BAB V
PEMBAHASAN
pada Trimester I, 3 kali pada Trimester II, 6 kali pada Trimester III. Sesuai
1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Pelayanan standar 7T antara
lain timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,
seksual dan melakukan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Nanny,
2011)
1. Pengkajian
a. Data subyektif
periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak
b. Data obyektif
yaitu 2325 gram, pemeriksaan DJJ 148 kali/mnt sesuai teori (Manuaba,
2010)
lurus seperti papan. (puki), Leopold III teraba bulat, keras, melenting
terendah janin sudah masuk panggul, divergen (kedua jari sudah tidak
bisa disatukan), teraba 4/5 jari, TFU (Mc Donald) 29 cm, TBJ yaitu
Proxexus xipoideus dan pusat, teraba lunak, tidak bulat, tidak melenting
teraba keras memanjang, lurus seperti papan (puki), Leopold III Teraba
(kedua jari sudah tidak bisa disatukan), teraba 4/5 jari, TFU (Mc
Donald) 30 cm, TBJ yaitu 2945 gram, pemeriksaan DJJ 129 kali/mnt.
kehamilan 34+5 minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, puki, preskep,
bagian terendah belum masuk panggul. Masalah yang ada pada kasus ini
bayinya. Hal ini disebabkan karena ibu belum pernah menghadapi proses
pada ibu, dengan melibatkan suami dan keluarga, diagnosa potensial dan
antisipasi tindakan segera pada kasus ini tidak ada. (Muslihatun, 2011)
kehamilan 36+5 minggu janin tunggal, hidup intra uteri, puki, preskep,
bagian terendah sudah masuk panggul, teraba 4/5 jari. Tidak ada masalah
(Muslihatun, 2011)
kehamilan 38+1 minggu janin tunggal, hidup intra uteri, puki, preskep,
bagian terendah sudah masuk panggul, teraba 4/5 jari. Masalah yang
keluarga, diagnosa potensial dan antisipasi tindakan segera pada kasus ini
3. Perencanaan
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan bahwa ibu dan
janin saat ini dalam keadaan baik, tekanan darah ibu normal. Berikan
Trimester III.
224
c. Anjurkan ibu untuk melakukan tes laboratorium (Hb, protein urin, urin
d. Berikan motivasi pada ibu untuk minum rutin terapi vitamin yang
diberikan.
4. Implementasi
asuhan, tidak ada kendala dalam pelaksanaan asuhan. Sesuai dengan teori
5. Evaluasi
khawatir ibu.
225
teori risiko tinggi kehamilan antara lain: usia kurang dari 19 tahun atau lebih
riwayat persalinan :abortus lebih dari 2 kali, partus prematur lebih dari 2 kali,
inkompeten, hamil dengan mioma uteri atau kista ovarium, hamil dengan
semua informasi yang akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang
1. Pengkajian
a. Data subyektif
(Sulistyawati, 2010)
Kala II Ibu mengatakan tidak tahan lagi ingin meneran. Kala III
Tanda Gejala Kala II yaitu : Ibu merasakan ingin meneran ketika ada
b. Data obyektif
dengan rincian kala I fase laten dengan lama 8 jam mulai dari pukul
cm. Fase aktif selama 4 jam mulai pukul 12.00 WIB pembukaan 5 cm
setiap 15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit
kehamilan 38+3 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, puki, preskep,
penurunan janin Hodge I, inpartu kala I fase laten. Masalah yang ada pada
kasus ini adalah khawatir, kebutuhan pada proses persalinan kala I yaitu
psikologi.
G2P0A1 umur kehamilan 38+3 minggu, janin tunggal hidup intra uteri, puki,
preskep, penurunan janin Hodge III, inpartu kala II. Masalah pada kala II
psikologi.
tahun G2P0A1 inpartu kala III. Tidak ditemukan masalah pada kasus.
228
Kebutuhan dalam persalinan kala III adalah eliminasi, nutrisi, posisi dan
Umur 22 tahun P1A1 inpartu kala IV. Tidak ditemukan masalah pada kala
3. Perencanaan
(IM) dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali
15 menit pada jam pertama, dan 2 kali dilakukan setiap 30 menit pada jam
4. Implementasi
pada kal II tidak berhasil dilakukan dengan baik. Bayi diangkat dari perut
5. Evaluasi
terdapat masalah yaitu perinium ibu kaku yang bisa menyebabkan ruptur
lahirnya bayi dan mencegah ruptur totalis. Sesuai dengan teori indikasi
episiotomi yaitu gawat janin dan janin akan segera dilahirkan dengan
230
bahu, ekstraksi vakum, forcep, jaringan parut pada parinium atau vagina
kaku.(Sulistyawati, 2010)
Proses IMD tidak sesuai dengan teori, dalam teori disebutkan bahwa
skin to skin contact dilakukan minimal 1 jam setelah bayi lahir. Dalam
penjahitan luka jalan lahir, sehingga bayi diambil dari perut ibu. (Roesli,
2008)
NEONATUS
1. Pengkajian
a. Data subyektif
Ibu mengatakan bayinya lahir satu jam yang lalu, ibu ingin
b. Data obyektif
licin karena jaringan subkutan yang cukup, nilai APGAR (8/9/10), berat
badan 3000 gram, panjang badan 46 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar
kepala 34 cm, lingkar lengan 11 cm, frekuensi denyut jantung 120 kali
per menit, pernapasan ± 48 kali per menit, rambut lanugo tidak terlihat
dan rambut kepala telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas,.
pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik, reflek sucking
(isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik, reflek morro (gerakan
Kunjungan umur bayi 5 hari tali pusat sudah mengering, belum terlepas.
Berat badan 3100 gram, panjang badan 47 cm, lingkar kepala 34 cm,
lingkar dada 35 cm, lingkar lengan 11 cm. Kunjungan neonatus hari ke-
48 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar dada 35 cm, lingkar lengan 11,5 cm.
umur 5 hari. Masalah pada bayi baru lahir tidak ditemukan, kebutuhan
dengan teori yaitu bidan menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian,
3. Perencanaan
(Nanny,2010)
233
4. Implementasi
efisien dan aman berdasarkan kebutuhan pasien. Sesuai dengan teori yaitu
5. Evaluasi
kebidanan yang diberikan pada bayi Ny D saat umur 1 jam, 6 jam, 5 hari,
keadaan yang normal dan tidak ada kelainan. Asuhan kebidanan pada Ny
akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
1. Pengkajian
a. Data subyektif
BAB setelah bersalin karena takut nyeri luka jahitan. Sesuai teori ibu
b. Data obyektif
tidak ada kesenjangan antara praktik dan teori. Menurut teori TFU saat
bayi lahir setinggi pusat, 7 hari TFU pertengahan pusat dan syimpisis,
serosa pada 7-14 hari masa nifas berwarna kekuningan, alba pada
Umur 22 tahun P1A1 1 hari post partum. Kebutuhan asuhan yaitu informasi
P1A1 6 hari post partum. Masalah pada asuhan yaitu ibu menahan BAB
karena takut robeknya jahitan jalan lahir dan rasa nyeri. Kebutuhan
tahun P1A1 28 hari post partum. Masalah tidak ditemukan dan kebutuhan
3. Perencanaan
a. Beritahu ibu penyebab rasa mules yang dialami yaitu akibat rahim
pada perutnya agar kontraksi baik dan tidak terjadi perdarahan, tanda
dan benar.
ibu untuk obat diberikan obat laksansia abapila mengalami susah BAB.
(Maryunani, 2009)
4. Implementasi
5. Evaluasi
Asuhan ibu nifas dengan masalah ibu menahan BAB 6 hari setelah
pada Ny D adalah motivasi supaya buang air besar kembali normal, dapat
diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi
1. Pengkajian
a. Data subyektif
b. Data obyektif
keadaan normal.
akseptor KB. Masalah dalam asuhan ini tidak ada, kebutuhan konseling
3. Perencanaan
4. Implementasi
239
5. Evaluasi
akurat, relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.