Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara memiliki peranan yang penting dalam


mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Sejalan dengan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014, peran dari Aparatur Sipil Negara yaitu sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Aparatur Sipil Negara juga
memiliki 3 fungsi utama yaitu pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa.

Berdasarkan jenisnya, Aparatur Sipil Negara terdiri dari Pegawai


Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu
untuk diangkat menjadi pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk kepegawaian secara nasional.

Agar peran dan fungsi Aparatur Sipil Negara dalam hal ini PNS dapat
diterapkan secara baik dan optimal maka setiap Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) wajib menjalani suatu proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi
untuk membangun sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai dasar
yang wajib dimiliki Aparatur Sipil Negara yaitu akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Hal ini juga tercantum dalam
Undang-Undang tentang ASN bahwa calon PNS wajib menjalani masa
percobaan yang dilaksanakan selama 1 tahun. Instansi Pemerintah wajib
memberikan pendidikan dan pelatihan kepada calon PNS selama masa
percobaan tersebut.

1
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan Instansi Pemerintah kepada
calon PNS ini diberikan dengan menerapkan pola baru yang disebut sebagai
Pelatihan Dasar Calon PNS. Dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar ini,
calon PNS dituntut untuk mampu mengaktualisasikan berbagai substansi
materi yang telah dipelajari sehingga hal-hal tersebut diharapkan akan
menjadi habituasi dan lahirnya inovasi-inovasi yang akan diterapkan di
tempat kerja atau organisasi masing-masing. Para calon PNS ini diharapkan
menjadi agen perubahan agar citra buruk PNS yang selama ini melekat di
masyarakat dapat berubah menjadi citra yang positif yaitu dengan
memberikan pelayanan yang profesional dengan berorientasi kepada
masyarakat.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk penerapan aktualisasi yang


sejalan dengan pelatihan dasar calon PNS, maka penulis mengangkat isu
mengenai ketidaksesuaian sisa makan pasien anak dengan standar mutu yang
ditetapkan instalasi gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua
Bogor. Penyebab dari isu ini yaitu terjadinya peningkatan sisa makan pasien
karena diberikan makanan dengan standar makanan pasien dewasa, hal ini
juga menjadi salah satu faktor yang membuat target indikator mutu instalasi
gizi yaitu sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien menjadi tidak
tercapai.

Pelayanan yang dilakukan di RS Paru M. Goenawan Partowidigdo


tidak hanya diberikan pada pasien dewasa, namun juga pasien anak. Peran
instalasi gizi sebagai penyedia makanan pasien untuk mendukung
penyembuhan yang optimum juga menjadi kurang efektif dan efisien karena
belum adanya standar makanan khusus untuk pasien anak. Sedangkan, pasien
anak merupakan golongan yang lebih beresiko dan rentan terhadap resiko
malnutrisi.

Sesuai dengan visi instalasi gizi yaitu menjadikan instalasi gizi


sebagai bagian yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan lainnya maka

2
dengan adanya ruang rawat inap khusus untuk pasien anak, maka diperlukan
penyesuaian pula pada pelayanan yang dilakukan oleh Instalasi Gizi.

B. Tujuan

1. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis berbagai potensi masalah atau


isu aktual yang ada di unit kerja berdasarkan pada data dan fakta.

2. Mampu melaksanakan kegiatan aktualisasi untuk memecahkan masalah


yang ada di unit kerja.

3. Mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai


pelayan masyarakat, serta sebagai peserta latihan dasar yang dapat
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di unit kerja masing-masing.

C. Ruang Lingkup
Pendidikan dan pelatihan dasar CPNS Golongan II Angkatan III
diselenggarakan sejak tanggal 23 Juli 2018 sampai dengan 6 Desember 2018,
yang terdiri atas beberapa tahap yaitu :
1. Tanggal 23 Juli 2018 – 31 Agustus 2018 : Pelaksanaan pembelajaran dan
pelatihan on campus di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang.

2. Tanggal 1 September 2018 – 3 Desember 2018 : Pelaksanaan kegiatan


pembelajaran off campus yakni agenda habituasi di instansi kerja masing-
masing. Rancangan aktualisasi akan dihabituasikan di Instalasi Gizi RS
Paru dr M. Goenawan Partowidigdo Cisarua. Kegiatan yang dirancang
memuat kegiatan yang terdapat pada Sasaran kinerja Pegawai (SKP)
serta inovasi kegiatan yang memungkinkan untuk dilaksanakan saat
habituasi.

3. Tanggal 4 Desember 2018 – 6 Desember 2018 : Pelaksanaan evaluasi


kegiatan aktualisasi di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Cikarang.

3
D. Manfaat
1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai nilai-


nilai dasar yang harus dimiliki setiap Aparatur Sipil Negara yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi), serta dapat mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut dalam
pekerjaan sehari-hari di unit kerja.

2. Bagi Instansi

Memberikan bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke


arah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
korupsi).

4
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum RS Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua


1. Sejarah

Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor


berawal dari sebuah Zending School yang didirikan pada tahun 1908,
kemudian tahun 1928 diambil oleh SCVT. Pada tanggal 15 Agustus 1938
dilakukan peletakan batu pertama pembangunan serta 15 Nopember 1938
dilakukan pembukaan pertama Sanatorium vor Lunlojders.

Pada tahun 1978 berubah namanya menjadi Rumah Sakit Tuberkulosa


Paru-Paru berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No:
137/SK/MENKES/IV/78 tanggal 28 April 1978 tentang struktur Organisasi
dan Tata Kerja Rumah Sakit Tuberkulosa Paru-Paru.

Kemudian pada tahun 2004 berubah lagi namanya dari RSTP menjadi
Rumah Sakit Paru (RSP) Dr. M. Goenawan Partowidigdo berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 190/Menkes/SK/II/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Paru.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


251/Menkes/Per/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Paru Dr. M.Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor yaitu mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna,
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan
paru secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan
kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 226/KMK.05/2009


tentang Penetapan RS Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua sebagai
instansi pemerintah yang menerapakan Pengelolaan Keuangan Badan

6
Layanan Umum dengan status Badan Layanan Umum secara penuh (BLU
penuh).

7
2. Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan Penyakit Paru yang Berkualitas
dengan Unggulan Kanker Paru Tahun 2019

3. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru dan upaya rujukan secara
paripurna
b. Melaksanakan kegiatan pelatihan dan pendidikan serta penelitian
c. Pengembangan di bidang kesehatan paru secara terpadu dan
berkesinambungan
d. Menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang akuntabel, transparan, dan
responsibel

4. Data Demografi

Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor


terletak di ketinggian 500 – 800 m dari permukaan laut berada dikawasan
puncak di Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat. RS
Paru dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua memiliki luas lahan tanah
69.661 m2 dan luas bangunan 15.521 m2.

5. Moto

Kepuasan Anda kebahagiaan kami.

6. Nilai Organisasi

Nilai organisasi yang terdapat di Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan


Partowidigdo Cisarua Bogor yaitu:

a. Integritas
Merupakan keteguhan hati berlandaskan komitmen bersama untuk
mencapai tujuan.

8
b. Profesional
Bekerja sesuai dengan keahlian dan meningkatkan kompetensi secara terus
menerus
c. Disiplin
Bersikap dan berperilaku sesuai aturan, tertib sistem, taat prosedur dan
konsisten memelihara keselarasan hubungan dengan semua pihak.
d. Kerja Sama
Bersinergi dalam bekerja.
e. Inovasi
Siap menyampaikan gagasan kreatif dan aplikatif secara
berkesinambungan.
f. Kepuasan Pelanggan
Memastikan setiap pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
dengan mengutamakan kasih sayang dan keramahan.

7. Struktur Organisasi

Bagan 2.1
Struktur Organisasi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo

9
B. Gambaran Instalasi Gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
1. Visi dan Misi

Visi

Menjadikan Instalasi Gizi sebagai bagian yang terintegrasi dengan


pelayanan kesehatan lainnya di RSP Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Cisarua Bogor.

Misi
a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Instalasi Gizi
b. Meningkatkan layanan Gizi
c. Meningkatkan upaya penyuluhan dan konsultasi Gizi
d. Pengembangan Gizi Rumah Sakit

2. Motto Unit
Focus for care, patient oriented.

3. Gambaran Sumber Daya


SDM yang ada dalam Instalasi Gizi RS. Paru dr. M. Goenawan ada
20 orang terdiri dari :

a. Kepala Instalasi Gizi


b. Staf Fungsional
c. Penanggung jawab Gudang
d. Staf Pengolahan
e. Staf Pekarya

10
C. Profil Peserta
Peserta pendidikan dan pelatihan Calon PNS Golongan II Angkatan
III tahun 2018 Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang. Adapun profil peserta
sebagai berikut:
Nama : Hanna Fauzia
Tempat & Tgl lahir : Bandung, 13 November 1992
NIP : 199211132018012001
Pangkat/Gol : II/c
Jabatan : Nutrisionist Terampil
Unit Kerja : RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua
Pendidikan Terakhir : D III Gizi
Email : fauziahanna13@gmail.com
Uraian Tupoksi :
a. Mengumpulkan data gizi, makanan, dan dietetik sebagai bahan
penyusunan rencana kegiatan.
b. Mengumpulkan data dan literatur sebagai bahan penyusunan
pedoman gizi
c. Mengumpulkan data untuk pemantauan dan penyelesaian masalah
gizi
d. Melakukan pemeriksaan status gizi terhadap klien
e. Melakukan pencatatan dan pemantauan diet
f. Menyusun draft laporan penerimaan materi, bahan pangan, peralatan
dan sarana kegiatan pelayanan
g. Menyusun draft laporan distribusi materi, bahan pangan, peralatan
dan sarana kegiatan pelayanan
h. Menyediakan preparat gizi untuk klien
i. Menyusun draft laporan penggunaan bahan makanan
j. Menyusun draft laporan kegiatan
k. Menyusun laporan pelaksanaan tugas

11
l. Menyusun laporan pelaksanaan tugas lain-lain

D. Nilai-Nilai ANEKA

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau


institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah
seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik, antara lain:

a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan

Akuntabilitas memiliki beberapa aspek antara lain:


a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers
reporting)
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless
without consequences)
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007) yaitu:

a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi) dengan


membangun suatu sistem yang melibatkan stakeholders dan users yang
lebih luas.
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional)

12
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Bagan 2.2 Tingkatan dalam akuntabilitas

Keterangan:
a. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada
diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral, dan etika.
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu
dan lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai
pemberi kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama
kelompok. Pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinggi
antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi memainkan
peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja
yang telah dicapai.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Akuntabilitas stakeholder adalah tanggung jawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil,
responsif, dan bermartabat.

13
Nilai-nilai akuntabilitas yang harus diterapkan ASN antara lain:

a. Kepemimpinan e. Keadilan
b. Transparansi f. Kepercayaan
c. Integritas g. Keseimbangan
d. Tanggungjawab h. Kejelasan
(Responsibilitas) i. Konsistensi

2. Nasionalisme

Nilai Nasionalisme yang harus dimiliki seorang ASN harus sesuai


dengan butir-butir dalam Pancasila. Nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghormati bangsa lain. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, fungsi ASN adalah sebagai berikut
:
a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
b. ASN sebagai pelayan publik
c. ASN sebagai perkeat dan pemersatu bangsa
Nilai-nilai nasionalisme yang harus diterapkan ASN yaitu:

a. Patriotisme f. Kebangsaan l. Profesional


b. Persatuan g. Menghargai m. Menghormati
c. Kemanusiaan h. Diferensiasi n. Integritas
d. Musyawarah i. Transparan
e. Keadilan j. Akuntabel
Sosial k. Kebersamaan

3. Etika Publik

Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi


tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku,

14
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.

Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam


suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.

Nilai-nilai etika publik yang harus diterapkan ASN yaitu:

a. Respek e. Keadilan
b. Otonomi f. Kejujuran
c. Kemurahan Hati g. Kerahasiaan
d. Tidak Merugikan h. Menepati Janji

4. Komitmen Mutu

Mutu adalah tingkat baik atau buruknya sesuatu sesuai dengan standar
yang ada. Komitmen mutu berkaitan dengan efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan telah
dicapai. Efisiensi merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa besar
sumber daya yang ada digunakan seminimal mungkin untuk hasil yang
maksimal. Inovasi adalah suatu hal yang belum ada sebelumnya dengan tujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pelanggan.

Nilai-nilai komitmen mutu yang harus diterapkan ASN yaitu:

a. Efektifitas
b. Efisiensi
c. Inovasi
d. Kinerja berorientasi mutu
e. Pelayanan berorientasi pada pelanggan

15
5. Anti Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang.

Dalam UU No.31 Tahun 1999, setiap orang yang dengan sengaja


secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan dengan tujuan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian negara.

Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan


tindak pidana korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat
7 kelompok tindak pidana korupsi yang terdiri dari :

a. Kerugian keuangan negara


b. Suap-menyuap
c. Pemerasan
d. Perbuatan Curang
e. Penggelapan dalam Jabatan
f. Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, dan
g. Gratifikasi

Nilai-nilai anti korupsi yang harus diterapkan ASN yaitu:

a. Jujur d. Disiplin g. Sederhana


b. Peduli e. Tanggung jawab h. Berani
c. Mandiri f. Kerja keras i. Adil

16
E. Manajemen Aparatur Sipil Negara

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai


ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil


(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Keja (PPPK). Berikut ini Hak
dan Kewajiban dari PNS dan PPPK :

Hak
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi
Kewajiban
a. Setia Dan Taat Pada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Dan
Pemerintah Yang Sah
b. Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
c. Melaksanakan Kebijakan Yang Dirumuskan Pejabat Pemerintah Yang
Berwenang
d. Menaati Ketentuan Peraturan Perundang- Undangan
e. Melaksanakan Tugas Kedinasan Dengan Penuh Pengabdian, Kejujuran,
Kesadaran, Dan Tanggung Jawab
f. Menunjukkan Integritas Dan Keteladanan Dalam Sikap, Perilaku, Ucapan
Dan Tindakan Kepada Setiap Orang, Baik Di Dalam Maupun Di Luar
Kedinasan
g. Menyimpan Rahasia Jabatan Dan Hanya Dapat Mengemukakan Rahasia
Jabatan Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
h. Bersedia Ditempatkan Di Seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia

17
Selain Hak dan Kewajiban ASN sebagai profesi berlandaskan kode Etik
dan Kode Prilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN :
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peratuan perundang –
undangan
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan dan etika pemerintah
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informaasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi interen negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi sendiri atau untuk orang lain
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang – undangan mengenai
disiplin pegawai

Manajemen PNS pada instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat


sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan meliputi penyusunan
dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,

18
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua dan
perlindungan.

F. Whole of Government

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
Ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Praktek WOG
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Salah
satu alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi.
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementerian.
c. Membentuk gugus tugas
Bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di luar struktur
formal, yang sifatnya tidak permanen.
d. Koalisi sosial
Bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor atau
lembaga tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi
ini.
Praktek WOG dalam Pelayanan Publik
a. Pelayanan yang bersifat Administratif
b. Pelayanan Jasa
c. Pelayanan Barang
d. Pelayanan Regulatif
Pola Pelayanan
a. Pola pelayanan teknis Fungsional

19
b. Pola pelayanan satu atap
c. Pola pelayanan satu pintu
d. Pola pelayanan terpusat
e. Pola pelayanan elektronik
G. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik
a. Penyelenggara pelayanan
b. Penerima layanan
c. Kepuasan pelanggan.
Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah :
a. Partisipatif
b. Transparan
c. Responsif
d. Tidak diskriminatif
e. Mudah dan murah
f. Efektif dan efisien
g. Aksesibel
h. Akuntabel
i. Berkeadilan

20
21
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu

Identifikasi isu dilakukan dengan metode Environmental Scanning di unit


kerja Instalasi Gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo dan didapatkan isu-
isu sebagai berikut:

1. Belum optimalnya pengisian skrining awal gizi oleh perawat di ruang rawat
inap RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor

2. Ketidaksesuaian sisa makan pasien anak dengan standar mutu yang


ditetapkan instalasi gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua
Bogor

3. Belum optimalnya kegiatan asuhan gizi pasien terutama kegiatan


monitoring dan evaluasi gizi di ruang rawat inap RS Paru Dr. M. Goenawan
Partowidigdo Cisarua Bogor

4. Pencatatan kegiatan asuhan gizi harian oleh dietisien RS Paru Dr. M.


Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor belum terstandarisasi dan terperinci

5. Kurangnya kedisiplinan petugas untuk mencatat pengeluaran barang di


gudang Instalasi Gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua
Bogor

B. Metode Penetapan Isu


1. Metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, Kelayakan)
Metode AKPL adalah metode yang menitikberatkan pada beberapa
penilaian:
a. Aktual adalah isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat
dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan terjadi
dalam waktu dekat.

22
b. Kekhalayakan adalah isu secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.
c. Problematika adalah isu yang menyimpang dari harapan, standar,
ketentuan yang menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari
penyebabnya.
d. Kelayakan adalah isu yang masuk akal, pantas, realitas dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tangung jawab.

Berikut di bawah ini merupakan hasil penetapan isu di Instalasi Gizi RS


Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo dengan Metode AKPL, yaitu:

Tabel 3.1 Penapisan Isu dengan Metode AKPL

KRITERIA
ISU TERPILI,H
NO ISU
/TIDAK
A K P L

Belum optimalnya pengisian skrining awal gizi oleh


TIDAK
1 perawat di ruang rawat inap RS Paru Dr. M. Goenawan + - + +
TERPILIH
Partowidigdo Cisarua Bogor
Ketidaksesuaian sisa makan pasien anak dengan standar
2 mutu yang ditetapkan instalasi gizi RS Paru Dr. M. + + + + TERPILIH
Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor
Belum optimalnya kegiatan asuhan gizi pasien terutama
kegiatan monitoring dan evaluasi gizi di ruang rawat
3 + + + + TERPILIH
inap RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua
Bogor
Pencatatan kegiatan asuhan gizi harian oleh Nutrisionis
TIDAK
4 RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor + - + +
TERPILIH
belum terstandarisasi dan terperinci
Kurangnya kedisiplinan petugas untuk mencatat TIDAK
5 - - + +
pengeluaran barang di gudang Instalasi Gizi RS Paru TERPILIH

23
Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor

2. USG (Urgency, Seriousness, Growth)


Dari hasil penapisan dengan AKPL ada 2 masalah terpilih untuk
dilakukan penapisan kembali dengan metode USG agar didapatkan isu utama
yang akan diangkat.
Kriteria analisis USG dilakukan dengan menetapkan rentang penilaian
(1-5). Berikut ini penjelasannya :
a. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness: seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan
akibat yang akan ditimbulkan.
c. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
Tabel 3.2 Penapisan Isu dengan Metode USG
Skor Urutan
No Isu Total
U S G Isu
Ketidaksesuaian sisa makan pasien anak dengan
standar mutu yang ditetapkan instalasi gizi RS
1 4 4 3 11 1
Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua
Bogor
Belum optimalnya kegiatan asuhan gizi pasien
terutama kegiatan monitoring dan evaluasi gizi di
2 3 3 2 8 2
ruang rawat inap RS Paru Dr. M. Goenawan
Partowidigdo Cisarua Bogor
Keterangan : diisi berdasarkan skala 1-5
5=sangat besar 3=sedang 1=sangat kecil
4=besar 2=kecil
Dari hasil penapisan isu dengan USG tersebut, maka isu yang diangkat
adalah :

24
“Ketidaksesuaian sisa makan pasien anak dengan standar mutu yang
ditetapkan instalasi gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Cisarua Bogor”

25
C. Analisis Isu
1. Metode Fishbone

MATERIAL MAN

Belum ada media Kurangnya


edukasi/leaflet khusus koordinasi antara
untuk pemberian perawat dan petugas
makanan anak usia 6- gizi saat pemesanan
12 bulan diet untuk pasien
anak 6-12 bulan
C
Ketidaksesuaian sisa makan
pasien anak dengan standar
mutu yang ditetapkan
Instalasi Gizi RS Paru Dr. M.
Goenawan Partowidigdo
Belum ada siklus menu khusus Cisarua Bogor
untuk pasien anak, terutama
untuk menu bubur saring (usia
6-9 bulan) dan tim cincang
Penampilan menu (usia 10-12 bulan)
untuk pasien anak Pemberian makanan untuk
kurang menarik pasien anak masih
menggunakan standar diet
pasien dewasa
--
ENVIRONMENT METHOD

Gambar 3.1 Fishbone diagram 26


Ketidaksesuaian sisa makan pasien anak dengan standar mutu yang ditetapkan Instalasi Gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo
Cisarua Bogor
2. Penajaman Analisis

AKIBAT JIKA KONDISI


KONDISI YANG
KONDISI SAAT INI SAAT INI TIDAK
DIHARAPKAN
DISELESAIKAN

1. Ketidaksesuaian sisa makan


pasien anak khususnya
dengan standar mutu yang 1. Indikator mutu tidak
ditetapkan Instalasi Gizi RS tercapai, kinerja Instalasi
Paru Dr. M. Goenawan Gizi dinilai kurang baik.
Partowidigdo Cisarua Bogor 1. Indikator mutu tercapai 2. Food waste tinggi
2. Food Waste berkurang 3. Asupan nutrisi pasien
Data sisa makanan yang
3. Pasien anak mendapatkan menjadi tidak optimal
tidak termakan oleh pasien:
makanan sesuai dengan yang menyebabkan
BULAN SEMUA ANAK kondisi dan kebutuhan proses penyembuhan
APR 22,5 37,5 untuk penyembuhan menjadi terhambat
MEI 26,2 56,3 optimal
29,3 47,9
4. Adanya komplain dari
JUN
Standar Mutu: pelanggan/pasien
Sisa makanan yang tidak maupun dokter DPJP.
termakan oleh pasien <20%

2. Pasien anak diberikan


standar porsi dewasa

27
3. Gagasan Penyelesaian Isu

Berikut ini merupakan beberapa gagasan kegiatan yang akan


dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan/isu yang dikemukakan.
Penulis akan melakukan beberapa kegiatan sesuai Sasaran Kinerja
Pegawai, perintah atasan, dan inovasi. Adapun rincian kegiatan
penyelesaian isu adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Gagasan Penyelesaian Isu

No Kegiatan Sumber

1 Pembuatan standar diet khusus untuk pasien anak Inovasi


2 Pembuatan siklus menu khusus untuk bentuk makanan bubur
Inovasi
saring dan tim cincang
3 Pembuatan komitmen bersama perawat ruangan anak
mengenai tata cara pemesanan diet untuk pasien anak, Inovasi
terutama untuk pemesanan diet pasien baru.
4 Pembuatan komitmen bersama staff pengolahan di Instalasi
Gizi untuk melaksanakan siklus menu bubur saring dan tim Inovasi
cincang.
5 Pembuatan media edukasi/leaflet khusus untuk pemberian
Inovasi
makanan anak usia 6-12 bulan
6 Pemberian edukasi kepada orang tua/penunggu pasien anak
SKP
menggunakan media edukasi/leaflet
7 Pengoptimalan penyajian makanan untuk pasien anak agar
Inovasi
lebih menarik

28
D. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Tabel 3.4
Rancangan Kegiatan Aktualisasi Latsar Golongan II Angkatan III Bapelkes Cikarang
di Unit Kerja Instalasi Gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor

Hasil Kegiatan/ Kontribusi Output


Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan terhadap Visi dan
Output Nilai Organisasi
Misi Organisasi

Mengumpulkan Referensi untuk Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Melaksanakan Penguatan nilai
referensi untuk membuat 1. Akuntabilitas : Membuat standar diet khusus untuk pasien pelayanan gizi yang organisasi:
membuat standar diet standar diet anak mengandung nilai-nilai akuntabilitas yaitu integritas sesuai dengan standar 1. Profesional:
pasien anak pasien anak dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan gizi. berkaitan dengan misi Bekerja sesuai
rumah sakit yaitu dengan keahlian
Menyusun draft Draft standar 2. Nasionalisme : Ada nilai kebersamaan dan menghargai
menyelenggarakan dan meningkatkan
standar diet pasien diet pasien anak yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan rekan nutrisionis
pelayanan kesehatan kompetensi secara
anak dan nilai menghormati atasan.
paru dan upaya terus-menerus.
Mengkonsultasikan Revisi draft 3. Etika Publik : Menerapkan nilai keadilan yaitu
rujukan secara
draft standar diet standar diet memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. 2. Inovasi:
paripurna dan
pasien anak kepada pasien anak 4. Komitmen Mutu : Melakukan
Menyelenggarakan
Pembuatan perubahan dengan
kepala Instalasi Gizi  Efektivitas dan efisiensi yaitu diharapkan tata kelola rumah sakit
Standar Diet dan rekan Nutrisionis memunculkan ide
1 mengurangi sisa makanan yang tidak dimakan yang akuntabel,
Khusus untuk baru.
Pengesahan draft Standar diet pasien. transparan, dan
Pasien Anak 3. Kerjasama:
standar diet khusus khusus pasien  Kinerja berorientasi pada mutu : mengupayakan responsibel.
yaitu bersinergi
pasien anak kepada anak disahkan indikator mutu Instalasi Gizi dapat tercapai.
dalam bekerja
kepala Instalasi Gizi 5. Anti Korupsi : Melaksanakan tugas sesuai dengan
dengan atasan dan
tanggung jawab dan dengan kerja keras. rekan kerja.
Keterkaitannya dengan Kedudukan dan Peran PNS: 4. Kepuasan
Pelayanan Publik : Responsif dan tidak diskriminatif Pelanggan:
sesuai dengan prinsip pelayanan publik. Melakukan inovasi
Manajemen ASN: Melaksanakan salah satu kewajiban ASN yang berorientasi
yaitu melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pada kepuasan
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab. pasien.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil Kegiatan/ Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi Output Penguatan Nilai-
29
Output terhadap Visi dan Nilai Organisasi
Misi Organisasi
Mengumpulkan resep Draft kumpulan Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Melaksanakan Penguatan nilai
dari menu-menu bubur resep menu 1. Akuntabilitas : Nilai-nilai akuntabilitas yaitu integritas pelayanan gizi yang organisasi:
saring dan tim cincang bubur saring dan dan tanggung jawab untuk memberikan menu yang sesuai dengan standar 1. Profesional:
untuk referensi tim cincang sesuai untuk pasien anak. berkaitan dengan misi Bekerja sesuai
menyusun menu rumah sakit yaitu dengan keahlian
2. Nasionalisme : Ada nilai kebersamaan dan menghargai
menyelenggarakan dan
Menyusun draft siklus Draft siklus yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan rekan nutrisionis
pelayanan kesehatan meningkatkan
menu bubur saring dan menu bubur dan nilai menghormati karena membutuhkan izin atasan
paru dan upaya kompetensi
tim cincang saring dan tim dalam mengambil keputusan untuk unit kerja.
rujukan secara secara terus-
cincang 3. Etika Publik : Menerapkan nilai keadilan yaitu
paripurna dan menerus.
Mengkonsultasikan Revisi draft memberikan standar pelayanan sesuai dengan kebutuhan Menyelenggarakan
draft siklus menu siklus menu pasien. 2. Inovasi:
tata kelola rumah sakit
Pembuatan bubur saring dan tim bubur saring dan 4. Komitmen Mutu : Melakukan
yang akuntabel,
perubahan dengan
siklus menu cincang kepada rekan tim cincang  Efektivitas dan efisiensi yaitu diharapkan transparan, dan
khusus untuk Nutrisionis memunculkan ide
mengurangi sisa makanan yang tidak dimakan pasien responsibel.
bentuk baru.
2 Pengesahan siklus Siklus menu namun kebutuhan gizi pasien tetap terpenuhi.
makanan 3. Kerjasama:
menu bubur saring dan bubur saring dan  Inovasi yaitu memunculkan gagasan baru dengan
bubur saring yaitu bersinergi
tim cincang kepada tim cincang prinsip pelayanan berorientasi pada pelanggan.
dan tim kepala Instalasi Gizi disahkan dalam bekerja
5. Anti Korupsi : Melaksanakan tugas sesuai dengan
cincang dengan atasan dan
tanggung jawab dan dengan kerja keras. rekan kerja.
4. Kepuasan
Keterkaitannya dengan Kedudukan dan Peran PNS: Pelanggan:
Pelayanan Publik : Responsif dan tidak diskriminatif Melakukan inovasi
sesuai dengan prinsip pelayanan publik. yang berorientasi
Manajemen ASN: Melaksanakan salah satu kewajiban ASN pada kepuasan
yaitu melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pasien.
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab.

Hasil Kegiatan/ Kontribusi Output


Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan terhadap Visi dan
Output Nilai Organisasi
Misi Organisasi
30
Mengajukan izin Mendapatkan Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Melaksanakan Penguatan nilai
kepada kepala Instalasi izin dari kepala 1. Akuntabilitas : Kegiatan pembuatan komitmen pelayanan gizi yang organisasi:
Gizi instalasi gizi dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu sesuai dengan standar 1. Profesional:
merupakan salah satu bentuk harus bertanggung berkaitan dengan misi Bekerja sesuai
Menyiapkan bahan Media jawab dengan memberikan informasi yang jelas. rumah sakit yaitu dengan keahlian
dan materi sosialisasi sosialisasi 2. Nasionalisme : mewujudkan rasa keadilan sosial menyelenggarakan dan
dengan power dengan cara memberikan fasilitas berupa informasi pelayanan kesehatan meningkatkan
point, form yang diperlukan dengan mengutamakan budaya paru dan upaya kompetensi
daftar hadir. musyawarah. rujukan secara secara terus-
Melakukan sosialisasi Diharapkan staff 3. Etika Publik : Memberikan sosialisasi dengan sikap paripurna dan menerus.
kepada staff pengolahan respek terhadap rekan kerja kita. Selain itu, termasuk Menyelenggarakan
pengolahan di Instalasi paham. Adanya 2. Inovasi:
Pembuatan ke dalam menerapkan kode etik ASN yaitu tata kelola rumah sakit
Gizi bukti sosialisasi Melakukan
komitmen memberikan informasi secara benar dan tidak yang akuntabel,
dengan adanya perubahan dengan
bersama staff menyesatkan pihak lain. transparan, dan
absensi, foto, memunculkan ide
pengolahan di 4. Komitmen mutu : Membuat komitmen bersama responsibel.
dan notulensi. baru.
Instalasi Gizi termasuk salah satu bentuk komitmen kita untuk 3. Kerjasama:
3 untuk Membuat komitmen Lembar bekerja secara efektif dan efisien yang
melaksanakan bersama dengan staff komitmen yaitu bersinergi
berorientasikan pada mutu untuk mencapai tujuan
siklus menu pengolahan di Instalasi bersama dalam bekerja
bersama.
bubur saring Gizi untuk dengan atasan dan
5. Anti korupsi : diperlukannya nilai-nilai anti korupsi rekan kerja.
dan tim melaksanakan siklus yakni disiplin dan tanggung jawab dalam melakukan
cincang. menu bubur saring dan 4. Kepuasan
komitmen bersama.
tim cincang Pelanggan:
Melakukan inovasi
yang berorientasi
Keterkaitannya dengan Kedudukan dan Peran PNS dalam
pada kepuasan
NKRI, diantaranya:
pasien.
1. Whole of Government : melakukan koordinasi dengan
staf pengolahan dan kepala instalasi gizi.

Hasil Kegiatan/ Kontribusi Output


Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan terhadap Visi dan
Output Nilai Organisasi
Misi Organisasi

31
Mendapatkan Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Melaksanakan Penguatan nilai
izin dari kepala 1. Akuntabilitas : Kegiatan pembuatan komitmen pelayanan gizi yang organisasi:
Mengajukan izin ruang perawatan dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu sesuai dengan standar 1. Profesional:
kepada kepala ruang anak untuk merupakan salah satu bentuk harus bertanggung berkaitan dengan misi Bekerja sesuai
perawatan anak untuk melakukan jawab dengan memberikan informasi yang jelas. rumah sakit yaitu dengan keahlian
melakukan edukasi edukasi dan 2. Nasionalisme : mewujudkan rasa keadilan sosial menyelenggarakan dan
dan sosialisasi sosialisasi dengan cara memberikan fasilitas berupa informasi pelayanan kesehatan meningkatkan
mengenai tata cara mengenai tata yang diperlukan dengan mengutamakan budaya paru dan upaya kompetensi
pemesanan diet untuk cara pemesanan musyawarah. rujukan secara secara terus-
Pembuatan pasien anak, terutama diet untuk 3. Etika Publik : Memberikan sosialisasi dengan sikap paripurna dan menerus.
komitmen untuk pemesanan diet pasien anak, respek terhadap rekan kerja kita. Selain itu, termasuk Menyelenggarakan
2. Inovasi:
bersama pasien baru. terutama untuk ke dalam menerapkan kode etik ASN yaitu tata kelola rumah sakit
Melakukan
perawat pemesanan diet memberikan informasi secara benar dan tidak yang akuntabel,
perubahan dengan
ruangan anak pasien baru. menyesatkan pihak lain. transparan, dan
memunculkan ide
mengenai tata 4. Komitmen mutu : Membuat komitmen bersama responsibel.
Diharapkan baru.
cara termasuk salah satu bentuk komitmen kita untuk
4 perawat ruangan 3. Kerjasama:
pemesanan bekerja secara efektif dan efisien yang
anak paham. yaitu bersinergi
diet untuk Melakukan sosialisasi berorientasikan pada mutu untuk mencapai tujuan
Adanya bukti dalam bekerja
pasien anak, kepada dokter dan bersama.
sosialisasi dengan atasan dan
terutama untuk perawat ruangan anak
dengan adanya 5. Anti korupsi : diperlukannya nilai-nilai anti korupsi rekan kerja.
pemesanan
absensi, foto, yakni disiplin dan tanggung jawab dalam melakukan
diet pasien 4. Kepuasan
dan notulensi. komitmen bersama.
baru. Pelanggan:
Melakukan inovasi
Keterkaitannya dengan Kedudukan dan Peran PNS dalam yang berorientasi pada
Lembar NKRI, diantaranya: kepuasan pasien.
Membuat komitmen komitmen 1. Whole of Government : melakukan koordinasi lintas
bersama dengan bersama sektor dengan bidang keperawatan untuk mencapai
perawat ruangan anak
tujuan bersama.

Hasil Kegiatan/ Kontribusi Output


Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan terhadap Visi dan
Output Nilai Organisasi
Misi Organisasi
5 Pembuatan Membuat rancangan Desain leaflet Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Melaksanakan Penguatan nilai

32
media leaflet edukasi pasien 1. Akuntabilitas: Pembuatan media edukasi leaflet pelayanan gizi yang organisasi:
edukasi/leaflet anak mengandung nilai kejelasan dan inovatif dalam sesuai dengan standar 1. Inovasi:
khusus untuk Mengkonsultasikan Revisi desain menyampaikan informasi kepada pasien. berkaitan dengan misi Melakukan
pemberian rancangan leaflet leaflet 2. Etika Publik: Membuat leaflet edukasi termasuk ke rumah sakit yaitu tata perubahan dengan
makanan anak edukasi pasien anak dalam menerapkan kode etik ASN yaitu memberikan kelola rumah sakit memunculkan ide
usia 6-12 dengan rekan informasi secara benar dan tidak menyesatkan pihak lain. yang akuntabel, baru.
bulan nutrisionis lain 3. Komitmen mutu : membuat leaflet edukasi merupakan transparan, dan 2. Kepuasan
sebuah inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi edukasi responsibel. Pelanggan:
Pencetakan leaflet Leaflet edukasi oleh Nutrisionis kepada pasien
edukasi pasien anak pasien anak Melakukan inovasi

6 Melakukan Memperkenalkan diri Pasien dan Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Penguatan nilai
edukasi dengan senyum, sapa, keluarga 1. Akuntabilitas : Melakukan edukasi sesuai dengan organisasi:
pemberian dan salam. mengetahui kompetensinya secara mandiri dan Melaksanakan 1. Profesional:
makanan anak dengan siapa bertanggung jawab pelayanan gizi yang Bekerja sesuai
kepada orang berkomunikasi 2. Nasionalisme : Memberikan edukasi dengan bahasa sesuai dengan standar dengan keahlian
tua/penunggu dan tujuan Indonesia yang baik dan benar. berkaitan dengan misi dan
pasien kunjungan 3. Etika Publik : Menerapkan salah satu kode etik ASN rumah sakit yaitu meningkatkan
menggunakan nutrisionis yaitu melayani dengan hormat, sopan, dan tanpa menyelenggarakan kompetensi
media leaflet Menanyakan riwayat Data kebiasaan tekanan. Nilai etika publik respek dan murah hati pelayanan kesehatan secara terus-
makan dan kebiasaan makan pasien juga harus diterapkan. paru dan upaya menerus.
makan pasien 4. Komitmen mutu : Melakukan edukasi sesuai dengan rujukan secara 2. Inovasi:
sebelumnya kebutuhan pasien (Pelayanan berorientasi pada paripurna dan Melakukan
Melakukan edukasi Pasien mengerti pelanggan) dan melakukan inovasi yaitu Menyelenggarakan perubahan dengan
kepada pasien anak dan mendapat menggunakan media leaflet dalam melakukan edukasi tata kelola rumah sakit memunculkan ide
dengan media leaflet leaflet sehingga lebih efektif. yang akuntabel, baru.
5. Anti korupsi : Mengisi form catatan edukasi terintegrasi
transparan, dan
Menuliskan kegiatan Lembar edukasi
dengan jujur. (Anti korupsi) responsibel.
edukasi gizi di form diisi dan
catatan edukasi ditandatangani
terintegrasi dalam
rekam medik pasien

Hasil Kegiatan/ Kontribusi Output Penguatan Nilai-


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan terhadap Visi dan Nilai Organisasi
Output Misi Organisasi
7 Pengoptimalan Mengusulkan kepada Mendapatkan Keterkaitan dengan nilai-nilai ANEKA, yaitu: Melaksanakan Penguatan nilai
33
penyajian kepala Instalasi Gizi izin dari kepala 1. Akuntabilitas : Penggunaan alat makan yang ada pelayanan gizi yang organisasi:
makanan untuk mengganti alat instalasi gizi secara benar, bertanggung jawab, dan efisien. sesuai dengan standar 1. Profesional:
untuk pasien makan anak dengan berkaitan dengan misi Bekerja sesuai
anak agar lebih alat makan yang 2. Komitmen mutu : Nilai efektivitas dan efisiensi rumah sakit yaitu dengan keahlian
menarik sesuai. untuk menghasilkan tampilan menu yang lebih menyelenggarakan dan
baik. Pelayanan berorientasi pada pelanggan. pelayanan kesehatan meningkatkan
Mencari referensi Foto referensi
garnish untuk garnish untuk paru dan upaya kompetensi
penyajian makanan penyajian Keterkaitannya dengan Kedudukan dan Peran PNS : rujukan secara secara terus-
anak makanan anak Pelayanan Publik : Responsif dan tidak diskriminatif paripurna dan menerus.
sesuai dengan prinsip pelayanan publik. Menyelenggarakan 2. Inovasi:
Memanfaatkan Penyajian tata kelola rumah sakit
penggunaan alat makanan anak Melakukan
yang akuntabel, perubahan dengan
makan anak yang ada lebih menarik transparan, dan
dan menerapkan memunculkan ide
responsibel. baru.
garnish untuk
penyajian makanan 3. Kerjasama:
anak yaitu bersinergi
dalam bekerja
dengan atasan dan
rekan kerja.
4. Kepuasan
Pelanggan:
Melakukan
inovasi yang
berorientasi pada
kepuasan pasien.

Tabel 3.5 Time table Kegiatan Aktualiasi


di Unit Kerja Instalasi Gizi RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor
34
September Oktober November
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan standar diet khusus untuk pasien anak

2. Pembuatan siklus menu khusus untuk bentuk makanan


bubur saring dan tim cincang
Pembuatan komitmen bersama perawat ruangan anak
3. mengenai tata cara pemesanan diet untuk pasien anak,
terutama untuk pemesanan diet pasien baru.
Pembuatan komitmen bersama staff pengolahan di Instalasi
4. Gizi untuk melaksanakan siklus menu bubur saring dan tim
cincang.

Pembuatan media edukasi/leaflet khusus untuk pemberian


5.
makanan anak usia 6-12 bulan

6. Pemberian edukasi kepada orang tua/penunggu pasien anak


menggunakan media edukasi/leaflet

7. Pengoptimalan penyajian makanan untuk pasien anak agar


lebih menarik

35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kegiatan Aktualisasi
1. Pembuatan Standar Diet Khusus untuk Pasien Anak

Tahapan Kegiatan Mengumpulkan referensi untuk membuat standar diet khusus


pasien anak
Hari, Tanggal Minggu Ke 1 – 2 September
Daftar Lampiran Foto referensi terlampir
Minggu pertama saat offcampus penulis langsung mencari referensi mengenai hal-
hal yang diperlukan untuk menyusun standar diet pasien anak. Penulis mencari
referensi yang terbaik untuk membuat standar diet yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan gizi untuk pasien anak, hal ini mencerminkan Integritas dan Tanggung
Jawab (Akuntabilitas) dalam rangka memberikan pelayan gizi yang berkualitas
dan sesuai standar, serta sejalan dengan misi rumah sakit, yakni menyelenggarakan
tata kelola rumah sakit yang akuntabel, transparan dan responsibel. Referensi
yang digunakan penulis untuk menyusun standar diet yaitu berasal dari buku
Pedoman Diet dan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

Tahapan Kegiatan Menyusun draft standar diet khusus pasien anak


Hari, Tanggal Minggu Ke 3-4 September
Daftar Lampiran Draft standar diet pasien anak yang dibuat dengan Ms. Excel
Penulis kemudian menyusun draft standar diet pasien anak sesuai dengan referensi-
referensi yang telah didapatkan. Dalam pelaksanaannya, penulis berusaha
menerapkan nilai keadilan (Etika Publik) yaitu memberikan pelayanan gizi sesuai
dengan kebutuhan pasien. Selain itu, penulis yang bertugas di ruang anak
diharapkan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan kerja
keras (Anti Korupsi) dengan disusunnya standar diet pasien anak ini.

Tahapan Kegiatan Mengkonsultasikan draft standar diet pasien anak kepada


rekan nutrisionis
Hari, Tanggal Senin, 1 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto kegiatan terlampir, draft revisi standar diet pasien anak
Penulis melakukan konsultasi kepada teman satu profesi nutrisionis mengenai
standar diet pasien anak yang telah dibuat agar standar diet yang dibuat dapat
dikoreksi terlebih dahulu jika ditemukan adanya kesalahan atau sesuatu yang belum
lengkap. Hal ini mencerminkan adanya nilai kebersamaan dan menghargai

36
(Nasionalisme) yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan rekan satu profesi.

Tahapan Kegiatan Pengesahan draft standar diet khusus pasien anak kepada
kepala instalasi gizi
Hari, Tanggal Senin, 8 Oktober 2018
Daftar Lampiran Draft standar diet pasien anak yang sudah disahkan kepala
instalasi gizi
Standar diet khusus pasien anak kemudian disahkan oleh kepala instalasi gizi setelah
mendapatkan koreksi dan masukan-masukan dari rekan satu profesi nutrisionis.
Dengan adanya standar diet khusus pasien anak diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi (Komitmen Mutu) yaitu mengurangi sisa makanan yang
tidak dimakan oleh pasien karena pasien anak sudah tidak lagi mendapatkan porsi
makanan yang sama dengan pasien dewasa namun jumlahnya sudah disesuaikan
sesuai dengan standar sehingga secara tidak langsung penulis juga dapat
menerapkan nilai kinerja berorientasi pada mutu (Komitmen Mutu) yaitu
mengupayakan indikator mutu instalasi gizi dapat tercapai.

2. Pembuatan Siklus Menu Khusus untuk menu MP-ASI 6-12 Bulan

Tahapan Kegiatan Mengumpulkan referensi resep-resep dari menu MP-ASI 6-12


Bulan
Hari, Tanggal Minggu Ke 1-2 September
Daftar Lampiran Foto referensi terlampir
Penulis mencari referensi resep-resep dari menu MP-ASI baik itu melalui buku
ataupun internet. Penulis mencari referensi yang terbaik untuk membuat siklus menu
yang baik, menarik, dan sesuai dengan kebutuhan gizi untuk pasien anak, hal ini
mencerminkan Integritas dan Tanggung Jawab (Akuntabilitas) dalam rangka
memberikan pelayan gizi yang berkualitas dan sesuai standar, serta sejalan dengan
misi rumah sakit, yakni menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang
akuntabel, transparan dan responsibel.

Tahapan Kegiatan Menyusun draft siklus menu khusus untuk menu MP-ASI 6-12
Bulan
Hari, Tanggal Minggu 3-4 September
Daftar Lampiran Draft siklus menu MP-ASI 6-12 bulan
Penulis kemudian menyusun siklus menu khusus untuk menu MP-ASI 6-12 Bulan
sesuai dengan berbagai referensi menu yang telah didapatkan dan disesuaikan
dengan siklus menu yang sebelumnya berlaku. Dalam pelaksanaannya, penulis
berusaha menerapkan nilai keadilan (Etika Publik) yaitu memberikan pelayanan
gizi sesuai dengan kebutuhan pasien. Selain itu, penulis yang bertugas di ruang anak
diharapkan dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan kerja

37
keras (Anti Korupsi) dengan disusunnya siklus menu MP-ASI 6-12 bulan ini.

Tahapan Kegiatan Mengkonsultasikan draft siklus menu MP-ASI 6-12 Bulan.


Hari, Tanggal Senin, 1 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto kegiatan terlampir, draft revisi siklus menu MP-ASI 6-12
Bulan
Penulis melakukan konsultasi kepada teman satu profesi nutrisionis mengenai siklus
menu MP-ASI 6-12 bulan yang telah dibuat agar siklus menu yang dibuat dapat
dikoreksi terlebih dahulu jika ditemukan adanya kesalahan atau sesuatu yang belum
lengkap. Hal ini mencerminkan adanya nilai kebersamaan dan menghargai
(Nasionalisme) yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan rekan satu profesi.

Tahapan Kegiatan Pengesahan draft siklus menu MP-ASI 6-12 Bulan.

Hari, Tanggal Senin, 8 Oktober 2018


Daftar Lampiran Draft siklus menu MP-ASI 6-12 Bulan yang sudah disahkan
kepala instalasi gizi
Standar diet khusus pasien anak kemudian disahkan oleh kepala instalasi gizi setelah
mendapatkan koreksi dan masukan-masukan dari rekan satu profesi nutrisionis.
Dengan adanya siklus menu MP-ASI 6-12 Bulan diharapkan dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi (Komitmen Mutu) yaitu mengurangi sisa makanan yang
tidak dimakan oleh pasien karena pasien anak sudah tidak lagi mendapatkan porsi
makanan yang sama dengan pasien dewasa, namun jumlahnya sudah disesuaikan
sesuai dengan standar sehingga secara tidak langsung penulis juga dapat
menerapkan nilai kinerja berorientasi pada mutu (Komitmen Mutu) yaitu
mengupayakan indikator mutu instalasi gizi dapat tercapai.

3. Pembuatan Komitmen Bersama Staff Pengolahan Instalasi Gizi

Tahapan Kegiatan Mengajukan izin kepada kepala instalasi gizi


Hari, Tanggal Selasa, 16 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto kegiatan terlampir
Penulis berkoordinasi mengajukan izin kepada kepada kepala instalasi gizi sebagai
atasan langsung untuk mengadakan sosialisasi mengenai siklus menu dan standar
menu untuk pasien anak kepada petugas pengolahan di instalasi gizi. Diawali
dengan senyum, salam, sapa disertai dengan sopan dan santun yang merupakan
bagian dari nilai etika publik. Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dengan
sejelas-jelasnya sesuai rencana yang akan dijalankan (nilai akuntabilitas).
Mengucapkan terimakasih serta menutup pertemuan dengan senyum, salam, sapa
(nilai etik publik).

38
Tahapan Kegiatan Menyiapkan bahan dan materi untuk sosialisasi kepada
petugas pengolahan instalasi gizi
Hari, Tanggal Minggu Ke 3 Oktober
Daftar Lampiran Media sosialisasi
Penulis menyiapkan bahan dan materi untuk sosialisasi kepada petugas pengolahan
Instalasi Gizi antara lain dengan membuat media presentasi berupa flip chart. Hal ini
mencerminkan Integritas dan Tanggung Jawab (Akuntabilitas) dalam rangka
memberikan pelayan gizi yang berkualitas dan sesuai standar, serta sejalan dengan
misi rumah sakit, yakni menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang
akuntabel, transparan dan responsibel.

Tahapan Kegiatan Melakukan sosialisasi kepada staff pengolahan di Instalasi


Gizi
Hari, Tanggal Selasa, 23 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto kegiatan terlampir, absensi, foto, dan notulensi.
Penulis melakukan sosialisasi pada saat rapat bulanan Instalasi Gizi yang dihadiri
staf instalasi gizi dari beberapa bagian, yakni bagian pengolahan, kepala instalasi
gizi, ahli gizi dan, pekarya gizi. Penulis menyampaikan sosialisasi aktualisasi
mengenai standar dan siklus menu MP-ASI anak usia 6-24 bulan. Memberikan
sosialisasi dengan sikap respek terhadap rekan kerja termasuk kedalam menerapkan
kode etik ASN yaitu memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
pihak lain. (Nilai Etika Publik)

Tahapan Kegiatan Membuat komitmen bersama dengan staff pengolahan di


Instalasi Gizi untuk melaksanakan siklus menu baru
Hari, Tanggal Selasa, 23 Oktober 2018
Daftar Lampiran Lembar Komitmen Bersama Staff Pengolahan Instalasi Gizi
Setelah diberikan sosialisasi, penulis melakukan komitmen bersama dengan staff
pengolahan di Instalasi Gizi untuk melaksanakan aktualisasi mengenai standar dan
siklus menu MP-ASI anak usia 6-24 bulan dengan menandatangani lembar
komitmen bersama sebagai bukti telah adanya kesepakatan bersama. Tidak hanya
petugas pengolahan, staf ahli gizi dan pekarya gizi pun turut menandatangani
lembar komitmen bersama agar semua pihak yang terlibat di Instalasi Gizi dapat
mengetahui, mendukung, dan ikut melaksanakan. Kegiatan membuat komitmen
bersama dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk
tanggung jawab dengan memberikan informasi yang jelas (Akuntabilitas), selain
itu adanya koordinasi dengan staf pengolahan dan berbagai bagian di Instalasi Gizi
sangat diperlukan agar kegiatan terlaksana sebagaimana mestinya. (Whole of
Government)

39
4. Pembuatan Komitmen Bersama Dokter Anak dan Perawat Ruangan
Anak mengenai Tata Cara Pemesanan Diet Untuk Pasien Anak usia
6-24 Bulan, terutama pemesanan diet pasien baru.

Tahapan Kegiatan Mengajukan izin kepada dokter anak dan kepala ruang
perawatan anak untuk melakukan edukasi dan sosialisasi
mengenai tata cara pemesanan diet untuk pasien anak usia 6-
24 bulan, terutama pemesanan diet pasien baru.
Hari, Tanggal Selasa, 16 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto kegiatan terlampir
Penulis berkoordinasi mengajukan izin kepada kepada dokter anak dan kepala
perawat ruanganak secara langsung. Diawali dengan senyum, salam, sapa disertai
dengan sopan dan santun yang merupakan bagian dari nilai etika publik.
Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dengan sejelas-jelasnya sesuai rencana
yang akan dijalankan (nilai akuntabilitas). Mengucapkan terimakasih serta
menutup pertemuan dengan senyum, salam, sapa (nilai etik publik).

Tahapan Kegiatan Menyiapkan bahan dan materi untuk sosialisasi kepada dokter
anak dan perawat ruang anak
Hari, Tanggal Minggu Ke 3 Oktober 2018
Daftar Lampiran Media sosialisasi
Penulis menyiapkan bahan dan materi untuk sosialisasi kepada petugas pengolahan
Dokter Anak dan Perawat Ruang Anak antara lain dengan membuat media
presentasi berupa flip chart. Hal ini mencerminkan Integritas dan Tanggung
Jawab (Akuntabilitas) dalam rangka memberikan pelayan gizi yang berkualitas
dan sesuai standar, serta sejalan dengan misi rumah sakit, yakni menyelenggarakan
tata kelola rumah sakit yang akuntabel, transparan dan responsibel.

Tahapan Kegiatan Melakukan sosialisasi kepada dokter anak dan perawat ruang
anak
Hari, Tanggal Selasa, 23 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto kegiatan terlampir, absensi, foto, dan notulensi.
Penulis melakukan sosialisasi kepada dokter anak dan perawat ruang anak pada saat
operan dinas (pergantian shift) malam ke pagi. Untuk perawat yang berhalangan

40
hadir dilakukan sosialisasi secara terpisah, selain itu dilakukan sosialisasi melalui
grup wa perawat anak dengan dibantu kepala ruangan tanjung. Penulis
menyampaikan sosialisasi aktualisasi mengenai cara memesan makanan MP-ASI
untuk anak usia 6-24 bulan. Memberikan sosialisasi dengan sikap respek terhadap
rekan kerja termasuk kedalam menerapkan kode etik ASN yaitu memberikan
informasi secara benar dan tidak menyesatkan pihak lain. (Nilai Etika Publik)

Tahapan Kegiatan Membuat komitmen bersama dengan dokter anak dan perawat
ruang anak untuk melaksanakan hal yang telah disosialisasikan
Hari, Tanggal Selasa, 23 Oktober 2018
Daftar Lampiran Lembar Komitmen Bersama Dokter Anak dan Perawat Ruang
Anak
Setelah diberikan sosialisasi, penulis melakukan komitmen bersama dengan dokter
anak dan perawat ruang anak untuk melaksanakan aktualisasi mengenai standar dan
siklus menu MP-ASI anak usia 6-24 bulan dengan menandatangani lembar
komitmen bersama sebagai bukti telah adanya kesepakatan bersama. Kegiatan
membuat komitmen bersama dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dengan memberikan informasi yang
jelas (Akuntabilitas), selain itu adanya koordinasi dengan staf pengolahan dan
berbagai bagian di Instalasi Gizi sangat diperlukan agar kegiatan terlaksana
sebagaimana mestinya. (Whole of Government)

5. Pembuatan Media Edukasi/Leaflet Khusus untuk Pemberian MP-ASI


untuk anak
Tahapan Kegiatan Membuat rancangan leaflet edukasi khusus untuk pemberian
MP-ASI untuk Anak Usia 6-24 Bulan
Hari, Tanggal Minggu Ke 3-4 Oktober 2018
Daftar Lampiran Desain Leaflet Edukasi MP-ASI 6-24 Bulan
Penulis menyiapkan bahan dan materi untuk membuat leaflet. Sumber-sumber
diperoleh dari berbagai buku, jurnal, maupun sumber dari internet. Rancangan
leaflet dibuat dengan menggunakan program ms publisher oleh penulis. Pembuatan
media edukasi leaflet mengandung nilai kejelasan dan inovatif (Akuntabilitas)
dalam menyampaikan informasi kepada pasien.

Tahapan Kegiatan Mengkonsultasikan leaflet edukasi khusus untuk pemberian


MP-ASI untuk Anak Usia 6-24 Bulan
Hari, Tanggal Senin, 1 Oktober 2018

41
Daftar Lampiran Revisi Desain Leaflet Edukasi MP-ASI 6-24 Bulan
Penulis melakukan konsultasi kepada teman satu profesi nutrisionis mengenai leaflet
edukasi khusus untuk Anak Usia 6-24 bulan yang telah dibuat agar leaflet dapat
dikoreksi terlebih dahulu jika ditemukan adanya kesalahan atau sesuatu yang belum
lengkap. Hal ini mencerminkan adanya nilai kebersamaan dan menghargai
(Nasionalisme) yaitu dalam pelaksanaannya melibatkan rekan satu profesi.

Tahapan Kegiatan Pencetakan Leaflet Edukasi khusus untuk pemberian MP-ASI


6-24 Bulan
Hari, Tanggal Minggu Ke 2 Oktober 2018
Daftar Lampiran Leaflet Edukasi
Leaflet edukasi khusus untuk pemberian MP-ASI 6-24 bulan masih dilakukan
dengan cara diprint menggunakan printer yang tersedia di Instalasi Gizi. Leaflet
belum diperbanyak secara khusus karena membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk melakukan ajuan penggandaan leaflet baru. Membuat leaflet merupakan
sebuah inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi edukasi oleh Nutrisionis kepada
pasien (Komitmen Mutu). Selain itu sebagai media untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik yang dilakukan oleh nutrisionis (Pelayanan Publik).

6. Melakukan Edukasi Pemberian Makanan Anak Kepada Orang


Tua/Penunggu Pasien Menggunakan Media Leaflet

Tahapan Kegiatan Memperkenalkan diri dengan senyum, sapa, dan salam


Hari, Tanggal Jum’at, 19 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
Penulis memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada keluarga pasien, diawali
dengan senyum, salam, sapa disertai dengan sopan dan santun yang merupakan
bagian dari nilai etika publik. Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dengan
sejelas-jelasnya (nilai akuntabilitas).

Tahapan Kegiatan Menanyakan riwayat makan dan kebiasaan makan pasien


sebelumnya
Hari, Tanggal Jum’at, 19 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
Setelah memperkenalkan diri, penulis melakukan verifikasi skrining gizi dengan
strong kid terlebih dahulu. Kemudian pasien diberikan edukasi mengenai makanan
yang didapat dirumah sakit kemudian makanan yang boleh dan tidak boleh dibawa
dari luar. Setelah itu, digali data pasien dari mulai riwayat personal, antropometri,
fisik-klinis, riwayat sosial, dan riwayat makan dan kebiasaan makan pasien
sebelumnya. Kemudian pasien diberikan edukasi mengenai pemberian MP-ASI

42
yang baik dan benar dengan menggunakan media leaflet yang telah dibuat dan
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme).
Penulis melakukan edukasi sesuai dengan kebutuhan pasien dan melakukan inovasi
menggunakan media leaflet dalam melakukan edukasi agar lebih efektif. Hal ini
juga dengan tujuan untuk mendukung edukasi mengenai pemberian makan MP-ASI
yang dilakukan dirumah sakit.

Tahapan Kegiatan Menuliskan kegiatan edukasi gizi di form catatan edukasi


terintegrasi dalam rekam medik pasien
Hari, Tanggal Jum’at, 19 Oktober 2018
Daftar Lampiran Setelah selesai melakukan edukasi dengan media leaflet,
kegiatan edukasi dicatat sebagai bukti didalam form catatan
edukasi terintegrasi dalam rekam medik pasien. Mengisi form
catatan edukasi terintegrasi dengan jujur (Anti korupsi) dan
melakukan edukasi sesuai dengan kompetensi ahli gizi secara
mandiri dan bertanggung jawab (Akuntabilitas).

7. Pengoptimalan penyajian makanan untuk pasien anak agar lebih


menarik

Tahapan Kegiatan Mengajukan Izin kepada Kepala Instalasi Gizi untuk


Mengganti Alat Makan Pasien dengan Alat Makan yang
Sesuai
Hari, Tanggal Rabu, 17 Oktober 2018
Daftar Lampiran Foto Kegiatan
Penulis berkoordinasi mengajukan izin kepada kepada kepala instalasi gizi sebagai
atasan langsung untuk menggunakan alat makan pasien anak yang sudah ada agar
bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Diawali dengan senyum, salam, sapa disertai
dengan sopan dan santun yang merupakan bagian dari nilai etika publik.
Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dengan sejelas-jelasnya sesuai rencana
yang akan dijalankan (nilai akuntabilitas). Mengucapkan terimakasih serta
menutup pertemuan dengan senyum, salam, sapa (nilai etik publik).

Tahapan Kegiatan Mencari Referensi Garnish untuk Penyajian Makanan Anak

Hari, Tanggal Minggu Ke 3 Oktober 2018


Daftar Lampiran Referensi Garnish
Penulis mencari referensi garnish untuk makanan, terutama makanan anak dari
internet. Penulis mencari referensi yang terbaik penyajian makanan anak lebih

43
menarik dalam rangka memberikan pelayan gizi yang berkualitas dan sesuai standar
Integritas dan Tanggung Jawab (Akuntabilitas), serta sejalan dengan misi rumah
sakit, yakni menyelenggarakan tata kelola rumah sakit yang akuntabel,
transparan dan responsibel.

Tahapan Kegiatan Mengganti Alat Makan dan Menerapkan Garnish untuk


Penyajian Makanan Anak
Hari, Tanggal Minggu Ke 1-4 November 2018
Daftar Lampiran Alat makan yang digunakan untuk menu MP-ASI dibedakan
dengan alat makan untuk pasien dewasa. Hal ini untuk
pemanfaatan alat makan yang ada secara benar, bertanggung
jawab, dan efisien (Akuntabilitas). Selain itu menambahkan
garnish agar penampilan makanan lebih baik dan menarik
dengan bahan-bahan yang ada agar makanan dapat dihabiskan
oleh pasien untuk mendukung masa pemulihan dan
penyembuhan di rumah sakit mengandung nilai efektifitas,
efisiensi, dan pelayanan berorientasi pada pelanggan.
(Komitmen Mutu).

B. Data Sisa Makanan Yang Tidak Termakan Oleh Pasien

BULAN SEMUA ANAK


APR 22,5 37,5
MEI 26,2 56,3
JUN 29,3 47,9
NOV - 12,5
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya standar
makanan dan menu khusus untuk pasien anak dapat menurunkan presentase sisa
makan anak yang selama ini tinggi karena diberikan makanan dewasa. Namun,
belum dapat diketahui apakah presentase ini akan menjadikan Indikator Mutu
Instalasi Gizi yaitu sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien menjadi
tecapai atau tidak dikarenakan belum adanya data sisa makanan untuk pasien
dewasa dibulan November 2018.

44
B. Hambatan dan Strategi Penyelesaian
No Kegiatan/ Tahapan Kegiatan Aktualisasi Kendala yang Dihadapi Strategi Penyelesaian
Mengusulkan penggandaan leaflet MP-ASI 6-24 Pengadaan leaflet harus melalui proses dan tahapan
Memanfaatkan kertas dan printer
1.
Bulan yang lama yang ada di Instalasi Gizi seizin
Kepala Instalasi Gizi.
Siklus menu untuk MP-ASI menggunakan bahan Pengadaan jenis bahan makanan baru harus melalui Menggunakan bahan makanan yang
makanan yang kurang bervariasi. proses pengadaan yang dilakukan setiap 4 bulan ada dengan variasi penggunaan
2.
sekali. setiap bahan makanannya, untuk
selanjutnya bisa masuk kedalam
pengadaan untuk tahun 2019.

45
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Latihan dasar CPNS dilakukan dengan pola baru yaitu on campus
untuk mempelajari secara teori tentang nilai dasar Profesi PNS serta peran,
fungsi dan kedudukan PNS dan off campus untuk mengaktualisasi nilai-nilai
yang telah dipelajari peserta diklat di tempat kerja.

Penulis melakukan beberapa tahapan kegiatan aktualisasi untuk


membantu memecahkan masalah/isu mengenai ketidaksesuaian sisa makan
pasien anak dengan standar mutu yang ditetapkan instalasi gizi RS Paru Dr.
M. Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor. Dari hasil aktualisasi yang
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa inovasi yang dilakukan oleh penulis
cukup efektif dan efisien untuk menurunkan sisa makan pasien anak, selain
itu pasien anak terutama usia 6-24 bulan juga mendapatkan makanan yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.

B. Saran

1. Untuk variasi bahan makanan untuk menu anak dapat ditambah, sehingga
siklus menu tidak menggunakan bahan makanan itu-itu saja, mengingat
untuk pasien anak tidak semua bahan makanan yang ada dapat
dipergunakan, terutama untuk menu MP-ASI.
2. Penulis berharap senantiasa diberikan motivasi dan arahan oleh pimpinan
dalam melaksanakan kegiatan ini, untuk terus mengaktualisasikan nilai-
nilai ANEKA.

46
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of government: Modul Pendidikan


dan Pelatihan Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi: Modul Pendidikan dan Pelatihan


Latihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

47

Anda mungkin juga menyukai