Materi Makalah Avinooooo
Materi Makalah Avinooooo
MANAJEMEN BENCANA
OLEH :
RIZKI INDAH SARY
J1A1 16 332
KELAS C
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................................ 2
D. MANFAAT........................................................................................................... 2
II PEMBAHASAN
B. TAHAPAN BENCANA....................................................................................... 3
A. KESIMPULAN.................................................................................................... 12
B. SARAN................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 13
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga Tugas mandiri berupa makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu. Dalam pembuatan makalah ini,penulisi bertujuan untuk melengkapi tugas mata
kuliah Manajemen bencana.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan kali ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi materi
yang penulis sajikan maupun dari segi penulisannya. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana di dunia berdasar data
yang dikeluarkan oleh badan perserikatan bangsa-bangsa untuk strategi internasional
pengurangan risiko bencana (un-isdr). Tingginya posisi indonesia ini dihitung dari jumlah
manusia yang terancam risiko kehilangan nyawa bila bencana alam terjadi. Indonesia
menduduki peringkat tertinggi untuk ancaman bahaya tsunami, tanah longsor, gunung berapi.
Dan menduduki peringkat tiga untuk ancaman gempa serta enam untuk banjir.
Badan nasional penanggulangan bencana (bnpb) selama januari 2013 mencatat ada 119
kejadian bencana yang terjadi di indonesia. Bnpb juga mencatat akibatnya ada sekitar 126 orang
meninggal akibat kejadian tersebut. Kejadian bencana belum semua dilaporkan ke bnpb. Dari
119 kejadian bencana menyebabkan 126 orang meninggal, 113.747 orang menderita dan
mengungsi, 940 rumah rusak berat, 2.717 rumah rusak sedang, 10.945 rumah rusak ringan.
Untuk mengatasi bencana tersebut, bnpb telah melakukan penanggulangan bencana baik
kesiapsiagaan maupun penanganan tanggap darurat. Untuk siaga darurat dan tanggap darurat
banjir dan longsor sejak akhir desember 2012 hingga sekarang, bnpb telah mendistribusikan
dana siap pakai sekitar rp 180 milyar ke berbagai daerah di indonesia yang terkena bencana.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat di peroleh berbagai macam pembahasan atau
masalah yang akan di bahas dalam penulisan makalah ini. Adapun berbagai macam
pembahasan dalam makalah ini dapat di temukan berbagai titik permasalahan yang
membentuk suatu pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan bencana dan apa saja jenis bencana?
7. Tindakan apa saja yang dapat di lakukan pada pertolongan pertama pada korban bencana?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan bencana dan apa saja jenis bencana?
7. Untuk mengetahui tindakan apa saja yang dapat di lakukan pada pertolongan pertama pada korban
bencana
D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca dan penulis dalam hal menajemen
bencana.
II. PEMBAHASAN
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam adalah bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi. Dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana
yang diakibatkan oleh peristiwa atauserangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang
meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
B. TAHAPAN BENCANA
Disaster atau bencana dibagi beberapa tahap yaitu : tahap pra-disaster, tahap serangan
atau saat terjadi bencana (impact), tahap emergensi dan tahap rekonstruksi. Dari ke-empat
tahap ini, tahap pra disaster memegang peran yang sangat strategis.
a. Tahap pra-disaster
Tahap ini dikenal juga sebagai tahap pra bencana, durasi waktunya mulai saat
sebelum terjadi bencana sampai tahap serangan atau impact. Tahap ini dipandang oleh
para ahli sebagai tahap yang sangat strategis karena pada tahap pra bencana ini
masyarakat perlu dilatih tanggap terhadap bencana yang akan dijumpainya kelak. Latihan
yang diberikan kepada petugas danmasyarakat akan sangat berdampak kepada
jumlah besarnya korban saat bencana menyerang (impact), peringatan dini dikenalkan
kepada masyarakat pada tahap pra bencana.
Pada tahap serangan atau terjadinya bencana (impact phase) merupakan fase
terjadinya klimaks bencana. Inilah saat-saat dimana, manusia sekuat tenaga mencoba
ntuk bertahan hidup. Waktunya bisa terjadi beberapa detik sampai beberapa minggu
atau bahkan bulan. Tahap serangan dimulai saat bencana menyerang sampai serang
berhenti.
c. Tahap emergensi
d. Tahap rekonstruksi
Pada tahap ini mulai dibangun tempat tinggal, sarana umum seperti sekolah,
sarana ibadah, jalan, pasar atau tempat pertemuan warga. Pada tahap rekonstruksi ini
yang dibangun tidak saja kebutuhan fisik tetapi yang lebih utama yang perlu kita bangun
kembali adalah budaya. Kita perlu melakukan rekonstruksi budaya, melakukan re-
orientasi nilai-nilai dan norma-norma hidup yang lebih baik yang lebih beradab. Dengan
melakukan rekonstruksi budaya kepada masyarakat korban bencana, kita berharap
kehidupan mereka lebih baik bila dibanding sebelum terjadi bencana. Situasi ini
seharusnya bisa dijadikan momentum oleh pemerintah untuk membangun kembali
indonesia yang lebih baik, lebih beradab, lebih santun, lebih cerdas hidupnya lebih
memiliki daya saing di dunia internasional.
Sebagai salah satu tindak lanjut dalam menghadapi perubahan paradigma manajemen
bencana tersebut, pada bulan januari tahun 2005 di kobe-jepang, diselengkarakan konferensi
pengurangan bencana dunia (world conference on disaster reduction) yang menghasilkan
beberapa substansi dasar dalam mengurangi kerugian akibat bencana, baik kerugian jiwa,
sosial, ekonomi dan lingkungan. Substansi dasar tersebut yang selanjutnya merupakan
lima prioritas kegiatan untuk tahun 2005-2015 yaitu :
1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional maupun daerah yang
pelaksanaannya harus didukung oleh kelembagaan yang kuat.
1. Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana (jika mungkin dengan
meniadakan bahaya).
Misalnya :
Bentuk mitigasi :
3. Kesiapsiagaan (Preparedness)
Segera (immediate)
Upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi
dampak yang ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian.
Pangan
Sandang
7. Pemulihan (recovery)
Proses pemulihan darurat kondisi masyarakat yang terkena bencana, dengan
memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada keadaan semula. Upaya yang
dilakukan adalah memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih,
pasar puskesmas, dll).
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.Upaya langkah yang diambil setelah
kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya, fasilitas umum
dan fasilitas sosial penting, dan menghidupkan kembali roda perekonomian.
9. Rekonstruksi (reconstruction)
Program jangka menengah dan jangka panjang guna perbaikan fisik, sosial dan
ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat pada kondisi yang sama atau
lebih baik dari sebelumnya. Rekonstruksi adalah pembangunan kembali
semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada
tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
1. Cepat dan tepat. Yang dimaksud dengan “prinsip cepat dan tepat” adalah bahwa dalam
penanggulangan bencana harus dilaksanakan secara cepat dan tepat sesuai dengan
tuntutan keadaan.
2. Prioritas. Yang dimaksud dengan “prinsip prioritas” adalah bahwa apabila terjadi
bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan diutamakan pada
kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
3. Koordinasi dan keterpaduan. Yang dimaksud dengan “prinsip koordinasi” adalah bahwa
penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung.
Yang dimaksud dengan “prinsip keterpaduan” adalah bahwa penanggulangan bencana
dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik
dan saling mendukung.
4. Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan “prinsip berdaya guna” adalah
bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu,
tenaga, dan biaya yang berlebihan. Yang dimaksud dengan “prinsip berhasil guna” adalah
bahwa kegiatan penanggulangan bencana harus berhasil guna, khususnya dalam
mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang
berlebihan.
6.