Anda di halaman 1dari 2

Jum’at, 1 November 2019 Bagaimanakah karakter dan kisah di balik keempat 3.

Berjihad fi sabilillah dengan harta & tenaganya


golongan yang disebutkan dalam ayat ini? (Q.S. An-Nisa’:
Bismillahirrahmanirrahim. Dari sini kita belajar bahwa untuk menjadi orang
69)
mu’min yang sebenar-benarnya selayaknya seorang
Q.S. Al-Baqarah : 7
1. PARA NABI shiddiqiin kita hendaknya beriman kepada Allah dan
“Shirootholladziina an ‘amta ‘alaihim.” Kisah para Nabi termaktub dalam Q.S. Maryam : 41- Rosulnya dengan : tidak lelah mengkaji AQ-AS dan
Artinya: “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri 58. Para nabi adalah orang-orang pilihan yang mengamalkannya, tidak meragukan satupun perintah
nikmat kepadanya,” mendapatkan petunjuk dan diutus untuk membawa maupun larangan Allah, dan berjihad fi sabilillah
risalah tauhid. Dalam menyampaikan dakwah tauhid dengan harta dan tenaga yang kita miliki
Jalan apa? Jalan yang lurus, sebagaimana telah disebutkan ini, tentunya para nabi menghadapi berbagai (berinfaq/shodaqoh, mengerahkan tenaga dalam
di ayat sebelumnya (Q.S. Al-Baqarah : 6) rintangan. Dan rintangan yang dialaminya sangat berat bekerja dan berdakwah).
“Ihdinasshiroothol mustaqiim.” – “Tunjukilah kami jalan dan tidak mudah. Sering pula justru pengikutnya
yang lurus,”. Jalan yang lurus ada 3 : 1) Al-Qur’an ; 2) Para shiddiqiin dalam hidupnya senantiasa
sendiri yang merintanginya.
Sunnah Rosul ; dan 3) Dienul Islam. Jalan yang lurus adalah mengedepankan pandangan syari’at, semua hal yang
Para nabi hidupnya berat, tugasnya berat, sementara
jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberi dilakukan hendaknya didasarkan pada perintah Allah
orang-orang kafir hidupnya bergelimang harta dan
nikmat oleh Allah. dan RosulNya, tidak mengedepankan hawa nafsunya.
kekuasaan. Namun Allah menyebutkan bahwa para
Siapakah orang yang diberi nikmat oleh Allah? nabi justru mendapat nikmat yang sangat banyak, jauh 3. SYUHADA (orang yang mati syahid)
lebih bernilai daripada harta dan kekuasaan yang Para syuhada adalah orang-orang yang mati dalam
Dijelaskan dalam Q.S. An-Nisa : 69 – dimiliki orang-orang kafir. Kenapa? peperangan memperjuangkan Islam. Sebagaimana
“Wa may yuṭi'illāha war-rasụla fa ulā`ika ma'allażīna Dari sinilah kita belajar bahwa kualitas hidup kita dalam Q.S. At-Taubah : 111.
an'amallāhu 'alaihim minan-nabiyyīna waṣ-ṣiddīqīna wasy- haruslah dinilai dari nilai-nilai syariat, dari seberapa innallāhasytarā minal-mu`minīna anfusahum wa
syuhadā`i waṣ-ṣāliḥīn, wa ḥasuna ulā`ika rafīqā.” besar ridho Allah terhadap apa yang kita kerjakan, amwālahum bi`anna lahumul-jannah, yuqātilụna fī
bukan semata dari pencapaian materi. sabīlillāhi fa yaqtulụna wa yuqtalụna wa'dan 'alaihi
Artinya : “Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul ḥaqqan fit-taurāti wal-injīli wal-qur`ān, wa man aufā
2. SHIDDIQIIN (orang yang membenarkan)
(Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama bi'ahdihī minallāhi fastabsyirụ bibai'ikumullażī
Siapakah para shiddiqiin yang dimaksud?
dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) bāya'tum bih, wa żālika huwal-fauzul-'aẓīm
Para shiddiqiin (pencinta kebenaran) memiliki karakter
para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang Artinya : “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-
seperti yang dituliskan dalam Q.S. Hujurat : 15.
mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka
“Innamal-mu`minụnallażīna āmanụ billāhi wa rasụlihī
yang sebaik-baiknya.” dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka
ṡumma lam yartābụ wa jāhadụ bi`amwālihim wa
Orang yang diberi nikmat oleh Allah adalah: orang yang anfusihim fī sabīlillāh, ulā`ika humuṣ-ṣādiqụn” berperang di jalan Allah; sehingga mereka
menaati Allah dan Rosulullah (Nabi Muhammad SAW). Artinya : “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar
sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan
Lalu, siapakah orang-orang yang telah diberikan nikmat
Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu- siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah?
oleh Allah dalam ayat ini? Ada 4 golongan:
ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
1. Para nabi di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan
2. Shiddiqiin (para pencinta kebenaran) 1. Iman kepada Allah dan RosulNya, dengan yang agung.”
3. Syuhada (orang yang mati syahid) mengkaji AQ & AS dengan sungguh-sungguh Maksud ayat ini:
4. Sholihiin (orang-orang saleh) 2. Tidak ragu kepada Allah dan RosulNya, baik 1. Allah membeli harta dan nyawa orang-orang
eksistensi maupun ajarannya. beriman dengan surga. Siapa orang-orang yang
beriman? Orang-orang yang memperjuangkan 1. Iman kepada allah dan hari peradilan dan perilaku yang santun sehingga bisa menjadikan
dien Allah. 2. Mengajak kepada ma’ruf dan mencegah pada orang lain untuk berusaha lebih baik lagi.
2. Perang untuk kepentingan memperjuangkan mungkar. 3. Bekerja dengan selalu diniati untuk berjihad dan
Islam adalah kebaikan di sisi Allah. Padahal nalar 3. Bersegera terhadap kebaikan/khoirot ibadah. Kita bekerja supaya bisa mandiri dan tidak
dan kenyataan perang sesungguhnya merusak, merepotkan orang lain. Bekerja harus diniatkan untuk
Yang menjadi parameter ma’ruf/khoirot (kebaikan)
banyak korban dan kekacauan. Namun perang ibadah sehingga apa yang kita kerjakan bernilai ibadah
adalah sudut pandang Allah, bukan sudut pandang
yang didasari dengan niat memperjuangkan dien kepada Allah saja, dan supaya kita merasa ringan
manusia. Sehingga seseorang baru layak disebut berbuat
Allah justru dipuji dan dimuliakan oleh Allah, dan dalam menghadapi tantangan hidup, layaknya para
ma’ruf dan khoirot ketika mereka memahami syari’at
Allah membalasnya dengan surga. syuhada yang terus maju dan tidak gentar melawan
Islam. Seperti dalam hadits Sunan Tirmidzi :
musuh di medan perang.
Q.S. Al-Baqarah 154 dan Q.S. Ali Imran : 169-170 juga “Penghambaan apapun pada Allah tidak ada yang lebih
4. Selalu berbuat kebaikan, tidak menunda dalam
menambahkan bahwa orang-orang syuhada mulia dibanding dengan memahami syari’at.”
melakukan kebaikan. Berlomba-lomba dalam
sebenarnya tidak mati sia-sia, mereka berada di sisi
Orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka ia melakukan kebaikan. Misal: ketika lingkungan kerja
Allah. Di alam barzah mendapat kenikmatan dan
menjadi orang yang memahami syari’at. kita kurang rapi, maka berinisiatif untuk merapikan,
kegembiraan, dan di akhirat mendapat kenikmatan
Dari hadits tersebut disimpulkan bahwa: tidak perlu menunggu orang lain untuk merapikan.
yang sangat besar.
5. Senantiasa menuntut ilmu (AQ & AS) dan
Adapun syuhada memiliki 2 makna: 1. Amal yang paling baik adalah berproses untuk mengamalkannya. Kita harus meniru para sholihiin
memahami syari’at Islam yang tidak malas dalam mengkaji Al-Qur’an dan As-
1. Mati syahid berperang di jalan Allah, sesuai
2. Orang yang paling baik adalah orang yang paham Sunnah (dan syari’at Islam) dan terus
dengan ayat ini.
syari’at Islam mengamalkannya. Setiap ilmu yang kita dapatkan
2. Mati syahid duniawi, misalnya seperti orang yang
meninggal saat melahirkan atau orang yang dalam kajian hendaknya dipraktekkan dalam
terbunuh karena mempertahankan harta. kehidupan sehari-hari. Misalnya mendapatkan ilmu
Bagaimanakah penerapannya dalam pekerjaan dan tentang sholat, maka terapkan ilmu yang kita terima
Kematian ini baik namun tidak seperti mati syahid kehidupan sehari-hari?
yang dimaksud ayat di atas. sampai sholat kita menjadi benar dan sesuai dengan
1. Berusaha dan bekerja dengan giat, tidak bermalas- apa yang dicontohkan Rosul.
4.SHOLIHIIN malasan, tidak menyerah ketika menghadapi tugas 6. Menjadikan orang-orang yang sholeh (memiliki
Adalah orang-orang yang sholeh. Dijelaskan dalam yang sulit. Kita hendaknya meniru para nabi yang tidak kualitas selayaknya orang-orang yang diberi nikmat
Q.S. Ali Imran : 144. kenal lelah dalam perjuangan mendakwahkan agama oleh Allah (shiddiqiin, syuhada, sholihiin) sebagai
tauhid. teman setia. Karena Allah telah menyebutkan dalam
“Yu`minụna billāhi wal-yaumil-ākhiri wa ya`murụna bil- Q.S. An-Nisa’ : 69 bahwa keempat golongan ini adalah
2. Bersikap jujur dan tepat waktu. Berusaha menaati
ma'rụfi wa yan-hauna 'anil-mungkari wa yusāri'ụna fil- “sebaik-baik teman”/rofiq. Dan Rosul pernah
peraturan yang telah ditetapkan di tempat kita
khairāt, wa ulā`ika minaṣ-ṣāliḥīn.” menyebutkan bahwa agama seseorang itu
bekerja. Datang tepat waktu. Menyelesaikan tugas
Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari dengan sebaik mungkin dan sesuai dengan tenggat tergantung/terkait dengan agama temannya.
akhir, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan waktu yang diberikan. Tidak melakukan korupsi waktu,
mencegah dari yang mungkar dan bersegera juga merupakan salah satu sikap sebagai seorang
(mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk shiddiqiin. Juga tidak takut untuk menegur kawan yang
orang-orang saleh.” melakukan kesalahan, namun tetap dengan bahasa
Ciri orang-orang sholeh ini adalah:

Anda mungkin juga menyukai