Anda di halaman 1dari 7

Mohon izin menanggapi topik diskusi 4 mengenai karakteristik akuntasi Murabahah, Salam, dan Istishna'

sebegai berikut :
A. Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga pokok perolehan barang dengan tambahan keuntungan/
mark up yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli. Penjual harus mengungkapkan harga perolehan
barang dan kemudian terjadi negosiasi keuntungan yang akhirnya akan disepakati kedua pihak tsb. Pada
prinsipnya, kerelaan kedua belah pihak merupakan unsur terpenting dalam proses murabahah.
Beberapa karakteristik transaksi Murabahah sebagaimana tercantum dalam PSAK 102, paragraf 5-17
antara lain:
1. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan ataupun tanpa pesanan
2. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk
membeli barang yang dipesannya
3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai maupun tangguh.
4. Harga yg disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedangkan biaya perolehan harus
diberitahukan. Jika penjual mendapat diskon sebelum akad marabahah, maka potongan itu
adalah hak pembeli.
5. Diskon atas pembelian barang yg diterima setelah akad murabahah disepakati diperlakukan
sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut.
6. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain dalam
bentuk barang yang telah dibeli dari penjual.
7. Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian ssbelum
akad disepakati. Uang muka tsb menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad
murabahah disepakati.
B. Salam
Salam yaitu akad pesanan barang yang disebutkan sifat-sifatnya, yang dalam majelis itu pemesan barang
menyerahkan uang seharga barang pesanan yang menjadi tanggungan penerima pesanan.
Karakteristik transaksi Salam sebagaimana tercantum dalam PSAK 103, paragraf 6-11 yaitu:
1. Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan/atau penjual dalam suatu
transaksi salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai penjual, kemudian memesan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam, maka hal ini disebut
sebagai salam paralel
2. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad.
Ketentuan harga barang tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
3. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum, meliputi jenis, spesifik teknis,
kualitas, & kuantitasnya.
4. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya baik berupa kas, barang ataupun
manfaat
5. Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja lebih dulu untuk
memungkinkan penjual memproduksi barangnya, barang yg dipesan memiliki spesifikasi khusus/
pembeli ingin mendapat kepastian darinpenjual. Transaksi salam diselesaikan saat penjual
mennyerahkan barang ke pembeli
C. Istishna'
Istishna' sebagai akad jual beli ketika pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan
sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yg disepakati.
Karakteristik transaksi istishna' diuraikan dalam PSAK 104, paragraf 6-13 antara lain
1. Berdasar akad istishna', pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan sesuai
spesifikasi yg disyaratkan untuk diserahkan ke pembeli, dgn cara pembayarab di muka atau
tangguh
2. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad
3. Barang pesanan harus memenuhi kriteria memerlukan proses pembuatan setelah akad
disepakati, sesuai spesifikasi pemesan, & harus diketahui karakteristiknya secara umum seperti
jenis, spesifikasi teknis, kualitas dan kuantitasnya
4. Barang pesanan harus sesuai dgn spesifikasi yg telah disepakati. Jika cacat/ beda spesifikasi maka
penjual yg harus bertanggung jawab
5. Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam transaksi istishna'
6. Istishna' paralel dapat dilakukan dgn syarat akad pertama, antara entitas dan pembeli akhir, tidak
bergantung dari akad kedua antara entitas dan pihak lain

Demikian disampaikan, mohon arahan dan bimbingan selanjutnya


Terima kasih

Sumber Referensi : BMP EKMA4482 Akuntansi Keuangan Syariah Edisi 1 Universitas Terbuka
https://gustani.blogspot.com/2016/03/karakteristik-akuntansi-murabahah.html
https://sharianomics.wordpress.com/2010/12/10/karakteristik-akuntansi-salam/
https://sharianomics.wordpress.com/2010/12/10/karakteristik-akuntansi-istishna/

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara
pihak bank dan pihak nasabah.
Dalam PSAK 102 Akuntansi Murabahah dijelaskan Karakteristik Murabahah memiliki berikut ini:
1. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah
berdasarkan pesanan, penjual (bank) melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari
pembeli (nasabah).
2. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk
membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat
memabatalkan pesanannya. Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual mengalami
penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilai tersebut menjadi
tanggungan penjual dan akan mengurangi nilai akad.
3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Pembayaran tangguh adalah
pembayaran yang dilakukan tidak pada saat baran diserahkan kepada pembeli, tetapi pembayaran
dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu
4. Akad murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara pembayaran yang
berbeda sebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika akad tersebut telah disepakati, maka hanya
ada satu harga (harga dalam akad) yang digunakan.
5. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedang biaya perolehan harus
diberitahukan. Jika penjual mendapatkan diskon sebelum akad murabahah maka diskon itu
merupakan hak pembeli.
6. Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain meliputi:
a. Diskon dalam bentuk apa pun dari pemasok atau pembelian barang
b. Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang
c. Komisi dalam bentuk apa pun yang diterima terkait dengan pembelian barang
7. Diskon atas pembelian barang yang diterima setelah akad murabahah disepakati diperlakukan sesuai
dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon tersebut menjadi
hak penjual.
8. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam
bentuk barang yang telah dibeli dari penjual dan/atau aset lainnya.
9. Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad
disepakati. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah, jika akad murabahah
disepakati. Jika akad murabahah batal, maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah
dikurangi kerugian riil yang ditanggung oleh penjual. Jika uang muka itu lebih kecil dari kerugian, maka
penjual dapat meminta tambahan dari pembeli.
10. Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka
penjual dapat mengenakan denda kecuali dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum mampu
melunasi disebabkan oleh force majeur. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu
untuk membuat pembeli lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana kebajikan.
11. Penjual boleh memberikan potongan pada saat pelunasan piutang murabahah jika pembeli:
a. Melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu; atau
b. Melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati.
12. Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang murabahah yang belum dilunasi jika pembeli:
a. Melakukan pembayaran cicilan tepat waktu; atau
b. Mengalami penurunan kemampuan pembayaran; atau
c. Meminta potongan dengan alasan yang dapat diterima penjual.

Salam adalah pembelian barang dengan model pesanan, dalam hal ini pada perjanjian di awal telah
disepakati barang yang dipesan beserta karakteristik dan sifat-sifatnya.
Karakteristik ketentuan pada akuntansi Salam mneurut PSAK 103 adalah sebagai berikut:
1. Lembaga keuangan syariah dapat bertindak sebagai pembeli dan atau penjual dalam suatu transaksi
salam. Jika lembaga keuangan syariah bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam, hal ini disebut salam paralel.
2. Salam paralel dapat dilakukan dengan syarat:
a. akad antara lembaga keuangan syariah (pembeli) dan produsen (penjual) terpisah dari akad
antara lembaga keuangan syariah (penjual) dan pembeli akhir; dan
b. kedua akad tidak saling bergantung (ta’alluq).
3. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan
harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Dalam hal bertindak sebagai
pembeli, lembaga keuangan syariah dapat meminta jaminan kepada penjual untuk menghindari risiko
yang merugikan.
4. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis,
kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati
antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat, penjual harus
bertanggung jawab atas kelalaiannya.
5. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau manfaat.
Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk pembebasan
utang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.
6. Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu untuk
memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barangnya, barang yang dipesan memiliki
spesifikasi khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi salam
diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli.

Istishna’ adalah proses jual beli barang dengan model pesanan, seperti konsep salam, namun memiliki
kekhususan, yaitu jika terjadi perubahan harga dari kriteria barang yang dipesan setelah perjanjian
ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan tetap ditanggung oleh pembeli atau nasabah.
Karakteristik akuntansi pada akad Istishna’ menurut PSAK 104 adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan akad istishna’, pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan
(mashnu’) sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara
pembayaran di muka atau tangguh.
2. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan
harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad.
3. Barang pesanan harus memenuhi kriteria:
a. memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;
b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized) bukan produk massal; dan
c. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan
kuantitasnya.
4. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual.
Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat, penjual harus bertanggung jawab atas
kelalaiannya.
5. Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna’. Jika entitas
bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (produsen atau kontraktor) untuk
membuat barang pesanan juga dengan cara istishna’, hal ini disebut istishna’ paralel.
6. Istishna’ paralel dapat dilakukan dengan syarat akad pertama, antara entitas dan pembeli akhir, tidak
bergantung (mu’allaq) dari akad kedua, antara entitas dan pihak lain.
7. Pada dasarnya istishna’ tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:
a. kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atau
b. akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau
penyelesaian akad.
8. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:
a. jumlah yang telah dibayarkan; dan
b. penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
Ijin menanggapi,

Karakteristik akuntansi murabahah, salam, dan istishna

Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati
antara pihak bank dan pihak nasabah.
Dalam PSAK 102 Akuntansi Murabahah dijelaskan Karakteristik Murabahah memiliki berikut ini:

1. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah
berdasarkan pesanan, penjual (bank) melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan
dari pembeli (nasabah).
2. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli
untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli
tidak dapat memabatalkan pesanannya. Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual
mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka penurunan nilai
tersebut menjadi tanggungan penjual dan akan mengurangi nilai akad.
3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh. Pembayaran tangguh
adalah pembayaran yang dilakukan tidak pada saat baran diserahkan kepada pembeli, tetapi
pembayaran dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu
4. Akad murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara pembayaran
yang berbeda sebelum akad murabahah dilakukan. Namun jika akad tersebut telah
disepakati, maka hanya ada satu harga (harga dalam akad) yang digunakan.
5. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual, sedang biaya perolehan harus
diberitahukan. Jika penjual mendapatkan diskon sebelum akad murabahah maka diskon itu
merupakan hak pembeli.
6. Diskon yang terkait dengan pembelian barang, antara lain meliputi:
o Diskon dalam bentuk apapun dari pemasok atau pembelian barang
o Diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian barang
o Komisi dalam bentuk apapun yang diterima terkait dengan pembelian barang
7. Diskon atas pembelian barang yang diterima setelah akad murabahah disepakati
diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad,
maka diskon tersebut menjadi hak penjual.
8. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain,
dalam bentuk barang yang telah dibeli dari penjual dan/atau aset lainnya.
9. Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian
sebelum akad disepakati. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah, jika
akad murabahah disepakati. Jika akad murabahah batal, maka uang muka dikembalikan
kepada pembeli setelah dikurangi kerugian riil yang ditanggung oleh penjual. Jika uang
muka itu lebih kecil dari kerugian, maka penjual dapat meminta tambahan dari pembeli.
10. Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang murabahah sesuai dengan yang
diperjanjikan, maka penjual dapat mengenakan denda kecuali dapat dibuktikan bahwa
pembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan oleh force majeur. Denda tersebut
didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat pembeli lebih disiplin terhadap
kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana
yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana kebajikan.
11. Penjual boleh memberikan potongan pada saat pelunasan piutang murabahah jika pembeli:
o Melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu; atau
o Melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati
12. Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang murabahah yang belum dilunasi jika
pembeli:
o Melakukan pembayaran cicilan tepat waktu; atau
o Mengalami penurunan kemampuan pembayaran; atau
o Meminta potongan dengan alasan yang dapat diterima penjual

Anda mungkin juga menyukai