Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Keamanan pangan menurut undang-undang Indonesia tahun 2012 sebagai
kondisi dan upaya-upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membehayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
Macam-macam cemaran yang terjadi pada makanan antara lain: cemaran biologi,
cemaran kimia, cemaran fisik.
Tujuan dilakukan pengawasan keamanan pangan : meningkatkan koordinasi dan
sinkronisasi kegiatan pengawasan keamanan dan mutu pangan segar, memperkuat
kelembagaan keamanan dan mutu pangan segar, meningkatkan pengawasan keamanan
dan mutu pangan segar, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengawasan
makanan dan mutu pangan segar, mengembangkan kebijakan dibidang pengawasan
kemananan dan mutu pangan segar.
Standar keamanan pangan terdiri dari beberapa macam dengan karakteristik
masing-masing standar yang digunakan, antara lain:
1. British retail consortium (BRC)
Standar BRC ditetapkan untuk proses penyimpanan dan distribusi, standar produk
pangan, standar produk nonpangan dan standar bahan pengemas.
2. ISO 22000
Standar ISO 22000 ditetapkan untuk standar petunjuk yang menggambarkan
persyaratan sebuah system manajemen keamanan pangan adalah memberikan
kesempatan bagi Negara berkembang untuk mempelajari dan menerapkan berbagai
teknologi yang sudah diterapkan oleh Negara maju, sehingga industry dapat bersaing
dengan Negara maju.
3. ISO 9001
Adalah standar internasional untuk system manajemen kualitas. Tujuan uatamanya
adalah untuk memenuhi kepuasan konsumen.
4. Good Manufacturing Food (GMP)
GMP adalah kelayakan dasar yang harus dapat dilaksanakan sebelum dapat
menerapkan HACCP. GMP adalah cara produksi yang baik dan benar untuk
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu dan kemananan.
5. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)
HACCP merupakan suatu system manajemen pengawasan dan pengendalian
keamanan pangan secara preventif yang bersifat ilmiah, rasional, dan sitematis.
6. Identifikasi dan penetuan titik kendali Kritis (CCP)
CCP didefinisikan sebagai suatu titik lokasi, setiap langkah/tahap dalam proses, atau
prosedur, apabila tidak terkendali (terawasi) dengan baik, kemungkinan dapat
menimbulkan tidak amannya makanan, kerusakan (spoilage) dan resiko kerugian
ekonomi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi, diantaranya: tingkat
pendapatan masyarakat, selera konsumen, harga barang, tingkat pendidikan
masyarakat, jumlah keluarga dan lingkungan.
Cara menjaga Keamanan pangan di Indonesia melalui badan POM
menyelanggarakan serangkaian kegiatan untuk menangani permasalahan pangan baik
melalui aspek keamanan pangan maupun Gizi.
Dampak masalah pangan dapat menyebabkan tingginya angka kematian dan
kesakitan yang diakibatkan oleh penyakit bawaan makanan (PBM). Biasanya bersifat
toksik maupun infeksius. PBM juga mencakup lingkup penyakit yang etiologinya
bersifat kimiawi maupun biologis.
Pola Asuh juga mempengaruhi keamanan makanan. Hal ini berkaitan dengan
aspek prilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian
makan bagi bayi dan balita.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan
kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan
dan keamanan oleh pemerintah.
B. SARAN
1. Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya:
a. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
b. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
c. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
d. Bebas dari mikroorganisme dan parasite yang menimbulkan penyakit yang
dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
2. Pengawasan terhadap industri pembuatan bahan makanan maupun minuman, bahan
baku yang digunakan, alat-alat yang dipergunakan, cara kerja dan pengolahan,
kesehatan dan kebersihan karyawan, cara penyimpanan dan pengiriman bahan
makanan maupun minuman yang sudah jadi.
3. Dengan adanya makalah ini diharapakan akan memunculkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya keamanan pangan. Karena terpenuhinya keamanan pangan maka
akan berpengaruh pada status kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai