Anda di halaman 1dari 20

I.

TOPIK
“DAERAH TUMBUH”.

II. TUJUAN
Untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang

III. DASAR TEORI


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting
dalam kehidupan dan perkembangbiakan suatu spesies. Pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung secara terus-menerus sepanjang daur hidup,
tergantung pada tersedianya meristem, hasil asimilasi, hormon dan substansi
pertumbuhan lainnya, serta lingkungan yang mendukung. Secara empiris,
pertumbuhan tanaman dapat dikatakan sebagai suatu fungsi dari genotipe X
lingkungan (internal dan eksternal) (Fahn, 2010).
Pertumbuhan didefinisikan sebagai pertambahan yang tidak dapat balik dalam
ukuran pada semua sistem biologi. Pertumbuhan ini digambarkan dengan kurva
yang sigmoid. Proses pertumbuhan ini diatur oleh pesan hormonal dan respon
dari lingkungan (panjang hari, temperatur rendah, perubahan persediaan air).
Pertumbuhan berikutnya disebut diferensiasi, yang didefinisikan sebagai
pengontrolan gen dan hormonal serta lingkungan yang merubah struktur dan
biokimiawi perubahan ini terjadi pada hewan dan tanaman saat berkembang
(Kaufman, 2005).
Pertumbuhan primer untuk memperpanjang sumbu tubuh dan perkembangan
sekunder adalah untuk meningkatkan diameter sumbu. Pertumbuhan sekunder
dalan akar akan terjadi penebalan sekunder kambiumnya besar dari benang-
benang meristem dalam jaringan prokambium atau jaringan perenkimatis yang
terletak pada kelompok-kelompok floem primer dan pusat stele (Heddy, 2006).
Letak pertumbuhan adalah pada meristem apikal, lateral, dan interkalar.
Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan
lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di
meristem interkalar, memerlukan tambahan sumber hormon pertumbuhan dan
mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah (Campbell, 2008).
Daerah meristematis pucuk batang mengalami pertumbuhan primer seperti
yang terjadi pada akar. Namun, caranya lebih kompleks karena tidak hanya
proliferasi aksis batang namun juga pembentukan organ lateral lainnya.
Pembelahan sel pada batang umumnya terjadi pada internodus paling atas. Selama
periode pertumbuhan aktif, meristem ujung batang yang tipis, berdinding lembut
dan isodiametris, aktif melakukan proliferasi sel. Pemanjangan sel diperpanjang
sepanjang internodus. Semakin jauh dari internodus maka kecepatan pemanjangan
semakin lambat. Daerah pemanjangan di belakang ujung batang biasanya 10 cm
panjangnya (Loveless, 2000).
Menurut Campbell (2001), proses pemanjangan tunas terjadi melalui
pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut.
Pertumbuhan ini disebabkan pembelahan sel dan pemanjangan sel dalam ruas
tersebut. Pembelahan sel dan pertumbuhan yang terus menerus sehingga
mendorong ke arah pemanjangan batang dan tunas. Pada batang yang sedang
tumbuh, daerah pembelahan sel batang lebih jauh letaknya dari ujung daripada
daerah pembelahan akar, terletak beberapa sentimeter dibawah ujung. Sel-sel
inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang bersifat meristematis. Pembelahan
sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke arah lateral yang menyebabkan
akar berbentuk silindris. Sel-sel inisial membentuk sel-sel pada ujung akar yang
bersifat meristematis. Pembelahan sel terjadi secara longitudinal dan beberapa ke
arah lateral yang menyebabkan akar berbentuk silindris.
Selanjutnya sel-sel dekat ujung akar aktif berproliferasi, dimana terletak tiga
zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan (zona pembelahan
sel, zona pemanjangan dan zona pematangan). Zona pembelahan sel meliputi
meristem apikal dan turunannya, yang disebut meristem primer (terdiri dari
protoderm, prokambium dan meristem dasar). Meristem apikal yang terdapat di
pusat zona pembelahan menghasilkan sel-sel meristem primer yang bersifat
meristematik. Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (elongasi).
Di sini sel-sel memanjang sampai sepuluh kali semula, sehingga mendorong ujung
akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan
secara terus-menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona
pemanjangan tersebut.
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No. Nama Alat Jumlah
1. Mangkok Sedang 1 Buah
2. Kardus ukuran 7x10 cm 4 Buah
3. Penggaris 1 Buah
4. Karet Gelang 4 Buah

B. Bahan
No. Nama Bahan Jumlah
1. Kecambah Kacang Hijau umur 5 hari 40 Buah
2. Tinta Cina Secukupnya
3. Kertas Filter Secukupnya
4. Air Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA
A. Daerah tumbuh pada akat
1. Mengambil 10 buah kecambah yang akarnya lurus dan panjangnya
lebih dari 2 cm. Mulai dari ujungnya di beri tanda dengan tinta cina 10
buah garis dengan interval 1 mm.
2. Meletakkan kecambah pada kedudukan tegak dengan menggunakan
karet gelang pada kardus ukuran 7x10 cm yang sudah dibalut dengan
kertas filter.
3. Mengambil 10 buah kecambah dan memberi tanda garis 10 mm dari
ujung akar sebagai kontrol dan meletakkannya seperti prosedur no. 2
4. Memasukkan kardus yang sudah di tempeli kecambah kedalam
mangkok yang sudah berisi sedikit air, kemudian menutupnya dan
meletakkan dalam ruangan gelap.
5. Setelah 24 jam, mengukur jarak masing –masing interval pada tiap
kecambah. Membandingkan dengan kontrol. Kemudian membuat
grafik pertambahan panjang tiap interval.

B. Daerah tumbuh pada batang


1. Memilih 20 tanaman yang batangnya lurus. Epikotil tanaman tersebut
diberi tanda garis 10 buah dari ujung dengan interval 2 mm. Perlakuan
pada 10 tanaman yang dipilih dan memberi label tanaman 1 – 10.
2. Kemudian, sebagai kontrol pada 10 tanaman yang lain memberi 1
tanda pada 20 mm dari ujung dan memberi label nomor tanaman 1 –
10.
3. Meletakkan kecambah pada kedudukan tegak dengan menggunakan
karet gelang pada kardus ukuran 7x10 cm yang sudah dibalut dengan
kertas filter.
4. Meletakkan semua kecambah pada tempat gelap.
5. Setelah 48 jam, jarak masing –masing interval diukur kemudian
pertambahan panjang rata –rata dari tiap interval digambar pada grafik.
VI. HASIL PENGAMATAN
A. Daerah Tumbuh Akar
Kecambah Daerah Tumbuh Ukuran Kontrol Ukuran Rata - rata
No. Akar mm mm mm mm
1 a. Interval 1 1.1 Kecambah 1 10 11
b. Interval 1 1.2
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1
e. Interval 1 1.1
f. Interval 1 1.2
g. Interval 1 1
h. Interval 1 1.1
i. Interval 1 1.1
j. Interval 1 1.1 1,1 mm
2 a. Interval 1 1.2 Kecambah 2 10 12
b. Interval 1 1.1
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1.2
e. Interval 1 1.1
f. Interval 1 1.2
g. Interval 1 1.1
h. Interval 1 1.1
i. Interval 1 1.1
j. Interval 1 1.2 1,14 mm
3 a. Interval 1 1.1 10 12
b. Interval 1 1.1
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1.1
e. Interval 1 1.1
f. Interval 1 1.1
g. Interval 1 1.1
h. Interval 1 1.1
i. Interval 1 1.1
j. Interval 1 1.2
1,11 mm
4 a. Interval 1 1 Kecambah 4 10 12
b. Interval 1 1
c. Interval 1 1
d. Interval 1 1
e. Interval 1 1
f. Interval 1 1
g. Interval 1 1
h. Interval 1 1
i. Interval 1 1
j. Interval 1 1 1 mm
5 a. Interval 1 1.1 Kecambah 5 10 11
b. Interval 1 1.1
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1.1
e. Interval 1 1.1
f. Interval 1 1.1
g. Interval 1 1.1
h. Interval 1 1.1
i. Interval 1 1.1
j. Interval 1 1.1 1,1 mm
6 a. Interval 1 1 Kecambah 6 10 16
b. Interval 1 1
c. Interval 1 1
d. Interval 1 1
e. Interval 1 1
f. Interval 1 1
g. Interval 1 1
h. Interval 1 1
i. Interval 1 1
j. Interval 1 1 1 mm

7 a. Interval 1 1.2 Kecambah 7 10 11


b. Interval 1 1.1
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1.1
e. Interval 1 1.2
f. Interval 1 1.1
g. Interval 1 1.1
h. Interval 1 1.2
i. Interval 1 1.1
j. Interval 1 1.1 1 mm
8 a. Interval 1 1 Kecambah 8 10 14
b. Interval 1 1
c. Interval 1 1
d. Interval 1 1
e. Interval 1 1
f. Interval 1 1
g. Interval 1 1
h. Interval 1 1
i. Interval 1 1
j. Interval 1 1 1 mm
9 a. Interval 1 1.1 Kecambah 9 10 14
b. Interval 1 1.1
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1.1
e. Interval 1 1.1
f. Interval 1 1.1
g. Interval 1 1.1
h. Interval 1 1.1
i. Interval 1 1.1
j. Interval 1 1.1

1,1 mm
10 a. Interval 1 1.1 Kecambah 10 10 12
b. Interval 1 1
c. Interval 1 1.1
d. Interval 1 1.1
e. Interval 1 1.1
f. Interval 1 1.1
g. Interval 1 1.1
h. Interval 1 1
i. Interval 1 1.2
j. Interval 1 1 1,06 mm

B. Daerah Tumbuh Batang


Kecambah Daerah Tumbuh Ukuran Kontrol Ukuran Rata – rata
No. Batang mm Titik mm mm Panjang
batang
1 a. Interval 2 3 Kecambah 1 20 37
b. Interval 2 3
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 3
f. Interval 2 2,5
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3
j. Interval 2 3

2,85 mm
2 a. Interval 2 3,5 Kecambah 2 20 75
b. Interval 2 3
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 2
f. Interval 2 2
g. Interval 2 3
h. Interval 2 2
i. Interval 2 2
j. Interval 2 3 2,95 mm
3 a. Interval 2 3 Kecambah 3 20 73
b. Interval 2 3
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 3
f. Interval 2 3
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3
j. Interval 2 3 2,75 mm
4 a. Interval 2 3,5 Kecambah 4 20 45
b. Interval 2 3
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 3
f. Interval 2 3
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3
j. Interval 2 3 3,05 mm
5 a. Interval 2 4 Kecambah 5 20 58
b. Interval 2 3,5
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 3
f. Interval 2 3
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3
j. Interval 2 3
3,5 3,2 mm
6 a. Interval 2 2 Kecambah 6 20 74
b. Interval 2 2
c. Interval 2 2
d. Interval 2 2
e. Interval 2 2
f. Interval 2 2
g. Interval 2 2
h. Interval 2 2
i. Interval 2 2
j. Interval 2 2 2 mm
7 a. Interval 2 3,5 Kecambah 7 20 70
b. Interval 2 3,5
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 3
f. Interval 2 3
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3,5
j. Interval 2 3,5 3,25 mm
8 a. Interval 2 2 Kecambah 8 20 45
b. Interval 2 2
c. Interval 2 2
d. Interval 2 2
e. Interval 2 2
f. Interval 2 2
g. Interval 2 2
h. Interval 2 2
i. Interval 2 2
j. Interval 2 2 2 mm
9 a. Interval 2 3 Kecambah 9 20 69
b. Interval 2 2,5
c. Interval 2 3
d. Interval 2 3
e. Interval 2 3,5
f. Interval 2 3
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3
j. Interval 2 3 3 mm
10 a. Interval 2 3 Kecambah 10 20 65
b. Interval 2 3
c. Interval 2 3
d. Interval 2 2,5
e. Interval 2 3
f. Interval 2 2,5
g. Interval 2 3
h. Interval 2 3
i. Interval 2 3
j. Interval 2 3 2,9 mm
Gambar Hasil Pengamatan

NO Gambar kecambah akar Gambar kecambah batang


.
1. Akar kecambah perlakuan Batang kecambah perlakuan

Akar kecambah kontrol Batang kecambah kontrol


VII. GRAFIK

1. Grafik akar kecambah (perlakuan dan kontrol)

18

16

14

12
daerah tumbuh akar kecambah
10 kontrol
daerah tumbuh akar kecambah
8 perlakuan
daerah tumbuh akar kecambah
6

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2. Grafik batang kecambah (perlakuan dan kontrol)

80

70

60

50
daerah tumbuh batang
kecambah
40 daerah tumbuh batang
kecambah perlakuan

30 daerah tumbuh batang


kecambah kontrol

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
VIII. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan tentang praktikum daerah tumbuh
praktikan memperoleh rata kenaikan pertumbuhan akar dan batang yaitu pada akar
kecambah 1 memiliki pertumbuhan dan panjang rata-rata pada masing- masing
interval rata – ratanya yaitu 1,1 mm dengan kontrol akar 11 mm, pada akar
kecambah 2 memiliki pertumbuhan rata – rata 1,14 mm dengan kontrol akar 12
mm, pada akar kecambah 3 memiliki pertumbuhan rata – rata 1,11 mm dengan
kontrol akar 12 mm, pada akar kecambah 4 memiliki pertumbuhan rata – rata 1
mm dengan kontrol akar 12 mm, pada akar kecambah 5 memiliki pertumbuhan
rata – rata 1,1 mm dengan kontrol akar 10 mm, pada akar kecambah 6 memiliki
pertumbuhan rata – rata 1 mm dengan kontrol akar 16 mm, pada akar kecambah 7
memiliki pertumbuhan rata – rata 1,13 mm dengan kontrol akar 11 mm, pada akar
kecambah 8 memiliki pertumbuhan rata – rata 1 mm dengan kontrol akar 13 mm,
pada akar kecambah 9 memiliki pertumbuhan rata – rata 1,1 mm dengan kontrol
akar 10 mm, pada akar kecambah 10 memiliki pertumbuhan rata – rata 1,06 mm
dengan kontrol akar 12 mm.
Sedangkan pada batang kecambah 1 memiliki pertumbuhan rata – rata 2,85
mm dengan kontrol akar 37 mm, pada batang kecambah 2 memiliki pertumbuhan
rata – rata 2,75 mm dengan kontrol batang 75 mm, pada batang kecambah 3
memiliki pertumbuhan rata – rata 2,75 mm dengan kontrol batang 73 mm, pada
batang kecambah 4 memiliki pertumbuhan rata – rata 3,05 mm dengan kontrol
batang 45 mm, pada batang kecambah 5 memiliki pertumbuhan rata – rata 3,2 mm
dengan kontrol batang 58 mm, pada batang kecambah 6 memiliki pertumbuhan
rata – rata 2 mm dengan kontrol akar 74 mm, pada batang kecambah 7 memiliki
pertumbuhan rata – rata 3,25 mm dengan kontrol batang 70 mm, pada batang
kecambah 8 memiliki pertumbuhan rata – rata 2 mm dengan kontrol akar 45 mm,
pada batang kecambah 9 memiliki pertumbuhan rata – rata 3 mm dengan kontrol
akar 69 mm, pada batang kecambah 10 memiliki pertumbuhan rata – rata 2,9 mm
dengan kontrol akar 61,1 mm.
Berdasarkan rata – rata diatas yang dilakukan terhadap daerah tumbuh pada
akar dan batang kacang hijau selama 48 jam yang di simpan di tempat terang
menunjukkan adanya pertambahan panjang pada akar dan batang kecambah
kacang hijau tersebut. Menurut Kaufman (2011), proses pemanjangan akar dan
batang bagian yang aktif membelah dan tumbuh serta terdapat zona pembelahan
sel yang meliputi meristem apical dan turunannya, zona pemanjangan, dan zona
pematangan. Hasil praktikum menunjukkan variasi pertambahan panjang tiap
interval batang dan akar.
Hal ini disebabkan aktivitas meristem apeks batang yang terletak pada bagian
batang yang aktif membelah dan tumbuh yang mengakibatkan batang tumbuh
memanjang yang kemudian disebut pertumbuhan primer. Hal ini tentunya sesuai
dengan hasil pengamatan yang diperoleh karena ada beberapa interval kecambah
yang mengalami pertumbuhan yang disebabkan karena kinerja dari hormon
pertumbuhan tanaman (auksin) bekerja secara optimal. Pada hasil pengamatan
bagian batang yang mengalami pemanjangan yaitu meristem apeks yang terletak
pada titik tumbuh yaitu epikotil (ruas batang di atas daun lembaga yang akan
tumbuh menjadi batang). Meristem apikal atau meristem apeks juga terdapat pada
bagian ujung akar sehingga pada akar kecambah terjadi pertambahan panjang,
pada percobaan kali ini hasil yang didapatkan sesuai dengan literatur karena pada
daerah tumbuh akar dan batang mengalami pertambahan.
IX. DISKUSI
1. Bandingkan daerah pemanjangan pada akar dan batang apakah pertumbuhan
pada batang umumnya terjadi pada daerah yang lebih jauh dari ujung,
dibandingkan dengan pertumbuhan pada akar ?
Jawab : Pertumbuhan pada batang dibagi menjadi dua, yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder. Bagian tumbuhan di atas permukaan tanah
tumbuh dan meluas selama masa hidupnya, demikian pula bagian akar serta
cabang-cabangnya jauh menembus tanah. Titik tumbuh pada ujung akar
terdiri atas jaringan meristem yang sel-selnya aktif membelah. Daerah (zona)
meristem dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra. Di belakang zona
meristem terdapat sel-sel hasil pembelahan meristem yang mengalami
pertumbuhan memanjang, disebut juga zona perpanjangan. Sel-sel yang telah
memanjang sepenuhnya (matang) berdiferensiasi membentuk struktur-struktur
khusus.
Seperti halnya akar, pada ujung batang terdapat pula titik tumbuh.Titik
tumbuh batang pada umumnya tidak mempunyai pelindung yang khusus,
tetapi balutan bakal daunnya berfungsi sebagai pelindung. Pada ujung batang
terdapat tiga daerah pertumbuhan perkembangan seperti pada ujung akar.
Bagian-bagian batang menurut irisan memanjang, terdiri atas zona meristem,
zona memanjang, dan zona pematangan (diferensiasi). Pada zona meristem
terdapat meristem apikal (titik tumbuh) dan bakal daun. Permukaan bawah
daun lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan bagian permukaan atas
sehingga daun muda melengkung di atas titik tumbuh. Pada zona pemanjangan
sel-sel tumbuh memanjang dan membesar serta mulai tampak bakal jaringan
pembuluh. Pada daerah diferensiasi terdapat bermacam-macam jaringan, tetapi
pada dasarnya batang memiliki lapisan- lapisan jaringan yang sama dengan
akar, yaitu epidermis, korteks, dan silinder pusat (stele).
2. Pada beberapa buku fisiologi tumbuhan masih dipakai istilah “ Titik Tumbuh
“. Berdasarkan atas hasil pengamatan anda pada akar dan batang, apakah
penggunaan istilah ini sudah tepat ?
Jawab: Ya, sudah tepat karena titik tumbuh atau meristem, berdasarkan
literatur yang ada adalah sekumpulan sel atau jaringan yang selalu muda dan
tidak pernah tua. Meristem ini akan membelah sebagian akan berdiferensiasi
menjadi berbagai sel lanjutan, tapi sebagian tetap berupa sel muda. Sel-sel
muda inilah yang disebut meristem.
X. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah daerah tumbuh dari batang dan
akar dari kecambah kacang hijau adalah pada bagian ujung batang dan ujung akar,
karena adanya meristem apikal tepatnya meristem apeks pada bagian tumbuhan
tersebut. Semua kecambah yang di lakukan percobaan mengalami pertambahan
setiap interval perlakuan maupun kontrol.

XI. SARAN
Diharapkan kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih teliti
lagi dalam melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A., 2000. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. Yogyakarta: UGM University

Heddy, S., 2009.Biologi Pertanian. Jakarta: Rajawali Press.

Kaufman, P. B., Labavitch, J., Prouty, A. A. dan Ghosheh, N. S., 2001,


Laboratory Experiment in Plant Physiology, Macmillan Publishing Co.,
Inc, New York.

Liltle, A. R., 2014, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Salisbury, F. B. dan Ross, C. W., 2003. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Bandung:
ITB
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN

“DAERAH TUMBUH.”

OLEH :

Nama : Melya
Nim : ACD 116 031
Kelas :A
Kelompok : IV ( Empat)
Praktikum Ke : XIII ( Tiga belas)
Tanggal Praktikum : Sabtu, 22 juni 2019
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Siti Sunariyati, M.Si
: Drs. Agus Sadono, M.Pd
Asisten praktikum : Nurianty, AL Maidah, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2019

Anda mungkin juga menyukai