Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ALAT PELINDUNG DIRI


BAGI PASIEN,KELUARGA DAN PENGUNJUNG
DI RUANG PERAWATAN PENYAKIT PARU

RSU

AK
EM
D

UN
D
S

A A
N K ALIJAG

OLEH :
NENENG IKA PRASASTI
(Ruang Sakura)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SUNAN KALIJAGA
KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
Pokok Bahasan : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Ruang
Penyakit Paru
Sub Pokok Bahasan : APD Bagi Pasien, Keluarga dan Pengunjung di Ruang
Perawatan Penyakit Paru
Sasaran : Klien, keluarga dan Pengunjung Poliklinik RSUD
Sunan Kalijaga
Waktu : 30 menit
Tanggal : 15 Juni 2019
Penyuluh : Neneng Ika Prasasti
Tempat : Poliklinik RSUD Sunan Kalijaga Demak

A. Latar Belakang
TBC merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama
agen infeksius. Di tahun 2017, TBC menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian di
antara orang dengan HIV negatif dan sekitar 300.000 kematian karena TBC di
antara orang dengan HIV positif. Diperkirakan terdapat 10 juta kasus TBC baru
setara dengan 133 kasus per 100.000 penduduk. Di tingkat global, di tahun
2017 terdapat sekitar 558.000 kasus baru TBC rifampisin resistan di mana
hampir separuhnya ada di tiga negara yaitu India (24%), China (13%), dan
Rusia (10%). Di antara kasus TBC RR, diperkirakan 82% kasus tersebut adalah
TBC MDR. Secara global, 3.6% kasus TBC baru dan 17% kasus TBC
pengobatan ulang merupakan kasus TBC MDR/RR (Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Kemenkes RI,2019)
Di Indonesia WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000
atau 319 per 100.000 penduduk sedangkan TBC-HIV sebesar 36.000 kasus per
tahun atau 14 per 100.000 penduduk Indonesia. Kematian karena TBC
diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk, dan kematian
TBC-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Dengan insiden
sebesar 842.000 kasus pertahun dan notifikasi kasus TBC sebesar 442.172
kasus maka masih ada sekitar 47% yang belum ternotifikasi baik yang belum
terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan (Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Kemenkes RI,2019).
Mencegah penularan TB pada semua orang yang terlibat dalam
pemberian pelayanan pada pasien TB harus menjadi perhatian utama. Semua
fasyankes yang memberi layanan TB harus menerapkan PPI TB untuk
memastikan berlangsungnya deteksi segera, tindakan pencegahan dan
pengobatan seseorang yang dicurigai atau dipastikan menderita TB. Aplikasi
program PPI secara komprehensif berupa menyediakan dan memberikan tisu
dan masker bedah kepada terduga dan pasien TB, masker N95 untuk petugas
kesehatan yang melayani pasien TB RO, serta pembuangan limbah yang sesuai
PPI (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kemenkes RI,2018).
Ruang Sakura memberikan perhatian khusus terkait PPI TB, khususnya
penggunaan APD bagi pasien,penunggu/keluarga dan pengunjung di Ruang
Sakura. Dalam pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh perawat
Ruang Sakura terhadap 10 pasien dan keluarganya dan pengunjung Ruang
Sakura tentang penggunaan APD yang baik dan benar sesuai standar PPI
didapatkan data bahwa 70% belum memahami dan belum mampu
mempraktekkan penggunaan APD (masker bedah) dengan benar.
Berdasarkan beberapa hal di atas, maka Ruang Sakura tertarik untuk
membuat penyuluhan tentang “Alat Pelindung Diri bagi Pasien,Keluarga dan
Pengunjung di Ruang Perawatan Penyakit Paru”.
B. Tujuan Intruksional Umum ( T I U )
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien, keluarga dan pengunjung
poliklinik mampu memahami tentang alat pelindung diri bagi pasien,keluarga
dan pengunjung di ruang perawatan penyakit paru.
C. Tujuan Intruksional Khusus ( T I K )
Setelah diberi penyuluhan, diharapkan klien,keluarga dan pengunjung
poliklinik mampu :
1. Mengetahui tentang situasi TB di Indonesia
2. Mangetahui tentang penularan TB
3. Mengetahui APD di Ruang Perawatan Penyakit Paru
4. Memahami tentang penggunaan masker bedah
5. Mampu mempraktekkan penggunaan masker bedah secara benar

D. Materi Penyuluhan
1. Situasi TB di Indonesia
2. Penularan TB
3. APD di Ruang Perawatan Paru
4. Penggunaan masker bedah bagi pasien,keluarga dan pengunjung di ruang
perawatan penyakit paru

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Metode : Ceramah dan diskusi
2. Langkah – langkah kegiatan :
No Komunikator Komunikan Waktu
Pembukaan :
1 Memberi salam memperkenalkan Menjawab 4 menit
diri salam
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan
dan tema penyuluhan
Apersepsi Menjawab
pertanyaan
2 Fragmen : Penggunaan Masker Menonton 4 menit
bedah yang salah

Pelaksanaan
3 Menjelaskan Mendengarkan
a. Situasi TB di Indonesia
b. Penularan TB
c. APD di Ruang Perawatan
Penyakit Paru
d. Penggunaan masker bedah 17
menit
4 Praktek penggunaan masker bedah Praktek

5 Memberikan kesempatan pada Mengajukan


komunikan untuk bertanya tentang pertanyaan
materi yang disampaikan
Penutup
6 Memberikan pertanyaan akhir Menjawab
sebagai evaluasi
Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan
kegiatan penyuluhan 5 menit
Menutup penyuluhan dan
7 mengucapkan salam Menjawab
salam

F. Media
Media : Leaflet, masker bedah,masker N95, wireless,soundsystem, LCD,
Power point

G. Evaluasi
Prosedur : Post test
Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
Butir – butir pertanyaan :
1. Bagaimana cara penularan kuman TB ?
2. Sebutkan APD bagi pasien,keluarga dan pengunjung di ruang perawatan
penyakit paru !
3. Sebut dan praktekkan langkah-langkah penggunaan masker bedah yang
benar !
MATERI PENYULUHAN

A. SITUASI TB DI INDONESIA
TBC merupakan satu dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama
agen infeksius. Di tahun 2017, TBC menyebabkan sekitar 1,3 juta kematian di
antara orang dengan HIV negatif dan sekitar 300.000 kematian karena TBC di
antara orang dengan HIV positif. Diperkirakan terdapat 10 juta kasus TBC baru
setara dengan 133 kasus per 100.000 penduduk. Di tingkat global, di tahun
2017 terdapat sekitar 558.000 kasus baru TBC rifampisin resistan di mana
hampir separuhnya ada di tiga negara yaitu India (24%), China (13%), dan
Rusia (10%). Di antara kasus TBC RR, diperkirakan 82% kasus tersebut adalah
TBC MDR. Secara global, 3.6% kasus TBC baru dan 17% kasus TBC
pengobatan ulang merupakan kasus TBC MDR/RR (Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Kemenkes RI,2019).
Di Indonesia WHO memperkirakan insiden tahun 2017 sebesar 842.000
atau 319 per 100.000 penduduk sedangkan TBC-HIV sebesar 36.000 kasus per
tahun atau 14 per 100.000 penduduk Indonesia. Kematian karena TBC
diperkirakan sebesar 107.000 atau 40 per 100.000 penduduk, dan kematian
TBC-HIV sebesar 9.400 atau 3,6 per 100.000 penduduk. Dengan insiden
sebesar 842.000 kasus pertahun dan notifikasi kasus TBC sebesar 442.172
kasus maka masih ada sekitar 47% yang belum ternotifikasi baik yang belum
terjangkau, belum terdeteksi maupun tidak terlaporkan (Dirjen Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Kemenkes RI,2019).
B. PENULARAN TB
TBC menular dengan mudah, yakni melalui udara yang berpotensi
menyebar di lingkungan keluarga, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum
lainnya.Kuman TB keluar ke udara saat penderita TB batuk, bersin atau
berbicara (Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kemenkes
RI,2019).Kuman TB terhirup oleh orang lain melalui saluran pernapasan,
menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.Kuman TB
akan dilawan oleh daya tahan tubuh, jika daya tahan tubuh kuat, maka orang
tersebut tetap sehat,apabila lemah, orang tersebut akan tertular penyakit TB.
C. APD DI RUANG PERAWATAN PARU
Mencegah penularan TB pada semua orang yang terlibat dalam
pemberian pelayanan pada pasien TB harus menjadi perhatian utama. Semua
fasyankes yang memberi layanan TB harus menerapkan PPI TB untuk
memastikan berlangsungnya deteksi segera, tindakan pencegahan dan
pengobatan seseorang yang dicurigai atau dipastikan menderita TB.
1. APD bagi petugas
Penggunaan alat pelindung diri pernafasan oleh petugas kesehatan di
tempat pelayanan sangat penting untuk menurunkan risiko terpajan, sebab
kadar percik renik tidak dapat dihilangkan hanya dengan upaya administratif
dan lingkungan. Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan (health
care particular respirator) yang biasa digunakan adalah N95, merupakan
masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi seseorang dari
partikel berukuran <5 mikron yang dibawa melalui udara (Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kemenkes RI,2018).
2. APD bagi pasien,keluarga dan pengunjung
Aplikasi program PPI secara komprehensif untuk pasien,keluarga dan
pengunjung berupa menyediakan dan memberikan masker bedah kepada
terduga dan pasien TB, keluarga dan pihak-pihak yang bersinggungan
dengan para penderita TB.
D. PENGGUNAAN MASKER BEDAH BAGI PASIEN,KELUARGA DAN
PENGUNJUNG
Langkah tepat penggunaan masker bedah :
1. Cuci tangan
Sebelum mengenakan masker atau menyentuhnya, cucilah tangan Anda
dengan sabun dan air yang mengalir atau bisa gunakan handsrub sebagai
alternatif pilihan.
2. Periksa kebersihan masker
Sebelum mengenakannya, periksa kembali masker yang Anda miliki.
Perhatikan setiap sudut dan pastikan tidak ada kotoran atau kerusakan pada
masker tersebut. Pastikan keadaan masker bersih serta kering untuk
menghindari zat-zat yang tidak diinginkan. Jika Anda menemukan cacat
atau kotoran, segera buang masker tersebut dan ganti dengan masker yang
baru.
3. Pakai pada sisi yang tepat
Perhatikan masker yang akan Anda gunakan. Bagian berwarna putih
adalah bagian dalam masker, yang akan menempel pada kulit Anda. Untuk
keperluan kesehatan, pastikan Anda memasangnya dengan sisi yang tepat.
4. Atur bentuk masker
Masker kesehatan dilengkapi dengan bagian keras di atasnya. Bagian ini
berguna agar Anda dapat menyesuaikan masker tersebut dengan lekukan
hidung Anda. Tekan dengan lembut hingga bagian atas ini menempel pada
bagian hidung sehingga masker menutup dengan sempurna, kemudian
tarik bagian bawah masker hingga menutupi bagian bawah dagu Anda.
Jangan lupa untuk memasang bagian samping dengan tepat. Terdapat
beberapa jenis pengait yang ada pada masker. Misalnya seperti karet yang
dipasang di telinga, kemudian tali yang diikat di belakang kepala. Pilih
yang paling sesuai dan nyaman digunakan.
5. Buang setelah sekali pakai
Masker kesehatan semacam ini dimaksudkan untuk sekali pakai. Sehingga
setelah selesai dipakai, sebaiknya Anda membuang dan menggantinya
dengan yang baru. Jangan gunakan masker berulang untuk menghindari
gangguan yang tidak diinginkan. Buang pada tempat tersendiri dan
pastikan masker tersebut tidak bisa digunakan lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kemenkes RI.2018.Materi Inti 3


Manajemen Penanggulangan Tuberkulosis.Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Kemenkes RI.2019.Panduan
Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2019.Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI
Upahita,Dhamar.2016. Cara Memakai Masker yang Benar.
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/cara-memakai-masker-
wajah/ diunduh 7 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai