Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan 1

Pendahuluan sistem pengapian

Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan


percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran campuran
udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Percikan api yang terjadi pada busi
harus terjadi pada saat yang tepat (pada akhir langkah kompresi) untuk menjamin
pembakaran yang sempurna sehingga mesin bekerja dengan halus dan ekonomis. Secara
umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel
tegangan tinggi dan busi. Di dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung
lainnya yaitu kontak pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik),
kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer.

Komponen sistem pengapian

Fungsi dari masing-masing komponen system pengapian adalah 1) baterai sebagai sumber
arus, 2) kunci kontak untuk menghidupkan dan mematikan sistem pengapian, 3) koil untuk
menaikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi di atas 10000 volt. Tegangan tinggi
pada kumparan sekunder terjadi karena jumlah kumparan sekunder jauh lebih banyak dari
kumparan primer, 4) distributor berfungsi untuk mendistribukan tegangan tinggi dari koil ke
tiap busi sesuai dengan urutan penyalaannya, 5) kabel tegangan tinggi berfungsi untuk
menghantarkan tegangan tinggi dari koil sampai ke busi, 6) busi berfungsi untuk
meloncatkan bunga api.

Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Pengapian

1. Baterai
Baterai pada sistem pengapian berfungsi sebagai sumber arus untuk
rangkaian primer koil sehingga dapat terbentuk medan magnet. Setelah mesin hidup,
kebutuhan arus listrik pada sistem pengapian disuplai oleh sistem pengisian

2. Kunci kontak
pada sistem pengapian berfungsi untuk memutus atau
menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Dengan fungsi tersebut, kunci
kontak juga berfungsi untuk mematikan mesin, karena dengan tidak aktifnya sistem
pengapian maka mesin tidak akan hidup karena tidak ada yang memulai pembakaran
pada ruang bakar (motor bensin )

3. koil pengapian

Koil pengapian berfungsi untuk menaikan tegangan baterai 12 V menjadi


tegangan tinggi lebih dari 10.000 V. Untuk sistem pengapian yang modern, tegangan
tinggi yang dihasilkan bisa mencapai 30.000 sampai 40.000 V. Di dalam koil terdapat
dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kumparan primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal negatif
koil. Kumparan sekunder menghubungkan terminal positif dengan terminal sekunder
atau terminal tegangan tinggi. Jumlah kumparan primer sekitar 100 sampai 200 lilit
dengan diameter kawat 0,5 sampai 1 mm dan jumlah kumparan sekunder sekitar
15000 sampai 30.000 lilit dengan diameter kawat 0,05 sampai 0,1 mm. Koil dapat
menaikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi karena jumlah lilitan pada
kumparan sekunder koil jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kumparan
primernya.

4. DISTRIBUTOR

Distributor pada sistem pengapian berfungsi untuk mendistribusikan atau membagi-


bagikan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan
penyalaan (firing order).

Bagian-bagian ini terdiri dari:

1) Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaft yang tepat untuk masing-
masing selinder.

2) Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer dari ignation coil
untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi.

Sudut yang terbentuk saat cam mendorong tumit kontak pemutus (kontak pemutus
terbuka) disebut sudut cam (cam angle)
sudut yang terbentuk saat cam tidak mendorong tumit (saat kontak pemutus tertutup)
disebut sudut dwell. Sudut dwell ini sering disebut juga sudut lamanya kontak pemutus
tertutup atau sudut lamanya arus pada kumparan primer koil mengalir.
3) Capasitor (condensor)
berfungsi untuk menyerap tegangan induksi diri yang dihasilkan pada kumparan
primer koil sehingga pada kontak pemutus tidak terjadi loncatan bunga api.

4) Centrifugal governor advancer


Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin berdasarkan gaya
sentrifugal.

5) Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold).

6) Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-
tiap busi.
7) Distributor Cap / tutup distributor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk
masing- masing selinder.

5. Kabel tegangan tinggi

Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi.

6.Busi

Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan bunga api melalui elektroda.

Sistem Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian yang menggunakan


kontak pemutus atau platina sebagai komponen pemutus dan penghubung arus pada
kumparan primer koil.

Ciri khusus sistem pengapian konvensional ini adalah proses pemutusan arus primer
dilakukan secara mekanik, yaitu dengan proses membuka dan menutupnya kontak pemutus.
Kontak pemutus bekerja seperti saklar di mana pada saat tertutup arus dapat mengalir dan
saat kontak pemutus terbuka arus akan terhenti.

Cara Kerja Sistem Pengapian


Saat kunci kontak on, kotak pemutus menutup
Arus mengalir dari positif baterai menuju kunci kontak menuju kumparan
primer koil menuju kontak pemutus menuju massa, kemudian terjadi
pembentukan medan magnet pada inti koil.

Saat kunci kontak on, kontak pemutus membuka


Arus primer terputus dengan cepat maka :
 Ada perubahan medan magnet (medan magnet jatuh).
 Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada saat sirkuit sekunder (terjadi
loncatan bunga api di antara elektroda busi).
Modul sistem pengapian cdi 346-378

Kepanjangan dari CDI adalah Capasitive Discharge Ignition, yaitu sistem pengapian yang
bekerja berdasarkan pembuangan muatan kapasitor. Konsep kerja sistem pengapian CDI
berbeda dengan sistem pengapian penyimpan induktif (inductive storage system). Pada sistem
CDI, koil masih digunakan tetapi fungsinya hanya sebagai transformator tegangan tinggi,
tidak untuk menyimpan energi. Sebagai pengganti, sebuah kapasitor digunakan sebagai
penyimpan energi

Saat bekerja, kapasitor dalam sistem pengapian ini secara periodik diisi oleh bagian
pengisi (charging device) dan kemudian muatannya dibuang ke kumparan primer koil untuk
menghasilkan tegangan tinggi. Sebelum lebih jauh membahas kerja sistem pengapian CDI,
berikut ini dijelaskan prinsip dari pengisian dan pembuangan muatan kapasitor melalui
sebuah kumparan. Perhatikan gambar 9.50.

Apabila posisi saklar menghubungkan terminal 1 dan 2, maka terjadi rangkaian


tertutup antara sumber tegangan dan kapasitor. Hal ini menyebabkan terjadinya aliran arus
dari baterai ke kapasitor sehingga kapasitor terisi penuh atau bermuatan.
Jika saklar posisinya diubah sehingga terminal 1 dan 3 terhubung, maka kapasitor
dalam kondisi ini bertindak sebagai sumber energi dan mengeluarkan muatannya melelui
kumparan (dalam sistem pengapian CDI, kumparan ini adalah kumparan primer koil) sebagai
beban dalam rangkaian tersebut.
Pada saat kapasitor mengeluarkan arus dengan cepat melalui kumparan, energi listrik
yang disimpan dalam kapasitor dikonversi menjadi energi dalam bentuk medan magnet yang
berekspansi di sekitar kumparan. Perubahan atau gerakan medan magnet yang sangat cepat
inilah yang menyebabkan terjadinya tegangan induksi pada kumparan sekunder koil
Secara sederhana sistem pengapian CDI digambarkan dengan skema seperti pada gambar di atas, dan
rangkaian tersebut jika dikelompokkan menjadi enam bagian utama dari sistem pengapian CDI
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Enam bagian utama dari sistem pengapian CDI tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Converter DC ke DC. Bagian ini berfungsi untuk mensuplai tegangan untuk pengisian kapasitor.
Bagian ini pada prinsipnya terdiri dari rangkaian pengubah arus searah (DC) dari baterai menjadi
(seolah-olah) arus bolak-balik (AC) dengan rangkaian flip-flop. Arus AC yang dihasilkan kemudian
dinaikan tegangannya oleh transformator step up menjadi sekitar 300 sampai 500 Volt dan kemudian
disearahkan kembali dengan dioda sistem jembatan. Tegangan tinggi inilah yang digunakan untuk
mengisi kapasitor. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa bagian ini berfungsi untuk mengubah arus
DC menjadi AC kemudian dinaikan tegangannya dan kemudian disearahkan kembali menjadi DC.

2. Kapasitor. Bagian ini berfungsi untuk menyimpan energi listrik yang disuplai oleh Konverter DC ke
DC.

3. Generator pulsa. Bagian ini berfungsi sebagai pemicu (trigger) atau penghasil sinyal untuk
mengaktifkan thyristor.

4. Penguat pulsa (Amplifier). Bagian ini berfungsi sebagai penguat sinyal yang dihasilkan oleh bagian
pembangkit sinyal sehingga sinyal tersebut cukup kuat untuk mengaktifkan thyristor.

5. Saklar thyristor (Thyristor switch). Bagian ini berfungsi untuk mengalirkan energi dari kapasitor ke
koil pengapian. Thyristor ini merupakan komponen semikonduktor yang akan bekerja (ON) oleh
adanya pulsa tegangan pada kaki gate-nya. Pada saat distributor berputar, pulsa tegangan dihasilkan
oleh pick up

6. coil. Pulsa ini dikuatkan oleh amplifier untuk kemudian meng-ON-kan thyristor. Pada saat ON inilah
kapasitor mengeluarkan energinya ke kumparan primer koil. Kemudian thyristor kembali OFF dan
kapasitor terisi kembali. Koil pengapian dalam hal ini berfungsi sebagai transformator yang
menghasilkan tegangan tinggi untuk disalurkan ke busi.
Contoh rangkaian CDI :

Sistem Pengapian Elektronik


Sistem pengapian ini memanfaatkan transistor untuk memutus dan
mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan
arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak
pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil
dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang difungsikan sebagai
saklar (switching transistor).
1. Sistem Pengapian Full Elektronik
a. Tipe Induktif
b. Tipe Hall Effect
c. Sistem Pengapian Model Iluminasi / Cahaya

2. Sistem Pengapian CDI


3. Sistem Pengapian Terkontrol Komputer
a. Elelectronic Spark Adavance (ESA) dengan Distributor
b. Pengapian Tanpa Distributor / Distributorless Ignition System (DLI)
c. Sistem Pengapian Langsung / Direct Ignition System (DIS)
d. i-DSI (Intelegent Double Sequential Ignition)

 Peserta Diklat dapat melaksanakan aspek keselamatan kerja yang harus diikuti
pada waktu mengerjakan pekerjaan servis AC
 Peserta diklat dapat menyebutkan nama-nama dan fungsi komponen utama
AC
 Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja komponen utama AC
EVALUASI 2. 21/09/2016
1. Sebutkan nama dan fungsi komponen-komponen utama AC pada
mobil! (bobot 10)
2. Jelaskan Proses Sirkulasi sistem Pendingin AC pada Mobil? (bobot 30)
3. Gambarkan siklus kerja AC beserta keteranganya!(bobot 20)
4. Sebutkan komponen sistem audio pada mobil ? (bobot 20)
5. Gambarkan rangkaian sistem audio pada mobil ? (bobot 20)

Anda mungkin juga menyukai