Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN

SARANA PRASARANA PUSKESMAS


No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai sarana kesehatan diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Tuntutan ini memerlukan kondisi alat-alat kesehatan yang optimal
dan yang laik pakai. Untuk menjaga agar kondisi alat-alat kesehatan selalu dalam kondisi prima
maka diperlukan upaya pemeliharan, perbaikan dan kalibrasi alat kesehatan yang teratur.
Disamping itu, Puskesmas juga merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan maka
perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan Puskesmas sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu dibentuk suatu pemeliharaan sarana Puskesmas .
Dalam melaksanakan kegiatannya untuk memberikan pengelolaan kesehatan,
pemeliharaan sarana Puskesmas memerlukan suatu pedoman. Pedoman tersebut adalah pedoman
pengelolaan pemeliharaan sarana Puskesmas
Dengan adanya pedoman ini, diharapkan pemeliharaan sarana Puskesmas dapat
membantu Puskesmas dalam memberikan pengelolaan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh tenaga profesional, yang mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya pedoman pengelolaan pemeliharaan sarana Puskesmas ini adalah untuk
memberikan acuan dan arahan bagi petugas pemeliharaan sarana Puskesmas dalam
melaksanakan pengelolaan sarana Puskesmas .

C. Ruang Lingkup Pengelolaan


Ruang lingkup pengelolaan dan pemeliharaan sarana Puskesmas meliputi :
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 2 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

1. Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan ;


2. Pengelolaan limbah padat dan cair ;
3. Penyehatan lingkungan dan air bersih.

D. Batasan Operasional
Batasan operasional di pemeliharaan sarana Puskesmas antara lain :

1. Pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan kesehatan


- Melaksanakan kegiatan pemantauan peralatan kesehatan di Puskesmas ;
- Melaksanakan kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan di Puskesmas ;
- Melaksanakan kegiatan perbaikan peralatan kesehatan di Puskesmas ;
- Menelaah teknis kondisi peralatan kesehatan di Puskesmas ; dan
- Melaksanakan program keselamatan kerja peralatan kesehatan di Puskesmas ;
Kegiatan pemantauan, pemeliharaan dan perbaikan dilakukan pada alat-alat kesehatan yang
ada di lingkungan Puskesmas .
2. Pengelolaan limbah padat dan gas
Kegiatan pengelolaan limbah padat dan gas yang dilakukan meliputi :
- Melaksanakan kegiatan pemantauan pengelolaan limbah B3 ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan Tempat Penampungan Sementara (TPS);
- Melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap kegiatan pengolahan limbah padat non
medis ( Pengomposan ) ; dan
- Melaksanakan kegiatan pemantauan terhadap kegiatan pengumpulan limbah padat medis;

3. Pengelolaan limbah cair


Kegiatan pengelolaan limbah cair yang dilakukan meliputi :
- Melaksanakan kegiatan pemantauan pengelolaan limbah cair ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan dan pemeliharaan Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) ;
- Melakukan pemantauan baku mutu limbah cair setiap 6 bulan sekali secara kimiawi, fisik
dan bakteriologis ; dan
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 3 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

4. Penyehatan lingkungan dan air bersih.


Kegiatan penyehatan lingkungan dan air bersih yang dilakukan meliputi :
- Melaksanakan kegiatan pemantauan penyehatan lingkungan ;
- Melaksanakan kegiatan pemantauan penyehatan air bersih ;
- Melakukan pemantauan baku mutu air bersih secara Bakteriologis setiap 6 bulan sekali ;
dan

BAB II
STANDAR FASILITAS

A. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang harus dimiliki di pemeliharaan sarana Puskesmas adalah :
1. Bangunan pengolahan air limbah (IPAL)
2. Mesin pencacah kompos
3. Alat Pelindung Diri
4. Alat tulis kantor
5. Sarana dan prasarana perkantoran (meja, komputer, printer, lemari, filling cabinet, exhaust
fan/AC)

BAB III
TATA LAKSANA PENGELOLAAN

I. PENGELOLAAN PERALATAN PUSKESMAS


1. Inventarisasi alat medis dan non medis di Puskesmas
Inventarisasi dilakukan untuk memastikan seluruh peralatan medis dan non medis dicatat
dalam dokumen yang aktual dan sesuai kondisi nyata di unit kerja masing-masing.
Inventarisasi dilakukan oleh bendahara barang puskesmas.
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 4 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

2. Penyusunan perencanan kebutuhan peralatan medis dan non medis


Perencanaan kebutuhan peralatan medis dan non medis dilakukan melalui usualan unit-unit
pelayanan puskesmas. Perencanaan harus diselesaikan sebelum periode penganggaran tahun
berikutnya. Perencanaan kebutuhan alat medis dan non medis akan mengacu pada tingkat
kepuasan pelanggan, permintaan pelanggan, kebutuhan ruangan/unit pelayanan dalam
memberikan pelayanan. Rencana kebutuhan peralatan diserahkan kepada Dinas Kesehatan

3. Penerimaan dan Penyimpanan Alat


Setelah alat medis diterima bendahara barang, unit pengguna akan mengamprah alat. Setelah
disepakati dengan menggunakan blangko pengeluaran dan kartu pengeluaran, alat tersebut
diinventarisasi dengan memberikan stiker yang berisi informasi : kode kelompok barang,
tahun pembelian, kepemilikan alat, dan kode ruangan pengguna. Bendahara barang kemudian
menunjuk penanggung jawab / pengurus inventaris di masing-masing ruangan untuk
kemudian membantu memantau keberadaan dan kondisi alat di ruangannya. Alat tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam kartu inventaris ruangan yang diperbaharui datanya setiap
tahun sekali.

4. Pemeriksaan / pemeliharaan peralatan


Peralatan medis yang telah diinventarisasi kemudian dipelihara dan diperiksa secara rutin
setiap tahunnya oleh petugas Pemeliharaan Sarana dan Prasarana puskesmas dengan
melibatkan petugas di masing-masing ruangan. Pemeriksaan kesiapan alat medis di masing-
masing ruang pelayanan dilakukan setiap pagi sebelum memulai kegiatan pelayanan oleh
petugas. Kegiatan pemeliharaan sewaktu dilakukan saat peralatan medis tertentu mengalami
gangguan performa / tidak dalam kondisi layak pakai, sesuai permintaan dari pengguna di
ruangan / unit pelayanan tertentu.
Tata laksananya dapat dilihat pada alur berikut ini :
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 5 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

Laporan Jika rusak


Pencatatan Perbaikan alat Jika berhasil : Jika gagal :
kerusakan berat : lapor
laporan kesehatan dikembalikan diperbaiki
alat ke gudang
kerusakan yang rusak ke ruangan pihak ketiga
kesehatan untuk diafkir

5. Kalibrasi alat medis.


Petugas mendata peralatan-peralatan medis di seluruh unit kerja yang memerlukan kalibrasi
kemudian menyusun perencanaan kalibrasi setiap satu tahun satu kali. Kalibrasi melibatkan
pihak III yaitu Balai Pemeriksaan Fasilitas Kesehatan Depkes RI dan rekanan pengadaan
peralatan medis tertentu.

II. PENGELOLAAN LIMBAH PUSKESMAS


1. Pengolahan limbah medis padat
Pengelolaan pengolahan limbah medis padat dilakukan untuk semua limbah medis padat yang
dihasilkan oleh kegiatan pelayanan medis di Puskesmas.
Tata laksananya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Limbah medis padat harus sudah terbungkus rapat kantong plastik warna kuning ;
b. Limbah medis padat dikumpulkan di tempat penampungan sementara ;
c. Setiap pengambilan oleh pihak ketiga harus dicatat di dalam register limbah medis dan diberikan
bukti tanda penyerahan limbah medis padat ;

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Rapat kordinasi
2. Pelatihan operasional peralatan medis
3. Pemantauan rutin secara terjadwal
4. Pencatatan kegiatan / bukti perawatan dan pemeliharaan peralatan medis.
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 6 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

BAB IV
LOGISTIK

Kebutuhan logistik yang diperlukan di pemeliharaan sarana Puskesmas diantaranya :


1. Bahan-bahan kimia untuk pemeliharaan kualitas air limbah, seperti :
 Kaporit
 Klorin (Desinfektan)
 Abate
2. Bahan-bahan pengolahan limbah medis padat, seperti :
 Tempat sampah medis
 Kantong plastic warna kuning
Bahan-bahan logistik tersebut semuanya sudah dipersiapkan oleh gudang materiil bagian rumah tangga,
pemeliharaan sarana Puskesmas tinggal meminta ke gudang materiil jika kebutuhan logistik tersebut
habis.

BAB V
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana pemeliharaan sarana Puskesmas membuat asuhan untuk
keselamatan pasien. Adapun tujuannya adalah untuk :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di pemeliharaan sarana Puskesmas .
2. Meningkatkan akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di pemeliharaan sarana Puskesmas .
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
yang tidak diharapkan.

Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan Puskesmas yang dilakukan melalui assesmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 7 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Di puskesmas kegiatan ini dilakukan melalui : monitoring
indikator mutu layanan, tindakan preventif, pengendalian produk / proses yang tidak sesuai, tindakan
korektif dan audit internal.

BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan
proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua pekerja yang berada di Puskesmas termasuk di
pemeliharaan sarana Puskesmas . Dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap
tenaga kerja dan orang lain yang berada di Puskesmas serta masyarakat di sekitar Puskesmas yang
mungkin terkena dampak akibat proses kerja. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa cedera/luka, cacat, kematian,
kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara luas.
Dan, tujuannya adalah untuk :

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja


2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak
diharapkan.

Tata laksana keselamatan kerja di pemeliharaan sarana Puskesmas diantaranya :

A. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung.
2. Tujuan :
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 8 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara /
bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis

B. Pemakaian Sarung Tangan


1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan berbahaya /
infeksius.
2. Tujuan :
Untuk meniadakan / mengurangi terjadinya infeksi silang.
3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari infeksi
silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas dan pasien
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan darah, selaput
lendir atau kulit yang terluka.
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 9 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasikan dengan
klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa dipakai ulang
ditempatkan dalam bak larutan klorhexidine glukonat 1,5% dan centrimid.

Klasifikasi Kecelakaan Kerja


a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan
 Terjatuh
 Tersandung
 Terbentur alat
 Tersetrum aliran listrik
 Tertular penyakit, dll
b. Klasifikasi menurut agen penyebabnya
 Alat –alat seperti kesetrum, terbentur
 Lingkungan kerja seperti ruangan panas, pencahayaan, ventilasi, dll
c. Klasifikasi menurut jenis luka dan cideranya
 Efek terkena arus listrik
 Patah tulang
 Keseleo/dislokasi
 Nyeri otot dan kejang
 Luka gores
a. Klasifikasi menurut lokasi bagian tubuh yang terluka
 Kepala
 Tulang Belakang : leher, thoracal, lumbal, sacral
 Anggota gerak : ekstremitas atas, ekstremitas bawah, panggul
 Luka umum, dsb

Pencegahan Kecelakaan Kerja


PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 10 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

a. Desain ruangan
Ruangan pemeliharaan sarana Puskesmas didesain sesuai dengan aturan yang berlaku
sesuai dengan pedoman pengelolaan pemeliharaan sarana Puskesmas yang diterbitkan
oleh Kemenkkes RI. Kamar mandi dilengkapi dengan keset kering untuk mencegah jatuh
terpeleset. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
b. Jaringan listrik
Jaringan listrik di pemeliharaan sarana Puskesmas dipasang grounding untuk mencegah
terjadinya kesetrum.
c. Pencegahan kesalahan manusia
Dilakukan dengan cara penyedian SPO, orientasi dan pelatihan kerja, komunikasi antar
pekerja dan tanda –tanda penggunaan alat yang jelas.
d. Pemeliharaan dan monitoring
Kalibrasi alat rutin dilakukan setiap tahun dan monitoring alat dilakukan secara rutin.
e. Pengawasan
Kinerja petugas selalu dievaluasi sehingga mutu pengelolaan tetap terjaga. Penambahan
wawasan pekerjaan dilakukan dengan mengadakan kegiatan pelatihan baik internal
maupun eksternal.

BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Mutu layanan harus memiliki standar mutu yang jelas. Dengan demikian pengguna jasa dapat
membedakan pengelolaan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standarnya. Berdasarkan hal
tersebut maka beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pemeliharaan sarana Puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Mengikuti program yang mengelola kegiatan jaminan mutu.
2. Petugas mengadakan pertemuan secara berkala dengan melakukan rapat rutin setiap bulan
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :

PANDUAN No. Revisi : 00


Tanggal Terbit :
Halaman : 11 dari 11
UPTD PUSKESMAS dr. Nur Istifah
NGAWEN NIP. 19660212 200212 2 001

dan memiliki standar yang jelas, dan melakukan review sejauh mana program dapat berjalan
secara efektif. Selanjutnya hasil rapat didokumentasikan dalam notulen rapat rutin.

3. Secara berkala dilakukan audit :


a. dapat dilaksanakan oleh petugas yang berasal dari institusi itu sendiri ataupun dari institusi
luar
b. dilaksanakan minimal 1 (satu) tahun sekali.
c. hasil audit berupa temuan-temuan yang tidak sesuai dengan standar atau referensi
diinformasikan kepada petugas terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan.
4. Kalibrasi alat kesehatan oleh Balai Pemeriksa Fasilitas Kesehatan yang telah
terakreditasi.

BAB VIII
PENUTUP

Pedoman Pengelolaan Pemeliharaan Sarana Puskesmas ini mempunyai peranan penting sebagai
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari – hari tenaga pemeliharaan sarana Puskesmas yang bertugas
sehingga dapat meningkatkan mutu pengelolaan sarana puskesmas.
Penyusunan Pedoman Pengelolaan Pemeliharaan Sarana Puskesmas ini adalah langkah awal ke
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa Pedoman Pengelolaan ini masih jauh dari
sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.

Anda mungkin juga menyukai