BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas sebagai sarana kesehatan diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat. Tuntutan ini memerlukan kondisi alat-alat kesehatan yang optimal
dan yang laik pakai. Untuk menjaga agar kondisi alat-alat kesehatan selalu dalam kondisi prima
maka diperlukan upaya pemeliharan, perbaikan dan kalibrasi alat kesehatan yang teratur.
Disamping itu, Puskesmas juga merupakan tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan. Untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan maka
perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan Puskesmas sesuai dengan persyaratan kesehatan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut perlu dibentuk suatu pemeliharaan sarana Puskesmas .
Dalam melaksanakan kegiatannya untuk memberikan pengelolaan kesehatan,
pemeliharaan sarana Puskesmas memerlukan suatu pedoman. Pedoman tersebut adalah pedoman
pengelolaan pemeliharaan sarana Puskesmas
Dengan adanya pedoman ini, diharapkan pemeliharaan sarana Puskesmas dapat
membantu Puskesmas dalam memberikan pengelolaan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh tenaga profesional, yang mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pasien.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya pedoman pengelolaan pemeliharaan sarana Puskesmas ini adalah untuk
memberikan acuan dan arahan bagi petugas pemeliharaan sarana Puskesmas dalam
melaksanakan pengelolaan sarana Puskesmas .
D. Batasan Operasional
Batasan operasional di pemeliharaan sarana Puskesmas antara lain :
BAB II
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
Standar fasilitas yang harus dimiliki di pemeliharaan sarana Puskesmas adalah :
1. Bangunan pengolahan air limbah (IPAL)
2. Mesin pencacah kompos
3. Alat Pelindung Diri
4. Alat tulis kantor
5. Sarana dan prasarana perkantoran (meja, komputer, printer, lemari, filling cabinet, exhaust
fan/AC)
BAB III
TATA LAKSANA PENGELOLAAN
BAB IV
LOGISTIK
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana pemeliharaan sarana Puskesmas membuat asuhan untuk
keselamatan pasien. Adapun tujuannya adalah untuk :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di pemeliharaan sarana Puskesmas .
2. Meningkatkan akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di pemeliharaan sarana Puskesmas .
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
yang tidak diharapkan.
Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan Puskesmas yang dilakukan melalui assesmen
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Di puskesmas kegiatan ini dilakukan melalui : monitoring
indikator mutu layanan, tindakan preventif, pengendalian produk / proses yang tidak sesuai, tindakan
korektif dan audit internal.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan
proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas semua pekerja yang berada di Puskesmas termasuk di
pemeliharaan sarana Puskesmas . Dengan demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap
tenaga kerja dan orang lain yang berada di Puskesmas serta masyarakat di sekitar Puskesmas yang
mungkin terkena dampak akibat proses kerja. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa cedera/luka, cacat, kematian,
kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara luas.
Dan, tujuannya adalah untuk :
A. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung.
2. Tujuan :
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan pekerjaan (sewaktu bicara /
bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan dikontaminasikan dengan
klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis dan yang bisa dipakai ulang
ditempatkan dalam bak larutan klorhexidine glukonat 1,5% dan centrimid.
a. Desain ruangan
Ruangan pemeliharaan sarana Puskesmas didesain sesuai dengan aturan yang berlaku
sesuai dengan pedoman pengelolaan pemeliharaan sarana Puskesmas yang diterbitkan
oleh Kemenkkes RI. Kamar mandi dilengkapi dengan keset kering untuk mencegah jatuh
terpeleset. Ruangan mempunyai sirkulasi udara yang baik.
b. Jaringan listrik
Jaringan listrik di pemeliharaan sarana Puskesmas dipasang grounding untuk mencegah
terjadinya kesetrum.
c. Pencegahan kesalahan manusia
Dilakukan dengan cara penyedian SPO, orientasi dan pelatihan kerja, komunikasi antar
pekerja dan tanda –tanda penggunaan alat yang jelas.
d. Pemeliharaan dan monitoring
Kalibrasi alat rutin dilakukan setiap tahun dan monitoring alat dilakukan secara rutin.
e. Pengawasan
Kinerja petugas selalu dievaluasi sehingga mutu pengelolaan tetap terjaga. Penambahan
wawasan pekerjaan dilakukan dengan mengadakan kegiatan pelatihan baik internal
maupun eksternal.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Mutu layanan harus memiliki standar mutu yang jelas. Dengan demikian pengguna jasa dapat
membedakan pengelolaan yang baik dan tidak baik melalui indikator dan standarnya. Berdasarkan hal
tersebut maka beberapa kegiatan yang dilakukan oleh pemeliharaan sarana Puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Mengikuti program yang mengelola kegiatan jaminan mutu.
2. Petugas mengadakan pertemuan secara berkala dengan melakukan rapat rutin setiap bulan
PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
SARANA PRASARANA PUSKESMAS
No.Dok :
dan memiliki standar yang jelas, dan melakukan review sejauh mana program dapat berjalan
secara efektif. Selanjutnya hasil rapat didokumentasikan dalam notulen rapat rutin.
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman Pengelolaan Pemeliharaan Sarana Puskesmas ini mempunyai peranan penting sebagai
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan sehari – hari tenaga pemeliharaan sarana Puskesmas yang bertugas
sehingga dapat meningkatkan mutu pengelolaan sarana puskesmas.
Penyusunan Pedoman Pengelolaan Pemeliharaan Sarana Puskesmas ini adalah langkah awal ke
suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak dalam
penerapannya untuk mencapai tujuan. Kami menyadari bahwa Pedoman Pengelolaan ini masih jauh dari
sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna menyempurnakan pedoman ini.