Anda di halaman 1dari 34

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Jika menyebut perkataan Sistem Kesehatan Nasional, terdapat dua pengertian yang terkandung di
dalamnya. Pertama pengertian Sistem dan yang kedua adalah Kesehatan.

SISTEM
Beberapa pengertian sistem yang dipandang cukup penting adalah:
1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur
dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan
(Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang
bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien
(John Mc Manama)
3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang
majemuk, dimana masing-masing bagian bekerjasama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran
kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.
4. Sistem adalah suatu kesatuan yg utuh dan terpadu dari berbagai elemen yg berhubungan serta saling
mempengaruhi yg dengan sadar dipersiapkan utk mencapai tujuan yg telah ditetapkan.
5. Sistem adalah kesatuan (rangkaian/gabungan) dari berbagai bagian yang saling berkait, bertaut satu
sama lain, pengaruh mempengaruhi, yang diarahkan untuk mencapai atau menghasilkan sesuatu.

Jika diperhatikan pengertian-pengertian sistem ini, nampak bahwa pengertian sistem secara umum
dapat dibedakan atas dua macam yakni:

1. Sistem sebagai suatu wujud


Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud (entity), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang ciri-cirinya dapat dideskripsikan dengan
jelas.
Tergantung dari sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem maka sistem sebagai
wujud dapat dibedakan atas dua macam:
 Sistem sebagai suatu wujud yang konkrit
Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem adalah konkrit
dalam arti dapat ditangkap oleh panca indra. Contohnya adalah suatu mesin yang bagian-bagian atau
elemen-elemennya adalah berbagai unsur suku cadang.
 Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak
Pada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem adalah abstrak
dalam arti tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Contohnya adalah sistem kebudayaan yang bagian-
bagian atau elemen-elemen-nya adalah berbagai unsur budaya

2. Sistem sebagai suatu metoda


Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda (method), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam
melakukan pekerjaan administrasi. Contohnya adalah sistem pengawasan yang bagian-bagian atau
elemen-elemen pembentuknya adalah berbagai peraturan.

Pemahaman sistem sebagai metoda berperanan besar dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah
yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang
akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi.

CIRI-CIRI SISTEM
Sesuatu disebut sebagai sistem apabila ia memiliki beberapa ciri pokok sistem, al:
– Menurut Elias M. Awad (1979)
1. Sistem bukanlah sesuatu yang berada diruang hampa, melainkan selalu berinteraksi dengan lingkungan.
Tergantung dari pengaruh interaksi dengan lingkungan tersebut, sistem dapat dibedakan atas 2 macam:
 Bersifat terbuka : bila interaksi dengan lingkungan, mempengaruhi sistem
 Bersifat tertutup : bila interaksi dengan lingkungan tidak mempengaruhi sistem
2. Sistem mempunyai kemampuan utk mengatur diri sendiri, yang antara lain juga disebabkan karena di
dalam sistem terdapat unsur umpan balik (feed back).
3. Sistem terbentuk dari 2 atau lebih subsistem, dan setiap subsistem terdiri dari 2 atau lebih subsistem lain
yang lebih kecil, demikian seterusnya.
4. Antara satu subsistem dengan subsistem lainnya terdapat hubungan yang saling tergantung dan
mempengaruhi. Keluaran suatu subsistem misalnya, menjadi masukan bagi subsistem lain yang terdapat
dalam sistem.
5. Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang ingin di capai. Pada dasarnya tercapainya tujuan atau
sasaran ini adalah sebagai hasil kerjasama dari berbagai subsistem yang terdapat dalam sistem
- Menurut A Shode & Dan Voich Jr (1974)
Ciri sistem yakni:
1. Sistem mempunyai tujuan dan karena itu semua perilaku yang ada pada sistem pada dasarnya
bermaksud mencapai tujuan tersebut (purposive behavior)
2. Sistem sekalipun terdiri dari berbagai bagian atau elemen-elemen tetapi secara keseluruhan merupakan
suatu yang bulat & utuh (wholism) jauh melebihi kumpulan bagian atau elemen tersebut
3. Berbagai bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem saling terkait, berhubungan serta berinteraksi
4. Sistem bersifat terbuka & selalu berinteraksi dengan sistem lain yang lebih luas, yang biasanya disebut
dengan lingkungan
5. Sistem mempunyai kemampuan transformasi, artinya mampu mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang
lain. Dengan perkataan lain sistem mampu mengubah masukan menjadi keluaran
6. Sistem mempunyai mekanisme pengendalian, baik dalam rangka menyatukan berbagai bagian atau
elemen, atau dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran

Jika diperhatikan ke dua pendapat tentang ciri-ciri sistem, maka bila di sederhanakan, ciri-ciri sistem dapat
dibedakan atas 4 macam :
1. Dalam sistem terdapat bagian atau elemen yang satu sama lain saling berhubungan & mempengaruhi
yang kesemuanya membentuk satu kesatuan, dalam arti semuanya berfungsi untuk mencapai tujuan yang
sama yang telah ditetapkan
2. Fungsi yang diperankan oleh masing-masing bagian atau elemen yang membentuk satu kesatuan
tersebut adalah dalam rangka mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
3. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, semuanya bekerjasama secara bebas namun terkait, dalam arti
terdapat mekanisme pengendalian yang mengarahkannya agar tetap berfungsi sebagaimana yang telah
direncanakan
4. Sekalipun sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu, bukan berarti ia tertutup terhadap lingkungan

UNSUR SISTEM
Telah disebutkan bahwa sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah sesuatu yang mutlak
harus ditemukan, yang jika tidak demikian maka tidak ada yang disebut sistem. Bagian atau elemen
tersebut banyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat dikelompokkan kedalam 6 unsur yakni:
 Masukan
Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem & yang diperlukan
untuk dapat berfungsinya sistem tersebut
 Proses
Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem & yang berfungsi
untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan
 Keluaran
Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
sistem
 Umpan balik
Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem &
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut
 Dampak
Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran sistem tersebut
 Lingkungan
Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunyai
pengaruh besar terhadap sistem
GAMBAR: HUBUNGAN UNSUR-UNSUR SISTEM

JENJANG SISTEM
Untuk memudahkan pemahaman, peranan & kedudukan sistem terhadap lingkungan yang
beraneka ragam sering digambarkan dalam bentuk penjenjangan sistem.
Secara sederhana yang dimaksud dengan penjenjangan sistem ialah pembagian sistem ditinjau
dari sudut peranan dan kedudukannya terhadap lingkungan. Untuk itu, penjenjangan sistem tersebut dpt
dibedakan atas 3 macam yakni:

 Suprasistem
Adalah lingkungan dimana sistem tersebut berada. Lingkungan yang dimaksud disini juga berbentuk suatu
sistem tersendiri, yang kedudukan dan peranannya lebih luas
 Sistem
Adalah sesuatu yang sedang diamati yang menjadi objek dan subjek pengamatan
 Subsistem
Adalah bagian dari sistem yang secara mandiri membentuk sistem pula. Subsistem yang mandiri,
kedudukan dan peranannya lebih kecil daripada sistem

Tergantung dari kedudukan dan peranan yang sedang diamati, maka sesuatu dapat berperan sebagai
suprasistem, sistem dan subsistem. Jika yang diamati adalah Dinas Kesehatan, maka Dinas Kesehatan
adalah sistem. Supra-sistemnya ialah Sistem Kesehatan Nasional sedangkan sub-sistemnya ialah
berbagai bidang/subdin yang terdapat di Dinas Kesehatan. Sebaliknya kedudukan & peranan Dinas
Kesehatan dapat menjadi Suprasistem, apabila yang diamati ialah salah satu bidang/subdin Dinas
Kesehatan (mis: Bidang/Subdin Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan), sedangkan subsistemnya adalah sub bidang/seksi dari bidang/subdin yang dimaksud (mis:
sub bidang/seksi pemberantasan dan pencegahan penyakit).

PENDEKATAN SISTEM
Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan. Untuk
terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga
secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan & secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan
kesatuan. Prinsip atau cara kerja tsb diatas dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).

Beberapa batasan pendekatan sistem yang terpenting adalah:


1. Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu
rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat ber-fungsi sebagai satu kesatuan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L.James Harvey)
2. Pendekatan sistem adalah suatu strategi yang menggunakan metoda analisa, desain & manejemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
3. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis & logis dalam membahas &
mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi

Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, al:
1. Jenis & jumlah masukan dapat diatur & disesuaikan dengan kebutuhan (menghindari penghamburan
sumber, tata cara & kesanggupan yang sifatnya terbatas)
2. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari
pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan
3. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat & objektif
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program

ANALISIS SISTEM
Karena sistem terdiri dari kumpulan elemen atau bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, maka
untuk dapat menjamin baiknya sistem tersebut, harus dapat diupayakan agar fungsi yang dimaksud tetap
sesuai dengan yang direncanakan. Berarti harus ada penilaian berupa kajian terhadap setiap kumpulan
elemen atau bagian yang ada dalam sistem, maka kajian ini disebut analisis sistem (system analysis).
Batasan analisis sistem yang terpenting sebagai berikut:
1. Analisis sistem adalah pelukisan atau penguraian opera-sional suatu sistem yang meliputi upaya
pengidentifikasian tujuan, kegiatan, pelaksanaan kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi yang
dibutuhkan oleh sistem pada setiap tahap pelaksanaannya.
2. Analisis sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas yang ada, dilakukan
pengumpulan berbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagai jalan keluarnya,
lengkap dengan uraiannya, sehingga membantu administrator dalam mengambil keputusan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk dapat melakukan analisis sistem yang baik, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mula-mula lakukanlah penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagian-bagian yang dimiliki serta
hubungannya satu dengan yang lain. Agar penguraian sistem ini dapat dilakukan dengan baik, terapkan
prinsip pokok pendekatan sistem
2. Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-bagian tersebut atau sistem secara
keseluruhan. Masalah yang dimaksud dapat berupa ketidak jelasan fungsi, peranan, hak & tanggung jawab
& ataupun hubungan satu sama lain
3. Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan masalah yang ditemukan serta untuk
merumuskan kemungkinan jalan keluar yang dapat dilakukan
4. Berdasarkan data atau informasi yang dimiliki, kembangkan model-model sistem yang baru. Model-model
tersebut adalah yang dinilai dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan
5. Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikan dan catatlah setiap hasil yang diperoleh. Atas dasar catatan
tersebut, pilihlah model yang paling menguntungkan
6. Terapkanlah model sistem yang terpilih & lakukanlah pemantauan dan penilaian berkala sesuai dengan
yang diperlukan

Sekalipun suatu model sistem telah terpilih, tetap diperlukan penyesuaian/penyempurnaan tergantung hasil
pemantauan secara berkala. Untuk ini diperlukan berbagai data dan informasi agar dapat dilakukan
berbagai persiapan yg dibutuhkan. Upaya untuk mendapatkan data atau informasi hanya akan berhasil
dengan memuaskan jika dapat dikembangkan suatu sistem informasi (information system), yang saat ini
telah diakui sebagai salah satu unsur penting dalam menjamin keberhasilan administrasi system.

KESEHATAN
Beberapa pengertian tentang kesehatan sebagai berikut:
 Perkin, 1938
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai
faktor yang berusaha mempengaruhinya.
 WHO, 1947 & UU Pokok Kesehatan No.9 Tahun 1960
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada
bebas dari penyakit atau kelemahan saja.

 WHO, 1957
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala
faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya.

 White, 1977
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai keluhan
ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit atau kelainan.

 UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992


Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.

SISTEM KESEHATAN
Pengertian Sistem Kesehatan menurut WHO, 2000 ialah semua kegiatan yang secara bersama-sama
diarahkan untuk mencapai tujuan utama berupa peningkatan & pemeliharaan kesehatan. Adapun tujuan
yang dimaksud adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, merespon harapan-harapan/
kebutuhan-kebutuhan masyarakat sesuai harga diri & hak azasi manusia (kepedulian) serta memberikan
perlindungan finansial bagi masyarakat terhadap kemungkinan biaya kesehatan (keadilan dalam
pembiayaan).

GAMBAR: SISTEM
SEDERHANA

MAKSUD DAN KEGUNAAN


Penyusunan Sistem Kesehatan dimaksudkan untuk menyesuaikan berbagai perubahan dan tantangan
eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai landasan, arah dan pedoman penyelenggaraan
pembangunan kesehatan baik oleh masyarakat, swasta maupun oleh pemerintah (pusat, provinsi,
kabupaten/kota) serta pihak-pihak terkait lainnya.

Sistem Kesehatan merupakan acuan dalam menerapkan pendekatan pelayanan kesehatan primer
(Primary Health Care) yang secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai
kesehatan bagi semua, yang untuk Indonesia diformulasikan sebagai visi Indonesia Sehat.
MAKALAH SISTEM SKN
Selasa, 14 April 2015

makalah SISTEM SKN

SISTEM DAN SISTEM SKN


KEPERAWATAN DASAR 1

OLEH

FERONIKA TRESNAWATI LAWI


Nim: 201402046

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK


ST.VINCENTIUS PAULO SURABAYA

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………

B. TUJUAN……………………………………………………………………………...

C. MANFAAT………………………………………………………………………………

BAB II PENGERTIAN SKN………………………………………………………………………….

PERKEMBANGAN DAN TANTANGAN SKN……………………………………………

BAB III ASAS SKN…………………………………………………………………………………

BAB IV BENTUK POKOK SKN………………………………………………......................


BAB V CARA PENYELENGGARAAN SKN…………………………………………………….

BAB VI DUKUNGAN PENYELENGGARAAN SKN……………………………………………

BAB VII RINGKASAN SKN………………………………………………………………………….

BAB VIII PENUTUP…………………………………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sistem adalah kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang


memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya (Indrajit, 2001).
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan
(supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand
side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya
tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi
yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti
pertanian dan lainnya. (WHO; 1996).
Sistem kesehatan di Indonesia telah mulai dikembangkan sejak tahun 1982
yaitu ketika Departemen Kesehatan RI menyusun dokumen system kesehatan di
Indonesia yang disebut Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Penyusunan dokumen tersebut didasarkan pada tujuan nasional bangsa
Indonesia sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibentuklah program pembangunan
nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan
adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta
maupun pemerintah.
Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan
kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program
pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang dapat diwujudkan melalui Jampersal.
Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi
penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan
iklim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDGs), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan.

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui konsep-konsep


dalam Sistem Kesehatan Nasional. Sedangkan tujuan khususnya meliputi:
1. Untuk mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
2. Untuk mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional
3. Untuk mengetahui manfaat Sistem Kesehatan Nasional
4. Untuk mengetahui sub-bahasan dalam Sistem Kesehatan Nassional
5. Untuk mengetahui dasar hukum Sistem Kesehatan Nassional
6. Untuk mengetahui objek kajian dalam Sistem Kesehatan Nasional
1.3 Manfaat

Berdasarkan latar belakang di atas maka keluaran yang diharapkan dari


pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian Sistem Kesehatan Nasional
2. Dapat mengetahui tujuan Sistem Kesehatan Nasional
3. Dapat mengetahui manfaat Sistem Kesehatan Nasional
4. Dapat mengetahui sub-bahasan dalam Sistem Kesehatan Nassional
5. Dapat mengetahui dasar hukum Sistem Kesehatan Nassional
6. Dapat mengetahui objek kajian dalam Sistem Kesehatan Nasional
BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Menurut Henry Prat Fairchid dan Eric Kohler, pengertian sistem

adalah sebuah rangkaian yang saling kait mengkait antar beberapa bagian sampai

kepada bagian yang paling kecil, bila suatu bagian atau sub bagian terganggu

maka bagian yang lain juga ikut merasakan ketergantungan tersebut.

Menurut Pamudji, sistem ialah kebulatan dan keseluruhan yang komplek

atau terorganisir, dimana suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-

bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang komplek atau

utuh.

Menurut Prajudi, pengertian sistem merupakan suatu jaringan daripada prosedur-

prosedur yang berhubunga satu sama lain menurut skema atau pola yang bulat

untuk menggerakkan suatu fungsi yang utama dari suatu usaha atau urusan.
Dari kumpulan pengertian para ahli hukum mengenai sistem tersebut, maka kami

menyimpulkan bahwa sistem merupakan suatu rangkaian yang saling mengkait

satu dengan yang lain.

Sistem terbagi menjadi dua yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem

terbuka dimana sebuah sistem mengalami proses interaksi dengan

lingkungannya. Sistem tertutup dimana sebuah sistem yang terbentuk tanpa

terjadi interaksi dengan lingkungannya. Dalam teori sistem disebutkan bahwa

sistem itu terbentuk dari sub sistem yang saling berhubungan dan saling

mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output, dampak,

umpan balik dan lingkunngan yang semuanya saling berhubungan, saling

mempengaruhi sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:


1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem menpunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai

komponen-komponen (components), batas (boundary), lingkungan luar sistem

(environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output),

pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen

sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian

dari sistem.

b. Batas sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipasang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem

menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi sistem.


d. Penghubung sistem

Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-

sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lain.

e. Masukan sistem

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat

berupa masukan peralatan (maintenence input) dan masukan sinyal (signal input).

Mantenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai

contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang

digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal

input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan

berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang

jadi.

g. Sasaran sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objektif). Kalau sistem

tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran
dari sistem sangat menentukan sekali, masukan yang dibutuhkan sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem.

1.2 Klasifikasi sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai

berikut ini :

a) Sistem abstrak dan sistem fisik.

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa

pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. Sistem fisik

merupan sistem yang ada secara fisik misalnya sistem komputer, sistem akuntansi

dan sistem produksi.

b) Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made

system).

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, misalnya sistem

perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh

manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia

dengan mesin disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut

dengan man machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang

berinteraksi dengan manusia.


c) Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic

system). Sistem tertentu beroperasi tertentu dengan tingkah laku yang sudah

dapat diprediksi. Inteaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti,

sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh

dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-

program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa

depannya tidak dapat diprediksi.

d) Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sistem

tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh

lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan

terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan

menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, karena

sistem sifatnya terbuka dan tepengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu

sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen


Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pengelolaan kesehatan adalah proses atau cara mencapai tujuan pembangunan


kesehatan melalui pengelolaan upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen


Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.R. Perpres SKN 9 Januari 2012 – Verbal Final bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.

SKN perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara


keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain kondisi
kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi
kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan
tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. SKN disusun
dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar
(primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan
merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada
kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta
profesionalisme dalam pembangunan kesehatan.

SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi atau terobosan dalam


penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan
sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan dasar secara global telah diakui
sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan
mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender.
B. Perkembangan dan Masalah Sistem Kesehatan Nasional

Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan telah


berhasil meningkatkan status kesehatan masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah
menunjukkan peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status
kesehatan, yaitu: penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 46 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
2007 (SDKI 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari
318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan angka
kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun
2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan
prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi
sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007).

1. Upaya Kesehatan

2. Pembiayaan Kesehatan

3. Sumber Daya Manusia Kesehatan

4. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan

5. Manajemen dan Informasi Kesehatan

6. Pemberdayaan Masyarakat

a. Perubahan Lingkungan Strategis


Perkembangan global, regional, dan nasional yang dinamis akan
mempengaruhi pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan kesehatannya.
Hal ini merupakan faktor eksternal utama yang mempengaruhi proses
pembangunan kesehatan.

Faktor lingkungan strategis dapat dibedakan atas tatanan global, regional,


nasional, dan lokal, serta dapat dijadikan peluang atau kendala bagi sistem
kesehatan di Indonesia.

1. Tingkat Global dan Regional

2. Tingkat Nasional dan Lokal

B. Asas Sistem Kesehatan Nasional

1.Dasar Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana


Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025,
pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dapat terwujud.

Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan


diselenggarakan dengan mendasarkan pada:

1. Perikemanusian

2. Pemberdayaan dan Kemandirian

3. Adil dan Merata


4. Pengutamaan dan Manfaat

2. Dasar Sistem Kesehatan Nasional

Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar-dasar sebagai berikut:

a. perikemanusiaan

b. keseimbangan

c. manfaat

d. perlindungan

e. keadilan

f. penghormatan hak asasi manusia

g. sinergisme dan kemitraan yang dinamis

h. komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance)

i. legalitas

j. antisipatif dan proaktif

k. gender dan nondiskriminatif dan

l. kearifan lokal.
D.BENTUK POKOK SKN

A. Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh

semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan

lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna,

sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.

B. Kedudukan SKN
1. Suprasistem SKN
2. Kedudukan SKN dan Sistem nasional lainya
C. Subsistem SKN
1. subsistem upaya kesehatan
2. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
3. subsistem pembiayaan kesehatan;
4. subsistem sumber daya manusia kesehatan;
5. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
6. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan;
7. subsistem pemberdayaan masyarakat

D. Tata hubungan antara subsistem dan lingkungan


a. Subsistem upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.


b. Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan

diselenggarakan untuk memberikan data dan informasi di bidang

kesehatan yang berbasis bukti.

c. Subsistem pembiayaan kesehatan diselenggarakan guna

menghasilkan ketersediaan pembiayaan kesehatan dengan jumlah

yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara

berhasil guna dan berdaya guna untuk terselenggaranya upaya

kesehatan secara merata, terjangkau, dan bermutu bagi seluruh

masyarakat.

d. Subsistem sumber daya manusia kesehatan diselenggarakan guna

menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan

jenis yang mencukupi, terdistribusi secara adil, dan

termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna serta

dikembangkan, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan

sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

e. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

diselenggarakan guna menjamin keamanan, khasiat, manfaat, dan

mutu semua produk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan


makanan yang beredar; menjamin ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan obat, terutama obat esensial, perlindungan

F.Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan

diselenggarakan guna menghasmasyarakat dari penggunaan yang dan


penyalahgunaan obailkan fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi

kesehatan, informasi kesehatan, hukum kesehatan yang memadai dan


mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna.

g.Subsistem pemberdayaan masyarakat diselenggarakan guna

menghasilkan individu, kelompok, dan masyarakat umum yang

mampu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

E.CARA PENYELENGGARAAN SKN

Pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan


dilakukan : 1. Masyarakat

2. Pemerintah

3. Badan legislatif

4. Badan yudikatif
dengan memperhatikan nilai-nilai:

a. prorakyat;

b. inklusif;

c. responsif;

d. efektif;

e. bersih.

Penyelenggaraan SKN mempertimbangkan komitmen global dan

komponennya yang relevan dan berpengaruh secara mendasar dan

bermakna terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

1.subsistem upaya kesehatan

2.subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan

3.subsistem pembiayaan kesehatan

4. Subsistem sumber daya manusia kesehatan

5.subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan

6.subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan


7.subsistem pemberdayaan masyarakat

F. DUKUNGAN PENYELENGGARAAN SKN


SKN diupayakan agar mampu menyesuaikan dengan perkembangan

dan dinamika pembangunan kesehatan yang dihadapi dalam

penyelenggaraannya yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Bila terjadi perubahan paradigma dan lingkungan strategis, SKN

dapat disesuaikan dan disempurnakan dengan kondisi dan situasi

yang berkembang

1. Proses penyelengaraan SKN


2. Tata Penyelegaraan SKN
3. Penyelengaan SKN
4. Sumber daya penyelengaran SKN

G.RINGKASAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Mengingat luas dan kompleksnya substansi tata nilai, proses, dan struktur
dalam SKN, berikut ini dikemukakan gambaran ringkas mengenai SKN tersebut
dalam Gambar-1 dan Gambar-2. Dengan mengacu terutama pada kedudukan SKN
dan pencapaian tujuan nasional, dalam Gambar-1 dikemukakan alur pikir dari
Rencana Pembangunan Kesehatan dan SKN dimaksud. Pada Gambar 1 tersebut
dijelaskan bahwa dalam gambaran RPJPK dan SKN berisi “arah, dasar
pembangunan kesehatan, dan pengelolaan kesehatan”.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan


pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua


komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam
rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K), memantapkan
kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.

3.2 Saran

· Perlu adanya peningkatan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan


Sinergisme (KISS) baik antar pelaku maupun subsistem SKN agar tercapainya
tujuan SKN itu sendiri.

· Kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan swasta perlu ditingkatkan


agar derajat kesehatan masyarakat semakin tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Indrajit, 2001, Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object. Bandung,
Informatika.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012


Rancangan Final Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan RI Jakarta,
2009
.

Anda mungkin juga menyukai