Anda di halaman 1dari 20

220

BAB V
PEMBAHASAN

A. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

Asuhan kebidanan pada Ny D umur 22 tahun G 2P0A1 pertama

dilakukan pada umur kehamilan 34+5 minggu. Ny D melakukan ANC 4 kali

pada Trimester I, 3 kali pada Trimester II, 6 kali pada Trimester III. Sesuai

dengan standar minimal kunjungan kehamilan sedikitnya 4 kali kunjungan

selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester 1 kali pada trimester I,

1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Pelayanan standar 7T antara

lain timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,

pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet Fe minimal 90 tablet

selama kehamilan dengan dosis 1 tablet/hari, melakukan tes penyakit menular

seksual dan melakukan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Nanny,

2011)

1. Pengkajian

a. Data subyektif

Asuhan kebidanan pertama saat umur kehamilan 34+5 minggu Ny

D hasil anamnesis riwayat kehamilan dengan abortus. Mengeluh cemas

menunggu kelahiran bayinya. Asuhan kebidanan kedua umur kehamilan

36+5 minggu Ny D mengeluh akhir-akhir ini sering buang air kecil.

Sesuai dengan teori yaitu bayi masuk/turun ke dalam panggul yang

menyebabakan sakit punggung dan sering BAK. Asuhan kebidanan

umur kehamilan 38+1 minggu Ny D kembali merasa khawatir

menunggu kelahiran bayinya. Trimester ketiga sering kali disebut


221

periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak

sabar menunggu kelahiran bayinya. Terkadang ibu merasa khawatir

bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. (Nanny , 2011)

b. Data obyektif

Pengkajian pertama umur kehamilan 34+5 minggu menunjukan

bahwa hasil pemeriksaan fisik didapatkan kondisi normal. Dilakukan

penimbangan berat badan Ny D, sebelum hamil 73 Kg, saat pengkajian

pertama 80 Kg. Pemeriksaan Leopold sebagai berikut : Leopold I TFU

teraba pertengahan Proxexus xipoideus dan pusat, teraba lunak, tidak

bulat, tidak melenting (bokong janin), Leopold II bagian kanan teraba

kecil-kecil, bagian kiri teraba keras memanjang, lurus seperti papan

(puki), Leopold III teraba bulat, keras, melenting dan mudah

digoyahkan, belum masuk panggul, Leopold IV konvergen, TFU (Mc

Donald) 27 cm digunakan untuk menentukan tafsiran berat janin (TBJ)

yaitu 2325 gram, pemeriksaan DJJ 148 kali/mnt sesuai teori (Manuaba,

2010)

Pengkajian kedua umur kehamilan 36+5 minggu mengalami

penambahan berat badan 2 Kg (saat ini 82 Kg) dari pemeriksaan

sebelumnya hasil Leopold I TFU 3 jari dibawah Proxexus xipoideus,

teraba lunak, tidak bulat, tidak melenting. (bokong janin), Leopold II

Bagian kanan teraba kecil-kecil, bagian kiri teraba keras memanjang,

lurus seperti papan. (puki), Leopold III teraba bulat, keras, melenting

dan susah digoyahkan, sudah masuk panggul, Leopold IV bagian


222

terendah janin sudah masuk panggul, divergen (kedua jari sudah tidak

bisa disatukan), teraba 4/5 jari, TFU (Mc Donald) 29 cm, TBJ yaitu

2790 gram, pemeriksaan DJJ 142 kali/mnt. (Manuaba, 2010)

Pengkajian ketiga umur kehamilan 38+1 minggu penambahan

berat badan sekarang 82,5 Kg. Hasil Leopold I TFU pertengahan

Proxexus xipoideus dan pusat, teraba lunak, tidak bulat, tidak melenting

(bokong janin), Leopold II Bagian kanan teraba kecil-kecil, bagian kiri

teraba keras memanjang, lurus seperti papan (puki), Leopold III Teraba

bulat, keras, melenting dan susah digoyahkan, sudah masuk panggul,

Leopold IV Bagian terendah janin sudah masuk panggul, divergen

(kedua jari sudah tidak bisa disatukan), teraba 4/5 jari, TFU (Mc

Donald) 30 cm, TBJ yaitu 2945 gram, pemeriksaan DJJ 129 kali/mnt.

Hasil pemeriksaan laboratorium : Protein urin (-) negatif, Hb : 11,9 %,

GDS : 124 %. Dari pengkajian tersebut menunjukan hasil yang normal,

sesuai teori (Manuaba, 2010)

2. Diagnosis atau masalah kebidanan

Diagnosis Kebidanan I: Ny D umur 22 tahun G2P0A1 umur

kehamilan 34+5 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, puki, preskep,

bagian terendah belum masuk panggul. Masalah yang ada pada kasus ini

adalah ibu memiliki riwayat abortus, merasa cemas menunggu kelahiran

bayinya. Hal ini disebabkan karena ibu belum pernah menghadapi proses

persalinan. Kebutuhan pada masalah ini adalah memberikan pendidikan

tanda bahaya kehamlilan trimester III, memeberikan dukungan psikologi


223

pada ibu, dengan melibatkan suami dan keluarga, diagnosa potensial dan

antisipasi tindakan segera pada kasus ini tidak ada. (Muslihatun, 2011)

Diagnosis Kebidanan II: Ny D umur 22 tahun G 2P0A1 umur

kehamilan 36+5 minggu janin tunggal, hidup intra uteri, puki, preskep,

bagian terendah sudah masuk panggul, teraba 4/5 jari. Tidak ada masalah

yang muncul, kebutuhan Ny D saat ini adalah informasi penyebab sering

BAK. Tidak ditemukan diagnosa potensial dan antisipasi tindakan segera.

(Muslihatun, 2011)

Diagnosis kebidanan III: Ny D umur 22 tahun G2P0A1 umur

kehamilan 38+1 minggu janin tunggal, hidup intra uteri, puki, preskep,

bagian terendah sudah masuk panggul, teraba 4/5 jari. Masalah yang

dialami Ny D adalah khawatir, kebutuhan pada masalah ini adalah

memberikan dukungan psikologi pada ibu, dengan melibatkan suami dan

keluarga, diagnosa potensial dan antisipasi tindakan segera pada kasus ini

tidak ada. (Muslihatun, 2011)

3. Perencanaan

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan bahwa ibu dan

janin saat ini dalam keadaan baik, tekanan darah ibu normal. Berikan

dukungan dan motivasi pada ibu untuk tidak khawatir menghadapi

persalinan, menganjurkan ibu untuk rajin berdoa agar persalinannya

lancar, ibu dan bayi sehat dan selamat.

b. Berikan pendidikan kesehatan mengenai tanda bahaya kehamilan

Trimester III.
224

c. Anjurkan ibu untuk melakukan tes laboratorium (Hb, protein urin, urin

reduksi) untuk melakukan deteksi adanya komplikasi.

d. Berikan motivasi pada ibu untuk minum rutin terapi vitamin yang

diberikan.

e. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahatnya, tidur 7-8

jam/hari, melakukan aktivitas ringan dan menghindari aktivitas berat,

banyak melakukan mobilisasi seperti jalan-jalan dipagi hari.

f. Rencanakan jadwal kunjungan ANC

Sesuai dengan teori yaitu bidan merencanakan asuhan kebidanan

berdasarkan diagnosis dan masalah yang ditegakkan. (Manuaba, 2010)

4. Implementasi

Tindakan yang diberikan pada Ny D sesuai dengan perencanaan

asuhan, tidak ada kendala dalam pelaksanaan asuhan. Sesuai dengan teori

yaitu bidan melaksanakan rencana asuhan secara komrehensif, efektif,

efisien dan aman berdasarkan evidense based kepada klien/pasien, dalam

bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Keefektifan

dari asuhan yang diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan

kondisi klien. (Muslihatun, 2009)

5. Evaluasi

Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny D dapat menyeluruh dan

masalah dapat teratasi. Dukungan psikologi yang diberikan mengurangi rasa

khawatir ibu.
225

Kehamilan Ny D tidak termasuk dalam risiko tinggi kehamilan sesuai

teori risiko tinggi kehamilan antara lain: usia kurang dari 19 tahun atau lebih

dari 35 tahun, primigravida tua primer atau sekunder, grandemultipara,

riwayat persalinan :abortus lebih dari 2 kali, partus prematur lebih dari 2 kali,

riwayat IUFD (Intra Uterine Fetal Distress), perdarahan pasca-persalinan,

riwayat pre-eklamsi / eklamsi, riwayat kehamilan mola hidatidosa, riwayat

persalinan dengan tindakan (retraksi vakum, forcep, manual plasenta),

riwayat CPD (Cephal Pelvic Disproportion), riwayat perdarahan antepartum,

kehamilan ganda, hidramnion, kelainan letak janin, dugaan dismatur, serviks

inkompeten, hamil dengan mioma uteri atau kista ovarium, hamil dengan

anemia, hipertensi, penyakit jantung, hamil dengan diabetus melitus, obesitas,

penyakit hati, penyakit paru. (Manuaba, 2010)

Asuhan kebidanan pada Ny D sesuai dengan standar suhan kebidanan

menurut KEPMENKES Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007 mengumpulkan

semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi klien.


226

B. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

1. Pengkajian

a. Data subyektif

Ny D mengeluh merasakan kenceng-kenceng pada perutnya,

nyeri menjalar sampai punggung sejak pukul 01.20 WIB. Menurunnya

konsentrasi progesteron karena matangnya usia kehamilan

menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitasnya dalam merangsang

otot rahim untuk berkontraksi, dan akhirnya persalinan dimulai.

(Sulistyawati, 2010)

Kala II Ibu mengatakan tidak tahan lagi ingin meneran. Kala III

Ibu mengatakan bahagia atas kelahiran bayinya, ibu mengatakan merasa

lelah setelah mengejan. Kala IV Ibu mengatakan perutnya terasa mules.

Tanda Gejala Kala II yaitu : Ibu merasakan ingin meneran ketika ada

kontraksi, ibu merasakan ada peningkatan tekanan pada rektum,

perinium menonjol, vulva vagina, spingter ani membuka, meningkatnya

pengeluaran lendir darah. (Asri,2012)

b. Data obyektif

Proses perslinan Ny D berlangsung selama 14 jam 35 menit

dengan rincian kala I fase laten dengan lama 8 jam mulai dari pukul

04.00 WIB pembukaan 2 cm sampai pukul 12.00 WIB pembukaan 5

cm. Fase aktif selama 4 jam mulai pukul 12.00 WIB pembukaan 5 cm

sampai pukul 16.00 WIB pembukaan 10 cm, berjalan fisiologis sesuai

teori. (Nurasiah, 2014)


227

Kala II dilakukan pertolongan persalinan sesuai langkah APN

dipimpin meneran selama 25 menit bayi lahir. Kala III memberikan

suntukan oksitosin Intra Muscullar (IM) dalam 1 menit pertama

setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali, masase

fundus uteri dilakukan PTT selama 10 menit plasenta lahir lengkap.

Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan

setiap 15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit

pada jam kedua. (Sulistyawati, 2010)

2. Diagnosis atau masalah kebidanan

Diagnosis kebidanan I: Ny D Umur 22 tahun G2P0A1 umur

kehamilan 38+3 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, puki, preskep,

penurunan janin Hodge I, inpartu kala I fase laten. Masalah yang ada pada

kasus ini adalah khawatir, kebutuhan pada proses persalinan kala I yaitu

relaksasi, eliminasi, nutrisi, posisi dan ambulasi, dukungan fisik dan

psikologi.

Diagnosis kebidanan II: Diagnosa Kebidanan : Ny D Umur 22 tahun

G2P0A1 umur kehamilan 38+3 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, puki,

preskep, penurunan janin Hodge III, inpartu kala II. Masalah pada kala II

ini adalah perinium kaku. Kebutuhan berdasarkan masalalah adalah

tindakan episiotomi, eliminasi, posisi dan ambulasi, dukungan fisik dan

psikologi.

Diagnosis kebidanan III: Diagnosa Kebidanan : Ny D Umur 22

tahun G2P0A1 inpartu kala III. Tidak ditemukan masalah pada kasus.
228

Kebutuhan dalam persalinan kala III adalah eliminasi, nutrisi, posisi dan

ambulasi, dukungan fisik dan psikologi. Diagnosis kebidanan IV :Ny D

Umur 22 tahun P1A1 inpartu kala IV. Tidak ditemukan masalah pada kala

IV, kebutuhan berupa relaksasi, eliminasi, nutrisi, posisi dan ambulasi,

dukungan fisik dan psikologi. Tidak ditemukan Diagnosa potensial dalam

persalinan dari kala I sampai kala IV sehingga tidak dilakukan antisipasi

tindakan segera. Bidan menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian,

diinterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosis dan

masalah kebidanan yang tepat. (Sulistyowati, 2010)

3. Perencanaan

Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis dan masalah

yang ditegakkan sesuai kebutuhan pasien. Perencanaan yang dilakukan

berdasarkan asuhan persalinan normal (APN). Asuhan persalinan kala I

direncanakan berdasarkan teori yaitu memberikan rasa nyaman, nutrisi,

kebutuhan privasi, dukungan emosional, sosial dan spiritual pada ibu.

Asuhan persalinan kala II direncanakan berdasarkan teori yaitu memantau

dengan seksama dan memeberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu,

dari segi fisik dan psikologis, seperti :

a. Memberi dukungan pada ibu dengan : mendampingi ibu saat bersalin,

memberikan asupan nutrisi.


b. Menjaga kebersihan ibu dengan melakukan pencegahan infeksi.
c. Menjaga kenyamanan ibu selama bersalin : memberikan dukungan

mental untuk mengurangi kecemasan ibu, menjaga privasi ibu,


229

mengatur posisi yang nyaman sesuai keinginan ibu, menjaga agar

kandung kemih ibu tetap kosong. (Asri,2012)

Pada kala II saat kepala janin tampak di vulva melakukan episiotomi

mediolateralis. Asuhan persalinan kala III persalianan perencanaan asuhan

sesuai dengan teori yaitu memberikan suntukan oksitosin Intra Muscullar

(IM) dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali

pusat terkendali, masase fundus uteri. Rencana asuhan persalinan Kala IV

adalah evaluasi tanda vital, uterus, konsistensi, dan atonia, pemeriksaan

serviks, vagina, dan perineum; pemantauan dan evaluasi lanjut.

Pemantauan kala IV dilakukan 6 kali dalam 2 jam, 4 kali dilakukan setiap

15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit pada jam

kedua. (Sulistyawati, 2010)

4. Implementasi

Rencana asuhan tidak diimplementasikan sesuai dengan teori. IMD

pada kal II tidak berhasil dilakukan dengan baik. Bayi diangkat dari perut

ibu 15 menit setelah lahir.

5. Evaluasi

Berdasarkan asuhan kebidanan yang sudah dilakukan pada kala II

terdapat masalah yaitu perinium ibu kaku yang bisa menyebabkan ruptur

totalis, sehingga didapatkan kebutuhan melakukan episiotomi

mediolateralis. Dengan dilakukan episiotomi bertujuan mempercepat

lahirnya bayi dan mencegah ruptur totalis. Sesuai dengan teori indikasi

episiotomi yaitu gawat janin dan janin akan segera dilahirkan dengan
230

tindakan, penyulit persalinan pervaginam misalnya bayi sungsang, distosia

bahu, ekstraksi vakum, forcep, jaringan parut pada parinium atau vagina

yang memperlambat kemajuan persalinan, multigravida dengan perinium

kaku.(Sulistyawati, 2010)

Proses IMD tidak sesuai dengan teori, dalam teori disebutkan bahwa

skin to skin contact dilakukan minimal 1 jam setelah bayi lahir. Dalam

asuhan kebidanan pada Ny D dilakukan selama ±15 menit. Hal ini

diakibatkan karena adanya tindakan medis penjahitan luka perinium, ibu

yang kurang kooperatif karena menahan sakit yang mempersulit tindakan

penjahitan luka jalan lahir, sehingga bayi diambil dari perut ibu. (Roesli,

2008)

C. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DAN

NEONATUS

1. Pengkajian

a. Data subyektif

Ibu mengatakan bayinya lahir satu jam yang lalu, ibu ingin

mengetahui keadaan anaknya. Asuhan kebidanan pada bayi Ny D

dilakukan beberapakali kunjungan, kunjungan 1 jam, 6 jam, 5 hari, dan

20 hari. Tidak didapatkan keluhan pada bayi.

b. Data obyektif

Bayi Ny D lahir spontan pada tanggal 3 Februari 2016 pukul

16.25 WIB. Lahir aterm dengan umur kehamilan 38 +3 minggu, gerakan

aktif, bayi lahir langsung menagis kuat, kulit kemerah-merahan dan


231

licin karena jaringan subkutan yang cukup, nilai APGAR (8/9/10), berat

badan 3000 gram, panjang badan 46 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar

kepala 34 cm, lingkar lengan 11 cm, frekuensi denyut jantung 120 kali

per menit, pernapasan ± 48 kali per menit, rambut lanugo tidak terlihat

dan rambut kepala telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas,.

Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik, reflek sucking

(isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik, reflek morro (gerakan

memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, reflek grasping

(menggenggam) sudah baik. Genetalia testis sudah turun pada skortum

dan penis yang berlubang. Eliminasi: mekonium keluar dalam 5 menit

setelah bayi lahirdan berwarna hitam kecoklatan. Pengkajian dilakukan

dengan hasil pemeriksaan normal dan tidak ditemukan kelainan atau

penyulit, sesuai dengan teori. (Nanny,2010)

Pertumbuhan bayi Ny D dapat dipantau dari kunjungan neonatus.

Kunjungan umur bayi 5 hari tali pusat sudah mengering, belum terlepas.

Berat badan 3100 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 34 cm,

lingkar dada 35 cm, lingkar lengan 11 cm. Kunjungan neonatus hari ke-

20 dengan hasil perkembangan: Berat badan 3700 gram, panjang badan

48 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar lengan 11,5 cm.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan hasil yang normal.


232

2. Diagnosis atau masalah kebidanan

Diagnosis kebidanan I: Bayi Ny D jenis kelamin laki-laki umur satu

jam. Diagnosis kebidanan II: Bayi Ny D jenis kelamin laki-laki umur 6

jam. Kebutuhan bayi antara lain nutrisi, termoregulasi, injeksi vit K 1,

imunisasi Hb0. Diagnosis kebidanan III: Bayi Ny D jenis kelamin laki-laki

umur 5 hari. Masalah pada bayi baru lahir tidak ditemukan, kebutuhan

berupa nutrisi, termoregulasi, Informasi tanda bahaya BBL. Diagnosis

kebidanan IV : Bayi Ny D jenis kelamin laki-laki umur 20 hari, tidak ada

masalah. Kebutuhan berupa nutrisi, termoregulasi, Informasi imunisasi.

Tidak ditemukan diagnosis potensial dan antisipasi tindakan segera. Sesuai

dengan teori yaitu bidan menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian,

diinterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosis dan

masalah kebidanan yang tepat. (Sulistyowati, 2010)

3. Perencanaan

Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis dan masalah

yang ditegakkan sesuai kebutuhan pasien.

a. Menjaga kehangatan dengan menyelimuti tubuh bayi dengan selimut

kering dan bersih, tidak menaruh bayi didekat pintu/jendela, mematikan

kipas angin diruangan supaya bayi tidak mengalami hipotermi.

Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermi yaitu

dengan mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir, menunda

memandikan bayi sampai tubuh bayi stabil. (Nanny,2010)


b. Memberikan Eritromicin 0,5% untuk pencegahan penyakit mata.

(Nanny,2010)
233

c. Memberikan vitamin K1, memberikan imunisasi HB0 0,5 ml,

mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara menghangatkan,

mempertahankan suhu ruangan bayi, menjaga bayi dalam keadaan

kering, mengukur suhu tubuh bayi dengan berkala. (Pantikawati, 2010)


d. Menganjurkan ibu untuk memeberikan ASI pada bayinya agar

kebutuhan nutrisi bayi tercukupi, memberi nutrisi yang adekuat,

melakukan pengawasan jalan nafas. (Pantikawati, 2010)


e. Melakukan pencegahan infeksi pada neonatus, memberitahu ibu tanda

bahaya bayi baru lahir, memberitahu ibu waktu pemberian imunisasi,

melakukan pemeriksaan pada neonatus. (Pantikawati, 2010)

4. Implementasi

Bidan melaksanakan rencana asuhan secara komrehensif, efektif,

efisien dan aman berdasarkan kebutuhan pasien. Sesuai dengan teori yaitu

bidan melaksanakan rencana asuhan secara komrehensif, efektif, efisien

dan aman berdasarkan evidense based kepada klien/pasien, dalam bentuk

upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Keefektifan dari

asuhan yang diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi

klien. (Muslihatun, 2009)

5. Evaluasi

Rencana asuhan kebidanan dapat terlaksana dengan baik. Asuhan

kebidanan yang diberikan pada bayi Ny D saat umur 1 jam, 6 jam, 5 hari,

20 hari, 28 hari. Keadaan umum dan pemeriksaan fisik bayi menunjukan

keadaan yang normal dan tidak ada kelainan. Asuhan kebidanan pada Ny

D sesuai dengan standar suhan kebidanan menurut KEPMENKES Nomor


234

938/Menkes/SK/VIII/2007 yaitu mengumpulkan semua informasi yang

akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

D. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

1. Pengkajian

a. Data subyektif

Asuhan masa nifas pertama 6 jam postpartum Ny D mengeluh

perutnya mules. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami

multipara dan dapat menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa

awal puerperium. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya

meningkatkan nyeri tersebut karena keduanya merangsang kontraksi

uterus. (Juraida, 2013)

Asuhan masa nifas 1 hari Ny D mengeluh nyeri pada luka

jahitan. Asuhan masa nifas hari ke-6 Ny D ibu mengatakan menahan

BAB setelah bersalin karena takut nyeri luka jahitan. Sesuai teori ibu

yang mengalami episiotomi saat bersalin cenderung menunda eliminasi

karena takut terhadap peningkatan nyeri atau takut akan kemungkinan

jahitan episiotomi terlepas. (Maryunani, 2009)

b. Data obyektif

Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan umum Ny D

selama nifas dalam keadaan normal. Hasil pemeriksaan pada 6 jam, 1


235

hari postpartum TFU 2 jari dibawah pusat, pengeluaran lochea jenis

rubra, pengeluaran ASI belum lancar jenis kolostrum. Kunjungan 6 hari

postpartum TFU 3 jari diatas simpisis, jenis lochea sanguinolenta, ASI

sudah lancar jenis ASI peralihan. Kunjungan 20 hari postpartum TFU

tidak teraba, jenis lochea serosa. Kunjungan 28 postpartum TFU tidak

teraba, jenis lochea alba. Proses involusi uterus Ny D yaitu proses

kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan

tidak ada kesenjangan antara praktik dan teori. Menurut teori TFU saat

bayi lahir setinggi pusat, 7 hari TFU pertengahan pusat dan syimpisis,

14 hari TFU tidak teraba, 6 minggu TFU normal. Pemeriksaan

pengeluaran pervagina pada Ny D sesuai dengan teori yaitu lochea

adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dapat dibagi

berdasarkan waktu dan warnanya sesuai dengan teori diantaranya: rubra

keluar pada 1-3 hari masa nifas berwarna merah kehitaman,

sanguinolenta pada 3-7 hari masa nifas berwarna merah kecoklatan,

serosa pada 7-14 hari masa nifas berwarna kekuningan, alba pada

harike-14 berwarna putih. (Juraida, 2013)

2. Diagnosis atau masalah kebidanan

Diagnosis kebidanan I : Ny D Umur 22 tahun P1A1 6 Jam post

partum. Kebutuhan asuhan adalah informasi pencegahan perdarahan,

beritahu penyebab rasa mules yang dialami. Diagnosis kebidanan II : Ny D

Umur 22 tahun P1A1 1 hari post partum. Kebutuhan asuhan yaitu informasi

perawatan luka perinium. Diagnosis kebidanan III : Ny D Umur 22 tahun


236

P1A1 6 hari post partum. Masalah pada asuhan yaitu ibu menahan BAB

karena takut robeknya jahitan jalan lahir dan rasa nyeri. Kebutuhan

berdasarkan masalah tersebut adalah motivasi untuk tidak menahan BAB.

Diagnosis kebidanan IV : Ny D Umur 22 tahun P 1A1 20 hari post

partum, tidak terdapat masalah. Diagnosis kebidanan V: Ny D Umur 22

tahun P1A1 28 hari post partum. Masalah tidak ditemukan dan kebutuhan

asuhan yaitu informasi keluarga berencana. Tidak ditemukan diagnosis

potensial dan antisipasi tindakan segera.

3. Perencanaan

Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis dan masalah

yang ditegakkan sesuai kebutuhan pasien.

a. Beritahu ibu penyebab rasa mules yang dialami yaitu akibat rahim

berkontraksi dan proses mengecilnya rahim kebentuk seperti semula

sebelum hamil. Beritahu ibu dan keluarga untuk melakukan masase

pada perutnya agar kontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan, tanda

kontraksi rahim baik yaitu teraba keras.

b. Anjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya agar pengeluaran ASI

semakin lancar dan memberikan konseling cara menyusui yang baik

dan benar.

c. Memotivasi ibu untuk tidak menahan BAB karena bisa menyebabkan

konstipasi yang meningkatkan rasa nyeri saat BAB, menganjurkan ibu

untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat seperti buah, sayur,

meningkatkan asupan cairan untuk mencegah konstipasi. Menganjurkan


237

ibu untuk obat diberikan obat laksansia abapila mengalami susah BAB.

(Maryunani, 2009)

d. Memberikan konseling tanda bahaya masa nifas pada ibu.

e. Merencanakan kunjungan nifas

f. Memberikan konseling mengenai Keluarga Berencana

4. Implementasi

Sesuai dengan teori yaitu bidan melaksanakan rencana asuhan secara

komrehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidense based kepada

klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Keefektifan dari asuhan yang diberikan, sesuai dengan

perubahan perkembangan kondisi klien. (Muslihatun, 2009)

5. Evaluasi

Asuhan ibu nifas dengan masalah ibu menahan BAB 6 hari setelah

bersalin dikarenakan ibu yang mengalami episiotomi saat bersalin, ibu

menunda eliminasi karena takut terhadap peningkatan nyeri atau takut

akan kemungkinan jahitan episiotomi terlepas. Asuhan yang diberikan

pada Ny D adalah motivasi supaya buang air besar kembali normal, dapat

diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi

awal, sesuai dengan teori (Sulistyawati, 2010)

Asuhan kebidanan pada Ny D sesuai dengan standar suhan

kebidanan menurut KEPMENKES Nomor 938/Menkes/SK/VIII/2007

yaitu mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap

dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.


238

E. MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

1. Pengkajian

a. Data subyektif

Ibu mengatakan melahirkan anaknya 6 minggu yang lalu dan

belum ber-KB, saat ini takut menggunakan alat kontrasepsi hormonal

seperti suntik karena takut gemuk.

b. Data obyektif

Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik Ny D dalam

keadaan normal.

2. Diagnosis atau masalah kebidanan

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan yang sudah dilakukan maka

dapat ditegakkan diagnosis kebidanan: Ny D umur 22 tahun P1A1 calon

akseptor KB. Masalah dalam asuhan ini tidak ada, kebutuhan konseling

mengenai alat kontrasepsi barier (kondom), tidak ditemukan diagnosa

potensial dan antisipasi tindakan segera.

3. Perencanaan

Merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis dan masalah

yang ditegakkan sesuai kebutuhan pasien.

a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa ibu

dalam keadaan baik.


b. Memberi konseling kepada ibu dan suami mengenai KB kondom.
c. Menganjurkan kepada ibu dan suami untuk ke tenaga kesehatan apabila

ingin menggunakan alat kontrasepsi.

4. Implementasi
239

Sesuai dengan teori yaitu bidan melaksanakan rencana asuhan secara

komrehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidense based kepada

klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif. Keefektifan dari asuhan yang diberikan, sesuai dengan

perubahan perkembangan kondisi klien. (Muslihatun, 2009)

5. Evaluasi

Setelah dilakukan prencanaan dan implementasi Ny D dan suami

sudah mengatatui KB kondom, ibu dan suami memilih menggunakan KB

kondom untuk sementara waktu, sebelum mantap dengan pilihan alat

kontrasepsi lain. Asuhan kebidanan pada Ny D sesuai dengan standar

suhan kebidanan menurut KEPMENKES Nomor

938/Menkes/SK/VIII/2007 yaitu mengumpulkan semua informasi yang

akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi klien.

Anda mungkin juga menyukai