Anda di halaman 1dari 4

Analisis dampak lalulintas akibat perubahan jalur jalan

panglima sudirman di magetan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Sejak Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas berlaku, analisis dampak lalu lintas (Andalalin) menjadi salah satu
kebijakan strategis di Indonesia. Andalalin digunakan sebagai syarat untuk
mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), terutama bangunan yang
dianggap menimbulkan dampak terhadap kondisi lalu lintas. Dalam Andalalin,
dilakukan perhitungan besaran dampak yang ditimbulkan oleh pembangunan
pusat kegiatan baru atau perubahan fungsi lahan dari suatu tata guna lahan
terhadap kondisi lalu lintas suatu kota serta pembuatan strategi mitigasi untuk
meminimalisasi dampak tersebut.

Kabupaten Magetan menjadi salah satu Kabupaten yang menerapkan kebijakan


Andalalin sebagaimana termaktub dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten
Nomor 5 Tahun 2015 tentang bangunan gedung . Dalam kebijakan tersebut,
Andalalin tidak hanya digunakan untuk mengatasi dampak dari suatu
pembangunan dan syarat untuk memperoleh IMB, melainkan juga menjadi salah
satu basis data dalam kegiatan perencanaan manajemen rekayasa lalu lintas.

Regidor dan Teodoro (2003), menyebutkan Andalalin merupakan upaya yang


relevan terhadap pencarian para perencana maupun insinyur dalam mereduksi,
jika tidak menyelesaikan secara total, masalah yang menyangkut kemacetan lalu
lintas di kota yang berkembang. Merunut premis tersebut, Andalalin tidak hanya
dapat digunakan pada lingkup mikro, yaitu sebagai analisis dampak
pembangunan terhadap lalu lintas, tetapi juga dapat digunakan pada lingkup
makro, yaitu untuk 2 mereduksi permasalahan lalu lintas di kota, seperti
kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Secara teoritis, permasalahan lalu lintas di kota merupakan salah satu dampak
negatif akibat pembangunan kota. Pembangunan kota akan menarik dan
membangkitkan perjalanan manusia (baik menggunakan kendaraan pribadi
maupun angkutan umum), yang kemudian membebani sistem jalan di kota.
Pembebanan perjalanan yang melebihi kapasitas sistem jalan mengakibatkan
kemacetan di sistem jalan kota. Andalalin disisipkan dalam proses pengajuan
IMB untuk mengurangi permasalahan lalu lintas di kota dengan merekayasa
sumber permasalahan (pembangunan). Upaya tersebut berupa tindakan mitigasi
yang terdapat dalam Andalalin.

Kendati demikian, bagaimana kinerja dan peran implementasi Andalalin dalam


mengatasi permasalahan lalu lintas di Kota Surakarta masih mengandung
berbagai pertanyaan. sejak Andalalin ditetapkan tahun 2005, dokumen atau
penelitian yang membahas kinerja Andalalin di Kota Surakarta secara
komprehensif belum ditemukan. Studi yang kini ada diantaranya membahas
gagasan mengenai Andalalin (Palmiano, Kurokawa, dan Sigua, 1999),
pelembagaan Andalalin (Regidor dan Theodoro, 2003), pengembangan Andalalin
untuk manajemen lalu lintas yang berkelanjutan (Regidor dan Theodoro, 2005),
metodologi Andalalin (Abbas, 2004; dan Sharmeen et al, 2012), serta penelitian
mengenai kajian Andalalin (Permani, 2010; Minh dan Nguyen, 2011; dan Safitri,
2013). Maka, sebagai kebijakan yang memberikan dampak kepada masyarakat
luas, kebijakan Andalalin perlu dinilai kinerjanya.

Penelitian mengenai kinerja Andalalin di Kabupaten Magetan dapat memberikan


informasi dan gambaran mengenai sejauh mana kebijakan tersebut diterapkan
serta memperkaya pengetahuan mengenai Andalalin. Selain itu, informasi
tersebut juga mampu mendukung Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Magetan
mengambil tindakan-tindakan strategis lain untuk mengatasi permasalahan lalu
lintas perkotaan, seperti mendukung kebijakan sustainable transportation
(transportasi 3 yang berkelanjutan) yang dicanangkan pada 2012 (Dinas
Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi, 2012).

Penelitian ini mengeksplorasi implementasi Andalalin di lapangan serta


kesenjangan antara kondisi di dalam dokumen Andalalin dengan kondisi di
lapangan, yaitu dengan menganalisis kondisi lalu lintas pasca-Andalalin
dibandingkan dengan pra-Andalalin dan asumsi kondisi lalu lintas dengan
pembangunan yang terdapat di dalam dokumen Andalalin.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana kelengkapan dokumen Andalalin dibandingkan ketentuan yuridis


dan teknis?

b. Bagaimana kinerja lalu lintas di ruas jalan dan simpang di kawasan studi
setelah studi Andalalin dilakukan?

c. Bagaimana implementasi rekomendasi penanganan dampak lalu lintas di


lapangan?

d. Bagaimana kinerja Andalalin di Kabupaten Magetan selama lima tahun


terakhir (2014-2019)?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui kelengkapan dokumen Andalalin dibandingkan ketentuan yuridis


dan teknis.

b. Mengetahui kinerja lalu lintas di ruas jalan dan simpang di kawasan studi
setelah studi Andalalin.

c. Mengetahui implementasi rekomendasi penanganan dampak lalu lintas di


lapangan.

d. Mengetahui kinerja Andalalin di Kabupaten Magetan selama lima tahun


terakhir (2014-2019).
1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Menambah dan memperdalam pengetahuan mengenai Andalalin.

b. Memberikan informasi mengenai kinerja Andalalin periode 2014-2019.


Sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan kebijakan di masa
mendatang.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk membatasi luasnya ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini


memfokuskan pembahasan pada implementasi kebijakan Andalalin di Kota
Surakarta. Ruang lingkup penelitian secara terperinci dijabarkan berikut ini:

a. Lokasi penelitian adalah Kabupaten Magetan.

b. Dokumen yang dikaji adalah dokumen Andalalin pada periode 2014-2019


dengan sampel sebanyak empat dokumen.

c. Kinerja ruas jalan dan simpang dihitung berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) 1997

Anda mungkin juga menyukai