Anda di halaman 1dari 2

Hadis Tentang Dakwah.

Dalam kehidupan masyarakat, khususnya kehidupan umat islam, dakwah


memiliki kedudukan yang sangat penting. Dengan adanya dakwah, bisa disampaikan
dan dijelaskan ajaran islam kepada masyarakat sehingga mereka akan menjadi tahu
mana yang haq dan mana yang batil, bahkan dakwah yang baik bukan hanya
membuat masyarakat memahami mana yang haq dan mana yang batil, melainkan
dapat juga memiliki keberpihakan kepada segala bentuk yang haq dengan segala
konsekuensinya dan membenci yang batil sehingga selalu berusaha mengahancurkan
kebatilan. Sehingga ketika semua hal ini sudah terwujud, maka kehidupan yang baik
(hasanah) di dunia dan diakhirat akan dapat dicapai dengan seimbang.

Dengan itu, karena dakwah memiliki kedudukan yang sangat penting, maka
secara hukum dakwah menjadi kewajiban yang harus diemban oleh setiap umat
muslim. Ada banyak dalil yang bisa kita jadikan sebagai rujukan untuk mendukung
pernyataan wajibnya melaksanakan tugas dakwah, baik dari Al-Quran maupun Hadist
Nabi. Berikut Hadist yang menerangkan pentingnya berdakwah.

‫يْو َلوْآيَ ْةه‬ َ ْ‫سله َمْقَا َلْبَلهغُوا‬


َ ‫عنه‬ َ ‫علَي ِه‬
َ ‫ْو‬ ‫صل ه ه‬
َ ُْ‫ىّْللا‬ ‫عم ِروْأ َ هنْالنهبِ ه‬
َ ْ‫ي‬ َ ْ‫ِّْللاْب ِن‬
ِ ‫عبد ه‬َ ْْ‫عن‬
َ

Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra diturunkan, bahwasannya Rasulullah saw


bersabda, “Sampaikanlah dariku walupun satu ayat”. [HR. Bukhari]

ْ‫ساْنِ ِهْفَإِنْلَمْيَست َ ِطعْفَبِقَلبِ ِه‬ ِ َ ‫ْرأ‬


َ ‫ىْمن ُكمْ ُمن َك ًراْفَليُ َغيهرهُْ ِبيَ ِدهِْفَْإِنْلَمْيَستَ ِطعْ َف ِب ِل‬ َ ‫َمن‬
ْ‫ان‬
ِ ‫ْاإلْي َم‬
ِ ‫ف‬ ُ َ‫َوذَ ِل َكْأَضع‬

Artinya: “Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan


tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya, dan
jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya, dan ini adalah selemah-
lemah iman.” [HR. Musalim]
Mengenai riwayat-riwayat diatas merupakan dalil yang sharih mengenai
pentingnya dakwah atas setiap mukmim dan muslim. Bahkan Allah SWT
mengancam siapa saja yang meninggalkan dakwah islam, atau berdiam diri terhadap
kemaksiatan dengan tidak terkabulkannya doa. Bahkan jika dalam suatu masyarakat,
tidak lagi ada orang yang mencegah kemungkaran, niscaya Allah akan mengazab
semua orang yang ada di masyarakat tersebut, baik ia ikut berbuat maksiat maupun
tidak.1

Selain itu ketika kita melaksanakan dakwah dengan sebaik-baiknya, maka


banyak keutamaan yang akan kita peroleh, seperti memperoleh derajat yang tinggi di
sisi Allah dengan dikelompokkan ke dalam kelompok umat yang terbaik (khairu
ummah), dan memperoleh pahala yang amat besar. Seperti yang dijelaskan dalam
hadist Rasulullah saw.

ِ ‫علَىْخَي ِرْفَلَه‬
ْ‫ُْمث َلْاَجْ ِرفَا ِع ِل ِه‬ َ ْ‫َمنْدَ هل‬

Artinya: “Barang siapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti
pahala orang yang mengerjakannya.” [HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan
Tirmidzi]

Namun perlu digaris bawahi, bahwa hadist diatas jangan sampai


disalahpahamkan sehingga seseorang hanya mau berdakwah dengan pahala yang
besar, lalu tidak mau mengamalkan apa yang di dakwahkanya itu. Apabila itu sampai
terjadi, tentu murka Allah yang lebih besar yang akan kita terima. Hadist diatas
merupakan keutamaan dan suatu keutamaan sebesar apapun yang akan kita peroleh
tidak akan sampai bisa menggugurkan kewajiban yang harus kita tunaikan.2

1
Mas’oed Abidin, Gagasan dan Gerak Dakwah Mohammad Natsir: Hidupkan Dakwah
Bangun Negeri, (Gre Publishing, 2007), hlm. 168
2
Ahmad Yani, Bekal Menjadi Khatib dan Mubalig, (Jakarta: Al-Qalam, 2005), hlm. 2-3

Anda mungkin juga menyukai