. Gambar b. Pemeriksaan saluran GI bagian atas proyeksi lateral.
Duodenum distal ke arah anterior
(Strouse, 2004)

Keterangan :
1. Gambar kiri. Foto post 5 menit memasukkan kontras sebanyak
1000c
2. Gambar kanan. Foto post 30 menit memasukkan kontras. Tampak
gambaran corkscrew di distal duodenum past transversum
mengarah kepada midgut volvulus
Atresia Duodenum
1. Definisi
Atresia duodenum adalah kondisi dimana duodenum tidak
berkembang baik. Pada kondisi ini deodenum bisa mengalami
penyempitan secara komplit sehingga menghalangi jalannya
makanan dari lambung menuju usus untuk mengalami proses
absorbsi. Apabila penyempitan usus terjadi secara parsial, maka
kondisi ini disebut dengan doudenal stenosis. (Kessel, 2011)
2. Patofisiologi
Duodenum dibentuk dari bagian akhir 5 foregut dan bagian
sefalik midgut. Selama minggu ke 5-6 lumen tersumbat oleh
proliferasi sel dindingnya dan segera mengalami rekanalisasi
pada minggu ke 8- 10. Kegagalan rekanalisasi ini disebut dengan
atresia duodenum.
Pada beberapa kondisi, atresia duodenum dapat disebabkan
karena faktor ekstrinsik. Kondisi ini disebabkan karena gangguan
perkembangan struktur tetangga, seperti pankreas. Atresia
duodenum berkaitan dengan pankreas anular. Pankreas anular
merupakan jaringan pankreatik yang mengelilingi sekeliling
duodenum, terutama deodenum bagian desenden. Kondisi ini
akan mengakibatkan gangguan perkembangan duodenum.
(Hayden, 2003)
3. Gejala
a. Muntah terus menerus
b. Muntah berwarna kehijauan
c. Nyeri perut
d. Mual
e. Distensi abdomen
f. Perut skafoid
4. Gambaran Radiologi Atresia Duodenum
Keterangan : pada gaster dan duodenum mengalami dilatasi dan
terisi gas. Tidak nampak gas pada area setelah duodenum proximal
Keterangan : Tidak nampak cairan kontras pada area setelah
gelembung duodenum
Keterangan :
a. Gambar kiri, nampak gambaran double bubble sign
b. Gambar kanan, foto dengan kontras barium dengan gambaran
kontras hanya pada gaster dan duodenum
(Alnosair, 2014)

Daftar Pustaka

Alnosair, Ashraf & Naga, Mohamed & Abdulla, Mohamed & Al-Salem, Ahmed. (2014).
Congenital duodenal atresia with 'apple-peel configuration' of the small intestines and
absent superior mesenteric artery: A case report and review of literature. Journal of
Pediatric Surgery Case Reports. 2. 10.1016/j.epsc.2014.02.005.

Berrocal T, Poso GD.(2008).Imaging in pediatric gastrointestinal emergencies. In:


Devos AS, Blickman JG, eds Radiological Imaging of the digestive tract in infant and
children. Germany: Springer-Verlag: 2008. Pp.1- 73
Hayden CK, Marshall ZS, Michael D, Leonard ES. (2003).Combine Esophageal and
Duodenal Atresia: Sonograpic Findings. Arch Surg;140:225-230

Ingoe R, Lange P.( 2007).The Ladds procedure for correction of intestinal malrotation
with volvulus in children. AORN J;85:300-8

Kamal IM.( 2000).Defusing the intra-abdominal ticking bomb: intestinal malrotation in


children. CMAJ;162:1315-7

Kessel D, Bruyn D, Drake F. (2011).Case report: Ultrasound Diagnosis Of Duodenal


Atresia Combined With Isolated Oesophageal Atresia. The British Journal of
Radiology;66: 86-88 6.

Lampl B, Levin TL, Berdon WE, Cowles RA.(2009).Malrotation and midgut volvulus: a
historical review and current controversies in diagnosis and management. Pediatr
Radiol;39:359–366

Strouse PJ.(2004).Disorder of intestinal rotation and fixation (malrotation). Pediatr


Radiol; 34: 837-51

Anda mungkin juga menyukai