OLEH :
LARA SOVIA
XI MIPA 1
Telepeon : (0751)91623
2018
HALAMAN PENGESAHAN
DISETUJUI
MENGETAHUI
KEPALA SEKOLAH
Dra.Jaslidar
NIP.196604061989032005
ABSTRAK
Lara Sovia. 2018. "Analisis Gaya Bahasa Dalam Cerpen "Suatu Tempat Di
Suatu Masa" Karya Sobri. Karya Tulis Ilmiah. Sekolah Menengah Atas Negri 1
Pariaman.
Hal yang melatarbelakangi penulisan karya ilmiah ini adalah banyaknya dari
kalangan pembaca yang tidak memahami makna dari gaya bahasa dan tidak dapat
mengelompokkannya.
Penelitian ini bertujuan agar pembaca dapat makna dari gaya bahasa dan
dapat mengelompokkannya
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniakan sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul "Analisis Gaya Bahasa
Suatu Tempat Di Suatu Masa Karya Sobri " ini dapat diselesaikan dengan baik.
Karya tulis ilmiah ini diajukan untuk mengikuti ujian kenaikan kelas XI semester
II tahun 2017/2018 di SMAN 1 PARIAMAN.
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:
Semua rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas
segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan selama proses
penelitian karya tulis ilmiah ini.
Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
bersangkutan. Mungkin karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan agar karya tulis ilmiah
ini lebih baik dari yang diharapkan.
Pariaman,Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I :
PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar
Belakang..........................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah.....................................................................................
1.3 Batasan
Masalah.......................................................................................
1.4 Tujuan
Penelitian......................................................................................
1.5 Manfaat
Penelitian....................................................................................
...........................................................................
Sastra............................................................................
2.4 Pengertian
Cerpen.....................................................................................
2.5 Pengertian Gaya
Bahasa...........................................................................
...........................................................................
................................................................
................................................................................
.......................................................................
BAB IV :
PEMBAHASAN........................................................................................
..........................................................................................
4.2 Analisis
Data.............................................................................................
4.3 Hasil Pengumpulan Data..........................................................................
BAB V : PENUTUP
..................................................................................................
5.1
Kesimpulan...............................................................................................
5.2 Saran
........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel jenis jenis gaya bahasa yang terdapat dalam cerpen "suatu tempat di
sobri..................................................................................
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Karya sastra merupakan suatu karangan yang diciptakan dalam bentuk lisan
kehidupan.
Secara umum beberapa karya sastra dikenal secara luas salah satunya yaitu
cerpen (cerita pendek). Cerpen adalah karangan singkat yang menceritakan kisah
"cerpen merupakan cerita yang disusun secara hemat dan cermat serta berfokus
pada suatu pokok masalah dalam kehidupan tokoh utamanya." Bagus atau
tidaknya sebuah cerpen dapat dipengaruhi oleh penggunaan gaya bahasa. Gaya
bahasa yang baik juga dapat sebagai lambang keindahan berbahasa dalam cerpen.
Pengertian gaya bahasa sendiri adalah pemilihan kata-kata yang tepat dan
sebuah cerpen yang baik dapat memainkan kata-kata dalam berbagai gaya,
sehingga pembaca dapat ikut merasakan suasana yang terdapat dalam sebuah
cerita.
Cerpen Suatu Tempat Di Suatu Masa Karya Sobri adalah salah satu cerpen
yang banyak menggunakan gaya bahasa yang indah. Cerita ini seolah-olah hidup
dan dapat dirasakan oleh oleh pembaca, sehingga pembaca menjadi tertarik
makna dan jenis gaya bahasa yang terdapat dalam karya sastra yang dibacanya.
Sehingga pembaca tidak mengerti maksud dan alur dari cerita yang dibacanya.
Penelitian ini mengkaji tentang gaya bahasa yang terdapat dalam cerpen
1. Banyaknya dari kalangan pembaca yang tidak memahami makna gaya bahasa
bahasa.
menganalisis gaya bahasa yang terdapat pada cerpen suatu tempat di suatu masa
Gaya Bahasa Yang Terdapat Pada Cerpen Suatu Tempat Di Suatu Masa Karya
Sobri ".
1. Agar pembaca dapat memahami makna gaya bahasa yang terdapat dalam
cerpen
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
TINJAUAN PUSTAKA
inti dari naskah sumber dan mencari pengertian yang sejelas-jelasnya mengenai
Kamus Umum Bahasa Indonesia (2000:524) "Sastra adalah bahasa yang dipakai
jiwa, kepekaan rasa, dan kefasihan lisan". Jadi dapat apa disimpulkan bahwa
sastra pemakaian bahasa yang memiliki keindahan dalam isi dan ungkapannya
Karya sastra adalah suatu karangan baik berupa lisan maupun tulisan yang
memiliki unsur keindahan dan mengikuti aturan kebahasaan serta bertujuan untuk
komunikasi khas berupa bahasa yang diabaikan pada fungsi estetik ; gambaran
atau cermin keadaan masyarakat, bahkan merupakan cermin jiwa dan pribadi
Cerpen adalah suatu karya fiksi singkat yang menceritakan tentang masalah
yang dihadapi tokoh dalam cerita dan akhir dari masalah tersebut beserta
disusun secara hemat dan cermat serta berfokus pada suatu pokok masalah dalam
merupakan cerita yang menurut wujud atau struktur fisiknya berbentuk pendek".
Menurut Rochman (1999:113) "Secara umum dapat dikatakan bahwa cerpen atau
narasi yang fiktif serta relatif pendek, penceritaan itu harus dilakukan secara
perikehidupan manusia".
Gaya bahasa sendiri adalah pemilihan kata-kata yang tepat dan menarik
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis
(pemakai bahasa)".
sama" (Surana, 2001:12). " Gaya bahasa adalah cara mempergunakan bahasa
secara imajinatif bukan dalam pengertian yang benar-benar secara
1) Personifikasi
2) Metafora
Menurut keraf (1985:139) "Metafora adalah semacam analogi yang
Contoh: Bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cendera mata". Menurut
benda satu dengan benda lain yang memiliki sifat sama atau hampir sama.
Contoh: raja hutan, dewi malam, raja sehari". Jadi metafora adalah majas
yang membandingkan dua buah benda yang memiliki kemiripan sifat yang
Jadi majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang
tidak ada artinya sama sekali. " (keraf, 1985:132). Menurut Yandianto
puisi yang tidak diakhirinya. Hal itu karena pembaca atau pendengar
bertanya, sudah gaharu cendana pula (sudah tahu bertanya pula). Menurut
dalam perahu". Jadi Gaya bahasa alusio adalah ungkapan - ungkapan yang
1) Paradoks
Menurut keraf (1985:136) "Paradoks adalah semacam gaya bahasa yang
limpah". Menurut Surana (2001:15) " Paradoks adalah gaya bahasa yang
bertentangan. Misalnya: dia itu orang kaya yang miskin". Jadi paradoks
adalah gaya bahasa pertentangan yang sesuai dengan realita yang ada dan
berlawanan makna".
3) Anakhronisme
"Gaya bahasa Anakhronisme menampilkan keterangan yang tidak atau
padahal saat itu belum ada helikopter" (Yandianto, tanpa tahun:147). Jadi
1) Ironi
Menurut keraf (1985:143) "Ironi adalah suatu acuan yang ingin
mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang
Menurut Yandianto (tanpa tahun:148) " Gaya bahasa Ironi adalah gaya
menyindir. Contoh: "selamat pagi,nak" kata pak guru kepada Amiin yang
baru muncul ke sekolah pada jam 11 siang". Jadi majas Ironi adalah gaya
tahun:148) "Gaya bahasa Sinisme hampir sama dengan Ironi hanya saja
dalam sinisme nada suara atau ungkapannya agak lebih kasar, tujuannya
pengecut seperti kamu". Jadi Sinisme berarti gaya bahasa yang bermaksud
nama:148) " Gaya bahasa sarkasme tidak lagi merupakan sindiran, tetapi
lebih berbentuk luapan emosi orang yang sedang marah. Oleh karenanya
Misalnya: Peduli apa aku dengan orang dungu macam kau". Menurut
keraf (1985:143) "Sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari
Ironi dan Sinisme serta mengandung kepahitan dan celaan yang getir".
Jadi Sarkasme adalah gaya bahasa yang mengungkapkan suatu hal dengan
1) Pleonasme
Menurut Surana (2001:13) "Pleonasme ialah gaya bahasa yang
perlu. Sebab, sifat yang ditegaskan itu sudah terkandung pada kata-kata
kata yang sama atau senada artinya dalam sekali ucap, sehingga kata-kata
kata beberapa kali dalam satu kalimat. Contoh selagi aku masih bisa
berjalan, selagi aku masih bisa bernafas, selagi aku masih memiliki
dalam kalimat.
Menurut keraf (1985:126) Paralelisme adalah semacam gaya bahasa
yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau
frasa-frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam bentuk gramatikal
yang sama. Contoh: Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk,tetapi juga
harus diberantas (TIDAK BAIK: Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk,
tetapi kita juga harus memberantasnya)".
4) Tautolgi
Gaya bahasa tautologi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata
yang sama atau bersunonim beberapa kali dalam satu kalimat. Contoh:
ungkapan yang makin lama semakin tinggi maknanya. Jadi Gaya bahasa
Contoh: Sudah empat kali saya mengunjungi daerah itu, ah bukan, sudah
lima kali". Menurut Surana (2001:12) "Koreksio ialah gaya bahasa yang
pengadilan negri itu adalah seorang yang kaya, pendiam, dan tidak
kebalikan dari klimaks yaitu menyebutkan hal atau sifat yang makin lama
8) Asidenton
Menurut Yandianto (tanpa tahun:153) "Asidenton merupakan beberapa
kata penghubung. Contoh: Aku, Tina, Ratih, Brasil semuanya hadir dalam
yang berupa acuan, yang bersifat padat dan nampak dimana beberapa kata,
frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung.
penghubung.
9) Polisidenton
Menurut keraf (1985:131) "Polisidenton adalah suatu gaya yang
dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang bakal melontarkan bulu-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
terorganisasi dan menginvestasi sebuah topik atau judul penelitian serta untuk
Menurut Raco,dkk (2010:2) " Metode penelitian secara umum dimengerti sebagai
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai dengan penentuan
suatu pemahaman dan pengertian atas topik, gejala atau isu tertentu". Menurut
analisis, dan interpretasi data berbentuk narasi serta visual (bukan angka) untuk
ketepatan secara matematis, dan statistik". Menurut Gay, dkk (dalam Leo
menginterprestasi".
Instrumen penelitian adalah segala sesuatu baik berupa alat atau bentuk
lainnya yang digunakan dalam proses penelitian seperti untuk memperoleh dan
mengumpulkan data. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
menafsirkan data, serta menulis laporan hasil penelitian. Selain instrumen utama
peneliti juga menggunakan instrumen pendukung yaitu berupa angket yang berisi
format wawancara yang berisi 5 pertanyaan dan melibatkan 5 orang siswa SMAN
1 PARIAMAN.
1) Pertanyaan Angket
Angket
Nama :
Kelas :
Pertanyaan
Ya b) Tidak
3. Apakah anda mengetahui cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya sobri?
Ya b) Tidak
4. Apakah anda pernah membaca cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya
sobri?
Ya b) Tidak
5. Apakah menurut anda cerpen "suatu tempat di suatu masa " karya sobri
Ya b) Tidak
Ya b ) Tidak
7. Apakah menurut anda di dalam cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya sobri
Ya b) Tidak
cerpen?
Ya b) Tidak
Ya b) Tidak
2) Pertanyaan Wawancara
3. Apakah anda menyukai cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya sobri
ini?
5. Apakah penggunaan gaya bahasa di dalam cerpen " suatu tempat di suatu
sebagai berikut :
1) Membaca dan memahami cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya sobri
di suatu masa" karya sobri ke dalam sebuah tabel seperti tabel berikut :
inti dari naskah sumber dan mencari pengertian yang sejelas-jelasnya mengenai
1) Membaca dan memahami seluruh isi cerpen "suatu tempat di suatu masa"
karya sobri
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
SUATU TEMPAT DI SUATU MASA
KARYA SOBRI
bersekutu dengannya untuk menumpahkan titik-titik jarum hujan dari langit. Aku
harus meyakinkan pikir dan perasaanku untuk menyatakan bahwa titik-titik itu
berita dari Tuhan bahwa aku dan orang-orang di sekitarku telah begitu besar
membawa dosa dalam melintasi hari demi hari karunia-Nya dengan cerita-cerita
Entah apa yang membawa pesan dalam hidupku pada detik ini sehingga aku
merasa perlu membagi berita ini kepadamu, Pipitku. Dalam relung jiwaku,
seolah-olah sosokmu meluruh bersama hujan, meluruh bersama titik-titik air yang
telah diturunkan Tuhan ke bumi ini. Sosokmu seakan hadir dalam gelimang hari-
hari tak bersahabat ini. Aku terkadang bertanya, hari-harikah yang tak lagi
bersahabat denganku, atau akulah yang tak lagi bersahabat dengan hari-hari,
entah!
bahwa kita pernah bersama-sama mencandrai alam pada suatu sore yang basah?
Bahwa kita pernah bersama-sama menguak sedikit rahasia Tuhan ini pada suatu
gedung menjulang telah membuang semua ingatan itu dalam memori pikirmu?
Aku hanya berhak menebak atas realitas ini, bahwa setidaknya engkau masih
menyimpan pesona itu di lubuk hatimu terdalam. Aku yakin atas keyakinanku itu.
Sore itu, riak alun laut membasahi ujung kakimu di pinggir pantai. Pantai
yang pada saat itu masih mampu mengabarkan indahnya alam laut kita. Pantai
yang masih mampu melukiskan kayanya air kita. Dengan telunjukmu, engkau
Mewahanakan sebuah pujian meski langit mungkin tak larut. Dalam bayangan
batas senja, kita mengekor kelepak elang pulang kandang. Kita membawa benih
yakin bahwa cakap-cakap dua anak manusia yang mewartakan alam sebagai
karunia Tuhan.
"Lihat, itulah kekayaan kita. Itulah bekal yang harus kita titipkan kepada
anak cucu kita nanti. Laut yang biru dengan ikan-ikannya yang cantik. Dengan
membenarkan ucapanmu.
"Laut ini adalah rahim ibu kita. Yang memendam tangis untuk nyanyian
seribu suka. Yang memendam derita untuk cerita sejuta bahagia. Yang mengulas
kedua tanganmu. Tengadah. Suaramu tertelan angin sore yang menggidikan pori-
pori kita. Suaramu masih terngiang-ngiang sampai ke relung hatiku, sampai hari
pantai bersahaja itu. "Pulau ini adalah mazmur yang berisi cerita panjang, pulau
ini adalah hati dan torehan jiwa kita. Yang menanggung ribuan luka lekuk sejarah
bangsa, yang meneteskan tangis darah tanpa marah, yang masih membuka tangan
untuk ulurkan maaf, yang masih setia alirkan cinta arif bijaksana. Pulau ini adalah
Senja masih basah. Namun, kita masih berusaha menjadi sahabat pantai
senja. Kita masih menekuri hamparan pasir putih membentang. Masih tak bosan
"Aku mencintai laut seperti mencintai diriku sendiri. Akulah orang yang
paling bahagia bila masih bisa menyaksikan lauttetap biru, ikannya tetap cantik,
pantainya masih menguraikan hamparan pasir putih, "ucapmu lagi. Kita begitu
ceria sore itu bersama angin laut yang menawarkan hawa garamnya. Sebentar
nya untuk hari itu dan digantikan cantiknya sentuhan rembulan di garis laut yang
membentang.
Pipitku, aku juga masih menyimpan memori saat kuajak engkau ke sebuah
pohon itu berdiri tegak kokoh dengan segala keindahan dan ketentramannya.
Siulan dan cerecetan burung-burung silih berganti menghiasi pendengaran kita.
yang kering. Kita diam. Namun, kita tidak diam. Pikiran kita disibukkan aktivitas
mencandai angin. Alam hening dalam tawaduknya, berzikir atas karunia Rabbi,
kata-katamu.
idealita. kita harus mengemas pilihan-pilihan itu dalam sebuah keputusan yang
Kulihat ada binar gembira di sudut matamu. Aku yakin kegembiraan itu hadir
mengiringinya. Tugas kitalah untuk yang mencari dan menggali hikmah itu."Aku
Kita menutup hari ini dengan sebuah kekaguman sekaligus sebuah harapan
akan alam. Sama dengan harapan akan masa depan kita yang cerah.
Telah begitu banyak kita bersenggama dengan alam untuk mengukur betapa
besar Tuhan dan betapa kerdil manusia di hadapannya. Telah begitu banyak kita
menghabiskan hari-hari meretas sebuah keinginan yang bagi kita teramat mulia
Aku kembali menulis hari ini tentang tanah dan air ini kepadamu. Ada
segununung keluh kesah yang ingin aku wartakan kepadamu. Aku ingin
nestapa-nestapa tentang alam kita. Membagi pilu bagi tanah dan air yang tak lagi
tengah malam kita. Dari hati nuraniku dan pasti jua nuranimu membenarkan
bahwa kita tak ada beda. Matamu yang sipit dan mataku yang belok, kulitnya
yang kuning langsat dan kulitku yang sawo matang, bukanlah beda. Hanya
Fitnah dan benih sengketa dibenihkan dalam rahim ibu bangsa. Atas nama
Engkau terusir, sahabatku. Engkau terusir hanya karena matamu yang sipit
dan kulitmu yang kuning langsat. Engkau terusir hanya karena tiga huruf di awal
kata pribumi: nonpribumi. Engkau terusir hanya karena engkau keturunan Cina!
meninggalkan pulau ini, tanah ini atau engkau meninggalkan dunia fana ini!
pundakmu. Meratap atas sebuah niscaya yang tak kau kehendaki terjadi. Tapi,
bukan hanya engkau yang menangis. Aku menangis! Aku menangis atas sebuah
purbasangka umat manusia yang keluar dari rekan semesta. Kita menangis atas
Engkau terusir dari tanah yang begitu engkau cinta melebihi cinta orang-
orang yang mengaku berkuasa atas tanah ini. Akhirnya, jarak memisahkan
rencana kita. Senja itu, hujan telah merendahkan kita sampai ke batas jumpa. Aku
Mencari relung hati. Memang cinta bukan harus memiliki. Cinta kita kepada
pulau ini. Cinta kita kepada tanah ini. Cinta kita kepada horison laut yang masih
menawarkan senja. Cinta kita sebagai umat manusia. Pupus sudah. Terpenjara
jarak dan angkara murka umat manusia. Tak ada kata dan bicara yang mengakhiri
episode jumpa kita. Semua berakhir diam. Hening seribu bahasa. Kecuali hati dan
jiwa kita.
Burung lincahku, sahabat setiaku. Saat ini, masihkah ada cerita pulau permai
anak bangsa dalam relung jiwamu? Apakah bola matamu masih menyimpan warta
ceria? Ataukah menyimpan duka nestapa? Hari ini ingin kutuangkan beribu tanya.
karang. Memfatawakan nestapa tanah perbukitan gundul. Alam kita dulu, kini tak
lagi cantik. Berikut ribu tangan tanpa asih telah menelanjangi dan
memperkosanya tanpa ampun. Berebut tanpa henti seperti jam yang terus
berputar. Berdesakan menebar jala-jala kehancuran di wajah dan tubuh alam kita.
Laut telah mereka nodai dengan bom, pukat harimau, sianida, dan entah
apalagi yang mampu mereka perbuat. Ikan-ikan yang cantik kini telah kehilangan
kampung halaman dan rumah asri tempatnya bersemi dan menebar benih untuk
ciptaan illahi. Terbungkus oleh tangan teramat jahat makhluk bernama manusia
industri. Sebentar lagi, tanah ini hanya menyisakan episode duka Pohon-pohon
cemara. Tak ada lagi berita ceria lahir dari tanah cinta.
Tambang-tambang dibuka untuk menutupi lapar perut anak istri di rumah dan
ukiran-ukiran menarik dan material gedung-gedung. Tiap hari, tanpa henti, atas
hiraukan suara lolongan alam karena telah dikalahkan ruangan mesin pemotong
tersisa. Bom ikan, racun sianida, atau pukat harimau setiap hari mengeruk perut
ibu pertiwi tanpa belas kasihan dan tanpa rencana masa depan. Terumbu karang
manusia.
Bukit-bukit indah digunduli dan ditelanjangi. Di eksploitasi tanpa henti.
Hamparan pohon-pohon hijau tak lama lagi hanya tinggal cerita anak cucu.
kampung-kampung, mereka telah memberi warna hidup bukan lagi dengan rasa
cinta. Namun, berganti caci-maki dan senjata. Tak ada lagi jiwa yang
ke meja miras dan narkoba. Berpesta dalam peluh kerja dan cara sia-sia. Anak
cucu kita tidak lagi dijejali cita-cita tentang masa depan tetapi dengan isapan
ada budaya yang tercabik-cabik oleh tangan mereka. Berlumuran darah karena
sengketa.
Partai politik dan golongan telah menjadi agama. Karena ideologi beda,
Walaupun masih ada satu dua yang masih setia kepada kebenaran, namun
akhirnya teraliensi dan tersepikan dari realita. Tercabut dan dianggap orang gila.
Dipenjara di rumah-rumah sakit jiwa. Dipasung dalam kungkungan cerita-
bermata bening dan berjiwa bersih sebentar lagi akan dimasukkan ke museum dan
porak-poranda dan penuh cerita nestapa. Digiring ke lorong dakwa dan vonis:
arus realita.
manusia lupa dengan bencana. Kirimkan penderitaan kepada hati nurani mereka
genangan airmu, dengan tanah longsormu. Tapi, aku yakin mereka tak dapat
mencerna tanda dan fatwa. Karena mata dan hati mereka telah buta.
Hai manusia yang masih nemegang amanah, marilah kita satukan barisan
dan perangi mereka dengan cinta dan kasih sayang. Kita yakinkan diri kita bahwa
mereka bertindak seperti itu karena mereka khilaf dan alpa. Kita yakinkan mereka
bahwa pintu taubat masih terbuka. Yakinkan dengan kuasa kita, yakinkan dengan
kata-kata kita, atau yakinkan dengan hati kita, dengan diam kita.
dan jiwa umat manusia. Begitu banyak ucapan iqra'-Mu diperdengarkan kepada
mereka. Tapi begitu banyak pula mereka yang lupa atau tak mendengar apa-apa.
Pipitku, itulah cerita gundah dari tanah tercinta. Episode syair-syair luka
dalam goresan realita. Hari ini ingin aku bagikan cerita ini kepadamu untuk
mata. Tikaman kepada alam adalah tikaman kepada jiwa yang masih khusnul
khotimah.
Selama ini, duka ini hanya ku adukan pada pencipta dalam rangkai doa-doa.
Aku hanya punya dia sebagai teman berbagi cerita dan duka nestapa. Salahkan
aku bila membagikan duka ini kepadamu? Marahlah kepadaku bila surat tanpa
cerita bahagia ini waktu dan rutinitas dikau! Marahlah kepadaku bila hatimu
menganggap tanah dan pulau ini telah tiada! Marahlah ! Tumpahkan segala
kemarahannya kepadaku yang gagal mengawal cinta dan cita-cita mulia. Namun,
dari tatap matamu dulu, aku yakin bahwa tangis pulau ini adalah tangis mungkin
jua. Pilu tanah ini pilumu jua. Derita dan nestapa laut ini adalah derita dan nestapa
mungkin jua.
Pertapaan sekian abad menghujam tanah tak subur bagi taman bunga bangkai.
Kurindukan daun, ulat ulat memangkasnya. Kupu-kupu tak terbang karena tinggal
alang. Tak ada rumah buat ulat ulat dan kupu-kupu. Tapi selembar hatiku masih
Aku yakin, pulau ini masih rumah cinta kita, cintaku. Dimana jejak dan
napas kita telah kita bentangkan untuk satu anugrah bernama kehidupan. Aku
yakin, pulau ini adalah tanah tua kita, sahabatku. Di mana nama dan pusara akan
seperti air yang jatuh ke pelimbahannya. Pulanglah, karena pulau ini masih rahim
ibu kita. Meskipun air matanya tanpa suara, dan wajahnya lunglai pupus warna.
dan memecah bayangan matahari di pendaran riak laut menari pagi. Di luas
huma, dan membelah redup senja jingga hingga purna, mengantar hati terbuka ke
tanah keluarga. Pulanglah, bila engkau masih bisa dan mau pulang.
Namun Pipitku, bila engkau tak bisa atau tak mau lagi pulang, berdoalah.
Aku yakin doa yang engkau kirimkan akan sampai ke langit ke tujuh. Ke arsy
Tuhan dan kuyakinkan hatiku bahwa Tuhan akan mendengar doamu. Kuyakinkan
diriku bahwa melalui doa-doa kita Tuhan akan kembali menurunkan burung-
rahasianya.
Berdoalah untuk tanah pulau ini. Walaupun doa itu adalah doa kegetiran
umat manusia teraniaya, tapi tawaduknya dan bingkai dengan rasa optimisme
DI SUATU MASA
bahasa
2003:135)
tiba-tiba
menimbulkan
bencana alam
2003:135)
tempat tinggal
indah
(Sobri, 2003:135)
Tuhan
memenuhi
kebutuhan sehari-
hari
angin
(Sobri, 2003:136)
pantai
menyedihkan
2003:136)
angin
2003:137) alam
kesahnya
nikmati
mencapai mimpi
gapai bersama
2003:138)
pengarang tapi ia
tidak diberi
kesempatan untuk
memilih
diberikan kepadanya
dengan norma-
norma yang berlaku
diantara mereka
kelahirannya
kita kepada tanah air ini. Cinta kita kepada alam dan
Anadiplosis
kepada horison laut yang masih pulaunya telah pupus
2003:139) kesedihannya
lenyap
perimbangan demi
memperoleh uang
banyak
korban jiwa
2003:140)
menyedihkan karena
permasalahan ,
sehingga mereka
berkelahi
(Sobri, 2003:141)
2003:141) kesiangan
manusia serakah,
tidak mungkin
terjadi
kesalahan yang
mereka perbuat
(Sobri, 2003:141)
2003:141)
doa
kepada pengarang
dinantikan akhirnya
terkabul
memiliki keinginan
menjadikan daerah
tersebut menjadi
pulang ke tanah
kelahirannya
dulu
Jadi dapat disimpulkan bahwa di dalam cerpen suatu tempat di suatu masa karya
sobri terdapat berbagai macam gaya bahasa yang indah, baik yang sering kita
Hasil Angket
Dari hasil angket yang dibagikan kepada 6 orang siswa kelas XI MIPA 1,
a) 10 orang siswa menjawab mengetahui apa itu cerpen dan 0 orang siswa
karya sobri dan 4 orang siswa lainya menjawab tidak mengetahui cerpen
masa" karya sobri dan 4 orang lainya menjawab tidak pernah membaca
cerpen yang menarik dan 2 orang lainnya menjawab cerpen "suatu tempat
masa" karya sobri banyak terdapat gaya bahasa dan 1 orang lainya
menjawab di dalam cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya sobri tidak
dalam cerpen dan 0 siswa yang menjawab penggunaan gaya bahasa tidak
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semua siswa mengetahui apa itu
cerpen dan gaya bahasa, dan menurut semua siswa penggunaan gaya bahasa
sebuah cerpen. Dan secara umum, siswa menjawab bahwa di dalam cerpen "suatu
Hasil Wawancara
sebagai berikut :
1.Bagaimana kesan anda setelah membaca cerpen "suatu tempat di suatu masa"
karya sobri ?
Kesimpulan jawaban : 2 orang menjawab cerpen ini bagus dan sangat menarik, 2
orang lainnya menjawab cerpen ini kurang menarik, dan 1 orang lainnya
2. Apakah anda mudah memahami cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya
sobri? Mengapa?
gaya bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit, dan 3 orang lainnya menjawab
kurang memahami cerpen karena banyak menggunakan gaya bahasa yang rumit.
3. Apakah anda menyukai cerpen "suatu tempat di suatu masa" karya sobri ini?
Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum
bahasa, walaupun tidak terlalu ahli, dan sebagian siswa dapat memahami makna
dari gaya bahasa yang terdapat dalam cerpen "suatu tempat di suatu masa",
sedangkan sebagian lainnya kurang dapat memahami makna gaya bahasa yang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dalam cerpen suatu tempat di suatu masa karya Sobri menggunakan berbagai
menarik, namun penggunaan gaya bahasa yang banyak ini juga membuat
pembaca sulit memahami makna dari cerita yang disampaikan, sehingga tidak
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan data yang telah dikumpulkan selama proses
1) Supaya pembaca lebih memahami makna dari gaya bahasa yang terdapat
tentang gaya bahasa, dan menganalisa maksud dari gaya bahasa yang
DAFTAR PUSTAKA
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XI.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan.
Rosdiana, Yusi dkk. 2007. Bahasa Dan Sastra Indonesia Di SD. Tangerang
Pustaka Utama
Leo, Sutanto. 2013. Kiat Jitu Menulis Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Grasindo.
Yandianto. Tanpa tahun terbit. Apresiasi Karya sastra Dan Pujangga Indonesia.
Mandiri.
Bumi Aksara.
Angkasa.
Laelasari & Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra . Bandung: Penerbit Nuansa
Aulia.
20.00 . WIB )