None
None
Luftinor
Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
Jl Perindustrian II No. 12 Km 9 Palembang
e-mail: luftinor@yahoo.co.id
Diterima: 11 Mei 2017; Direvisi: 11 Mei 2017 – 21 November 2017 ; Disetujui : 22 Desember 2017
Abstrak
Lateks alam cair sebagai bahan baku ditambah bahan kimia lain seperti ZDEC, ZMBT, Ionol, ZnO, Sulfur dan
Kaolin telah digunakan sebagai pelapis pada pembuatan kain interlining, yaitu kain yang digunakan untuk
melapisi bagian-bagian tertentu pada pakaian seperti kerah, pinggang, tempat kancing, ujung lengan, pundak jas
dan bagian-bagian lain yang memerlukan kekakuan tinggi serta bentuk yang stabil guna memperindah
kenampakan pakaian. Penelitian dilakukan dengan pembuatan 4 formula kompon lateks alam cair dengan
memvariasikan bahan pengisi Kaolin dalam 4 tingkatan, yaitu 90 g, 180 g, 270 g dan 360 g serta memvariasikan
suhu pada proses pengeringan masing-masing 80°C, 100°C, 120°C dan 140°C. Parameter yang diuji berupa
kekakuan kain, kekuatan rekat, kekuatan tarik, mulur dan kekuatan sobek. Tujuan penelitian adalah untuk
mendapatkan formula kompon lateks alam cair yang tepat sebagai bahan pelapis dalam pembuatan kain
interlining yang mempunyai spesifikasi sesuai dengan standar SNI 0894-2008. Lateks alam dapat digunakan
sebagai bahan pelapis pada pembuatan kain keras interlining, peningkatan penggunaan bahan pengisi kaolin
sampai batas tertentu pada pembuatan kompon lateks dapat meningkatkan sifat fisika kekakuan kain, akan
tetapi menurunkan sifat fisika kekuatan rekat, kekuatan tarik, mulur dan kekuatan sobek kain interlining.
Peningkatan suhu dalam proses pengeringan sampai batas tertentu dapat meningkatkan sifat fisika kekakuan
kain, kekuatan rekat, kekuatan tarik, mulur dan kekuatan sobek kain interlining. Hasil terbaik diperoleh pada
formula III suhu pengeringan 120°C, mendapatkan nilai kekakuan kain 90,62 mg.cm, kekuatan rekat 1,24 kg/cm,
kekuatan tarik 34,43 kg untuk arah lusi dan 26,20 kg untuk arah pakan, mulur 35,43% untuk arah lusi dan
31,62% untuk arah pakan, kekuatan sobek 3,48 kg untuk arah lusi dan 3,45 kg untuk arah pakan.
Kata kunci: Interlining, pelapis, lateks alam, kekakuan.
Abstract
Latex natural liquids as raw materials plus other chemicals such as ZDEC, ZMBT, Ionol, ZnO, Sulfur and kaolin
have been used as coatings on Interlining fabrics, ie fabrics used to coat certain parts of clothing such as collar,
waist, buttons, the tip of the arm, the shoulders of the suit and other parts that require high stiffness and a stable
shape to beautify the apparel appearance. The research was conducted by making 4 formula of natural latex
compound liquid by varying Kaolin filler in 4 levels, ie 90 g, 180 g, 270 g and 360 g and varying temperature on
drying process each 80°C, 100°C, 120°C dan 140°C. The parameters tested were fabric rigidity, adhesive
strength, tensile strength, stretching and tear strength. The objective of the study was to obtain the right natural
liquid latex compound formula as a coating material in the manufacture of interlining fabrics having specifications
in accordance with the SNI 0894-2008 standard. Natural latex can be used as a coating material on the
manufacture of hard interlining fabrics, the increased use of kaolin fillers to a certain extent on the manufacture of
latex compounds can improve the physical properties of fabric rigidity, but decrease the physical properties of
adhesive strength, tensile strength, tear and tear strength of interlining fabric. Increasing the temperature in the
drying process to some extent can improve the physical properties of fabric rigidity, adhesive strength, tensile
strength, stretching and tear strength of interlining fabric. The best results were obtained on the formula III of
drying temperature of 120°C, obtaining fabric stiffness value of 90.62 mg.cm, adhesion strength 1.24 kg/cm,
tensile strength 34.43 kg for the direction of warp and 26,20 kg for feed direction, 35,43% for direction of warp
and 31,62% for feed direction, tear strength 3,48 kg for direction of warp and 3,45 kg for feed direction.
PENDAHULUAN
76
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 2 Tahun 2017 Hal. 76 - 86
77
Luftinor Penggunaan Lateks Alam Cair untuk Pembuatan Kain Interlining
BAHAN DAN METODE 270 g dan 360 g seperti dapat dilihat pada
Tabel 1, sedangkan dalam proses
Bahan
pengeringan dengan memvariasikan suhu,
Bahan-bahan yang digunakan dalam yaitu 80°C; 100°C; 120°C dan 140°C.
penelitian ini terdiri dari bahan baku lateks
alam dengan spesifikasi kadar jumlah Pembuatan Kompon Lateks
padatan 61,25%, kadar karet kering Diagram alir tahapan proses
60,43%, kadar amoniak 0,68% dan kadar pembuatan kain interlining seperti dapat
koagulum 0,039%, kain kapas dengan dilihat pada gambar 2.
konstruksi anyaman plat, tetal lusi 96 Bahan-bahan kimia seperti ZDEC,
helai/inch, tetal pakan 80 helai/inch, ZMBT. Ionol, ZnO, Sulfur dan kaolin,
nomor benang lusi Ne1 42, nomor benang masing-masing dibuat larutan disperse
pakan Ne1 30 dan bahan pembantu dengan cara ditimbang sesuai dengan
terdiri dari bahan penggiat ZnO, formula, tertera pada Tabel 1 masing-
antioksidan Ionol, bahan pengisi Kaolin, masing kemudian dimasukkan kedalam
bahan pencepat ZDEC dan ZMBT, bahan guci dilengkapi dengan butiran peluru.
pemvulkanisasi sulfur, bahan pendispersi Guci ditutup rapat dan diputar dalam alat
Darvan dan Bentonit serta bahan ball mill selama 24 jam.
penstabil Amonium Oleat dan KOH.
Peralatan BAHAN KIMIA
78
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 2 Tahun 2017 Hal. 76 - 86
Proses pelapisan
100
Proses pelapisan kompon lateks
90
menggunakan alat cetak sesuai dengan 80
ukuran sampel dengan menggunakan 70
Kekakuan (mg.cm)
rakel, bahan pelapis diratakan ke seluruh 60
permukaan kain. 50
40
Proses Pengeringan
30
Kain yang telah dilapisi kompon lateks 20
selanjutnya dikeringkan dalam oven 10
masing-masing pada suhu (80; 100; 120 0
dan 140) °C selama 10 menit.
Parameter yang Diuji Suhu 80 Suhu 100 Suhu 120 Suhu 140
Berupa kekakuan kain, kekuatan
rekat, kekuatan tarik kain, mulur dan
kekuatan sobek kain.
Gambar 3. Histogram Kekakuan Kain
HASIL DAN PEMBAHASAN
kekakuan tertinggi. Sedangkan pada suhu
Kekakuan Kain 140oC nilai kekakuan kain menurun
Kekakuan kain merupakan uji fisika menjadi 89,21 mg.cm.
yang paling penting dalam menentukan Hasil yang diperoleh didukung oleh
kualitas kain interlining, hasil pengujian penelitian Fachry, et al., (2012), yang
kain interlining terhadap kekakuan yang menyatakan bahwa semakin tinggi kadar
telah dilakukan menunjukkan bahwa bahan pengisi kaolin, akan semakin
meningkatkan penggunaan bahan pengisi meningkatkan nilai kekakuan dan
kaolin dalam proses pembuatan kompon kekerasan dari produk karet yang
lateks dan meningkatkan suhu dalam dihasilkan.
proses pengeringan, diperoleh kekakuan Kompon lateks merupakan campuran
kain yang lebih tinggi. bahan lateks yang sudah melalui proses
Pada histogram Gambar 3 dapat sentrifugasi dengan bahan-bahan kimia
dilihat bahwa penggunaan bahan pengisi yang sudah dilakukan proses disperse
kaolin pada pembuatan kompon lateks antara lain antara ZDEC, ZMBT, ZnO,
formula I dan suhu pengeringan 120°C Ionol, Sulfur/belerang dan kaolin. Bahan
memberikan nilai kekakuan yaitu 78,56 kimia ZDEC dan ZMBT merupakan bahan
mg.cm. Pada formula II nilai kekakuan kimia yang berfungsi sebagai bahan
kain meningkat menjadi 86,36 mg.cm, pencepat, ZnO sebagai bahan activator,
demikian juga pada formula III meningkat sulfur merupakan bahan untuk
lagi mencapai 90,62 mg.cm yang vulkanisasi, ionol sebagai bahan anti
merupakan nilai kekakuan kain tertinggi. oksidan dan kaolin sebagai bahan pengisi
Sedangkan pada formula IV nilai (Yuniati, et al., 2013).
kekakuan kain menurun menjadi 89,44 Dalam struktur rantai polimer kaolin
mg.cm. Selanjutnya dengan meningkatnya berbentuk benda padat dan merupakan
suhu dalam proses pengeringan sampai bahan pengisi tidak aktif memiliki
pada batas tertentu akan menambah komposisi utama berupa hidrous
kekakuan kain interlining, seperti juga alumunium silikat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dan
dapat dilihat pada histogram Gambar 3. beberapa mineral (Sitorus, et al., 2013).
Suhu pengeringan 80°C pada formula III Jika ditambahkan kedalam campuran
memberikan nilai kekakuan 80,46 mg.cm, lateks karet alam, kaolin akan
pada suhu 100°C nilai kekakuan kain menambahkan kekerasan dan kekakuan.
meningkat menjadi 82,48 mg.cm, Kaolin mengandung silika (SiO 2) lebih
selanjutnya pada suhu 120°C meningkat kurang 50%, Al2O3 40% dan air 14%
lagi 90,62 mg.cm yang merupakan (Dewantara, 2015), sampai pada batas
79
Luftinor Penggunaan Lateks Alam Cair untuk Pembuatan Kain Interlining
Kekuatan Rekat
Kekuatan rekat dapat
menggambarkan kecocokan antara bahan
kompon lateks dengan bahan kain yang
digunakan atau daya adhesi dan kohesi
serta juga menggambarkan daya tahan Gambar 4. Histogram Kekuatan Rekat
produk hasil pelapisan selama pemakaian.
Hasil pengujian sifat fisika kain Meningkatnya nilai kekuatan rekat
interlining terhadap kekuatan rekat seperti antara kompon lateks dengan bahan kain
terlihat pada histogram Gambar 4, ada hubungannya dengan jumlah molekul
kekuatan rekat cenderung menurun isoprena pada kompon lateks dan pori-
dengan bertambahnya penggunaan pori serat yang terdapat pada permukaan
bahan pengisi kaolin dalam campuran kain. Semakin tinggi suhu pengeringan
kompon lateks dan sampai batas tertentu maka pori-pori serat pada permukaan kain
cenderung bertambah dengan semakin terbuka dan jumlah molekul
meningkatnya suhu pengeringan. isoprena pada kompon lateks yang
Pada histogram Gambar 4 dapat terserap dan mengadakan ikatan dengan
dilihat bahwa pada formula I suhu 120°C serat pada kain akan semakin banyak dan
kekuatan rekat mencapai 1,62 kg/cm kuat, sehingga kekuatan rekatnya
merupakan kekuatan rekat tertinggi, semakin tinggi. Kondisi optimal tercapai
sedangkan pada formula II kekuatan rekat ketika cairan kompon lateks yang
menurun menjadi 1,31 kg/cm, demikian menempel pada kepermukaan dan masuk
juga pada formula III dan IV menjadi 1,24 kedalam struktur kain yang dilapisi telah
kg/cm dan 1,00 kg/cm. mengeras (Herminiwati dan Arum, 2010).
Menurunnya nilai kekuatan rekat Nilai kekuatan rekat maksimum kain
antara kompon lateks dan kain dengan interlining yaitu 1,62 kg/cm diperoleh pada
bertambahnya penggunaan bahan pengisi formula I suhu pengeringan 120°C pada
kaolin disebabkan oleh semakin proses dan memenuhi persyaratan SNI
berkurangnya jumlah molekul-molekul 0894-2008.
80
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 2 Tahun 2017 Hal. 76 - 86
81
Luftinor Penggunaan Lateks Alam Cair untuk Pembuatan Kain Interlining
dengan baik dan belum terjadi pemutusan Hasil pengujian sifat fisika kain
ikatan. Peningkatan suhu selanjutnya interlining terhadap mulur seperti terlihat
yaitu 140°C kekuatan tarik kain justru pada histogram Gambar 7 dan Gambar 8,
menurun menjadi 35,32 kg yang berarti mulur cenderung menurun dengan
sudah terjadi over vulkanisasi yang bertambahnya penggunaan bahan pengisi
memungkinkan terjadinya pemutusan kaolin dan bertambah dengan
ikatan pada kompon lateks sehingga meningkatnya suhu pengeringan, baik
mengurangi nilai kekuatan tarik karet. mulur kain arah lusi maupun mulur kain
(Termal, et al., 2009). Peningkatan suhu arah pakan.
dalam proses vulkanisasi (pengeringan) Pada Histogram Gambar 7 terlihat
setelah tercapainya kematangan yang bahwa pada pada formula I suhu 120°C,
maksimum akan menurunkan kekuatan mulur kain arah lusi mencapai 39,64%
tarik yang dikenal dengan istilah yang merupakan mulur kain tertinggi arah
scorching/kelewat matang (Indra, 2007). lusi, sedangkan pada formula II mulur
Keadaan yang sama juga terjadi pada kain menurun menjadi 37,91% demikian
kekuatan tarik kain arah pakan. juga pada formula III dan IV menjadi
Nilai kekuatan tarik maksimum kain 35.43% dan 34,32%.
interlining yaitu 36,61 kg untuk arah lusi
dan 28,42 kg untuk arah pakan diperoleh
40
pada formula I suhu pengeringan 120°C
dan memenuhi persyaratan SNI 0894- 35
2008. 30
Mulur arah pakan (%)
25
Mulur
20
Mulur adalah penambahan panjang 15
sejalan dengan kekuatan tarik merupakan
10
tenaga yang dibutuhkan untuk menarik
bahan kain interlining sampai putus 5
dinyatakan dengan % dari panjang 0
potongan uji sebelum diregangkan dan Formula I Formula II Formula III Formula IV
merupakan pengujian fisika kain interlining Suhu 80 Suhu 100 Suhu 120 Suhu 140
yang cukup penting dan sering dilakukan
disamping kekakuan dan kekuatan tarik.
Gambar 8. Histogram Mulur Arah Pakan
45
40
35 Pada histogram Gambar 8 terlihat bahwa
pada formula I suhu 120°C mulur kain
Mulur arah lusi (%)
30
25
arah pakan mencapai 34,63% merupakan
mulur kain tertinggi arah pakan,
20
sedangkan pada formula II mulur kain
15
menurun menjadi 32,74 % demikian juga
10
pada formula III dan IV menjadi 31,62%
5 dan 29,24%.
0 Menurunnya sifat mulur kain
Formula I Formula II Formula III Formula IV
interlining baik arah lusi maupun arah
Suhu 80 Suhu 100 Suhu 120 Suhu 140 pakan dengan semakin banyaknya bahan
pengisi kaolin yang ditambahkan dalam
kompon lateks karet alam disebabkan
Gambar 7. Histogram Mulur Arah Lusi oleh vulkanisat karet alam tanpa bahan
pengisi memiliki nilai mulur atau
perpanjangan putus yang lebih tinggi
dibanding vulkanisat karet alam dengan
82
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 2 Tahun 2017 Hal. 76 - 86
83
Luftinor Penggunaan Lateks Alam Cair untuk Pembuatan Kain Interlining
formula III dan IV menjadi 3,48 kg dan Pada histogram Gambar 10 terlihat
2,86 kg. bahwa pada suhu 80°C formula I
Pada histogram Gambar 10 terlihat kekuatan tarik kain arah pakan mencapai
bahwa pada pada formula I suhu 120°C, 3,54 kg, sedangkan pada suhu 100°C
kekuatan sobek kain arah pakan kekuatan sobek meningkat menjadi 4,11
mencapai 4,53 kg yang merupakan mulur kg, kemudian meningkat lagi mejadi 4,53
kain tertinggi arah pakan, sedangkan kg pada suhu 120°C yang merupakan
pada formula II mulur kain menurun kekuatan sobek tertinggi arah pakan.
menjadi 3,92 kg demikian juga pada Peningkatan suhu selanjutnya yaitu 140°C
formula III dan IV menjadi 3,45 kg dan kekuatan sobek kain justru menurun
2,52 kg. Menurunnya kekuatan sobek kain menjadi 4,11 kg.
interlining baik arah lusi maupun arah Meningkatnya kekuatan sobek kain
pakan dengan semakin banyaknya bahan interlining baik arah lusi maupun arah
pengisi kaolin yang ditambahkan dalam pakan dengan semakin meningkatnya
kompon lateks karet alam disebabkan suhu dalam proses pengeringan
oleh kerapatan ikatan silang dalam disebabkan oleh adanya pertambahan
vulkanisat karet. (Maged, et al., 2008). jumlah ikatan silang pada kompon lateks
Semakin banyak bahan pengisi kaolin dalam proses pengeringan atau
ditambahkan dalam kompon lateks maka vulkanisasi (Poompradub, et al., 2011).
kerapatan ikatan silangnya semakin Semakin tinggi suhu pada proses
berkurang dan mengakibatkan nilai pengeringan, maka jumlah ikatan silang
kekuatan sobeknya menurun. semakin bertambah, mengakibatkan
Lebih lanjut pada histogram Gambar meningkatnya nilai kekuatan sobek kain
9 terlihat bahwa pada suhu 80°C formula I interlining (Sasidharan, et al., 2007), akan
kekuatan sobek kain arah lusi mencapai tetapi nilai kekuatan sobek akan menurun
4,65 kg, sedangkan pada suhu 100°C apabila sudah mencapai titik maksimum
kekuatan sobek kain meningkat menjadi (Ahmed, et al, 2009).
4,90 kg, kemudian meningkat lagi menjadi Nilai maksimum kekuatan sobek kain
5,12 kg pada suhu 120°C yang interlining, yaitu 5,12 kg untuk arah lusi
merupakan kekuatan sobek kain tertinggi dan 4,53 kg untuk arah pakan diperoleh
arah lusi. Peningkatan suhu selanjutnya pada formula I suhu pengeringan 120°C.
yaitu 140°C kekuatan sobek kain justru dan memenuhi persyaratan SNI 0894-
menurun menjadi 4,72 kg. 2008.
KESIMPULAN
Lateks alam dapat digunakan sebagai
bahan pelapis pada pembuatan kain keras
interlining, peningkatan penggunaan
bahan pengisi kaolin pada pembuatan
kompon lateks dapat meningkatkan sifat
fisika kekakuan kain interlining, akan
tetapi sebaliknya dapat menurunkan sifat
fisika kekuatan tarik, mulur, kekuatan
rekat dan kekuatan sobek. Peningkatan
suhu pada proses pengeringan sampai
pada batas tertentu dapat meningkatkan
sifat fisika kekakuan kain, kekuatan tarik,
mulur dan kekuatan sobek kain keras
interlining. Hasil terbaik diperoleh pada
formula III suhu pengeringan 120°C,
mendapatkan nilai kekakuan kain
Gambar 10. Histogram Kekuatan Sobek Arah interlining 90,62 mg.cm, kekuatan rekat
Pakan 1,24 kg/cm, kekuatan tarik 34,43 kg untuk
arah lusi dan 26,20 kg untuk arah pakan,
84
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 28 Nomor 2 Tahun 2017 Hal. 76 - 86
mulur 35,43% untuk arah lusi dan 31,62% Teknologi Oleo dan Petrokimia Indonesia,
untuk arah pakan, kekuatan sobek 3,48 kg Pekanbaru, Universitas.
untuk arah lusi dan 3,45 kg untuk arah Goutara, B, Djatmiko dan Tjiptadi, W, (2006)
pakan dan memenuhi persyaratan SNI Dasar Pengolahan karet I, Bogor, Fateta,
IPB.
0894-2008 Kain Keras (Interlining).
Hamidah, H., Indra, S., Hanafi , I., Erick, K.,
Emelya, K dan Elmer, S., ( 2013), The
UCAPAN TERIMA KASIH effect temperature on mechanical
properties of the natural rubber latex
Penulis menyampaikan terima kasih products filled with kaolin modified
kepada Kepala Baristand Industri alkalomide, The 11th International
Palembang, rekan-rekan tim riset, Dewan Conference on Mining, Materials and
Redaksi, Mitra Bestari dan Redaksi Forum on Clean Coal Technologi, Chiang
Pelaksana atas terlaksananya penelitian Mai, Thailand.
dan terbitnya tulisan ini. Herminiwati dan Arum Y (2010), Penggunaan
PCC Sebagai Filler Untuk Sol Karet
Sepatu Olahraga, Majalah Kulit Karet
Plastik, Vol. (26)1: 25-32
DAFTAR PUSTAKA Indiah, RD dan Hemirniwati, (2014), Lateks
Karet Alam untuk Sol Sepatu Metode
Ahmed, K, Nizami, SS, Raza, NZ, and Pembuatan, sifat mekanik dan Morfologi.
Mahmood, K, (2009), Mechanical, Majalah Kulit, Karet dan Plastik, Vol. 30
swelling and thermal aging properties of (2): 61-70
marble sludge natural rubber composite, Indra S, (2007) Pengaruh Penambahan Bis (3-
International Journal of Industrial trietoksisililpropil) tetrasulfida pada
Chemistry, 3 (1) : 1-12 Pengukuhan Kaolin Terhadap Sifat-Sifat
Al-Mosawi, AI., Ali, MM. Dan Mohammad, JH., Uji Tarik Karet Alam, Jurnal Teknologi
(2008), Experimental approach to Proses, 5(1): 25-32
mechanical properties of natural rubber Isminingsih dan Rasyid, D, (2007), Pengantar
mixing with calcium carbonate powder, Kimia Zat Warna, Bandung, Institut
International Journal of physical Teknologi Tekstil
Sciences, 49 (7), 6280-6292 Maged S. Sobhy, D.E. Nashar, E.L. and Nabila
Barney, JA, (2003), Natural Rubber (2008), Cure Characteristics and
Production, di dalam Lecture de Notes, Physicomechanical.Properties of Calcium
Bogor, Balai Penelitian Perkebunan. Carbonate Reinforcement Rubber
Blackley, DC (2011), High Polymer Latice, Composites, Journal of Egypt. J. Sol, 26
New York, Maclaren and sons Ltd (2) : 241-257.
Cahyo, AD, Agus, W dan Rindit P, (2013), Morton, M, (2008), Introduction of Rubber
Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi Technologi, New York, Reinhold
Terhadap Karakteristik Kompon Sol Publishing Corporation
Karet Cetak Berbahan Pengisi Arang Nuraya, ASS, Baharin, A, Azura, AR, dan
Cangkang Sawit, Jurnal Dinamika Hakim, MH (2012), Reinforcement of
Penelitian Industri, Vol.24 (1) : 31-38 prevulcanised natural rubber latex film by
Chuayjuljit. S, Imvittaya and Nuchanat (2012), bananastem powder and comparison with
Effects of Particle Size and Amount of silica and calcium carbonat, Jurnal of
Carbon Black and Calcium Carbonate Rubber Research, 15 (2): 124-140
on Curing Characteristics and Dynamic Polmanteer, KE and Lentz, C. W., (2008)
Mechanical.Properties of Natural Effect of Silica Structure on Properties
Rubber. Journal of Methal Material and and Crosslink Density, Rubber Chem
Mineral. 12(1): 51-57. Technol, 20 (5) :795-809.
Dewantara, D, (2015), Kaolin Sebagai Bahan Poompradub, S., Luthikaviboon, T., Linpoo, S.,
Pengisi Pada Pembuatan Kompon Karet Rojanathanes, R., & Prasassarakich, P.
Pengaruh Ukuran Dan Jumlah Terhadap (2011). Improving oxidation stability and
Sifat Mekanik Fisik, Jurnal Dinamika mechanical properties of natural rubber
Penelitian Industri, 26 (1) : 41-48 vulcanizates filled with calcium carbonate
Fachry, R, Tuti, S, Boby, A dan Dwi AK,
modified by gallic acid. Polymer Bulletin,
(2012), Pengaruh penambahan filler
66 (7), 965-977.
kaolin terhadap elastisitas dan kekerasan
Sasidharan, KK, Joseph, R, Palaty, S and
produk souvenir dari karet alam,
Pillai, PV (2007), Effect of vulcanization
Pekanbaru, Dalam Seminar Nasional
time and storage on the stability and
85
Luftinor Penggunaan Lateks Alam Cair untuk Pembuatan Kain Interlining
86