Anda di halaman 1dari 8

Pengertian kisi-kisi, manfaat dan tujuan penyusunan kisi-kisi dan teknik

penyusunan kisi-kisi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada prinsipnya pelaksanaan suatu tes diperlukan agar hasil yang diharapkan dapat tercapai. Perencanaan yang teliti serta
terkonsep akan memberikan jaminan bahwa guru akan dapat mengukur penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang
representativ.
Kisi-kisi merupakan rencana dalam penyusunan tes. Dengan adanya kisi-kisi akan mempermudah dalam menyiapkan tes sesuai
dan mewakili materi yang pernah diberikan dalam proses pembelajaran. Tabel kisi-kisi soal kemudian dikaitkan dengan bentuk item
yang digunakan dan juga dikaitkan dengan jenjang kemampuan yang ingin diukur.

1.2 Rumusan Masalah


Dilihat dari latar belakang diatas adapun rumusan masalahnya, yaitu:
1. Apa pengertian kisi-kisi?
2. Apa fungsi kisi-kisi?
3. Apa saja Syarat-syarat kisi-kisi?
4. Apa manfaat dan tujuan penyusunan kisi-kisi?
5. Apa Jenis Prilaku yang dapat diukur ?
6. Apa Penentu Perilaku yang akan diukur ?
7. Bagaimana teknik penyusunan kisi-kisi?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Selanjutnya untuk memaparkan
pengertian kisi-kisi, manfaat dan tujuan penyusunan kisi-kisi dan teknik penyusunan kisi-kisi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kisi-Kisi


Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-soal yang diperlukan atau yang hendak disusun.
Kisi-kisi juga dapat diartikan test blue-print atau table of specification merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan
diujikan. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta imbangan/proporsi yang
dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal.
Kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang memuat informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit
soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berisi ruang lingkup dan isi materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk
menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.

2.2 Fungsi Kisi-Kisi


Ada pun fungsi dari kisi-kisi antara lain:
1. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun
Pedoman penulisan soal meurupakan aspek tepenting ketika guru hendak memberikan soal kepada siswa, pedoman tersebut
akan menjadi acuan bagi guru dalam penulisan soal sehingga akan memudahkan dalam pembuatan soal.

2. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.
Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran yang disampaikan, guru dalam
mengevalusi peserta didik akan memberikan soal tes evaluasi yang bermacam-macam sesuai dengan tujuan pencapaian evalusi
terhadap pembelajaran tertenu. Dalam pembuatan soal yang menggunakan kisi-kisi, penulis akan menghasilkan soal-soal yang sesuai
dengan tujuan tes.

3. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi
yang ditanyakan.
Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga hal ini juga akan mempermudah dalam proses
evaluasi.

2.3 Syarat Kisi-Kisi


Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional.
2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.
3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

2.4 Manfaat Kisi-Kisi


Manfaat kisi-kisi yaitu sebagai pedoman dalam penulisan soal atau dalam merakit soal menjadi suatu tes. Manfaat lain dari kisi-
kisi ialah untuk menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok bahasan secara proporsional. Agar item-item atau
butir-butir tes mencakup keseluruhan materi (pokok bahasan atau sub pokok bahasan) secara proporsional, maka sebelum menulis
butir-butir tes terlebih dahulu kita harus membuat kisi-kisi sebagai pedoman. Sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat
untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok bahasab serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur.

2.5 Jenis Perilaku Yang Dapat Diukur


Dalam menentukan perilaku yang akan diukur, penulis soal dapat mengambil atau memperhatikan jenis perilaku yang telah
dikembangkan oleh para ahli pendidikan, di antaranya seperti Benjamin S. Bloom, Quellmalz, R.J. Mazano dkk, Robert M. Gagne,
David Krathwohl, Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay, Linn dan Gronlund.

1. Ranah kognitif yang dikembangkan Benjamin S. Bloom adalah: (1) Ingatan di antaranya seperti: menyebutkan, menentukan,
menunjukkan, mengingat kembali, mendefinisikan; (2) Pemahaman di antaranya seperti: membedakan, mengubah, memberi contoh,
memperkirakan, mengambil kesimpulan; (3) Penerapan di antaranya seperti: menggunakan, menerapkan; (4) Analisis di antaranya
seperti: membandingkan, mengklasifikasikan, mengkategorikan, menganalisis; (5) Sintesis antaranya seperti: menghubungkan,
mengembangkan, mengorganisasikan, menyusun; (6) Evaluasi di antaranya seperti: menafsirkan, menilai, memutuskan.

2. Jenis perilaku yang dikembangkan Quellmalz adalah: (1) ingatan, (2) analisis, (3) perbandingan, (4) penyimpulan, (5) evaluasi.

3. Jenis perilaku yang dikembangkan R. J. Mazano dkk. adalah: (1) keterampilan memusat (focusing skills), seperti: mendefinisikan,
merumuskan tujuan, (2) keterampilan mengumpulkan informasi, seperti: mengamati, merumuskan pertanyaan, (3) keterampilan
mengingat, seperti: merekam, mengingat, (4) keterampilan mengorganisasi, seperti: membandingkan, mengelompokkan,
menata/mengurutkan, menyajikan; (5) keterampilan menganalisis, seperti mengenali: sifat dari komponen, hubungan dan pola, ide
pokok, kesalahan; (6) keterampilan menghasilkan keterampilan baru, seperti: menyimpulkan, memprediksi, mengupas atau mengurai;
(7) keterampilan memadu (integreting skills), seperti: meringkas, menyusun kembali; (8) keterampilan menilai, seperti: menetapkan
kriteria, membenarkan pembuktian.

4. Jenis perilaku yang dikembangkan Robert M. Gagne adalah: (1) kemampuan intelektual: diskriminasi, identifikasi/konsep yang nyata,
klasifikasi, demonstrasi, generalisasi/menghasilkan sesuatu; (2) strategi kognitif: menghasilkan suatu pemecahan; (3) informasi verbal:
menyatakan sesuatu secara oral; (4) keterampilan motorist melaksanakan/menjalankan sesuatu; (5) sikap: kemampuan untuk memilih
sesuatu. Domain afektif yang dikembangkan David Krathwohl adalah: (1) menerima, (2) menjawab, (3) menilai.

5. Domain psikomotor yang dikembangkan Norman E. Gronlund dan R.W. de Maclay adalah: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) respon
terpimpin, (4) mekanisme; (5) respon yang kompleks, (6) organisasi, (7) karakterisasi dari nilai.

2.6 Penentuan Perilaku yang Akan Diukur


Setelah kegiatan penentuan materi yang akan ditanyakan selesai dikerjakan, maka kegiatan berikutnya adalah menentukan
secara tepat perilaku yang akan diukur. Perilaku yang akan diukur, pada Kurikulum 2013 tergantung pada tuntutan kompetensi, baik
Kompetensi inti maupun Kompetensi dasar. Setiap kompetensi di dalam kurikulum memiliki tingkat keluasan dan kedalaman
kemampuan yang berbeda. Semakin tinggi kemampuan/perilaku yang diukur sesuai dengan target kompetensi, maka semakin sulit
soal dan semakin sulit pula menyusunnya. Dalam Standar Isi, perilaku yang akan diukur dapat dilihat pada "perilaku yang terdapat
pada rumusan kompetensi dasar atau pada standar kompetensi". Bila ingin mengukur perilaku yang lebih tinggi, guru dapat mendaftar
terlebih dahulu semua perilaku yang dapat diukur, mulai dari perilaku yang sangat sederhana/mudah sampai dengan perilaku yang
paling sulit/tinggi, berdasarkan rumusan kompetensinya (baik standar kompetensi maupun kompetensi dasar). Dari susunan perilaku
itu, dipilih satu perilaku yang tepat diujikan kepada peserta didik, yaitu perilaku yang sesuai dengan kemampuan peserta didik di
kelas.

2.7 Penulisan Kisi-kisi Soal


Penulisan kisi-kis soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan untuk penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan
pembelajaran. Dengan kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah dapat menyusun soal-soal evaluasi. Kisi-kisi soal inilah
yang memberikan batasan guru dalam menyusun soal evaluasi.
Dengan kisi-kisi penulisan soal maka tidak akan terjadi penyimpangan tujuan dan sasaran dari penulisan soal untuk evaluasi
penulisan soal. Guru hanya mengikuti arah dan isi yang diharapkan dalam kisi-kisi penulisan soal yang dimaksudkan. Dalam
penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Nama sekolah
Nama sekolah ini menunjukkan tempat penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang akan dievaluasi proses pembelajarannya.
Ini merupakan identitas sekolah.
2. Satuan pendidikan
Satuan pendidikan menunjukkan tingkatan pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dan akan dievaluasi. Satuan
pendidikan ini misalnya SD, SMP, SMA/SMK.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mata pelajaran yang akan dibuatkan kisi-kisi soal dan dievaluasi hasil belajar
anak-anak. Misalnya Matematika.
4. Kelas/semester
Kelas/semester menunjukkan tingkatan yang akan dievaluasi, dengan menyantumkan kelas atau semsester ini, maka kita semakin tahu
batasan materi yang akan kita jadikan soal evaluasi proses.
5. Kurikulum acuan
Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu berganti, akhirnya ada tumpah tindih antara kurikulum yang digunakan
dan kurikulum baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan kurikulum yang digunakan dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal.
Misalnya Kurikulum 2013.
6. Alokasi waktu
Alokasi waktu ini ditulis sebagai penyediaan waktu untuk penyelesaian soal. Dengan alokasi ini, maka kita dapa memperkirakan
kesulitan soal. Dan jumlah soal yang harus dibuat guru agar anak-anak tidak kehabisan waktu saat mengerjakan soal.
7. Jumlah soal
Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang
sudah dikerjakan untuk ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah memperkirakan penggunaan waktu untk masing-masing soal.
8. Penulis/guru mata pelajaran
Ini menunjukkan identias guru mata pelajaran atau penulis kisi-kisi soal. Hal ini sangat penting untuk mengetahui tingkat kelayakan
seseorang dalam penulisan kisi-kisi dan soalnya.
9. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti menunjukan kondisi standar yang akan dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan dan
pembelajaran. Dengan standar kompetensi ini maka guru dan anak didik dapat mempersiapakan segala yang harus dilakukan.
10. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar menunjukkan hal yang seharusnya dimiliki oleh anak didik setelah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran.
Dalam penulisan kisi-kisi soal aspek ini kita munculkan untuk mengevaluasi tingkat pencapaiannya.
11. Materi pelajaran
Ini menunjukkan semua materi yang diberkan untuk proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam penulisan kisi-kisi soal, aspek ini
merupakan batasan isi dari materi pelajaran yang kita jadikan soal.
12. Indikator soal
Indikator soal menunjukan perkiraan kondisi yang diambil dalam soal ujian. Indikasi yang bagaimana dari materi pelajaran yang
diterapkan disekolah.
13. Bentuk soal
Bentuk soal yang dimaksudkan adalah subjektif tes atau objektif tes. Untuk memudahkan kita dalam menyusun soal, maka kita harus
menentukan bentuk tes dalam setiap materi pelajaran yang kita ujikan dalam proses evaluasi.
14. Nomor soal
Nomor soal menunjukkan urutan soal untuk materi atau soal yang guru buat. Dalam hal ini, setiap standar kompetensi dan kompetensi
dasar, penulisan nomor soal dikisi-kisi penulisan soal tidak selalu berurutan. guru dapat menulis secara acak. Misalnya, Kompetensi
Inti A dan kompetensi Dasar A1 dapat saja diletakkan pada nomor 3 dan seterusnya sehingga tidak selalu standar kompetensi pertama
dan kompetensir dasar pertama harus diurutkan di nomor satu.

2.8 Penentuan dan Penyebaran Soal


Sebelum menyusun kisi-kisi dan butir soal, perlu ditentukan jumlah soal setiap kompetensi Dasar dan penyebaran soalnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh penilaian akhir semester berikut ini:

Contoh penyebaran butir soal untuk penilaian akhir semester ganjil


Jumlah Soal Tes
Jumlah Soal
No Kompetensi Dasar Materi Tertulis
Praktik
PG Uraian
1 1.1............................. ....................... 6 - -
2 1.2............................. ....................... 3 1 -
3 1.3............................. ....................... 4 - 1
4 2.1............................. ....................... 5 1 -
5 2.2............................. ....................... 8 1 -
6 3.1............................. ....................... 6 - 1
7 3.2............................. ....................... - 2 -
8 3.3............................. ....................... 8 - -
Jumlah Soal 40 5 2

2.9. Format Penulisan Kisi-kisi Soal

KISI-KISI PENULISAN SOAL

Sekolah :
Jumlah Soal :
Mata Pelajaran :
Bentuk Soal/tes :
Kurikulum :
Penyusun : 1. Dst
Alokasi Waktu :

No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kelas/ Smt Materi Pokok Indikator Soal Nomor Soal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Keterangan:
Pada Kolom
nomor 2,3,5,6
diisi sesuai
dengan pernyataan yang ada di dalam silabus atau kurikulum. penulisan kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri, kecuali pada
kolom 7.

1. FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah : SDLB


Jumlah soal :2
Mata pelajaran : Pengembangan Komunikasi, Persepsi, Bunyi, dan Irama (PKPBI)
Bentuk soal/tes :
Penyusun : Kelompok
Alokasi waktu : 2 x 40 menit
KISI-KISI PENULISAN SOAL

Materi Indikator Soal Bentuk Nomor


No. Kompetensi Dasar IPK Level
Pokok Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1

Anda mungkin juga menyukai