Anda di halaman 1dari 24

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA ILMIAH

SMK PELAYARAN NUSANTARA KOTA SERANG

JL. BANGDES KAMPUNG BARU NO.07


A. SISTEMATIKA DAN KETENTUAN PENULISAN LKTI
1. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL (COVER)
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Masalah yang diangkat
2.2.Teori yang Berkaitan dengan Masalah
2.3.Hubungan Masalah yang diangakat dengan Teori
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Jenis, Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.Alat dan Bahan
3.3.Metode Penelitian
3.4.Tahapan Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.2.Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1.Simpulan
5.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAGIANAWAL

1. Halaman judul terdapat kalimat “Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas


Akhir Sekolah‟ di tulis dengan jarak 2 spasi dari kalimat “KARYA TULIS
ILMIAH‟.
2. Halaman Pengesahan berisi informasi instansi pendidikan, nama siswa
judul penelitian nama pembimbing, kepala sekolah, dan ketua prodi.
3. Halaman Kata Pengantar Halaman ini merupakan halaman yang berisi
ucapan-ucapan dari penulis atas selesainya penullisan KTI/laporan KTI.
Dalam kata pengantar harus mengandung beberapa unsur, yaitu: Ucapan
syukur kepada Allah SWT; Penjelasan mengenai adanya tugas penulisan
karya ilmiah; Penjelasan adanyan bantuan, bimbingan, dan arahan dari
pihak-pihak yang dianggap membantu; Ucapan terima kasih kepada
seseorang/lembaga yang membantu; Harapan penulis atas KTI tersebut,
manfaat serta kesediaan menerima kritik dan saran; Penyebutan nama
kota, tanggal, bulan, tahun dan nama lengkap penulis tanpa dibubuhi tanda
tangan.
4. Halaman Daftar Isi dimaksudkan untuk memberi petunjuk pokok
mengenai isi buku. Halaman ini memuat nomor bab dan judul bab, abjad
sub bab dan judul sub bab, beserta dengan nomor halamannya.
5. Halaman Daftar Tabel Halaman ini memuat nomor tabel, judul tabel atau
nama tabel dan nomor halaman tabel tersebut dimuat.
6. Halaman Daftar Gambar dan ilustrasi dicetak pada halaman baru. Halaman
ini memuat nomor gambar, judul gambar/ilustrasi dan nomor halaman
tempat gambar/ilustrasi dimuat.
7. Halaman daftar lampiran dicetak pada halaman baru. Halaman ini memuat
nomor lampiran, judul lampiran, nomor anak lampiran, dan judul anak
lampiran serta nomor halaman tempat judul lampiran dan judul anak
lampiran dimuat.
8. Abstrak: berisikan garis besar tentang isi Karya Tulis (tidak kebih dari 250
kata) dan disertai dengan kata kunci maksimal 3 kata.

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Latar belakang memuat:
1. Deskripsi topikkajian/penelitian dan latar belakang pentingnya
dilakukan kajian/penelitian tersebut.
2. Kutipan sejumlah informasi terkini (up to date) dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya yang berkaitan erat dengan topik kajian
/penelitian yang dilakukan.
3. Masalah yang dikaji/diteliti, tujuan.
b. Perumusan Masalah
Masalah timbul akibat adanya tantangan, kesangsian terhadap hal atau
fenomena, halangan dan rintangan, celah (gap) baik antara kegiatan
atau fenomena, baik yang telah ada maupun yang akan ada. Perumusan
masalah adalah pernyataan tentang pokok permasalahan yang akan
dikaji/diteliti, dalam bentuk kalimat positif, bisa namun tidak harus
diakhiri dengan kalimat tanya.
Ciri-ciri topik atau permasalan yang baik untuk diangkat sebagai
topik/permasalahan penelitian adalah:
1. Masalah harus ada nilai penelitian, yaitu mempunyai kegunaan
tertentu serta dapat digunakan untuk suatu keperluan.

2. Masalah harus fisibel


Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas, artinya masalah
tersebut harus dapat dipecahkan atau ada jalan keluarnya. Ini
berarti:
a) Data dan metode harus tersedia;
b) Equipment dan kondisi harus mengizinkan;
c) Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang;
d) Masalah harus didukung oleh sponsor/pembimbing yang kuat;
e) Tidak bertentangan dengan hukum dan adat;

c. Tujuan penelitian
Uraian singkat dan jelas tentang tujuan akhir kajian/penelitian yang
ingin dicapai.
d. Manfaat penelitian
Bagian ini merupakan uraian singkat yang berisi penjelasan tentang
pentingnya kajian/penelitian yang diusulkan, terutama manfaat yang
diharapkan bagi masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam suatu penelitian, teori merupakan hal yang sangat penting. Jika teori yang
digunakan tidak relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan dapat
mengakibatkan hasil dari penelitian tersebut tidak optimal. Teori adalah
serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, definisi, dan proposisi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep.

Pustaka yang dimuat disajikan dalam bentuk sub-bab. Dalam penyusunan tinjauan
pustaka perlu usaha untuk mengumpulkan sumber sebanyak-banyaknya.
Tinjauan pustaka dapat disajikan dengan dua pola, yaitu deduktif dan induktif.
Pola deduktif berarti mulai dari proposisi yang berlaku umum dan
memberlakukannya pada keadaan khusus, tetapi sebaliknya untuk pola induktif.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan tinjauan pustaka:
1) Siapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka;
2) Siapkan sistematika pengumpulan informasi;
3) Cari informasi sebanyak-bayaknya dari bahan kepustakaan maupun internet.
Supaya peneliti lebih mudah dalam penyusunan tinjauan pustaka perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini:
a) Gunakan masalah penelitian sebagai fokus;
b) Buat rencana urutan pencarian dan penulisan;
c) Tekankan keterkaitan pustaka dengan masalah penelitian.
Tinjauan Pustaka berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan
topik kajian/penelitian. Pada hakikatnya, hasil penelitian seorang peneliti
bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang
berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya. Pada bab tinjauan pustaka ini
sebaiknya dielaborasi hasil peneliti terdahulu yang berkaitan dengan masalah
yang dikaji/diteliti mahasiswa sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran
perkembangan pengetahuan yang mendasari penulisan KTI.
Dalam tinjauan pustaka dibahas tentang teori yang berkaitan dengan semua
variabel terkait dengan penelitian dan pengalaman penelitian yang terdahulu.
Dengan tinjauan pustaka ini mahasiswa juga akan menunjukkan penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan yang mendasari atau terkait dengan permasalahan
yang dikaji.
Tinjauan pustaka hendaknya disusun sesuai dengan urutan perkembangan ilmu
pengetahuan yang dikandungnya. Tinjauan pustaka berisi pula ulasan tentang
kesimpulan yang terdapat dalam setiap judul dalam pustaka dan dalam hubungan
ini mahasiswa menunjukkan mengapa dan bagaimana dipilihnya topik
kajian/penelitian serta arah yang akan ditempuhnya dalam menyelesaikan
pembahasan/penyelesaian topik kajian tersebut. Prioritas penelusuran pustaka
sebaiknya sebagai berikut:

1) Artikel dalam jurnal/majalah ilmiah nasional atau internasional, termasuk


jurnal on-line/e-journal (minimum 40% = 5 jurnal)
3) Buku atau textbook (30% = 3 buku)
4) Informasi dari pengunduhan artikel (10%)

a. Kerangka/landasan teori
Kerangka/landasan teori merupakan kumpulan teori dasar atau fakta yang dapat
digunakan sebagai kerangka berpikir menuju suatu jawaban sementara atau
penyelesaian masalah yang ada. Pada dasarnya teori atau fakta yang dikemukakan
disini sudah tercantum dalam tinjauan pustaka.
Kerangka/landasan teori merupakan kerangka acuan komprehensif mengenai
konsep, prinsip atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Peran teori dalam penelitian:

1) Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian;


2) Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian;
3) Memberi landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta;
4) Mendudukkan permasalahan penelitian secara logis dan runtut;
5) Membantu dalam membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian;
6) Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka
pemikiran;
7) Memberikan dasar-dasar konseptual dalam merumuskan definisi operasional;
8) Membantu mendudukan secara tepat dan rasional dalam mensintesis dan
mengintegrasikan gagasannya.

b. Hipotesis
Hipotesis (jika ada) memuat pernyataan yang disarikan dari landasan teori
atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang harus dibuktikan secara empiris melalui penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

1. Metode yang digunakan


Menegaskan pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau
menjelaskan masalah penelitian. Menjelaskan pula argumentasi tentang
pemilihan, pendekatan atau metode dengan memperhatikan sifat-sifat
variabel yang diteliti dan jenis informasi yang diperlukan, menggunakan
struktur dan strategi penelitian.
2. Kerangka konsep
Merupakan skema menggambarkan hubungan antara variabel terutama
variabel dependen dan variabel independen. Kerangka konsep disusun
berdasarkan kerangka teori dan bab 2 tinjauan pustaka.
Konsep adalah abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
generalisasi suatu pengertian. Konsep tak bisa diamati, tak bisa diukur
secara langsung, agar bisa diamati konsep harus dijabarkan dalam
variabel-variabel.
Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsep-
konsep yang diingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan.
Variabel adalah operasionalisasi dari suatu konsep atau konsep yang telah
operasional, artinya dapat diamati, diukur sehingga dapat terlihat secara
variasi. Pada kerangka konsep, semua variabel yang berhubungan ditulis.
3. Jenis penelitian yang digunakan
Dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu berdasarkan tujuan dan metode
penelitian. Berdasarkan tujuannya, jenis dibedakan atas penelitian dasar,
penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Berdasarkan metodenya,
penelitian dibedakan atas deskriptif, eksplanatoris, studi kasus,
fenomenologi, penelitian histpris, dan eksploratif.
Pendekatan yang diperlukan dalam penelitian eksploratif yaitu sebagai
berikut:
a. Pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder. Data sekunder
yang digunakan adalah data internal perusahaan berupa data dari
publikasi resmi perusahaan yang sudah diaudit dan publikasi lain yang
dapat dipertanggungjawabkan relevansinya.
b. Pendekatan kuantitatif maupun kualitatif secara tidak langsung. Data
kuantitatif atau kualitatif yang dapat dikembangkan berupa depth
interview. Focus group discussion baik berupa fisik maupun online
serta prijective technique berupa wawancara tidak terstuktur untuk
mempertanyakan tentang motivasi sikap, kepercayaan dan perasaan
terhadap masalah penelitian yang dikembangkan.
4. Lokasi dan waktu penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi dan institusi dimana data akan
diperolah. Waktu penelitian dimulai sejak awal penelitian sampai dengan
selesai laporan KTI
5. Alat dan Bahan
Merupakan alat dan bahan yang menunjang keberhasilan penelitian.
6. Langkah kerja
Merupakan urutan langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ditujunjukkan dengan jelas misalnya bentuk tabel, grafik,


foto atau gambar. Penampilan hasil data dmentah harus dihindarkan.Tabel (jika
ada) hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan dimengerti.

Pembahasan berisi penelaan terhadap hasil yang diperoleh dan dapat


uraian teoritik, kualitatif dan kuantitatif, maupun statistik. Dalam pembahasan
juga dapat diadakan perbandingan antara hasil yang diperoleh pada penelitian ini,
dengan hasil penelitian yang pernah dikerjakan orang lain dengan mencantumkan
daftar pustaka.
Pembahasan harus menyeluruh sehingga terbukti arti pentingnya
penelitian, serta simpulan yang diambil mudah dipahami. Jika ada data yang
ditolak atau diterima maka cara uji yang digunakan harus disebutkan. Penjelasan
juga harus diberikan jika diperoleh hasil yang menyimpang dari perkiraan awal.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Mengandung uraian singkat dan tepat tentang hasil penelitian dan pembahasan.
Jika digunakan hipotesis maka harus ditarik simpulan yang berkaitan dengan
hipotesis tersebut.

Saran

Saran dibuat berdasarkan pada pengalaman dan pertimbangan siswa selama


melakukan penelitian. Saran ditujukan untuk lebih membangun oenelitian yang
sejenis dapat terlaksana dengan baik.
Ketentuan penulisan:

a. Tulisan menggunakan bahasa Indonesia yang Baik dan benar sesuai


dengan EYD
b. Penulisan huruf: naskah diketik dengan menggunakan jenis dan ukuran
huruf “Times New Roman 12 pt”, 1,5 spasi
c. Tata letak:
1. Batas pengetikan: samping kiri 4 cm, samping kanan 3 cm, atas dan bawah
3 cm.
2. Jarak pengetikan bab, sub-bab, dan perinciannya:
- Jarak pengetikan antara bab dan sub bab 3 spasi, sub bab dan kalimat
dibawahnya 1,5 spasi
- Judul bab diketik ditengah-tengah dengan huruf besar dan dengan
jarak 3 cm dari tepi atas tanpa digaris bawahi
- Judul sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf kapital kecuali kata-kata tugas seperti: yang, dari,
dan
- Judul anak sub-bab ditulis mulai dari sebelah kiri dengan indensi 1 cm
Huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf kapital kecuali kata-
kata tugas seperti: yang, dari, dan
- Jika masih ada sub bab judul dalam tingkatan yang lebih rendah,
ditulis seperti pada butir 3.
3. Penomoran Halaman
- Bagian awal seperti halaman judul, kata pengantar, lembar
pengesahan, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, memakai angka
rowami kecil dan diketik di tengah bawah
- Bagian pendahuluan sampai dengan penutup memakai angka dan
setiap judul bab diberi no halaman di tengah bawah , sedangkan tulisan
yang tidak berjudul bab ditempatkan di pojok kanan atas.
-
4. Menggunakan kertas A4
5. Semua tulisan di justify (rata kanan kiri)
6. Keterangan pada tabel dicantumkan di atas tabel, sedangkan gambar
dicantumkan di bawah gambar dengan spasi 1.
7. Semua gambar pada karya tulis dicetak berwarna
8. Originalitas
FORMAT PENULISAN

1. Halaman judul
- Judul diketik dengan huruf kapital dengan size 14 font Times New
Roman 1,5 spasi
- Ukuran logo 5x5
- Dibawah logo enter 3x untuk mencantumkan nama penulis
- Institusi ditulis jelas di bawah nama penulis setelah di enter 2x dan
diberi tahun penulisan
2. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard (author date style)
yaitu dengan menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan
urutan pemunculan berdasarkan alfabetis dan ditulis dengan kalimat kedua
menjorok.
Contoh penulisan daftar pustaka rujukan dari buku:
BullerH, Hoggart K. 1994. New Drugs For Acute Respiratory Distress
Syndrome . New England J Med 337 (6): 435-439.

Contoh penulisan daftar pustaka rujukan dari internet berupa artikel jurnal
Consentino, F., Noll, G., Malinski, T. 1999. Estrogen Alters Relative
Contributions of Nitric Oxide and Cycloocygenase Product of
Endothelium Dependent Vasodilatation. J of Pharmacol and Exp
Ther 291 (2): 529-530 (online) (diakses 8 Agustus 2018).
KARYA TULIS ILMIAH (SIZE 12 FONT TNR)
2 spasi
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuTugas Akhir Sekolah (12)

7 spasi

4 spasi

Disusun oleh: (12)


Nama :
NIS :

6 spasi

SMK PELAYARAN NUSANTARA KOTA SERANG 2019


LEMBAR PENGESAHAN (14)

Judul : IDENTIFIKASI PRODUKTIVITAS DAN RASA ENAK DARI


HASIL SEGREGASI PADI VARIETAS KEWAL BULU
HIDEUNG DENGAN VARIETAS MIRA-1 MELALUI METODE
SSR (Simple Sequence Repeat)

Nama : …………………
NIM : 4567XXX

Serang, 17 Januari 2020


Mengetahui dan Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

……………………….….., ………………….……….. ……………………..……


NIY. NIY. NIY.

Kepala Sekolah, Ketua Prodi,

…………………………..……………... ……………………………………….
NIY. NIY.
KATA PENGANTAR (14)
DAFTAR ISI (14) 2 Spasi

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
ABSTRAK ..................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan ....................................................................................... 4

DAFTAR GAMBAR (14) 2 spasi

No. Halaman
1. Bagian-bagian tanaman padi (Chang and Bardenas, 1976) .................... 13
2. Biji yang terbentuk dari hasil persilangan .............................................. 28
3. Hasil persilangan yang gagal .................................................................. 28

DAFTAR TABEL (14) 2 spasi

No. Halaman
1. Primer SSR yang digunakan dalam penelitian........................................ 19
2. Primer produksi tinggi yang digunakan .................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN (12)
3 spasi

5.3. Latar Belakang


5.3.1. contoh
Contoh KTI:

ABSTRAK

Cetik (Sorghum bicolor L) adalah salah satu tanaman yang dapat tumbuh
tumpangsari bersama tanaman palawija yang lain. Cetik merupakan tanaman yang
memiliki banyak kegunaan, diantaranya dapat dijadikan sebagai sumber bahan
pangan alternatif yang bergizi tinggi serta mudah pembudidayaan. Dari penelitian
diketahui bahwa Cetik merupakan tanaman yang memiliki kandungan gizi lebih
tinggi dibandingkan dengan padi selian itu juga Cetik merupakan tanaman yang
tahan kering jadi mampuh tumbuh di daerah yang bercurah hujan rendah.
Pamanfaatan tanaman Cetik hasilnya dapat diolah menjadi berbagai macam
olahan diantaranya nasi Cetik, bugis Cetik, bubur Cetik, Cetik tabur kelapa,
kolong-kolong, kosi, Cetik isi gula merah, onde-onde, tape Cetik, dan berbagai
olahan tepung Cetik.

Kata Kunci: Cetik, bahan pangan alternatif, gizi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ancaman krisis pangan mengintip Indonesia pada tahun 2035. Dengan


prediksi jumlah penduduk 400 juta pada saat itu, kebutuhan beras Nasional
diperkiraan menepis angka 36 juta ton. Sementara produksi beras Nasional saat ini
masih menari-nari dikisaran 25 juta ton sampai 29 juta ton. Dalam dua dekate
terakhir, telah terjadi pengalihan fungsi lahan pertanian secara masal. Menurut
data Badan Pertanahan Nasional (BPN) sekitar 81.176 hektar lahan pertanian di
Pulau Jawa telah disulap menjadi area pemukiman dan industri belum lagi daerah
lainnya. Fakta ini menunjukan riskannya ketahanan pangan nasional jika hanya
mengandalkan satu komoditi yakni beras, karena itulah upaya pengembangan
pangan alternatif yang berbasis umbi-umbian, tanaman pohon atau biji-bijian,
menjadi amat penting. Cetik (Sorghum bicolor L) adalah salah satu pilihan
alternatif. Cetik dapat diproses menjadi tepung yang bisa diolah menjadi aneka
produk makanan yang mempunyai nilai tambah tinggi.(Gizi. 2005)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Cetik dapat dijadikan sebagai sumber bahan pangan alternatif


yang bernilai gizi tinggi ?
2. Bagaimana pembudidayaan tanaman Cetik ?
3. Apa produk yang dapat dihasilkan dari tanaman Cetik ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apakah Cetik dapat dijadikan sebagai sumber bahan pangan
alternatif yang murah dan bernilai gizi tinggi.
2. Untuk mengetahui pembudidayaan tanaman Cetik.
3. Untuk mengetahui produk yang dapat dihasilkan dari tanaman Cetik.
1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberikan gambaran kepada khalayak umum mengenai proses pengolahan


Cetik agar dapat digunakan sebagai sumber bahan pangan alternatif yang
bernilai tinggi.
2. Sebagai suatu acuan literatur tertulis ilmu pendidikan.
3. Sebagai suatu sumbangan dunia pendidikan dan penelitian khususnya
dibidang partanian dan pangan.
4. Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait untuk menindak lanjuti hasil
penelitian ini.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sorgum, Alternatif yang Belum Dilirik


Sorgum digadang-gadang sebagai tanaman masa depan. Kerabat jagung,
padi, dan tebu itu berpotensi sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bahan bakar
nabati, bahkan sebagai bahan baku kertas. Sorgum tahan kekeringan sehingga bisa
tumbuh baik di daerah rendah curah hujan.

Namun, prospek cerah tidak membuat budidaya menjadi ramai.


Penanaman Sorgum tak kunjung meluas. Makanya periset membuat klon Sorgum
unggulan yang produktif dan cepat panen. Meskipun berhasil upaya tersebut tidak
menaikkan pamor Sorgum.(Trubus, 2011).

2.2 Klasifikasi Ilmiah


Klasifikasi ilmiah dari tanaman Cetik adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Sorgum

Spesies : Sorghum bicolor L (Wikipedia,2011)

2.3 Pembudidayaan Tanaman Sorgum


Sorgum merupakan tanaman yang tahan kering, sehingga pengairan bukan
masalah yang utama dalam pertanaman Sorgum. Kebutuhan akan air yang sangat
banyak hanyalah pada awal pertumbuhan (1-2 Minggu setelah tanam).
Ketinggian tempat optimum untuk pertanaman Sorgum kurang lebih 0-500
di atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat pertanaman akan semakin
memperlambat waku berbunga dari tanaman Sorgum.

Temperatur 25˚C - 27˚ C adalah suhu terbaik untuk perkecambahan biji


Sorgum, sedangkan untuk pertumbuhannya perlu suhu sekitar 23˚C - 30˚ C.
Hindari pemakainan tanah yang masam dengan kandungan Al, Fe, maupun Mg
yang tinggi, seperti tanah podzolik merah kuning, kerena Sorgum tidak tahan
tanah masam. pH optimum tanah untuk pertumbuhannya sekitar 6.0-7.5.

(Anas, 2011)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survey.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi atau


dengan melakukan penelitian lapangan, melakukan wawancara dan melakukan
tinjauan data kepustakaan.

3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 31 Maret - 3 April 2011 berlokasi di


Desa Pengerango Kec. Bojonegara Kab. Serang-Banten.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan telah diperoleh sebuah data
yakni 80% masyarakat Banten mengaku telah mengenal tanaman Cetik dan 20%
nya lagi mengaku tidak mengenalnya.
Table 2. Hasil Olahan Cetik
No. Hasil Olahan Cetik Presentase Responden
1. Bubur Cetik 60%
2. Pengganti Nasi 6,7%
3. Cetik Tabur Kelapa 20%
4. Tidak mengenal Cetik(Sorghum 13,3%
bicolor L)

Dari tebel 2. Diketahui bahwa kebanyakan masyarakat hanya mengetahui


Cetik(Sorghum bicolor L) sebagai bahan makanan pengganti nasi, bubur, dan kue
Cetik parut kelapa. Padahal Cetik dapat diolah menjadi bahan makanan yang
beraneka ragam. Apabila prospek cerah ini dimanfaatkan dengan maksimal maka
petani kita akan lebih makmur.
Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan kepada salah seorang
petani yang menanam Cetik yakni Pak Fahri di Desa Pengerango Kec. Bojonegara
Kab. Serang diperoleh data sebagai berikut:
1. Cetik dapat tumbuh secara liar tanpa perawatan apapun.
2. Cetik biasa ditanam tumpangsari dengan tanam jagung dan kacang tanah.
3. Tanaman Cetik mampuh panen lebih dari 5 kali.
4. Usia panen Cetik sekitar 3 bulan.
4.2 PEMBAHASAN
Cetik merupakan sumber bahan makanan alternative yang bernilai gizi
tinggi. Berdasarkan website Berita Indonesia dijelaskan bahwa kandungan gizi
Cetik(Sorghum bicolor L) lebih tinggi dibandingkan dengan Beras yakni
mengandung vitamin B1 (4,4 mg), protein (11 g), zat besi (0,38 mg), kalsium (28
mg), dan fosfor (287 mg), lemak (3,3 mg), karbohidrat (73 g). Energi yang
dihasilkan 332 cal. Jika dibandingkan dengan beras yang memiliki komposisi:
Kalori (360 Cal), protein (6,8 g), karbihidrat (78,9 g), lemak (6,0 mg), kalsium (9
mg), zat besi (0,8 mg) fosfor (140 mg), vitamin B1 (0,2 mg).
Dalam pembudidayaannya Sorgum mudah dikembangbiakkan, menurut
Anas Zubair Cetik(Sorgum bicolor L)merupakan tanaman yang tahan kering,
sehingga pengairan bukan masalah yang utama dalam pertanaman Sorgum.
Ketinggian tempat optimum untuk pertanaman Sorgum kurang lebih 0-500m di
atas permukaan laut. Temperatur 25˚C - 27˚ C adalah suhu terbaik untuk
perkecambahan biji Sorgum, sedangkan untuk pertumbuhannya perlu suhu sekitar
23˚C - 30˚ C. pH optimum tanah untuk pertumbuhannya sekitar 6.0-7.5.
Berikut bahan olahan yang dihasilkan dari Cetik :
1. Nasi Cetik
2. Bugis Cetik
3. Bubur Cetik
4. Cetik tabur kelapa
5. Kolong-kolong
6. Kosi
7. Cetik isi gula merah
8. Onde-onde
9. Tape Cetik
10. Aneka produk olahan tepung Cetik
Dari data-data tersebut menunjukan bahwa Cetik memiliki banyak
kelebihan dari Padi. Berikut tabel kelebihan Cetik:
Tabel 4.1 Kelebihan Cetik
No. Kelebihan Cetik
1. Dapat tumbuh secara liar tanpa perawatan apapun
2. Tanaman Cetik mampuh panen lebih dari 5 kali
3. Nilai gizi Cetik lebih unggul dari beras
4. Cetik tidak memerlukan banyak air
5. Cetik memiliki berbagai manfaat
6. Cetik dapat diolah menjadi berbagai bahan olahan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan data yang kami olah menjadi informasi, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Cetik dengan nama latin Sorgum bicolorL merupakan sumber bahan pangan
alternative yang kurang dikenal oleh masyarakat Banten. Cetik merupakan sumber bahan
pangan alternatif yang bernilai gizi tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai bahan
makanan, selain itu Cetik dapat digunakan sebagai pakan ternak, bahan bakar nabati,
bahkan sebagai bahan baku kertas. Cetik tumbuh optimal di ketinggian 0-500 m di atas
permukaan laut dan mampuh panen lebih dari 5 kali. Cetik mampuh tumbuh di daerah
rendah curah hujan dan memiliki kandungan gizi lebih tinggi dari beras.

5.2 Saran
1. Pemerintah hendaknya dapat mensosialisasikan Cetik kepada masyarakat.
2. Diharapkan pemerintah dapat menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk mulai
melakukan pembudidayaan Cetik.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) ikut membantu pemerintah dalam
mensosialisasikan Cetik kepada masyarakat.
4. Masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembudidayaan Cetik.
5. Masyarakat diharapkan dapat berkerjasama dengan masyarakat dan LSM dalam
upaya pembudidayaan Cetik.

Anda mungkin juga menyukai