Anda di halaman 1dari 15

Adm keu

1.Pada setiap tahun anggaran, seluruh instansi pemerintah disibukkan dengan penyusunan Rencana
Kegiatan dan Anggaran (RKA) untuk anggaran perubahan maupun anggaran tahun berikutnya.
Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan kegiatan tersebut adalah
penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting).
Penganggaran berbasis kinerja (PBK) merupakan sebuah pendekatan dalam sistem penganggaran yang
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan, termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Ciri utama penganggaran berbasis kinerja adalah
anggaran yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan (input), keluaran
(output), dan hasil yang diharapkan (outcomes) sehingga dapat memberikan informasi tentang
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan setiap kegiatan. Oleh karena itu, dalam menyusun perencanaan
dan penganggaran tersebut dituntut adanya keterkaitan yang erat antara anggaran dengan kinerja yang
diharapkan. Kinerja yang telah direncanakan tersebut harus bersifat terukur pencapaiannya. Yang jauh
lebih penting, indikator kinerja merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program atau
kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap unit organisasi.
Untuk dapat menyusun PBK, setiap organisasi harus memiliki perencanaan strategi. Perencanaan
strategi disusun secara obyektif dan melibatkan seluruh komponen organisasi. Untuk melakukan suatu
pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator masukan
berupa dana, sumber daya manusia, dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat
dalam suatu anggaran,maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran
input dengan keluaran yang dihasilkan peran Analisa Standar Belanja (ASB) sangat diperlukan. ASB
adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu
kegiatan. Untuk memenuhi pelaksanaan otonomi di bidang keuangan dengan terbitnya berbagai
peraturan pemerintah yang baru, diperlukan sumber daya manusia yang mampu untuk menyusun PBK.
Ruang lingkup dalam penyusunan PBK mencakup antara lain:
1. Menentukan Visi dan misi (yang mencerminkan strategi organisasi), tujuan, sasaran, dan target.
2. Evaluasi dan pengambilan keputusan terhadap pemilihan dan prioritas program.
3. Menentukan Indikator Kinerja, meliputi:
• Masukan (Input) meliputi dana, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, data dan informasi
lainnya yang diperlukan.
• Keluaran (Output) adalah sesuatu yang terjadi akibat proses tertentu dengan menggunakan masukan
yang telah ditetapkan.
• Hasil (Outcome) adalah suatu keluaran yang dapat langsung digunakan atau hasil nyata dari suatu
keluaran.
• Manfaat (Benefit) adalah nilai tambah dari suatu hasil yang manfaatnya akan nampak setelah
beberapa waktu kemudian.
• Dampak (Impact) adalah pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan.
Kegiatan ini meliputi penyusunan peringkat-peringkat alternatif dan selanjutnya mengambil keputusan
atas program/kegiatan yang dianggap menjadi prioritas. Dilakukannya pemilihan dan prioritas
program/kegiatan mengingat sumber daya yang terbatas.
Analisa Standar Biaya (ASB) merupakan standar biaya suatu program/kegiatan sehingga alokasi
anggaran menjadi lebih rasional. Dalam menyusun PBK perlu memperhatikan prinsip-prinsip
penganggaran, perolehan data dalam membuat keputusan anggaran, siklus perencanaan anggaran
daerah, dan penggunaan ASB. Dalam menyusun PBK yang perlu mendapat perhatian adalah
memperoleh data kuantitatif dan membuat keputusan penganggarannya.
Penerapan PBK memang diharapkan akan memberikan banyak manfaat sekaligus mengatasi berbagai
persoalan yang ada dalam sistem perencanaan dan penganggaran yang sudah berlaku. Akan tetapi PBK
baru akan memberikan dampak yang signifikan ketika diterapkan secara optimal dan konsisten. Saat ini
masih terdapat beberapa permasalahan terkait penerapan PBK, diantaranya masih adanya anggapan
bahwa anggaran merupakan “jatah” yang harus dihabiskan oleh setiap unit untuk melaksanakan
kegiatannya selama satu tahun anggaran. Persoalan lain adalah terkait perumusan indikator kinerja yang
belum sepenuhnya dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan sebuah kegiatan atau program. Akan tetapi
dengan komitmen dan kontribusi semua pihak serta adanya dukungan perangkat peraturan yang
komprehensif, diharapkan akan terus terjadi perbaikan dan kemajuan dalam penerapan PBK.
Sumber : http://diklat.jogjaprov.go.id/v2/kegiatan/artikel/item/129-perencanaan-dan-penganggaran-
berbasis-kinerja
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar
sistematis dan terperincinya memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun
anggaran (1 Januari-31 Desember) yang ditetapkan setiap tahun berdasarkan undang-undang.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah suatu rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU No. 17 Tahun
2003 pasal 1 butir 8 tentang Keuangan Negara).
Persamaan APBN dan APBD Ditinjau dari fungsi APBN/APBD :
Fungsi alokasi
APBN/ APBD dapat digunakan untuk mengatur alokasi dana dari seluruh pendapatan negara/ daerah
kepada pos-pos belanja untuk pengadaan barang- barang dan jasa-jasa publik, serta pembiayaan
pembangunan lainnya.
Fungsi distribusi.
Bertujuan untuk menciptakan pemerataan atau mengurangi kesenjangan antarwilayah, kelas sosial
maupun sektoral.
Fungsi stabilitas.
APBN/ APBD merupakan salah satu instrumen bagi pengendalian stabilitas perekonomian negara/
daerah.
Fungsi otorisasi.
APBN/ APBD yang ditetapkan menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun
yang bersangkutan.
Fungsi perencanaan.
APBN/ APBD menjadi pedoman bagi pemerintah dalam merencanakan kegiatan bagi tahun yang
bersangkutan. Fungsi pengawasan
APBN/ APBD menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah pusat/
daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Perbedaan APBN dan APBD dilihat dari ;
Landasan hukum dari penyusunan APBN adalah terdapat dalam pasal 23 ayat 1 UUD1945 yang
menyebutkan : Tiap-tiap tahun APBN di tetapkan undang-undang. Apabila dalam menyetujui anggaran
yang di usulkan pemerintah maka pemerintah memakai anggaran tahun lalu.
Sedangkan penyusunan APBD, Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas berbantuan sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
Adm desa

Menurut psal 202 UU No. 32 Tahun 2004, Sekretaris Desa diisi dari Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi persyaratan. Adapun penjelasan pasal tersebut menyebutkan bahwa Sekretaris Desa
yang ada selama ini yang bukan PNS secara bertahap diangkat menjadi PNS. Sekretaris Desa
yang menjadi otak pada proses manjemen dan administrasi di kantor pemerintahan desa, sudah
tepat jika diberikan tenaga yang profesional dari unsur PNS. Sedangkan untuk Kepala Desa jika
Negara memang mampu, untuk tujuan hasil pekerjaan yang lebih profesional dalam rangka
memberikan pelayanan publik yang lebih baik, maka menurut saya itu lebih bagus.

Menurut saya jika pemerintahan desa dijadikan tingkat 3 belum siap, karena menurut undang -
undang nomor 1 tahun 1957 dijelaskan bahwa dalam membentuk daerah otonom tingkat 3 harus
memenuhi beberapa syarat, yaitu dengan cara membentuk wilayah administrasi di bawah
kabupaten tanpa mempertimbangkan kesatuan masyarakat hukum adat.sedangkan sesuatu yang
akan diberikan otonom itu hendaklah sebanyak mungkin merupakan suatu masyarakat yang
sungguh mempunyai faktor - faktor pengikat kesatuannya. Karena itulah maka menurut keadaan
masyarakat yang berlaku saat ini Pemerintahan Desa belum dapat dijadikan level pemerintahan
tingkat 3.

Hukum adm

Tidak sama,

 Perbedaannya terletak pada subjeknya. Bila dalam Perbuatan Melawan Hukum


(Onrechtmatige Daad), subjeknya adalah perorangan atau badan hukum. Sedangkan
Perbuatan Melawan Hukum oleh Penguasa (Onrechtmatige Overheidsdaad) harus
dilakukan oleh penguasa.
 Baik Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige Daad) maupun Perbuatan Melawan
Hukum oleh Penguasa (Onrechtmatige Overheidsdaad) diatur oleh ketentuan atau dasar
hukum yang sama. Yakni, Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk
Wetboek).

Pasal 1365 KUHPer berbunyi :


 Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut.

Berdasarkan pasal di atas,lima unsur yang harus dipenuhi :

1. adanya perbuatan;
2. perbuatan itu melawan hukum;
3. adanya kerugian;
4. adanya kesalahan; dan
5. adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) antara perbuatan melawan hukum dengan
akibat yang ditimbulkan.

Kelima unsur di atas bersifat kumulatif, sehingga satu unsur saja tidak terpenuhi akan
menyebabkan seseorang tak bisa dikenakan pasal perbuatan melawan hukum (PMH).

Kebijakan penguasa seperti apa yang bisa digugat di PN ?

 Dengan adanya Undang-Undang No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan


ini maka terjadi pergeseran kewenangan dari Peradilan Umum kepada Peradilan Tata
Usaha Negara, yang kemudian ditafsirkan pula oleh Mahkamah Agung melalui SEMA
No.4 Tahun 2016.
 pergeseran kewenangan mengadili feitelijk handelingen dari peradilan umum kepada
peradilan administrasi tidak termasuk sengketa feitelijk handelingen di bidang militer
karena cakupan Undang-Undang Administrasi Pemerintahan tidak termasuk kepada
Undang-Undang Peradilan Militer.
 Objek Berdasarkan ketentuan Pasal 53 ayat (1) jo Pasal 1 angka 4 jo Pasal 3 UU no. 5
tahun 1986, dapat disimpulkan yang dapat menjadi objek gugatan dalam sengketa Tata
Usaha Negara adalah:

1.Keputusan Tata Usaha Negara

 suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara berdasarkan Peraturan perundang-
undangan yang berlaku yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan
akibat hukum bagi seseorang atau Badan Hukum Perdata.” (Pasal 1 angka 3 UU no. 5
tahun 1986).

2 Persamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara

 yang dimaksud diatas adalah sebagaimana yang disebut dalam ketentuan Pasal 3 Uu no.
5 tahun 1986:
msdm

Pangkat seseorang umumnya didasarkan pada tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Dengan
katalain, penentuan gaji pokok didasarkan pada teori human capital, yaitu gaji pegawai diberikan
sebanding dengan tingkat pendidikan dan latihan yang dicapainya.

Pembahasan mengenai sistem penggajian dipandang penting bagi kelompok dalam kita
mempelajari sistema administrasi kepegawaian di Negara ini, namun dari kajian literatur kami,
pembahasan dibuat hanya berada pada basicnya saja namun tanpa mengesampingkan unsur-
unsur yang penting tentunya.

Sistem penggajian dimana pegawai yang berpangkat sama diberikan gaji yang sama dengan tidak
memperhatikan sifat dan tanggungjawab pekerjaan itu.

Sistem Penggajian Skala Ganda

System penggajian dimana gaji diberikan berdasarkan sifat pekerjaan, prestasi yang dicapai,
berat dan ringan tanggungjawab pekerjaan yang harus dipikul.

System Penggajian Campuran (UU 43/99 dan PP No. 6 Tahun 2008)

Menetapkan penggajian berdasarkan skala tunggal maupun skala ganda. Yaitu pegawai yang
berpangkat sama diberi gaji pokok yang sama. Disamping itu diberikan tunjangan kepada
pegawai yang melaksanakan pekerjaan yang sifatnya memerlukan pemusatan perhatian dan
pengerahan tenaga.

Jadi sistem yang ditetapkan di Indonesia ialah gabungan antara sistem skala tunggal dan skala
ganda. Yaitu gaji pokok bagi pegawai yang berpangkat sama diberikan gaji yang sama,
disamping itu diberikan tunjangan pegawai yang berdasarkan penilaian pelaksanaan beban kerja
yang lebih besar dan memikul tanggung jawab yang lebih besar daripada pegawai yang memikul
tanggung jawab yang lebih kecil.

Sistem penggajian pegawai dengan skala gabungan dapat dinikmati oleh Pegawai yang
menduduki jabatan structural dan fungsional tertentu, artinya selain gaji pokok yang sama
dengan pegawai lain sesuai dengan kepangkatannya, kepada meraka juga diberikan tunjangan
jabatan structural maupun fungsional tertentu. Besarnya tunjangan yang diterima tergantung dari
tinggi rendahnya jabatan yang diembannyal.

Tunjangan (PP No 29 Tahun 1985)

– Tunjangan jabatan

– Tunjangan keluarga terdiri atas:

 Pegawai yang beristri atu bersuami diberikan tunjangan suami/istri 5% dari gaji pokok.
 Pegawai yang memiliki anak berusia sampai 18 tahun diberikan tunjangan 2% dari gaji
pokok.
 Diberikan hanya untuk 2 orang anak.

– Cacat (PP 12/1981)

– Daerah terpencil

– Bantuan kematian

– Uang duka dan biaya kematian

Jabatan Strukturan dan Fungsional

Jabatan adalah keduduka yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang
pagawai dalam rangka susunan suatu organisasi.

– Jabatan Struktural

Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam
rangkan memimpin suatu satuan organisasi Negara

– Jabatan Fungsional

Kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam
rangkan memimpin suatu satuan organisasi yang didasarkan pada keahlian/keterampilan tertentu.
Sistem penggajian yang ditetapkan di Indonesia ialah gabungan antara sistem skala tunggal dan
skala ganda. Sistem penggajian skala tunggak yaitu pegawai yang berpangkat sama diberikan
gaji yang sama dengan tidak memperhatikan sifat dan tanggungjawab pekerjaan itu. Sistem
penggajian ganda yaitu gaji diberikan berdasarkan sifat pekerjaan, prestasi yang dicapai, berat
dan ringan tanggungjawab pekerjaan yang harus dipikul. Jadi gaji pokok bagi pegawai yang
berpangkat sama diberikan gaji yang sama, disamping itu diberikan tunjangan pegawai yang
berdasarkan penilaian pelaksanaan beban kerja yang lebih besar dan memikul tanggung jawab
yang lebih besar daripada pegawai yang memikul tanggung jawab yang lebih kecil.

Pie

Diketahui :

Perusahaan monopoli

Biaya produksi TC = 250 + 200Q – 10Q2 + Q3

Kurva permintaan pasar P = 500 – 10Q

Ditanya :

1. Persamaan kurva permintaan individu

2. Harga dan jumlah barang agar tercapai kondisi keseimbangan perusahaan monopoli

3. Laba maksimum/rugi minimum perusahaan

Jawab :

1. Persamaan kurva permintaan individu perusahaan monopoli tersebut adalah P = 500 - 10Q,
karena perusahaan tersebut menggunakan sistem monopoli, di mana hanya ada fungsi persamaan
kurva yang berlaku, di mana persamaan kurva permintaan individu sama dengan kurva
permintaan pasar, yaitu P = 500 - 10Q

2. Harga dan jumlah barang agar tercapai kondisi keseimbangan perusahaan monopoli

MR = MC

MR = ∂TR
∂Q

TR = P x Q = (500 - 10 Q)Q = 500Q - 10Q2

MR = ∂TR

∂Q

= 500 - 20Q

TC = 250 + 200Q - 10Q2 + Q3

MC = ∂TC

∂Q

= 200 - 20Q + 3Q2

500 - 20Q = 200 - 20Q + 3Q2

3Q2 = 300

Q2 = 100

Q = 10

Q = Jumlah barang = 10

P = 500 - 10Q

= 500 - 10(10)

= 400

P = harga barang = 400

3.

π = TR - TC

TR = P x Q

= 400 (10)

= 4.000
TC = 250 + 200Q - 10 Q2 + Q3

= 250 + 200(10) - 10(10)2 + (10)3

= 2.250

π = 4.000 – 2.250

= 1.750

Keuntungan maksimum / kerugian minimun = 1.750

Koperasi

Mohon izizn menjawab

1. Sebenarnya tidak ada syarat khusus untuk menjadi anggota koperasi, sebab keanggotan
koperasi sifatknya suka rela. Artinya semua bisa dan berhak menjadi anggota koperasi, hanya
saja dengan ketentuan calon angota tersebut sudah dewasa. Namun kembali lagi bahwa seorang
anggota koperasi memiliki 2 identitad atau peran, yakni sebagai pemilik koperasi dan sebagai
pelanggan koperasi. Sehingga pemilahan anggota itu perlu, jangan sampai pengurus koperasi
asal memasukkan anggota. Sebab dalam menjalankan usaha dalam koperasi , anggota ini harus
memiliki peran aktif. Sehingga mereka yang di anggap mampulah dan layak sebagai anggota
bisa di masukkan sebagai anggota koperasi.

2. Ketika ada anggapan bahwa pengawas koperasu memiliki peran/kewenangan yang terlalu
luas, ini terkait dengan peran pengawas dalam hal pengawasan. Sebab dalam pengawasan,
pengurus koperasi di haruskan tunduk terhadap pengawas. Pada dasarnya pengurus koperasi
meminta persetujuan kepada pengawas dalam hal pelaoporan keuangan dan pertanggungjawaban
tugas. Apabila pengurus melakukan kesewenangan maupun penyimpangan, pengawas berhak
pemberikan sanksi. Dengan tugas demikian dapat dikatakan bahwa pengawas sebagai pelindung
kepentingan anggota dan koperasi, mengupayakan agar tidak terjadi penyalahgunaan maupun
penyelewengan dalam koperasi. Karena peran inilah pengawas di anggap memiliki peran yang
terlalui luas. Meskipun pada dasarnya kedudukan antara pengawas dan pengurus itu sejajar.
3. Antara Rapat anggota, pengurus dan pengawas dapat dikatakan menjalankan pembagian tugas
dengan baik ketika mereka mampu menjalankan tupoksinya.

Rapat anggota malaksanakan pembuatan Anggaran Dasar ;Kebijaksanaan umum dibidang


organisasi, manajemen, dan usaha koperasi; Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus
dan pengawas; Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta
pengesahan laporan keuangan.; Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksaan
tugasnya; Pembagian sisa hasil usaha; Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran
koperasi.

Lalu pengurus menjalankan tugasnya dalam mengelola koperasi dan usahanya; Mengajukan
rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja
koperasi; Meyelenggarakan rapat anggota; Mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris
secara tertib; Memilihara daftar buku aggota dan pengurus.

Setelah itu pengawas bertugas untuk mekalukan pengawasa terhadap pelaksanaan kebijaksanaan
dan pengelolaan koperasi; Membuat laporan tertulis tentang hasi pengawasannya.

Tugas-tugas ini harus dilaksankan dengn sebaik mungkin sesuai dengan tupoksinya, Rapat
anggota sebagai pengolah, perumus dan pembuat keputusan, lalu pengurus menjalankan
organisasi koperasi, kemudian pengawas sebagai pemantau jalannya kegiatan usaha koperasi
tersebut.

Mungkin demikian pendapat dari saya, apabila ada kesalahan mohon tanggapannya untuk kita
diskusikan bersama.

Terimakasih

Sei
1. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (Telkom) adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa
layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Saat ini sahamnya dimiliki oleh
Pemerintah Indonesia (53,6%), dan 46,4% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor
dalam Negeri. Telkom mempunyai 13 anak perusahaan. Telkom telah melayani lebih dari 151,9
juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta dan pelanggan tetap 25,8
juta.

Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan komunikasi lainnya termasuk interkoneksi


jaringan telepon, multimedia, data dan layanan terkait komunikasi internet, sewa transponder
satelit, sirkit langganan, televisi berbayar dan layanan VoIP. Perusahaan yang memiliki visi
menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information,
Media, Edutainment dan Services (“TIMES”) di kawasan regional ini telah mendominasi lebih
dari 60 persen pangsa pasar broadband Indonesia. Artinya Telkom sudah memiliki lebih dari 19
juta pelanggan broadband. Telkom memiliki kapasitas gateway internet lebih dari 106,4 Gbps.
Perusahaan ini selalu berusaha memastikan kecukupan gateway internet guna memenuhi
kebutuhan konsumen baik dari fixed broadband maupun mobile broadband.

Telkom berfokus pada layanan TIMES dan berkomitmen mempelopori masyarakat digital di
Indonesia. Telkom mempunyai grand strategy menuju sustainable competitive growth dengan
sasaran pertumbuhan organik meliputi layanan konsumer, layanan enterprise, dan layanan
wholesale dan internasional, yang didukung oleh 10 juta sambungan POTS dan 5 juta
sambungan Speedy. Serta pertumbuhan inorganik yang diraih dengan pengembangan bisnis baru,
pengelolaan portofolio strategis, serta membangun sinergi antara perusahaan dan entitas anak
perusahaan.

Dalam jangka panjang Telkom akan terus berinovasi guna meningkatkan pendapatan perusahaan
di tengah-tengah persaingan bisnis yang semakin sengit. Perusahaan berencana untuk
mengembangkan usaha kecil dan menengah menjadi perusahaan dengan skala besar serta
meluncurkan produk-produk baru melalui kerjasama dengan mitra perusahaan. Kerja keras yang
dilakukan Telkom terbukti dengan meningkatnya jumlah pelanggan broadband hingga mencapai
10,5 juta pelanggan tercatat pada 31 Desember 2011. Angka ini meningkat sebesar 64,3%.
Peningkatan juga terjadi pada layanan seluler yang naik hingga mencapai 107 juta pelanggan
atau naik sekitar 13,8%.

Telkom juga berkembang melalui anak perusahaan antara lain PT Telekomunikasi Selular
(Telkomsel), PT Multimedia Nusantara (Metra), PT Telekomunikasi Indonesia International
(TII/Telin), PT PINS Indonesia (PINS/Pramindo), PT Infomedia Nusantara (Infomedia), PT
Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel/Dayamitra), PT Indonusa Telemedia (TelkomVision), PT
Graha Sarana Duta (TelkomProperty/GSD), dan PT Napsindo Primatel Internasional (Napsindo).
Pada pertengahan tahun 2013, Telkom Grup akan membangun Device-Network-Application
(DNA) guna melahirkan teknologi broadband dengan kualitas baik di Indonesia. Dengan ini
nantinya Telkom akan membawa negara Indonesia menjadi negara maju dalam teknologi
informasi di dunia melalui teknologi broadband-nya.

2. PT. GARUDA INDONESIA Tbk

Teknologi sistem informasi merupakan komponen utama yang memberikan value added
terhadap pelayanan jasa disamping cost reducing, walaupun memang di awal, pembangunan dan
development infrastruktur SIM adalah investasi yang cukup mahal.Di awal pengembangan SIM,
perlu pengkajian yang dalam dalam memilih jenis hardware maupun software yang sesuai
dengan karakteristik perusahaan sehingga tidak salah dalam pengembangan selanjutnya. SIM
Transportasi Udara telah mengalami berbagai kecenderungan perubahan aplikasi untuk
meninggkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penjualan produk jasa.
Sistem Teknologi Informasi pada bisnis penerbangan, secara umum dibagi dalam dua system,
yaitu :
a. Sistem Front Office, yang menyangkut dan bersentuhan langsung dengan pelanggan,
contohnya Sistem reservasi, Check in System, Boarding system, Website online, Payment
Online, E-ticketing system, SMS Booking, Global Distribution System, dll.
b. Sistem Back Office, yang mendukung jalannya operasional perusahaan, misalnya software
accounting, Human Resources Information system, ERP system, Kontrol maintenance Aircraft,
Aircraft Schedule Software, Customer Database, Air Crew Monitoring System, dll. Sistem di
perusahaan maskapai sangat kompleks, system harus mampu mengintegrasikan system Front
Office dan Sistem Back Office.
Pada beberapa perusahaan penerbangan system di Indonesia seperti Garuda dan Merpati
menggunakan system ERP. Garuda pengembangan sistem informasi ERP dimulai sejak 1999
sejalan dengan pelaksanaan program rehabiltasi perusahaan yang bertujuan menyehatkan
perusahaan dari lilitan utang yang besar dengan menerapkan Software Applications and Product
in Data Processing (SAP) sedangkan pada tahun 2004, menyusul Merpati Airlines mulai
mengimplementasikan software ERP yaitu software SAP yang merupakan software pengelolaan
perusahaan yang lengkap dan terintegrasi terutama dibidang keuangan dan warehouse untuk
mengontrol dan memonitor pergerakan spare part pesawat dan memonitor penjualan tiket di
seluruh Kantor Cabang Penjualan.

Jenis Sistem Informasi Bisnis


a. Sistem Dari Sudut Pandang Fungsional
System fungsional adalah jenis pertama system yang dikembangkan oleh perusahaan bisnis.
System ini terletak pada departemen khusus seperti akuntansi, pemasaran dan penjualan,
produksi dan sumber daya manusia.
1. Sistem Penjualan dan Pemasaran
System penjualan dan pemasaran membantu manajemen senior untuk mengawasi pergerakan
yang mempengaruhi produk baru dan kesempatan penjualan, mendukung perencanaan untuk
produk dan jasa yang baru, dan mengawasi kinerja pesaing.
2. Sistem Manufaktur dan Produksi
System manufaktur dan produksi berhubungan dengan perencanaan, pengembangan dan
pemeliharaan fasilitas produksi; penetapan sasaran produksi; pengadaan, penyimpanan dan
ketersediaan barang produksi; dan penjadwalan peralatan fasilitas, bahan baku dan tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk membentuk produk akhir.
3. Sistem Keuangan dan Akuntansi
Fungsi keuangan bertanggung jawab mengelola asset keuangan perusahaan seperti uang tunai,
saham, obligasi dan investasi lainnya untuk memaksimalkan pengembalian atas asset keuangan
ini sekaligus mengelola kapitalisasi perusahaan. Fungsi akuntansi bertanggung jawab menjaga
dan mengelola catatan keuangan perusahaan-penerimaan, pembayaran, depresiasi, penggajian-
untuk menghitung arus dana dalam perusahaan.
4. Sistem Sumber Daya Manusia
System informasi SDM mendukung aktivitas seperti mengenali karyawan potensial, menjaga
catatan lengkap mengenai karyawan yang ada dan menciptakan program untuk mengembangkan
bakat dan keahlian karyawan.

Anda mungkin juga menyukai