Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

LATIHAN KADER II (INTERMEDIATE TRAINING)

KODE E : STRATEGI PEMBAHARUAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM FULL DAY SCHOOL

Disusun Oleh:

HERVELA LIANA

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CABANG BENGKULU

KOMISARIAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “(EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SISTEM FULL DAY SCHOOL)” tepat pada
waktunya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti halnya
pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah saya
selanjutnya.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan.

Bengkulu, 15 maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Full day school ........................................................................................3
B. Tujuan full day school ............................................................................4
C. Kurikulum ...............................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN


A. Pengertian Full day school ....................................................................6
B. Tujuan full day school ...........................................................................7
C. Latar belakang munculnya full day school .........................................9
D. Faktor Penunjang Full day school .......................................................10
E. Faktor Penghambat Full day school ...................................................11
F. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full day school ........................11
G. Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran full day
School......................................................................................................13

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................16
B. Saran ........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Republik


Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujua
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
adalah suatu perangkat yang saling bertautan, yang tergabung menjadi suatu keseluruhan.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
pengajaran, dan atau latihan.Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan
pancasila dan UUD negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional indonesia dan tanggap terhadap tuntutan jaman.Sistem
Pendidikan Nasional adalah satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh yang saling bertautan
dan berhubungan dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional secara
umum.

Menurut UU No.20 tahun 2003, sistem pendidikan nasinal harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevasi efisiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,
terarah dan berkesinambungan.

Lembaga pendidikan dipandang sebagai industri yang dapat mencetak jasa yaitu jasa
pendidikan. Lewat pendidikan orang mengharap supaya semua bakat, kemampuan dan

1
kemungkinan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal, agar orang bisa mandiri
dalam proses membangun pribadinya.

Untuk mewujudkan tujuan itu, banyak sekali usaha yang dilakukan lembaga pemerintah
maupun swasta dengan menerapkan sistem atau kurikulum yang dirasa pas untuk
mewujudkan tujuan tersebut, salah satunya adalah dengan membentuk sistem fullday school.

Oleh karena itu, pemakalah akan membahas sistem full day school yang merupakan
sekolah yang dirancang sedemikian rupa layaknya sekolah formal.

B. Rumusan Masalah

1) Apa itu full day school ?

2) Bagaimana tujuan full day school ?

3) Apa latar belakang munculnya full day school?

4) Apa Faktor Penunjang Full day school ?

5) Apa Faktor Penghambat Full day school

6) Apa Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full day school ?

7) Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran full day school?

C. Tujuan

1) Untuk mendeskripsikan pengertian full day school ?

2) Untuk mendeskripsikan tujuan full day school ?

3) Untuk mendeskripskan latar belakang munculnya full day school?

4) Faktor Penunjang Full day school ?

5) Utuk mengetahui apa Faktor Penghambat Full day school

6) Untuk apa Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full day school ?

7) Untuk mengetahui kurikulum apa yang digunakan dalam?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Full Day School


Full day school berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya penuh, day artinya hari,
sedangkan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 1996: 259). Jadi pengertian full day
school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari
pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.45-15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua
jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa,
disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. “Hal
yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan
pendalaman”(Bahruddin,2010:221). Basuki (2013) mengungkapkan pendapatnya terkait full
full day school adalah Sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-program
pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah
penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari
dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana formal.Sedangkan Sulistyaningsih
(2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah bertipe full day ini berlangsung hampir sehari penuh
lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore”. Dengan demikian, sistem full day
school adalah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang
proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan
waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada
umumnya.
Munculnya system pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan
menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh
sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian
yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran,
bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system
pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang
mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-
tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin
kualitas pendidikan yang dihasilkan.

3
Term unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-
sekolah menjadi bentuk yang lebih beragam dan menjadi trade mark, diantaranya adalah
fullday school.
Program fullday school yang biasanya diterapkan mulai pukul 06.45-15.00 WIB
membuat anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan sekolah bersama teman-
temannya. Selain waktu yang lebih banyak, biasanya sekolah dengan sistem ini tidak terlepas
dari biaya yang dikeluarkan perbulannya bagi setiap orang tua yang memasukkan anaknya di
sekolah fullday, karena biasanya sekolah yang menerapkan fullday school biayanya jauh
lebih mahaldari sekolah yang masuk biasa. Hal tersebut disebabkan karena kualitas dan
kuantitas yang dimiliki sekolah dengan sistem fullday schooljauh lebih lengkap dan lebih
baik.
Meskipun memiliki rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari pagi sampai sore,
sistem ini masih bisa diterapkan di Indonesia dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang ada. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi jam
pelajarannya. Dalam fullday school ini waktu yang ada tidaklah melulu dipakai untuk
menerima materi pelajaran namun sebagaian waktunya dipakai untuk pengayaan.
B. Tujuan full day school
Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu pendidikan yang
paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan akidah dan
akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar
yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan
emosional. Karena dalam sistem full day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan sekolah dasar konvensional pada umumnya. Sebagaimana Seli (2009:
62-63) mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam sistem full day school lebih
banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi waktu yang lebih.
Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi ilmu”. Oleh karena itu, agar
semua terakomodir, maka kurikulum program full day school didesain untuk menjangkau
masing-masing bagian dari perkembangan siswa.
C. Kurikulum
Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar
dalam bidang kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Sedangkan istilah kurikulum
berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang ditempuh oleh seorang pelari.
Sedangkan pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
4
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya
merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting
untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah
tertentu.
Jadi kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, norma yang berlaku yang dijadikan pedoman
dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam Undang-undang Sistem pendidikan nasional Tahun 1989 Bab I asal I
disebutkan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-
mengajar”.
Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana yang dikembangkan
untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan arahan atau bimbingan dari institusi atau
lembaga terhadap warga pelajarnya tersebut dimaksudkan agar kegiatan pengajaran atau
proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.
Berdasarkan definisi-definisi diatas menunjukkan bahwa kurikulum tidak diartikan
secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala aktifitas yang
dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka mempengaruhi peseta didik untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan belajar
lainnya.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Full day school

Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata
full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari
penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school artinya sekolah. Jadi, arti dari full
day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang dilakukan mulai
pukul 06.45-15.00. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan
leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.

Jika dilihat dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya
digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan
bagi siswa dan membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini, Salim
berrpendapat berdasarkan hasil penelitian bahwa belajar efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam
sehari (dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana informal).

Metode pembelajaran full day school tidak melulu dilakukan di dalam kelas, namun siswa
diberi kebebasan untuk memilih tempat belajar. Artinya siswa bisa belajar dimana saja seperti
halaman, perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.

Full day school berasal dari bahasa Inggris, yaitu full artinya penuh, day artinya hari,
sedangkan school artinya sekolah (Echols dan Shadily, 1996: 259). Jadi pengertian full day
school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang diberlakukan dari
pagi hari sampai sore hari, mulai pukul 06.45-15.30 WIB, dengan durasi istirahat setiap dua
jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa,
disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi. “Hal
yang diutamakan dalam full day school adalah pengaturan jadwal mata pelajaran dan
pendalaman”(Bahruddin,2010:221). Basuki (2013) mengungkapkan pendapatnya terkait full
full day school adalah Sekolah yang sebagian waktunya digunakan untuk program-program
pembelajaran yang suasana informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kretifitas dan inovasi dari guru. Dalam hal ini Sukur berpatokan pada sebuah
penelitian yang menyatakan bahwa waktu belajar afektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari
dalam suasana formal dan 7-8 jam sehari dalam suasana formal.Sedangkan Sulistyaningsih

6
(2008: 59) menyatakan bahwa “sekolah bertipe full day ini berlangsung hampir sehari penuh
lamanya, yakni dari pukul 08.00 pagi hingga 15.00 sore”. Dengan demikian, sistem full day
school adalah komponen-komponen yang disusun dengan teratur dan baik untuk menunjang
proses pendewasaan manusia (peserta didik) melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan
waktu di sekolah yang lebih panjang atau lama dibandingkan dengan sekolah-sekolah pada
umumnya.
Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan full day school
adalah sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran sehari penuh dari pagi hingga sore
dengan sebagian waktunya digunakan untuk program pelajaran yang suasananya informal
serta menyenangkan bagi siswa. Sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan bebas
sesuai dengan bobot mata pelajaran.

B. Tujuan Pembelajaran Full day school

Sebagaimana yang kita ketahui di berbagai media massa yang seringkali memuat
pemberitaan tentang berbagai penyimpangan yang banyak dilakukan remaja sekarang. Hal
ini lah yang memotivasi para orangtua untuk mencari sekolah formal sekaligus mampu
memberikan kegiatan-kegiatan positif (informal) pada anak mereka.

Dengan mengikuti full day school, orangtua dapat mencegah dan menetralisir kemungkinan
dari kegiatan-kegiatan anak yang menjurus pada kegiatan yang negatif. Banyak alasan
mengapa full day school menjadi pilihan, antara lain:

a. Meningkatnya jumlah orangtua tunggal dan banyaknya aktifitas orangtua yang kurang
memberikan perhatian pada anaknya, terutama yang berhubungan dengan aktifitas anak
setelah pulang sekolah.

b. Perubahan sosial budaya yang tarjadi di masyarakat, dari masyarakat agraris menuju ke
masyarakat industri. Perubahan tersebut jelas berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang
masyarakat.

c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat sehingga jika tiddak dicermati,
maka kita akan menjadi korban, terutama korban teknologi komunikasi.

Dari kondisi seperti itu, akhirnya para praktisi pendidikan berpikir keras untuk
merumuskan suatu paradigma baru dalam dunia pendidikan. Untuk memaksimalkan waktu
luang anak-anak agar lebih berguna, maka diterapkan sistem full day school dengan tujuan:

7
membentuk akhlak dan akidah dalam menanamkan nilai-nilai positif serta memberikan dasar
yang kuat dalam belajar di segala aspek.

Apa dan bagaimana sesungguhnya nilai keunggulan full day school? Berikut ini
adalah beberapa nilai plus sekolah yang berbasis formal dan informal ini. Pertama, anak
mendapat pendidikan umum antisipasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Kedua,
anak memperoleh pendidikan keislaman secara layak dan proporsional. Ketiga, anak
mendapatkan pendidikan kepribadian yang bersifat antisipatif terhadap perkembangan sosial
budaya yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan globalisasi yang membutuhkan
nilai saring. Keempat, potensi anak tersalurkan melalui kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan
kelima perkambangan bakat, minat dan kecerdasan anak terantisipasi sejak dini melalui
pantauan program bimbingan dan konseling.

Full day school selain bertujuan mengembangkan manajemen mutu pendidikan yang
paling utama adalah full day school bertujuan sebagai salah satu upaya pembinaan akidah dan
akhlak siswa dan menanamkan nilai-nilai positif. Full day school juga memberikan dasar
yang kuat dalam belajar pada segala aspek yaitu perkembangan intelektual, fisik, sosial dan
emosional. Karena dalam sistem full day school, sekolah memiliki waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan sekolah dasar konvensional pada umumnya. Sebagaimana Seli (2009:
62-63) mengatakan bahwa “waktu untuk mendidik siswa dalam sistem full day school lebih
banyak sehingga tidak hanya teori, tetapi praktek mendapatkan proporsi waktu yang lebih.
Sehingga pendidikan tidak hanya teori mineed tetapi aplikasi ilmu”. Oleh karena itu, agar
semua terakomodir, maka kurikulum program full day school didesain untuk menjangkau
masing-masing bagian dari perkembangan siswa.

Selain beberapa keunggulan diatas, full day school juga memiliki kelebihan yang
membuat para orangtua tidak khawatir terhadap keberadaan putra-putrinya, antara lain:
pengaruh negatif kegiatan anak di luar sekolah dapat dikurangi seminimal mungkin karena
waktu pendidikan anak di sekolah lebih lama, terencana dan terarah, suami-istri yang
keduanya harus bekerja tidak akan khawatir tentang kualitas pendidikan dan kepribadian
putra-putrinya karena anak-anaknya dididik oleh tenaga pendidik yang terlatih dan
profesional, adanya perpustakaan di sekolah yang representatif dengan suasana nyaman dan
enjoy sangat membantu peningkatan prestasi belajar anak, siswa mendapatkan pelajaran dan
bimbingan ibadah praktis.

8
Selain itu penerapan pembelajaran full fun day school Mengupayakan terpadu nya aspek
pengetahuan dan keterampilan dengan sikap yang baik dan islami, sehingga terbentuk
generasi Berakhlaqul karimah dan berprestasi akademis tinggi. Untuk dapat tercapai tujuan
tersebut maka sekolah-sekolah swasta yang memberlakukan kegiatan pembelajaran sehari
penuh (full day school) dengan tujuan untuk meningkatkan mutu, tidak bisa dilakukan
secara instan, tapi butuh proses panjang.

Untuk itu penerapan program full day school perlu mempertimbangkan


berbagai aspek lingkungan pendidikan agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan. Mengenai penerapan system full day school dalam lingkungan
pendidikan ada beberapa yang harus memperhatikan jenjang pendidikan formal biar dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan model full day school dapat berjalan dengan maksimal.

C. Latar Belakang Munculnya Full day school

Munculnya system pendidikan full day school di Indonesia diawali dengan


menjamurnya istilah sekolah unggulan sekitar tahun 1990-an, yang banyak dipelopori oleh
sekolah-sekolah swasta termasuk sekolah-sekolah yang berlabel Islam. Dalam pengertian
yang ideal, sekolah unggul adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses pembelajaran,
bukan pada kualitas input siswanya. Kualitas proses pembelajaran bergantung pada system
pembelajarannya. Namun faktanya sekolah unggulan biasanya ditandai dengan biaya yang
mahal, fasilitas yang lengkap dan serba mewah, elit, lain daripada yang lain, serta tenaga-
tenaga pengajar yang “professional” walaupun keadaan ini sebenarnya tidak menjamin
kualitas pendidikan yang dihasilkan.

Tema unggulan ini yang kemudian dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-
sekolah menjadi bentuk yang lebih beragam dan menjadi trade mark, diantaranya adalah
fullday school.

Program fullday school yang biasanya diterapkan mulai pukul 06.45-15.00 WIB
membuat anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan sekolah bersama teman-
temannya. Selain waktu yang lebih banyak, biasanya sekolah dengan sistem ini tidak terlepas
dari biaya yang dikeluarkan perbulannya bagi setiap orang tua yang memasukkan anaknya di
sekolah fullday, karena biasanya sekolah yang menerapkan fullday school biayanya jauh
lebih mahaldari sekolah yang masuk biasa. Hal tersebut disebabkan karena kualitas dan

9
kuantitas yang dimiliki sekolah dengan sistem fullday schooljauh lebih lengkap dan lebih
baik.

Meskipun memiliki rentang waktu yang lebih panjang yaitu dari pagi sampai sore,
sistem ini masih bisa diterapkan di Indonesia dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang ada. Sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi bahwa setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi jam
pelajarannya. Dalam fullday school ini waktu yang ada tidaklah melulu dipakai untuk
menerima materi pelajaran namun sebagaian waktunya dipakai untuk pengayaan.

D. Faktor Penunjang Full day school

Setiap sistem pembelajaran tentu memiliki kelebihan (faktor penunjang) dan


kelemahan (faktor penghambat) dalam penerapannya, tak terkecuali sistem full day school.
Adapun faktor penunjang dari pelaksanaan sistem ini adalah setiap sekolah memiliki tujuan
yang ingin dicapai, tentunya pada tingkat kelembagaan. Untuk menuju kearah tersebut,
diperlukan berbagai kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisnya. Salah satunya adalah
sistem yang akan digunakan di dalam sebuah lembaga tersebut.

Diantara faktor-faktor pendukung itu diantaranya adalah kurikulum. Pada dasarnya


kurikulum merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kesuksesan suatu
pendidikan dapat dilihat dari kurikulum yang digunakan oleh sekolah. Faktor pendukung
berikutnya adalah manajemen pendidikan. Manajemen sangat penting dalam suatu organisasi.
Tanpa manajemen yang baik, maka sesuatu yang akan kita gapai tidak akan pernah tercapau
dengan baik karena kelembagaan akan berjalan dengan baik, jika dikelola dengan baik.

Faktor pendukung yang ketiga adalah sarana dan prasarana. Sarana pembelajaran
merupakan sesuatu yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar setiap hari
tetapi mempengaruhi kondisi belajar. Prasarana sangat berkaitan dengan materi yang dibahas
dan alat yang digunakan. Sekolah yang menerapkan full day school, diharapkan mampu
memenuhi sarana penunjang kegiatan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.

Faktor pendukung yang terakhir dan yang paling penting dalam pendidikan dalam
SDM. Dalm penerapan full day school, guru dituntut untuk selalu memperkaya pengetahuan
dan keterampilan serta harus memperkaya diri dengan metode-metode pembelajaran yang
sekiranya tidak membuat siswa bosan karena full day school adalah sekolah yang menuntut
siswanya seharian penuh berada di sekolah.

10
Faktor lain yang signifikan untuk diperhatikan adalah masalah pendanaan. Dana
memainkan peran dalam pendidikan. Keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di
sekolah karena dana secara tidak langsung mempengaruhi kualitas sekolah terutama yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana serta sumber belajar yang lain.

E. Faktor Penghambat Full day school

Faktor penghambat merupakan hal yang niscaya dalam proses pendidikan, tidak
terkecuali pada penerapan full day school. Faktor yang menghambat penerapan sistem full
day school diantaranya :

Pertama, keterbatasan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana merupakan bagian
dari pendidikan yang vital untuk menunjang keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu perlu
adanya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik untuk dapat dapat mewujudkan
keberhasilan pendidikan. Banyak hambatan yang dihadapi sekolah dalam meningkatkan
mutunya karena keterbatasan sarana dan prasarananya. Keterbatasan sarana dan prasarana
dapat menghambat kemajuan sekolah.

Kedua, guru yang tidak profesional. Guru merupakan bagian penting dalam proses
belajar mengajar. Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh
profesionalitas guru. Akan tetapi pada kenyataannya guru mengahadapi dua yang dapat
menurunkan profesionalitas guru. Pertama, berkaitan dengan faktor dari dalam diri guru,
meliputi pengetahuan, keterampilan, disiplin, upaya pribadi, dan kerukunan kerja. Kedua
berkaitan dengan faktor dari luar yaitu berkaitan denagan pekerjaan, meliputi manajemen dan
cara kerja yang baik, penghematan biaya dan ketepatan waktu. Kedua faktor tersebut dapat
menjadi hambatan bagi pengembangan sekolah.

F. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Full day school

Setiap sistem tidak mungkin ada yang sempurna, tentu memiliki keunggulan dan
kekurangan termasuk sistem full day school. Diantara keunggulan sistem ini adalah:

· Anak anak akan mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dan lain daripada
sekolah dengan program reguler.

· Orang tua tidak akan takut anak akan terkena pengaruh negatif karena untuk masuk ke
sekolah tersebut biasanya dilakukan tes (segala macam tes) untuk menyaring anak-anak

11
dengan kriteria khusus (IQ yang memadai, kepribadian yang baik dan motivasi belajar yang
tinggi)

· Sistem Full day school memiliki kuantitas waktu yang lebih panjang daripada sekolah
biasa.

· Guru dituntut lebih aktif dalam mengolah suasana belajar agar siswa tidak cepat
bosan.

· meningkatkan gengsi orang tua yang memiliki orientasi terhadap hal-hal yang sifatnya
prestisius.

· Orang tua akan mempercayakan penuh anaknya ada sekolah saat ia berangkat ke
kantor hingga ia pulang dari kantor

· Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah:

· Siswa akan cepat bosan dengan lingkungan sekolah

· Lebih cepat stress

· Mengurangi bersosialisasi dengan tetangga dan keluarga

· Kurangnya waktu bermain

· Anak-anak akan banyak kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama
keluarganya.

Muhadjir Effendy selaku Mendikbud baru menggagas sistem belajar full day school
untuk tingkat SD dan SMP. Ide ini diterapkan dengan tujuan agar siswa mendapat pendidikan
karakter dan pengetahuan umum di sekolah. Sesuai dengan pesan dari Presiden Jokowi
bahwa kondisi ideal pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek pendidikan bagi siswa
terpenuhi. Untuk jenjang SD, 80 persen pendidikan karakter dan 20 persen untuk
pengetahuan umum. Sedangkan SMP, bobot pendidikan karakter adalah 60 persen dan 40
persen untuk pengetahuan umum. So far, gagasan ini direspon baik oleh Jokowi maupun
Jusuf Kalla.

Semakin berkembangnya dunia, pendidikan saat ini mulai beramai-ramai


meningkatkan kualitas sumber daya siswa dengan berbagai cara. Hal ini berangkat dari

12
banyaknya “tuntutan” untuk menjadi manusia yang kaya ilmu serta diseimbangkan dengan
skill yang mumpuni. Salah satu strateginya adalah full day school.

G. Kurikulum full day school

Istilah “kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar


dalam bidang kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Sedangkan istilah kurikulum
berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang ditempuh oleh seorang pelari.
Sedangkan pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya
merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting
untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah
tertentu.

Jadi kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, norma yang berlaku yang dijadikan pedoman
dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.

Dalam Undang-undang Sistem pendidikan nasional Tahun 1989 Bab I asal I


disebutkan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar-
mengajar”.

Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai suatu rencana yang dikembangkan


untuk memperlancar proses belajar mengajar dengan arahan atau bimbingan dari institusi atau
lembaga terhadap warga pelajarnya tersebut dimaksudkan agar kegiatan pengajaran atau
proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.

Berdasarkan definisi-definisi diatas menunjukkan bahwa kurikulum tidak diartikan


secara sempit atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi meliputi segala aktifitas yang
dilakukan oleh pihak sekolah dalam rangka mempengaruhi peseta didik untuk mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan belajar
lainnya.

13
Pengertian kurikulum inti (kurikulum Nasional) disusun dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan
kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-
masing satuan pendidikan.

Kurikulum Inti/ pokok nasional adalah isi dari pelajaran yang akan diajarkan atau
dipelajari peserta didik. kurikulum inti dapat juga disebut rencana pengajaran, bagaimana
rencana itu dibuat ruang lingkupnya, urutan dari bahan pelajaran nya, serta metode dan teknik
apa yang digunakan untuk mencapai kurikulum itu.
Komponen-komponen dalam kurikulum nasional yaitu dimana kurikulum yang
berlaku secara nasional (kurikulum inti) merupakan suatu program yang berisikan bahan
kajian pokok yang secara minimal wajib dikuasai atau dipelajari oleh semua peserta didik di
semua satuan dan jenjang pendidikan. Kurikulum nasional pada pendidikan dasar memuat
sekurang-kurangnya bahan kajian dan bahan pelajaran tentang: Pendidikan Pancasila,
Pendidikan agama, Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Membaca dan menulis,
Matematika, Pengantar Sains dan Teknologi, Ilmu bumi, Sejarah Nasional dan Sejarah
Dunia Kerajinan tangan dan kesenian, Pendidikan jasmani dan kesehatan, Menggambar dan
Bahasa Inggris.
Pengertian Kurikulum Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian mata pelajaran
lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran sendiri. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan
standar Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan.
Dimana pelaksanaan kurikulum yang disempurnakan haruslah berorientasi
lingkungan, yaitu dengan cara melaksanakan program muatan lokal. Muatan lokal adalah
program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan alam adalah lingkungan alamiah
yang ada di sekitar kehidupan kita, berupa benda-benda mati yang terbagi menjadi empat
kelompok lingkungan, yaitu (1) pantai (2) dataran rendah termasuk didalamnya daerah aliran
sungai (3) dataran tinggi, dan (4) pegunungan atau gunung. Dengan kata lain, lingkungan

14
alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup tempat mahluk hidup tinggal dan membentuk
ekosistem.
Secara umum program pendidikan muatan lokal adalah mempersiapkan murid agar
mereka memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungannya serta sikap dan perilaku
bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam , kualitas sosial, dan
kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Sedangkan kurikulum yang dipakai dalam program full day school
menggunakan Integrated Curriculum. Integrated Curriculum merupakan pengorganisasia
n kurikulum, yang isinya mengupas bagaimana bentuk bidang studi harus di sajikan di depan
kelas yang konsekuensinya akan diikuti oleh tindakan bagaimana cara memilih bahan ajar
dan cara menyajikan serta cara mengevaluasinya. Dalam Integrated Curriculum, suatu topik
atau permasalahan dibahas dengan berbagai pokok bahasan baik dari bidang studi yang
sejenis maupun dari bidang studi lain yang relevan.
Integrated Curriculum juga meniadakan batasan- batasan antara berbagai mata
pelajaran dan penyajian bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan
kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral,
selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan
kehidupan anak diluar sekolah.
Ada beberapa manfaat kurikulum integrated ini dapat disebutkan sebagai berikut:
Pertama, segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan inti yang bertalian erat, bukan fakta
yang terlepas satu sama lain. Kedua. Kemudian kurikulum ini sesuai dengan pendapat-
pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan masalah yang berarti dalam kehidupan
mereka.
Ketiga kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan
masyarakat. Sedangkan aktivitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berfikir
sendiri dan bekerja sendiri, atau bekerja dengan kelompok. Keempat, kurikulum ini mudah
disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar mengajar yang
dilakukan mulai pukul 06.45-15.00. sehingga sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran
dengan leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman
materi. Dari makna dan pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya digunakan untuk
program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kreativitas dan inovasi dari guru.
Sistem pembelajaran full day school bukanlah hal yang baru. Sistem ini telah lama
diterapkan dalam tradisi pesantren melalui sistem asrama atau pondok, meskipun dalam
bentuknya yang sangat sederhana. Bahkan jika ditarik ke belakang, sistem asrama telah
dipraktikkan sejak masa pengaruh Hindu-Budha pra-Islam. Dengan sistem ini diharapkan
anak didik memiliki produktifitas yang tinggi sehingga mampu meminimalisir hal-hal negatif
yang dimungkinkan dilakukan oleh anak sebagai dampak dari pergaulannya dengan
lingkungannya.
B. SARAN
Diharapkan penerapan program full day school perlu mempertimbangkan
berbagai aspek lingkungan pendidikan agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan. Mengenai penerapan system full day school dalam lingkungan
pendidikan yang harus memperhatikan jenjang pendidikan formal biar dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan model full day school dapat berjalan dengan maksimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2010. Pendidikan dan Psikologi perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sulistyaningsih, Wiwik. 2008. Full Day School dan Optimalisasi Perkembangan Anak.
Yogyakarta: Paradigma Indonesia.Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar
Mengajar. (Jakarta,PT Rajagrafindo Persada, 2010) cet I

Fibriana Anjaryati “Implementasi Sekolah Full Day School” http://kakadi.info/?p=368

Abdul Kosim “Kontroversi Belajar Sehari penuh” http//Kontroversi Belajar Sehari Penuh -
Pena Pendidikan.htm 15 maret 2010 jam 01:00

Wahyudi Oetomo, Judul: Full Day School Dan Implementasinya Wahyudi Oetomo, “Full
Day School Dan Implementasinya” http://wahyudioetomo.blogspot.com/2010/03/full-
day-school-dan-implementasinya.html

Subandijah, Pengembangan Kurikulum Dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta, PT


Raja Grafindo Pesada, 1996)

Cak Sukur “Full Day School Harus


Proposional” http://caksukur.blogspot.com/2007/03/fullday-school-harus-
proporsional.html

Oemar Hamalik , Kurikulum dan Pembelajaran (Bandung, Bumi Aksara 2008) cet . VII.

Abdullah Idi , pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. (Yogyakarta, Ar-ruzz Media
2009) Cet ke III.

17
18
Lampiran VIII PANITIA PELAKSANA

LATIHAN KADER II (INTERMEDIATE TRAINING)


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
(Branch Excecutive Of Islam Association Of University Student)

CABANG BENGKULU
Sekretariat : Jln. Semangka, No.09, Rt.01, Rw.02, Kelurahan Panorama, Kecamatan Singaran
Pati, Kota Bengkulu

FORMULIR PENDAFTARAN

LATIHAN KADER II (INTERMEDIATE TRAINING)

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM CABANG BENGGKULU 2019

Nama Lengkap : Hervela Liana

Tempat, Tanggal Lahir : Musi Rawas, 20 September 1997

Alamat : Jl. Pondok Bulat Kandang Limun Muara Bangka Hulu Kota Bengkulu

Asal Cabang : Cabang Bengkulu

Alamat Email : Hervelaliana15@gmail.com

No. HP : 085269413335

19
Pengalaman Organisasi

Intern HMI : Ketua Umum KOHATI HMI Komisariat FKIP Universita Bengkulu Periode 2019/2020

Ekstern HMI : 1. Kadep Keorganisasian HIMA PNF

2. Anggota Magupala UNIB

Pelatihan Yang Pernah di Ikuti

Intern HMI : LK 1 Tahun 2016

Ekstern HMI : PMO

Motto : Jalani Hidup Tanpa Mengeluh, Karena Mengeluh Hanya


Akan Mempersulit Keadaan

Bengkulu, Maret 2019

Hormat Kami,

Hervela Liana

20
1

Anda mungkin juga menyukai