Kerangka konseptual merupakan acuan dan juga dalam pengembangan dalam standar
akuntansi dan solusi atas berbagai hal yang belum diatur dalam standar tersebut. Kerangka
konseptual yang dibahas akan terkait dengan proses perencanaan, penganggaran, pengadaan
barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan, audit serta pertanggungjawaban.
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan
standar akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka
panjang, konflik semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan
standar akuntansi di masa depan.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan
bagi:
b. Penyusun laporan keunagn untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi
yang secara lazim dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan sektor
publik.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sector publik.
Revisi kerangka dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman
komite penyusunan standar akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka
dasar tersebut.
1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban publik
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam
organisasi-organisasi sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya
proses dan pelaksanaan audit sector publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah
proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar yang berkualitas. Pertanggungjawaban
merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi sektor publik dan juga tahap terakhir dari
penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas program secara keseluruhan. Berikut
ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik pada organisasi sektor
publik.
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
3. Partai Politik
4. LSM
5. Yayasan/tempat peribadatan
a. Kebutuhan Masyarakat
Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan, yang
merupakan “pintu” utama dari serangkaian proses dalam siklus akuntansi sektor publik.
berdasarkan kebutuhan masyarakat ini, perencanaan disusun oleh organisasi publik.
Perencanaan untuk emenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada
sumber daya yang mendukungnya. Sumber daya yang dialokasikan akan menjadi “bahan
baku” bagi berjalannya perencanaan yang telah disusun. Pengalokasian sumber daya dapat
berupa sumber dana, sumber daya manusia, dan sumber daya alam.
Penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah.
Sementara itu organisasi sektor publik lainnya hanya terbatas pada sumber daya alam yang
menjadi milik organisasinya saja.
c. Ketaatan Hukum/Peraturan
Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur kbutuhan publik
dan alokasi sumber daya yang hendak dilakukan. Dengan kata lain proses pengukuran
kebutuhan dan alokasi sumber daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh
regulasi yang memedai sehingga mendorong berlakunya raktek yang baik, tertib, dan
akuntabel. Dengan demikian proses perencanaan, penganggaran, pengadaan, barang dan jasa,
realisasi anggaran, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggung jawaban publik yang baik
akan didukung dengan dasar hukum yang baik pula.
d. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar
akrual, dimana pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan
pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akunatansi
serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan
mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik, sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai.
f. Akuntabilitas Kinerja
Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan
pada akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas
informasi akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan
kualitas produk setiap unsur akuntansi sektor publik.
Relevan
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu
investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk mengevaluasi kondoisi masa lalu, saat ini dan
masa depan atau untuk menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik/feedback agar
relevan.
Materialitas
Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Pada posisi paling bawah, hal itu
disebut dengan ”perwujudan” yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan
pedoman bagi seluruh proses pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-batas
pekerjaan organisasi. Sedangkan pelaporan merupakan instrumen akuntabilitas dari kegiatan
organisasi. Setelah itu ”operasional” yang merupakan sebuah thapan dimana transaksi-
transaksi publik dilakukan. Transaksi dilakukan dengan regulasi yang ada dan dilaporkan
sesuai standar pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada ”pokok-pokok” yang berisi unsur akuntansi sektor publik dan
karakteristik kualitatif. Setealah unsur-unsur akuntansi sektor publik beserta transaksinya
dapat memenuhi karakteristik kualitatif yang ada, tujuan organisasi dan tujuan kesejahteraan
publik berada diatas segala-galanya.
Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yag sangat penting
dan menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem kualitas perencanaan
diharapkan dapat dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang dimaksud dengan kualitas
perencanaan adalah sebuah prosedur yang mendefenisikan kualitas terkait dengan tugas
ketika proyek baru mulai digarap untuk memenuhi kualitas yang disyaratkan.
Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:
Kegagalan manajemen dalam memahami system yang tengah terjadi di sekitar area
organisasi.
Kurangnya dukungan manajemen terhadap system perencanaan. Pimpinan kurang
mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan.
Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.
Outcomer dari proses perencanaan public adalah dokumen perencaan yang mayoritas terbagi
menjadi dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun), dokumen perencanaan jangka
menengah (lima tahun) , dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahun).
1. Dapat dipahami
2. Relevan
Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah pemikiran
manajemen yang tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas organisasi.manajemen tidak
mempertimbangkan permasalahan organisasi yang ada jika tidak ada kualitas anggaran.
Penyelenggaraan kegiatan organisasi yang menjadi kewenangan organisasi didanai dari dan
atas beban anggaran pendapatan dan belanja organisasi. Penyusunan anggaran dapat
dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:
Berdasarkan program.
Berdasrkan pust pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
Sebagai alat perencanaan dn pengendalian.
Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu kualitas
pelaksanaan realisasi anggaran public adalah sebagai berikut:
Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran public, yaitu dapat
dipahami dan terandalkan.
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa dengan total biaya
kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu
yang tepat , dan dari sumbre yang tepat untuk memperoleh manfaat secra langsung.
1. Pengumpulan informasi
2. Hubungan penyedia
3. Review latar belakag
4. Nogosiasi
5. Pemenuhan
6. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
7. Pembaharuan
1. Dapat Dipahami
Adalah kemudahan untuk dipahami publik atau penyedia brang dan jasa.
2. Terandalkan
Informasi khususnya pembiayaan pengadaan barang dan jasa harus engambarkan dengan juur
transaksi yang menyangkut jumlah dan ketentuanya.
1. Dapat diperbandingkan
2. Tepat waktu
3. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
4. Keseimbangan antara karakteristik dan kualitatif
5. Penyajian yang wajar
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
1. Dapat dipahami
2. Relevan
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-kata maupun
jumlah uang. Pos yang memenuhi definisi suatu unsure harus diakui jika:
1. Ada kamungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau ke dalam organisasi publik.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsure laporan keuangan sector public ke dalam laporan posisi keuangan dan laporan
kinerja keuangan. Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat
kombinasi yang juga berbeda dalam laporan keuangan sektor publik.
Suatu pos dapat dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan sebagai akibat
dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga
berbada dalam laporan keuangan sektor publik. Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah :
6.1 Faktor yang berpengaruh dalam Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik
1. Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
2. Kendala Pengukuran
Kriteria pos kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat
kendala tertentu (reliable) contohnya hasil yang diharapkan dalam tututan hukum dapat
memenuhi definisi baik aktfa, pendapatan, maupun kriteria probabilitas agar dapat diakui.
Namun jika tidak mungkin diukur dengan tingkat kendala tertentu, tuntutan tersebut tidak
dapat diaui sebgai aktiva atau pendapatan. Eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam
catatan materi penjelasan atau skedul tambahan.
3. Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat ekonomisnya dimasa depan atau jas
apotensialnya kemungkinan besar akan diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut mempunyai
nilai yang dapat diukur dengan andal.
4. Kewajiban
5. Ekuitas
6. Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinrja keuangan jika kenaikan manfaat ekonoi dimasa yang
akan dtang yang berkaitan dengan penigkatan aktiva atau penurunan kewajiban, telah terjadi
dan dapat diukur dengan andal.
7. Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuanagan berdasarkan hubungan langsung antar biaya
yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.
7. PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASIS KAS DAN AKUNTANSI BERBASIS
AKRUAL
1. Basis Kas
Sistem akuntansi ini hanya mengakui arus kas masuk dan kas keluar.Rekening
keuangan akhir akan dirangkum dalam buku kas.Dalam kasus ini,laporan keuangan
tisak bisa dihasilkan karena ketiadaan data tentang aktiva dan kewajiban.Data yang
ada hanyalah perimbangan kas.Penjualan hanya dicatat saat kas diterima,sehingga
tidak ada pos piutang.Pembelian dicatat saat kas dibayarkan,sehingga tidak ada
hutang.
Keuntungan utama basis kas yaitu mudah dipahami dan juga ditafsirkan,Akibat
kesederhanaannya tidak membutuhkan biaya yang banyak dan keahlian akuntansi
yang tinggi.
2. Basis Akrual
Definisi konsep akuntansi akrual sebagaimana tercantum pada SSAP 2 adalah
sebagai berikut:“Penerimaan dan biaya bertambah(diakui karena diperoleh atau
dimasukan tidak sebagai uang yang diterima atau dibayarkan) sesuai satu sama lain
dapat dipertahankan atau dianggap benar, dan berkaitan dengan rekening laba dan rugi
selama periode bersangkutan”.
Penerapan basis akrual akan mempengaruhi system akuntansi yang digunakn,
seperti penambahan pos-pos akrual dan berbagai formulir pembukuan.Terkait dengan
itu,penerapan basis akrual mengutamakan laporan yang dihasilkan untuk kepentingan
kreditor dan debitor.Sehingga system akuntansi yang bangun dapat dipilah yang
berorientasi hutang atau yangberorientasi piutang.