Modul 5 Skenario 1 Ikgk 4 - PBL 6
Modul 5 Skenario 1 Ikgk 4 - PBL 6
SKENARIO 1
PBL 6
KELAINAN CELAH BIBIR
DEFINISI KELAINAN
CELAH BIBIR
❏ Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 6th ed. St. Louis, Missouri:
Elsevier Ltd; 2014.
❏ Geneser K M and Allareddy V. Cleft Lip and Palate, p 77.
cleft lip and palate
•Complete / Extending from the Vermilion Unilateral/Bilateral complate / incomplete unilateral/ bilateral
Border to the Floor of the Nose / Incomplete
Clefts of the Lip
Non-syndromic cleft L/P hubungan kompleks multifaktorial etiologi dari interaksi gen-
gen dan gen-lingkungan.
Faktor lingkungan yang mungkin:
○ Merokok
○ Defisiensi asam folat
○ Alkohol
○ Konsumsi obat-obatan teratogenik→ retinoid, kortikosteroid,
antikonvulsan
○ Terpapar zat kimia
○ Hipoksia
○ Defisiensi Nutrisi
○ Radiasi
○ Virus
Jenis cleft:
● Isolated cleft: cleft muncul tidak berhubungan dengan syndrome (tidak ada masalah
kesehatan lain)
● Syndromic cleft: cleft muncul akibat adanya birth disorder ataupun syndrome
syndrome (terdapat masalah kesehatan lain). Syndrome yang sering berasosiasi
dengan cleft antara lain:
○ Stickler’s syndrome
○ Van der Woude’s Syndrome
○ DiGeorge Syndrome
Risiko memilki anak dengan cleft berbeda pada setiap keluarga. Faktor yang mempengaruhi:
● Jumlah anggota keluarga dengan cleft
● Seberapa dekat hubungan keluarga dengan yang memiliki cleft
● Jenis kelamin anggota keluarga dengan cleft
● Tipe cleft yang diderita
Embriologi
James Hupp - Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 7th ed
https://web.duke.edu/anatomy/embryology/craniofacial/craniofacial.ht
ml
Embriologi
Minggu ke 5
● Pertumbuhan lateral dan medial nasal prominence
yang cepat
● Lateral nasal prominence membentuk alae nasi
● Medial nasal prominence membentuk:
1. Tengah hidung
2. Tengah bibir atas
3. Tengah maksila
4. Primary palate
● Maxillary prominence mendekat ke arah lateral dan
medial nasal swellings.
Minggu ke 6-7
● Maxillary prominence terus tumbuh ke arah
medial dan menekan medial nasal prominence
ke midline
● Bagian luar: 2 maxillary prominence dan 2
media nasal prominence membentuk bibir atas
● Bagian dalam:
○ 2 media nasal prominence membentuk
intermaxillary segment
○ 2 maxillary prominence membentuk 2
palatal shelves
● Intermaxillary segment terdiri dari :
○ Bagian labial → membentuk philltrum
bibir atas
○ Bagian rahang atas → membentuk
alveolus gigi insisif
○ Bagian palatal → membentuk segitiga
primary palate
● Frontal prominence membentuk nasal septum
Minggu ke 7-10
● Maxillary prominence membentuk lateral bibir
● 2 Palatal shelves berfusi membentuk secondary
palate:
○ 2/3 palatum durum
○ Palatum molle
○ Uvula
● Anterior palatal shelves berfusi dengan segitiga
primary palate membentuk foramen insisivus
● Cleft lip terjadi jika:
kegagalan fusi
antara media nasal
prominence dengan
maxillary
prominence.
● Periksa riwayat keluarga, identifikasi jika terdapat anggota keluarga lainnya yang
memiliki celah bibir, celah palatum, atau celah bibir dengan palatum.
● Perhatikan keparahan dan sifat anomali serta latar belakang ras dan etnis keluarganya.
● Tanyakan penggunaan obat-obatan, tembakau, dan alkohol, serta catat waktu, durasi,
dan dosis tiap pemaparan obat teratogen selama kehamilan
Prenatal Diagnosis
● three-dimensional (3D) ultrasonography and genetic tests untuk skrining birth defect
dan intrauterine cleft lip dapat dilakukan
● transvaginal ultrasonografi dapat dilakukan pada minggu ke-11, sedangkan
transabdominal ultrasonografi dapat dilakukan pada usia kandungan minggu 16-20
● ada beberapa faktor yang mempengaruhi keakuratan ultrasound:
○ kecanggihan peralatan
○ pengalaman dan keterampilan
○ usia kandungan
○ posisi bayi
○ jumlah cairan ketuban
○ struktur tubuh ibu
○ tingkat keparahan cleft
General Assessment
● Setiap anak yang lahir dengan CL / P harus dinilai secara menyeluruh dengan
pemeriksaan fisik lengkap dan tes diagnostik yang diperlukan untuk memeriksa
kelainan sistemik terkait, termasuk kelainan jantung bawaan, ginjal, atau saluran
napas.
● Jika anak dilahirkan di fasilitas nonmedis atau rumah sakit kecil, mereka harus dirujuk
ke rumah sakit tersier dengan spesialis atau tim kraniofasial untuk evaluasi lebih lanjut.
● Penilaian jalan nafas yang tepat, dan konseling untuk nutrisi dan pemberian makanan
harus segera dimulai.
Pemeriksaan Klinis
● Penilaian terhadap ukuran, bentuk, simetris, dan penampilan umum dari kepala
● Observasi wajah, periksa kesimetrisan mata, hidung, dan mulut ketika bayi sedang
diam maupun sedang menangis.
● Perhatikan apakah ada ciri atipikal dan evaluasi terhadap asimetri.
● Nilai jarak antara mata dan lebar nasal bridge.
➢ Ketika mengevaluasi mulut :
■ Perhatikan panjang filtrum dan ukuran mulut, lidah, dan rahang.
■ Mulut harus berada di midline wajah dan terlihat simetris, serta proporsional dengan
lidah dan dagu.
■ Lidah terbentuk sempurna, continuous, dan tanpa garis luka atau irregularitas.
■ Celah bibir dapat terlihat jelas, dengan variasi dari celah kecil hingga separasi total ke
atas mencapai dasar hidung.
➢ Periksa permukaan dalam dari bibir atas :
■ Identifikasi letak frenulum→ apakah normal atau mengalami anomali seperti
ankyloglossia. Biasanya ankyloglossia berkaitan dengan mikrognatia, makroglossia, dan
celah palatum.
➢ Periksa palatum bayi secara visual :
■ Palpasi palatum keras dan lunak untuk melihat adanya celah palatum dengan jari yang
dilapisi glove.
➢ Periksa audiologi:
■ Cek abnormalitas pendengaran apakah ada risiko infeksi telinga tengah rekuren karena
anatomi dan fungsi abnormal dari saluran eustachius yang dapat menyebabkan
kehilangan pendengaran
➢ Periksa airway:
■ Pada bayi dengan celah palatum, lidahnya dapat terjatuh ke celah dan menghambat
jalan nafas bayi. Bayi dengan celah palatum ini membutuhkan oropharyngeal airway
untuk mengatasi hambatan jalan nafasnya
Speech Evaluation
● Evaluasi bicara dilakukan dengan dua tujuan yaitu identifikasi masalah dan
menentukan terapi yang tepat. Seseorang dengan celah palatum biasanya terjadi
hipernasalitas.
● Periksa pasien dengan pertama-tama mendengarkan suaranya terlebih dahulu
daripada pemeriksaan visual untuk menghindari bias. Hal yang dapat ditemukan
melalui evaluasi ini adalah velopharyngeal insuffciency (VPI).
● Masalah komunikasi sangat umum terjadi pada individu dengan celah bibir dan
palatum. Kelainan komunikasi pada celah palatum bersifat atipikal, kompleks, dan
dapat menyebabkan :
○ Penundaan perkembangan bicara dan bahasa
○ Kelainan artikulasi
○ Kelainan suara akibat hiperfungsi laringeal
○ Kelainan resonansi dan aliran udara nasal akibat VPI.
Diagnosis Hipernasalitas
Hipernasalitas adalah gangguan kualitas suara yang dapat ditemukan saat produksi suara
ketika berbicara. Pada pemeriksaannya pasien diminta untuk mengucapkan test words
seperti “BEAT, BAT, BOOT, BOUGHT”. Keempatnya dievaluasi dengan cara menggunakan
listening tube dan cul-de-sac test :
● Listening tube
○ berguna untuk memeriksa keberadaan nasalitas
○ Ujung tube satunya diletakkan di hidung pasien dan ujung satu laginya diletakkan di telinga
pemeriksa.
○ Pasien diminta untuk mengucapkan test words di atas dan kalimat seperti “buy baby a Bib”.
● Cul-de-sac test
○ Pasien diminta untuk mengucapkan test words dua kali.
○ Pertama kali pasien melakukan tanpa dijepit/ditutup lubang hidungnya, sedangkan kedua kali
dilakukan dengan dijepit/ditutup.
○ Jika terdapat perbedaan antara keduanya maka menjadi indikator positif resonansi hipernasal.
Diagnosis Emisi Udara Nasal
Emisi udara nasal adalah kehilangan aliran udara melalui kavitas nasal saat berbicara sebagai
akibat dari VPI . VPI dapat diindikasikan pada pasien yang mendengus atau meringis ketika
berbicara. Nasal flaring (terjadi ketika lubang hidung melebar saat bernapas) merupakan
penanda positif keberadaan VPI.
Untuk menentukan efek emisi udara nasal saat artikulasi bicara, lubang hidung dapat ditutup
untuk mengeliminasi keluarnya udara nasal. Pasien diminta mengucapkan huruf „p‟, „t‟, atau
„s‟. Jika aliran udara nasal meningkat cukup banyak, dapat diduga/ asumsikan bahwa VPI
mungkin mengganggu tekanan artikulasi suara.
Radiologi
Pharoah. Oral Radiology Principles and Interpretation 5th ed. Mosby. 2004. pg 608
DD PADA KASUS
KELAINAN CELAH BIBIR
● Isolated cleft → celah bibir yang tidak berhubungan dengan kelainan lain
● Syndromic cleft → berhubungan dengan kelainan lain atau birth disorder atau
sindrom lain
● Non-syndromic cleft → multifactorial, gangguan pada saat perkembangan janin
PRINSIP SEBELUM
TINDAKAN BEDAH PADA
KELAINAN CELAH BIBIR
untuk memperbaiki celah dan berhubungan
❏ Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 6th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Ltd; 2014.
❏ Geneser K M and Allareddy V. Cleft Lip and Palate, p 77.
❏ Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry, 4th ed. Mosby Elsevier, Edinburgh. 2013, 461
❏ Peterson’s Principle of Oral and Maxillofacial Surgery, B.C Becker
❏ McDonald and Avery Dentistry for the Child and Adolescent, 9th edition, 621
Cheilorraphy → Cheilo (bibir), rhaphy (junction)
● Margin celah diinsisi dari ujung posterior palatum keras hingga setidaknya distal end dari uvula
Soft Palate Closure
Urutan prosedur :
Terkadang, palatum lunak terlalu pendek sehingga sulit untuk menciptakan artikulasi
dinding faringeal = perlu peningkatan panjang palatal, dapat dilakukan dengan :
Daerah tulang yang terekspos karena lateral releasing incisions dibiarkan sembuh dengan secondary
intention.
Aspek superior dari palatal flap akan mengalami re-epitelisasi dengan respiratory ephitelium
karena permukaan ini merupakan lapisan dasar hidung.
Soft Palate Closure
● Jika memungkinkan, dianjurkan untuk melakukan two layer closure:
● mukosa nasal dari dasar hidung, dinding lateral, dan area septal dimobilisasi dan dijahit
bersamaan,
● penutupan oral.
● Jika vomer (tulang pemisah kavitas nasal kiri dan kanan) panjang dan menempel pada
palatal shelf yang ada di sisi yang tidak memiliki celah, flap mukosa dinaikkan dan dijahit
ke jaringan palatal pada sisi yang ada celah —> teknik Vomer Flap
● Apabila defek alveolar cleft tidak dikoreksi, dapat berpotensi menyebabkan fistula oronasal
residual dan kontinuitas tulang alveolar tidak adekuat.
● Hal ini dapat menyebabkan masalah-masalah sebagai berikut :
● Cairan dari rongga mulut dapat keluar melalui kavitas nasal.
● Sekresi nasal dapat keluar melalui kavitas oral.
● Gigi dapat erupsi menuju celah alveolar.
● Kolaps pada segmen alveolar.
● Jika celah besar, dapat menyebabkan gangguan bicara.
Keuntungan : Waktu yang tepat :
● Menyatukan segmen alveolar. ● Biasanya ketika usia pasien 6-10 tahun
● Mencegah kolaps dan konstriksi lengkung gigi. karena sebagian besar pertumbuhan maksila
● Menyediakan dukungan untuk gigi geligi di sekitar sudah terjadi
celah maupun gigi yang akan erupsi di daerah tersebut. ● Ketika caninus permanen belum erupsi
● Penutupan fistula oronasal sehingga membantu (terbentuk 1/2 – 2/3 bagian) = agar
memisahkan rongga mulut dengan kavitas memperoleh periodontal support yang baik.
nasal. ● pada waktu berdekatan dengan erupsi gigi
● Mendukung penempatan protesa lepasan. insisif sentral maksila.
● Sebagai fondasi yang solid bagi bibir dan dasar hidung ● Ekspansi ortodontik dapat dilakukan
jadi idealnya graft diberikan sebelum ataupun sesudah prosedur ini.
sebelum perbaikan celah pada hidung.
Prosedur Bedah:
● Prosedur yang dilakukan setelah initial repair, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan bicara ataupun
memperbaiki defek residual.
● Salah satu tindakan yang sering dilakukan adalah pharyngeal flap procedure.
● Dilakukan agar tidak terjadi komunikasi antara kavitas nasal dan oral.
● Mukosa dan otot faringeal dari dinding posterior faringeal diletakkan pada aspek superior dari palatum lunak.
● Defek pada dinding posterior faringeal dibiarkan bisa ditutup dengan jahitan atau dibiarkan healing dengan
secondary intention.
● Saat ini ada juga material biokompatibel yang dapat dijadikan implan dinding faringeal posterior.
Penanganan Cleft
● Celah bibir kemudian diperbaiki pada usia 3-6 bulan setelah Infant Orthopedic
Treatment.
● Lip Adhesion dapat dilakukan untuk meminimalisir labial tension pada saat prosedur Lip
Repair.
● Secara umum, prosedur ini harus mengikuti Rule of 10s yaitu anak harus memiliki berat
minimal 10 pounds, memiliki level hemoglobin lebih dari 10 g/dL, dan berusia minimal 10
minggu sebelum dilakukan intervensi bedah.
Palatal repair
● Celah palatum diperbaiki pada usia 9-18 bulan, seringnya pada usia 1 tahun.
● Perbaikan palatum yang lebih awal memiliki keuntungan yaitu perkembangan berbicara
yang lebih baik, namun dapat menghambat pertumbuhan maxilla yang seharusnya,
sehingga menyebabkan maloklusi dan estetik wajah yang bekurang.
● Namun, perbaikan palatum yang terlambat (setelah 18 bulan) akan memberikan dampak
negatif pada perkembangan bicara, walaupun disertai pertumbuhan maxilla yang normal.
● Dalam menentukan waktu yang tepat, diperlukan pertimbangan yang menyeluruh yang
melibatkan seluruh tim multidisiplin.
Velopharyngeal Surgery
● Jika perkembangan berbicara di bawah dari level optimal, maka dapat dilakukan
Velopharyngeal Surgery pada usia 2,5-3 tahun.
● Prosedur ini dilakukan oleh dokter bedah plastik, otolaryngologist anak, atau dokter
gigi Sp.BM yang telah terlatih dalam bidang anak.
Maxillary Expansion
● Dilakukan sebelum melakukan alveolar bone graft untuk menjaga bentuk lengkung yang baik dan
menyediakan akses yang cukup untuk melakukan prosedur bone graft.
● Dapat dilakukan oleh dokter gigi anak atau orthodontist dengan menggunakan beberapa jenis alat.
Alveolar Bone Grafting
❏ Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 6th ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Ltd; 2014.
❏ Geneser K M and Allareddy V. Cleft Lip and Palate, p 77.
❏ McDonald and Avery Dentistry for the Child and Adolescent, 9th edition, 621
Multidisciplinary Teamwork
● The dental specialties (orthodontics, oral surgery, pediatric dentistry, and prosthodontics)
● The medical specialties (genetics, otolaryngology, pediatrics, plastic surgery, and psychiatry)
● Allied health care fields (audiology, nursing, psychology, social work, and speech pathology)
Anggota tim harus berkomunikasi secara efektif di antara mereka sendiri, dengan anak dan orang tua, dan
dengan dokter perawatan primer dan dokter gigi. Individu di tim harus menghormati satu pendapat lain dan
fleksibel dalam perencanaan dan pelaksanaan terapi.
Dental Specialist
Terdapat beberapa gangguan yang dapat timbul akibat dari cleft palate seperti :
○ gigi yang loss biasanya adalah Insisivus lateral dan kaninus ( I2 & C), disebabkan karena
proksimitas dari celah bibir
○ Gigi lainnya juga bisa mengalami deformasi morfologi dan hipomineralisasi
● Lebih sering terjadi Maloklusi Angle Kelas III (Retrusi Maksila/ Pseudognathisme), yang umumnya
diinisiasi oleh :
○ Orthodontik
○ Trauma saat operasi penutupan cleft dan hasil fibrosis, yang membatasi pertumbuhan maksila dalam 3 bidang
(retrusi, konstriksi, dan vertical underdevelopment)
○ Unilateral palatal clefts – collapse pada sisi cleft menuju ke pusat palatum, menyebabkan rahang menjadi
sempit/kecil.
○ Bilateral palatal cleft – collapse pada 3 segmen atau terjadi penyempitan (konstriksi) segmen posterior dan
penonjolan (protusi) segmen anterior.
Gangguan Maloklusi
● Apabila cleft meluas hingga dasar hidung, tulang rawan alar pada sisi
itu akan melebar, dan columella hidung (jembatan berupa jaringan yang
memisahkan lubang hidung di dasar hidung) akan terdorong ke sisi
noncleft.
● Koreksi bedah ditunda hingga semua cleft dan masalah terkait telah
diperbaiki. Hal ini karena koreksi defek cleft alveolar dan retrusi
tulang maksila akan mengubah fondasi tulang hidung
Gangguan Pemberian Asupan Makanan
● Bayi dengan cleft palate dapat menelan secara normal apabila makanan
telah mencapai hypopharynx namun mengalami kesulitan dalam menghisap
ASI atau botol susu karena otot tidak berkembang atau tidak berorientasi
dengan benar.
● Hal ini karena otot levator veli palatini dan tensor veli palatini (berasal langsung dari atau di dekat auditory
tube) yang normalnya masuk ke dalam otot pada sisi yang berlawanan menjadi unattached, karena palatum
lunak mengalami cleft.
● Pada anak dengan cleft palate, telinga tengahnnya harus di-“lubangi” dengan otorhinolaryngologist,
○ menciptakan lubang melalui aspek inferior dari membran timpani dan menyisipkan tabung plastik kecil
sehingga dapat dilakukan drainase keluar telinga bukan ke nasofaring (miringotomy).
Kesulitan Berbicara
● Masalah yang dapat dialami dapat berupa retardasi bunyi konsonan (p, b, t, d, k, dan g)
○ Dinding posterior dan lateral faring pada penderita cleft memiliki mobilitas yang tinggi dan cenderung
menyempitkan jalur antara orofaring dan nasofaring selama berbicara.
○ Posisi dan postur lidah pada penderita cleft juga mengalami kompensasi menjadi pengatur udara yang lewat
dari laring menuju area faringeal.
○ Otot superfisial di sekitar hidung penderita cleft mengalami kompensasi sebagai pembatas jumlah udara yang
keluar dari rongga hidung.
● Pada pasien cleft palate, terjadi gangguan pada mekanisme velopharyngeal (mekanisme palatum lunak dan keras dalam
melakukan kontrol jalan udara ke dari orofaring ke nasofaring untuk menghasilkan speech yang jelas)
Kesulitan Berbicara
Gangguan Estetika
● Terdapat defek bibir, deformitas nasal, hipoplasia dan collapse pada maksila. Bibir dapat diperbaiki pada
masa awal anak-anak. Jika terdapat luka (scar) yang tidak estetik, dapat diperbaiki saat masa pubertas.
● Defek nasal diperbaiki secara primer selama bedah bibir primer dan bedah perbaikan sekunder dilakukan
setelah hipoplasia skeletal diperbaiki.
● Kombinasi perawatan ortodontik, bedah ortodontik, dan distraksi dibutuhkan untuk memperbaiki hipoplasia
maksila yang berkembang setelah perbaikan palatal. Missing teeth bisa digantikan menggunakan implant.
CARA PEMELIHARAAN
RONGGA MULUT
SETELAH PERBAIKAN
KELAINAN CELAH BIBIR
● https://www.dartmouth-hitchcock.org/plastic_surgery/post_op_cleft_palate_repair.html (diakses pada tanggal 7 April 2019 Pukul 06.00 WIB)
● https://www.nationwidechildrens.org/family-resources-education/health-wellness-and-safety-resources/helping-hands/cleft-palate-repair-
instructions-after-surgery (diakses pada tanggal 7 April 2019 Pukul 06.00 WIB)
● https://www.seattlechildrens.org/pdf/pe153.pdf (diakses pada tanggal 7 April 2019 Pukul 06.00 WIB)
● https://www.rch.org.au/uploadedFiles/Main/Content/plastic/Cleft%20palate%20repair%20postoperative%20information.pdf (diakses pada
tanggal 7 April 2019 Pukul 06.00 WIB)
Pemeliharaan Rongga Mulut Pasca-Bedah
Cleft Palate
Terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam memelihara area pasca-bedah cleft palate
pada anak. Di antaranya adalah sebagai berikut :
● Muncul „Dressing Material‟ dan warna kekuningan/ keabuan yang menandakan proses healing pada area pasca-bedah
● Muncul sedikit darah di dalam mucous atau saliva (ludah) berwarna pink selama beberapa hari
● Terdapat drainase mucous jernih dari hidung (sebelum operasi, mucous selalu mengalir langsung ke rongga mulut)
● Terdapat pembengkakan pada area cleft palate yang menyebabkan anak ‘mendengkur dan suara congestive’ selama
beberapa minggu
● Setelah cleft palate surgery, akan terlihat bentuk ‘stitches’ (jahitan) pada palatum anak
○ Boneka/ mainan dari kayu, logam, atau plastic (pasien biasanya suka menggigit mainan)
○ Sedotan minum
○ Thermometer
○ Sikat gigi
Proteksi Selama Proses Healing Repair
Pasca-Bedah Cleft Palate
● Lakukan pemantauan tangan pasien dengan menggunakan alat hand-mitten (sarung tangan)/ arm splint
selama 2 minggu/ 10 hari :
○ Agar pasien tidak menaruh tangan & jari nya ke dalam mulut
○ Agar pasien tidak menaruh barang keras (hard object)/ mainan/ boneka ke dalam mulutnya
○ Dapat dilepas ketika pasien akan mandi/ situasi tertentu (co : emergency)
Perawatan Dental Pasca-Bedah Cleft
Palate
○ Mengusapkan gigi dan gingiva dengan air yang dicampur dengan gauze-pad
○ Selalu minum air putih setiap setelah makan untuk membersihkan rongga mulut
Diet/ Konsumsi Makanan
Ada beberapa hal yang perlu dihindari Makanan yang disarankan dalam pemberian asupan pasien :
● Biscuit ● Bubur
● Roti ● Mashed food (contoh : mashed potato)
● Kerupuk/ keripik ● Pudding
● Sereal ● Makanan bayi
● Makanan keras lainnya ● Makanan bertekstur lembut lainnya
● Makanan/ minuman panas ● Menggunakan sendok dengan sangat hati-hati (tidak
● Makanan yang merangsang pasien untuk mengunyah menyentuh area pasce-bedah)
(crunchy, biji-bijian, grains, pulp, atau skin)
● Empeng/ pacifier
● Botol minum olahraga
● Sedotan
● Garpu
● Pasien makan sendiri (harus disuapi)
Diet/ Konsumsi Makanan
Tahapan dalam pemberian asupan nutrisi pada pasien pasca-bedah cleft palate.
○ Soft cereal
○ Gelatin
○ Bubur
○ Makanan bayi
Obat Analgesic Pasca-Bedah Cleft Palate
● Penting untuk pasien untuk konsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter. Pasien pasa-bedah cleft palate akan
merasakan rasa nyeri (mild to moderate pain) selama beberapa hari.
● Terdapat beberapa obat analgesic yang biasa digunakan untuk meredakan rasa nyeri tersebut dalam sediaan cair
seperti :
○ Lortab (Hydrocodone/acetaminophen)
○ Tyenol (acetaminophen)
○ Motrin (ibuprofen)
○ Advil (ibuprofen)
Obat Analgesic Pasca-Bedah Cleft
Palate
Prescription Narcotic Medicine (Lortab) Over-The-Counter Medicine
● Mengandung zat narkotik hydrocodone ● Dapat berupa Tylenol (asetaminofen) dan Motrin/ Advil
(ibuprofen)
● Dapat digunakan setiap 6 jam
● Idealnya tidak boleh dikonsumsi secara bersamaan
● Memiliki efek konstipasi dalam selang waktu 6 jam
● Jangan berikan lortab bersamaan dengan ● Dapat digunakan bersamaan dengan
obat-obatan lain dalam selang waktu 6 jam mempertimbangkan waktu pemberian dan pemberian
seperti Asetaminofen, Ibuprofen, Obat batuk dosisnya masing-masing
dan demam lainnya
○ Obat pertama dikonsumsi pada jam pertama
● Sebisa mungkin ganti penggunaan Lortab
dengan Tylenol ○ Obat kedua dikonsumsi setelah 3 jam konsumsi
obat pertama
Obat Analgesic Pasca-Bedah Cleft
Palate
Menghubungi Tenaga Medis Apabila
Ada Keluhan Pasca-Bedah Cleft Palate
Hubungi tenaga medis/ rumah sakit apabila terjadi tanda-tanda dan gejala khusus pada pasien
pascabedah cleft palate apabila :
● Merupakan gabungan dari kualitas diet (pola makan) dan aktivitas fisik maupun biologis
yang dibutuhkan untuk mempertahankan hidup.
● Menurut Navia, nutrisi adalah '' ilmu kompleks yang tidak hanya melibatkan makanan
dan diet, tetapi juga memanfaatkan prinsip-prinsip dari biokimia, genetika, imunologi,
fisiologi, dan biologi molekuler untuk menangani proses penggabungan ke dalam
senyawa-senyawa penting tubuh dari lingkungan trofik yang tidak dapat disintesis oleh
jaringan manusia. ''
Kualitas Diet
Seringkali diekspresikan dalam istilah sumber makanan agrikultur atau industri, kandungan
gizi, daya tarik organoleptic (keiinginan untuk mengkonsumsi), ragam, dan kecukupan. Makanan
dan bahan makanan adalah senyawa kimia yang dikonfigurasi oleh alam atau diformulasikan
oleh proses buatan manusia untuk meniru alam.
Status Nutrisi
UNDERNUTRITION
● Ketidakcukupan gizi/nutrisi, serta malabsorpsi, gangguan
pemanfaatan/ penggunaan (organ) yang terganggu, atau
peningkatan ekskresi nutrisi, dapat menyebabkan kekurangan gizi
(Undernutrition)
KOMPONEN, SUMBER,
DAN MANFAAT
Touger-Decker R, Sirois DA, and CC Mobely. Nutrition and
Oral Medicine.
Komponen
Sumber gizi dapat dibagi kepada dua jenis, yaitu makronutrien dan mikronutrien.
➔ Makronutrien adalah zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang besar untuk
memberikan tenaga secara langsung yaitu protein, karbohidrat, dan lemak. Disebut juga
sebagai Nutrisi Dasar
➔ Mikronutrien adalah zat yang penting dalam menjaga kesehatan tubuh tetapi hanya
diperlukan dalam jumlah yang sedikit dalam tubuh yaitu vitamin yang terbagi atas
vitamin larut lemak, vitamin tidak larut lemak, air, elektrolit, dan mineral.
Karbohidrat
➔ Lemak adalah senyawa-senyawa heterogen yang bersifat tidak larut dalam air
(hidrofobik). Lemak juga termasuk dalam sumber energi manusia selain bertindak sebagai
koenzim bagi vitamin larut lemak (Champ and Harvey, 2005).
➔ Lemak juga berfungsi sebagai sumber energi yang menghasilkan 9 Kkal untuk setiap gram
yaitu kira-kira tiga kali besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam
jumlah yang sama. Lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar.
➔ Lemak disimpan sebanyak 50% di subkutan, 45% di sekeliling organ dalam rongga perut
dan 5% di jaringan intramuskuler
Vitamin
Vitamin
Air
➔ Air merupakan nutrisi yang penting, lebih penting daripada nutrisi lainnya. Air dibutuhkan dalam jumlah yang
terbesar, yaitu sekitar 2-3 liter per hari. Sebagai senyawa yang paling melimpah di dalam tubuh, air bertindak
sebagai media di mana sebagian besar reaksi metabolik terjadi, dan juga berpartisipasi dalam beberapa reaksi
(misalnya, reaksi hidrolisis). Fungsi air pada metabolisme tubuh lainnya antara lain :
● Membawa nutrien dan waste products ke seluruh tubuh
● Menjaga struktur molekul besar seperti protein dan glikogen
● Berpartisipasi dalam reaksi metabolisme.
● Berfungsi sebagai pelarut untuk mineral, vitamin, asam amino, glukosa, dan banyak molekul kecil lainnya
sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan metabolic
● Bertindak sebagai pelumas dan bantal di sekitar sendi dan di dalam mata, sumsum tulang belakang, dan
pada kehamilan, kantung ketuban yang mengelilingi janin dalam kandungan
● Alat regulasi suhu tubuh normal, seperti penguapan keringat dari kulit menghilangkan kelebihan panas dari
tubuh
● Menjaga volume darah
Elektrolit
● Elektrolit merupakan substansi yang mengandung ion bebas yang berperan sebagai media
konduktor listrik. Biasanya, elektrolit berada pada suatu larutan, sehingga kadang disebut juga
sebagai ionic solutions. Akan tetapi, elektrolit juga mungkin terdapat dalam bentuk molten atau
solid.
Mineral
Mineral mirip seperti vitamin, yaitu molekul esensial yang bebas kalori. Akan tetapi, mineral adalah
molekul anorganik. Komposisi mineral sekitar 4% dari total massa tubuh. Mineral berfungsi untuk
menginisiasi berbagai fungsi biologis dan membantu mengatur reaksi enzimatik.
● Mineral trace elements dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti : besi, seng, yodium, selenium,
tembaga, mangan, fluoride, kromium dan molibdenum.
● Major mineral antara lain natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfat.
MANIFESTASI ORAL
AKIBAT MALNUTRISI
ASUPAN NUTRISI YANG
BAIK UNTUK KESEHATAN
RONGGA MULUT
Asupan yang baik diperlukan
untuk menjaga kesehatan
mulut
Nutrisi yang tidak baik dan
kebiasaan buruk dapat
menimbulkan penyakit mulut
1. Vitamin
a. Folat dan vitamin B kompleks
· Folat (Vit B9) merupakan komponen sebuah reaksi biokimia untuk
sintesis DNA dan diperlukan dalam metabolisme asam amino untuk divisi
sel > oleh karena asam folat berperan dalam sintesis asam nukleat dan
pembentukan sel dari fetus, ibu hamil memerlukan banyak asam folat
· Karena Vitamin B biasanya berada pada makanan yang sama, oleh
karena itu istilah yang biasa dipakai adalah Vitamin B kompleks.
Defisiensi B2, B3, B6, dan B12 dapat menimbulkan manifestasi oral:
stomatitis, glossitis, dan ulser mulut. Faktor risiko defisiensi vit B meliputi
umur lebih tua, obat-obatan, pengguna alcohol, sindrom malabsorptif,
dan diet vegetarian dan vegan.
1. Vitamin
b. Vitamin C
· Untuk sintesis kolagen yang digunakan untuk menggantikan porsi
protein dari gigi dan tulang dan sebagai scaffold structural saat terjadi
mineralisasi dari gigi dan tulang. Kolagen diperlukan untuk pembentukan
dentin, pulpa, sementum, jaringan periodontal, pembuluh darah gingiva,
jaringan ikat, dan ligamen periodontal
· Kekurangan vitamin C menyebabkan scurvy (sariawan). Gejala
awalnya meliputi inflamasi pada gingiva
· Semua buah dan sayuran mengandung vitamin C tetapi yang
mengandung vitamin C tertinggi adalah buah jeruk, berry, brokoli, dan
lada merah.
Beberapa Obat-obatan yang berkaitan
dengan defisiensi Vitamin B dan C,
Kalsium dan Magnesium
1. Vitamin
c. Vitamin A
· Komponen penting untuk menjaga membrane mukosa,
kelenjar saliva, dan gigi.
· Studi pada hewan menunjukkan defisiensi vitamin A
menyebabkan: tooth brittleness, degenerasi kelenjar
saliva, dan peningkatan risiko karies
· Vitamin A dapat memberikan efek protektif melawan
celah bibir.
1. Vitamin
d. Vitamin D
· Berperan penting dalam absorpsi kalsium, fosfor, dan magnesium
dalam usus, dan membantu dalam mineralisasi tulang dan gigi.
· Defisiensi vitamin D berkaitan dengan hipoplasia enamel dan dentin
· Defisiensi vitamin D pada saat pembentukan gigi dapat
menyebabkan erupsi yang tertunda, kehilangan lamina dura dan
sementum, yang dapat menimbulkan kehilangan gigi.
· Beberapa faktor risiko defisiensi vitamin D: umur yang lebih tua,
tinggal pada daerah tinggi, obat-obatan, penyakit ginjal, dan diet vegan
· Makanan bervitamin D: produk susu dan biji-bijian
2. Mineral
a. Kalsium dan Fosfor
❖ Mineralisasi protein matriks dengan deposisi hidroksiapatit memberikan compressive
strength pada gigi dan tulang, Hidroksiapatit yang tersusun dari kalsium dan fosfor
adalah komponen penting pada dentin dan enamel.
❖ Kekurangan asupan kalsium saat kehamilan dapat menyebabkan kelainan pada
tulang, kalsifikasi gigi yang tidak selesai, malformasi gigi, dan lebih rentan terhadap
karies saat gigi erupsi.
❖ Pada anak-anak dan dewasa muda, bila kurang asupan kalsium dapat menyebabkan
osteopenia (penurunan densitas dan massa tulang). Apabila dibiarkan, dapat
menyebabkan osteoporosis, yang menyebabkan mobilitas gigi hingga kehilangan gigi.
❖ Defisiensi kalsium berhubungan dengan penyakit periodontal yang lebih severe.
❖ Faktor risiko defisiensi kalsium: orang yang lebih tua, wanita postmenopause, individu
dengan lactose intolerance, dan vegan.
2. Mineral
b. Fluoride
· Ditemukan pada semua tanah, air, tanaman, dan hewan.
· Berfungsi untuk meng-katalis gabungan kalsium dan fosfat
menjadi enamel dan mengubah dirinya menjadi enamel saat
mineralisasi, yang menghasilkan fluorapatite
· Dapat menggunakan konsumsi air berfluoride dan pasta gigi
berfluoride
· Suplemen diet direkomendasikan sebagai tambahan dari pasta
gigi, varnish, dan obat kumur apabila suplai air tidak terfluoridasi.
3. Nutrisi lain
a. Karbohidrat
· Sebagai sumber energi dan cadangan energi.
· Digunakan juga untuk pertumbuhan patogen dalam mulut
· Konsumsi karbohidrat pada porsi yang tepat digunakan untuk menyediakan energi yang cukup
untuk individu dan menjaga flora normal oral. Jika terlalu banyak, karbohidrat akan digunakan
untuk produksi energi bakteri, dan menumbuh-kembangkan bakteri dalam mulut.
· Bakteri S. mutans, Lactobacillus sp., dan S. sanguinis memetabolisme karbohidrat dan
menghasilkan metabolit asam yang menyebabkan penurunan pH kurang dari 5,5 yang dapat
menyebabkan demineralisasi enamel maupun dentin.
· Bakteri biofilm juga dapat terbentuk pada gingiva, yang dapat menyebabkan plaque-induced
gingivitis.
· Makanan asam dan minuman dengan pemanis gula berkontribusi dalam proses demineralisasi.
· Oleh karena itu perlu pengurangan konsumsi gula berlebih.
3. Nutrisi lain
b. Protein
· Nutrisi dasar yang digunakan untuk konstruksi semua jaringan pada tubuh.
· Pada level biokimia, protein kolagen diperlukan untuk formasi dentin, sementum,
ligamen periodontal, gingiva, mukosa oral, dan tulang
· Asam amino diperlukan untuk maintenance dan perbaikan jaringan oral dan formasi
antibody
· Akibat defisiensi protein: struktur gigi yang lemah, degenerasi struktur penunjang gigi,
penyembuhan tertunda, dan resistensi buruk terhadap patogen dalam mulut.
· Defisiensi protein sangat berkaitan dengan malnutrisi protein-energi (kekurangan
asupan kalori dan protein)
· Malnutrisi pada masa awal anak-anak berhubungan dengan hipoplasia enamel, karies
pada gigi susu, dan tertundanya tanggalnya gigi susu.
Beberapa
sumber
makanan
HUBUNGAN NUTRISI
SAAT KEHAMILAN
DENGAN TERJADINYA
KELAINAN RONGGA
MULUT PADA ANAK
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, asupan nutrisi yang
cukup diperlukan, khususnya
pada saat kehamilan. Defisiensi
nutrisi tertentu dapat
menyebabkan defek pada bayi.
Efek defisiensi
nutrisi pada bayi
terhadap
perkembangan
gigi
NUTRISI YANG HARUS
DIPENUHI SELAMA
PERIODE KEHAMILAN
● Harus punya status nutrisi yang baik dan optimal selama kehamilan karena kehamilan
mempengaruhi perkembangan gigi anak
● Beberapa nutrisi penting yang diperlukan ibu hamil di antaranya adalah sumber kalori
(karbohidrat dan lemak), protein, asam folat, vitamin B12, zat besi, seng, kalsium,
vitamin C, vitamin A, Vitamin D, vitamin B6, dan vitamin E
● Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan bagi janin dalam kandungan adalah DHA,
gangliosida (GA), asam folat, zat besi, EFA, FE dan kolin
Pada masa kehamilan dianjurkan
mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat gizi tertentu sebagai
penunjang kesehatan ibu dan janin
maupun untuk keperluan
perkembangan dan pertumbuhan
http://gizi.fk.ub.ac.id/en/gizi-seimbang-ibu-hamil/
janin. Berikut ini merupakan zat gizi
yang diperlukan ibu hamil:
PENGARUH NUTRISI
TERHADAP TUMBUH
KEMBANG ANAK
● Kebutuhan gizi anak harus tercukupi untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangannya khususnya sampai umur 2 tahun, jika tidak maka pertumbuhan dan
perkembangan dari fisik dan mentalnya akan melambat
● Menurut penelitian, mengkonsumsi diet yang bernutrisi tinggi saat masih bayi dapat
mengurangi faktor risiko dan potensi terkena penyakit saat dewasa nanti
Screening Nutrisi
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker
R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Tujuan Peran Dokter Gigi
Tujuan utama nutrition risk screening adalah untuk 1. Menentukan risiko nutrisi
mengidentifikasi pasien yang mungkin berisiko atau 2. Melakukan pemeriksaan rongga mulut terkait
bahkan berisiko membutuhkan nutrisi, serta dengan defisiensi nutrisi
membutuhkan intervensi diet oleh OHCP (Oral Health 3. Melakukan penatalaksanaan pasien yang berisiko
Care Practitioner) dan/atau dirujuk ke RD (Registered mengalami defisiensi nutrisi
Dietition) atau tenaga kesehatan profesional lainnya 4. Melakukan rujukan atau konsultasi dengan ahli gizi
untuk asesmen dan intervensi lebih lanjut. 5. Mengedukasi pasien perihal modifikasi diet
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Riwayat Pasien
Berat Badan
● Perubahan berat badan yang tidak sengaja → defisiensi nutrisi, kurangnya
uang untuk makan, atau adanya penyakit sistemik
● Perubahan berat badan berhubungan dengan adanya perubahan
kebiasaan makan atau kemungkinan terdapat penyakit sistemik
● Tanyakan kepada pasien, apakah perubahan berat badan disengaja atau
tidak
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Riwayat Medis
Diabetes Penyakit Autoimun
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Riwayat Medis
Kanker
Infeksi HIV
● Radiasi → gangguan rasa, perubahan
kualitas & kuantitas saliva ● HIV → mengubah fungsi sensorik dan
● Kemoterapi → mual, muntah → fungsional rongga mulut
mengganggu status nutrisi
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Medikasi
Pasien harus ditanya mengenai penggunaan
obat yang diresepkan dan obat OTC, serta
penggunaan obat herbal, mineral, vitamin, dan
suplemen makan lainnya.
Medikasi tertentu (resep atau OTC) dapat
mempengaruhi jaringan gingiva, saliva, dan
mulut
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Dietary Supplement
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Pemeriksaan Rongga Mulut
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Eating Disorder
Bulimia
Anoreksia
● Pembengkakan kelenjar saliva
● Bitemporal wasting
● Kemerahan di pangkal tenggorokan
● Penipisan rambut
● Erosi lingual
● Tonjolan tulang
● Sering regurgitasi
SCOFF Questionnaire
1. Apakah anda membuat diri anda muntah karena merasa tidak nyaman kekenyangan?
2. Apakah anda khawatir kehilangan kendali terhadap banyaknya makanan yang dikonsumsi?
3. Apakah anda baru-baru ini kehilangan 15 lb (6,8 kg) dalam waktu 3 bulan?
4. Apakah anda percaya bahwa anda gemuk ketika orang lain mengatakan bahwa anda terlalu kurus?
5. Akankah anda mengatakan bahwa makanan mendominasi hidup anda?
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Osteoporosis
Predileksi
Terdapat hubungan antara osteoporosis
dengan kesehatan mulut, terutama yaitu
1 dari 2 perempuan
mengenai penyakit periodontal
1 dari 8 laki-laki
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
Dietary Habits
24-hours Recall
Referensi:
Touger-Decker R. Approaches to Oral Nutrition Health Risk Screening and Assessment. In: Touger-Decker R, Mobley C, Epstein JB, eds. Nutrition And Oral Medicine. 2nd ed. London: Humana Press; 2014:351-367.
KELAINAN TMJ
PROSEDUR DIAGNOSIS
KELAINAN TMJ
SUBJEKTIF
Yang paling penting untuk ditanyakan adalah Gunakan skala rasa sakit dan analisis visual
KELUHAN UTAMA PASIEN. pasien untuk mendeteksi keparahan gejala yang
dialami pasien.
perdalam mengenai keluhan dan gejala yang pasien
alami dengan informasi seperti : skala yang digunakan :
- Pemeriksaan dental penting untuk melihat ada tidaknya sumber rasa sakit odontogenic yang perlu
di eliminasi. Perlu diperhatikan ada tidaknya wear facets, soreness, mobilitas pada gigi yang
menunjukan pasien memiliki kebiasaan bruxism. Hubungan oklusal dievaluasi, gigi geligi,klasifikasi
dental dan skeletal ditentukan. Klinisi perlu meperhatikan ada tidaknya diskrepansi oklusi sentrik atau
relasi sentrik pada pasien.
OBJEKTIF
Pasien dengan disfungsi dan rasa sakit TMJ jangka panjang akan mengbasilkan manifestasi chronic
pain syndrome behavior. Konpleksitas ini mungkin terkait eksagerasi gejala depresi ataupun depresi
secara jlinis. 10%-20% pasien TMD mencari perawatan terkait masalah psikiatriknya. 1/3 pasien
sudah mulai merasa depresi dari awal kelainan. 2/3 pasien memiliki episode depresif parah.
Gangguan psikiatrik ini terkait komponen somatic dari kebiasaan parafungsional yang menyebabkan
dystonia dan myalgia, serta pasien dengan rasa sakit kronis memiliki insidensi lebih tinggi untuk terjadi
asietas.
Apabila keterbatasan fungsinal dari TMJJ menunjukan gejala pasien depresi, evaluasi psikologi lebih
lanjut perlu dilakukan.
PENUNJANG -
RADIOGRAF
PANORAMIK
INDIKASI INFORMASI DIAGNOSTIK
- Sama seperti pada transfaringeal - Bentuk kepala kondil dan kondisi dari
- Untuk melihat adanya hipo/hiperplasia permukaan artikular dilihat dari aspek lateral
enamel - Perbandingan antara kedua kondil
Closed view
Ukuran dari ruangan dalam sendi (posisi dan bentuk dari
INDIKASI diskus) dan joint space (zona radiolusen di antara kepala
kondil dan fossa glenoid). Perbedaan dari proyeksi
Sindrom rasa sakit akibat disfungsi TMJ dan internal transkranial dan transfaringeal adalah pada transkranial luas
derangement/kekacauan dari sendi yang joint space dapat diamati, sedangkan pada transfaringeal
menghasilkan rasa sakit, clicking, dan limitasi tidak.
pembukaan rongga mulut Pada closed view dapat dilihat :
- Memeriksa posisi dan ukuran dari diskus. - Posisi dari kepala kondilus dalam fossa
- Melihat pergerakan sendi dan batasannya - Kondisi dan bentuk dari fossa glenoid serta articular
eminence dari aspek lateral
- Bentuk dari kepala kondilus dan permukaan artikular dari
AREA YANG TERLIHAT
aspek lateral
- Perbandingan kedua sisi TMJ
Aspek Lateral dari fossa glenoid, articular Open view
eminence, joint space, dan kepala kondil - Pergerakan dan batas bergeraknya kondil
- Derajat pergerakan kedua sisi TMJ
TRANSKRANIAL
TRANSFARINGEAL
INDIKASI INFORMASI DIAGNOSTIK
- Terdapat sindrom rasa sakit pada disfungsi TMJ - Bentuk dari kepala kondil dan permukaan
- Mengetahui adanya penyakit sendi terutama
artikular dilihat dari aspek lateral
osteoarthritis dan rheumatoid artritis
- Untuk menginvestigasi adanya kondisi patologis yang - Perbandingan dari kedua kondil
berhubungan dengan kepala kondil
termasuk kista dan tumor
- Fraktur dari kepala dan leher kondil
- Untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh dari sendi - Ukuran dari joint space
sehingga dapat mengetahui ada atau tidaknya - Posisi dari kepala kondil dalam fossa
abnormalitas/penyakit pada tulang
- Bentuk dan kondisi dari permukaan articulare
- Mengetahui keadaan kondil dan fossa articulare ketika
pasien tidak dapat membuka mulut dari aspek medial dan lateral
- Pemeriksaan fraktur dari fossa articulare dan fraktur - Kondisi dan bentuk dari fossa eminence
intracapsular articulare
- Informasi sendi dari segala sisi
- Posisi dan orientasi dari fragmen pada fraktur
INFORMASI DIAGNOSIK
KONTRAINDIKASI
Informasi dinamis terkait posisi komponen sendi dan diskus
Infeksi akut sendi saat pergerakan
Alergi iodine atau medium kontras. Gambaran static komponen sendi dalam kondisi mulut
tertutup atau terbuka. Disposisi anterior atau anteromedial
dapat terlihat
Integritas diskus, ada tidaknya perforasi.
ARTHOGRAPHY
COMPUTED TOMOGRAPHY
Menunjukan potongan sectional dari sendi dan dapat menghasilkan gambaran jaringan
keras dan lunak dari sendi dari sisi yang berbeda-beda
INFORMASI DIAGNOSIK
INFORMASI DIAGNOSIK
Digunakan ketika:
● Diagnosis dari internal derangemen diragukan
● Sebagai pemeriksaan preoperative sebelum operasi diskus
MRI
ARTHROSKOPI
Memberikan visualisasi langsung yang jelas sebelum tindakan intervensi dilakukan, termasuk :
- Membilas sendi dengan saline
- Memberikan steroid langsung ke sendi
- Divisi Adesi
- Pengangkatan loose bodies disekitar sendi.
Pemeriksaan ini dianggap garis terakhir investigasi sebelum full surgical exploration
JENIS KELAINAN TMJ
(ANKYLOSIS &
DISLOKASI)
ANKYLOSIS
INTRACAPSULAR ANKYLOSIS
Menyebabkan bukaan mandibular menjadi terbatas hingga tidak bisa bergerak sama
sekali. Merupakan hasil dari fusi kondil, disk, dan fossa karena terbentuknya jaringan
fibrosa, fusi tulang, atau kombinasi keduanya.
Bentuk kronis dari anterior disk displacement dengan reduksi. Jadi kalua
normalnya disk masih berbentuk bikonkaf, disini disknya bentuknya udah gajelas,
abnormal gitu. Jadi, ketika kondil translasi, disk tetep di anterior kondil sehingga si
kondil tidak mampu translasi maksimal à buka mulut jadi ga maksimal dan
menyebabkan deviasi mandibular ke sisi yang terkena.
ANTERIOR DISK DISPLACEMENT WITH
REDUCTION
Pada pemeriksaan akan ditemukan tidak ada clicking karena kondilnya tidak
mampu translasi melewati aspek posterior diskus, pergerakan mandibular
terbatas dan deviasi ke sisi yang terkena, lalu terlihat pergerakan mandibular
terbatasnya tidak secara langsung berhubungan dengan displacement diskus tapi
karena nempelnya disk ke fosa jadi fungsi sliding sendinya terbatas.
Pada pemeriksaan radio terlihat TMJ normal.
ANTERIOR DISPLACEMENT WITHOUT
REDUCTION
Pada keadaan mulut tertutup, disk posisinya di anterior dan medial dari kondil.
Selama pergerakan mandibular, kondil translasi ke depan melewati band
posterior diskus ke area cekung tipis pada tengah diskus, menciptakan bunyi
clicking dan kemudian kembali ke hubungan kondil dan diskus yang normal.
Ketika mandibular menutup, diskus dan kondilnya balik ke posisi awal lagi. Jadi
disk nya balik lagi ke anterior dari permukaan articulating condyle.
ANTERIOR DISPLACEMENT WITHOUT
REDUCTION
Pemeriksaan dengan melihat sendi dan otot yang lunak saat dipalpasi, clicking
saat buka mulut, pembukaan rahang maksila mungkin normal atau sedikit
terbatas, dan mungkin ada krepitus.
Pada pemeriksaan radio tidak terlihat kelainan TMJ atau sedikit abnormalitas pada
tulang. Gambaran displacement disk biasanya terlihat pada MRI.
DISLOKASI REKUREN KRONIS
Penyebab umum pada terjadinya nyeri di otot mastikasi. Nyeri dan disfungsi
berasal dari sistem otot, dengan tenderness pada otot mastikasi dan nyeri yang
muncul karena hiperaktivitas atau parafungsi otot.
Disebabkan oleh berbagai faktor, paling sering karena bruxism akibat stress dan
kecemasan, serta masalah internal pada sendi seperti disk displacement disorder
atau penyakit sendi degenerative.
MYOFASCIAL PAIN
Keluhan umumnya berupa nyeri preauricular yang difuse yang dapat melibatkan
otot mastikasi lain seperti temporalis dan median pterygoid, pembukaan mulut
terbatas dengan nyeri yang timbul saat sendi berfungsi, dan sakit kepala.
Pemeriksaan didapatkan palpasi lunak yang difuse pada otot mastikasi, TMJ
nontender, clicking/krepitasi sendi tidak ditermukan, range pergerakan
mandibular terbatas dan deviasi mandibular kesisi yang terkena, gigi umumnya
aus, dan radiograph menunjukan tidak ada kelainan TMJ.
DEGENERATIVE JOINT DISEASE
Pada pemeriksaan akan ditemukan clicking atau krepitus pada TMJ dan
pembukaan mandibular yang terbatas.
Pada pemeriksaan radiograf akan ditemukan ruang sendi berkurang, erosi
permukaan, osteophytes, dan kepala kondil rata, dan iregularitas pada fossa dan
articular eminence.
SYSTEMIC ARTHRITIC CONDITIONS
Yang paling sering mempengaruhi keadaan TMJ itu rheumatoid arthritis dan lupus
sistemik. Pada rheumatoid arthritis, proses inflamasi menghasilkan proliferasi
abnormal dari jaringan synovial à pembentukan pannus.
Kalua terjadi DJD unilateral, si rheumatoid arthritis ini biasanya akan
mempengaruhi kedua TMJ.
SYSTEMIC ARTHRITIC CONDITIONS
Perawatan
Perawatan
Reversible/Non
Irreversible/ Bedah
Bedah
SUDAH DISLOKASI
Perawatan
Dislokasi TMJ
PERAWATAN
REVERSIBLE (NON-
BEDAH)
TUJUAN:
- Mengurangi nyeri
- mengurangi ketidaknyamanan
- mengurangi inflamasi pada otot dan sendi
- meningkatkan fungsi rahang
Edukasi Pasien Medikasi
Spray and
Ultrasound
Stretch
Pressure
TENS
Massage
Motion Exercise
Pasien diinstruksikan:
Teknik ini dapat mengurangi efek stres dari otot dan sendi
sehingga nyeri dapat berkurang juga.
Anterior
Autorepositioning
Repositioning
Splint
Splint
Autorepositioning Splint
Dengan menggunakan splint jenis ini, posisi kondil akan berada lebih
ke posterior.
Anterior Repositioning Splint
Bedah artroskopi menjadi salah satu metode yang paling populer dan
efektif untuk mendiagnosis dan mengobati gangguan TMJ.
DISK-REPOSITIONING SURGERY
Perawatan ini bertujuan untuk merelokasi diskus sehingga posterior
band dapat dikembalikan ke hubungan kondil-diskus-fossa yang
normal.
Indikasi :
● Memperbaiki perpindahan diskus ke anterior
● Apabila tidak merespon terhadap perawatan non operasi
● Apabila terdapat clicking joint yang persisten dan menyakitkan
atau closed locking.
DISK-REPAIR OR REMOVAL
- Analgesik lokal
TAHAPAN:
● Jika kemungkinan ada fraktur, perlu dilakukan rontgen foto
terlebih dahulu. Jika tidak ada trauma, dapat dilakukan proses
penanganan secara langsung.
● Pasien ditempatkan pada kursi yang tidak bersandaran dan
menempel dinding sehingga punggung dan kepala pasien
bersandar pada dinding.
● Sebelum melakukan pertolongan, balut ibu jari dengan kain kasa
yang agak tebal untuk mencegah tergigitnya ibu jari karena
setelah berada pada posisi yang benar maka rahang akan
mengatup dengan cepat dan keras. Setelah itu gunakan sarung
tangan.
● Posisi operator berada di depan pasien.
● Letakkan ibu jari pada daerah retromolar pad (di
belakang gigi molar terakhir) pada kedua sisi
mandibula setinggi siku-siku operator dan jari-jari yang
lain memegang permukaan bawah mandibula
● Berikan tekanan pada gigi-gigi molar rahang bawah
untuk membebaskan kondilus dari posisi terkunci di
depan eminensia artikulare
● Dorong mandibula ke belakang untuk
mengembalikan ke posisi anatominya
● Jika tidak mudah untuk direlokasi, operator dapat
merujuk untuk dilakukan rontgen foto
● Dapat dilakukan pemberian midazolam intra vena
(untuk mengendorkan otot) dan 1-2 mL 1% lidokain
intraarticular (untuk mengurangi nyeri). Injeksi
dilakukan pada sisi kiri daerah yang tertekan dari
kondilus yang berpindah.
● Pemasangan Barton Head Bandage untuk mencegah
relokasi dan menghindari pasien membuka mulut
terlalu lebar dalam 24-48 jam. Pasien juga
diinstruksikan untuk diet makanan lunak.
● Pemberian obat berupa analgetik dan pelemas otot
(jika perlu)
Pascaoperasi:
● Hindari pembukaan mulut terlalu lebar (lebih dari 2 cm
selama 2 minggu)
● Lakukan follow-up
● Diet lunak
● Pemberian analgetik
● Splint TMJ bila diperlukan