Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Perbedaan Karakteristik Mineralogi Matriks Breksi Vulkanik Pada


Endapan Fasies Proksimal Atas-Bawah Gunung Galunggung
Eka Dwi Ramadhan 1), Johanes Hutabarat 2), Agung Mulyo 3)
1)
Mahasiswa S1 Prodi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
ekadwrama@gmail.com
2)
Departemen Geologi Sains, Fakultas Teknik Geologi. Universitas Padjadjaran
j.hutabarat@unpad.ac.id
3)
Departemen Geologi Terapan, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran
agung.mulyo@unpad.ac.id

Abstrak
Gunung Galunggung merupakan gunungapi kuarter yang masih aktif dan memiliki aktivitas
pengendapan yang terus berlanjut hingga saat ini. Wilayah proksimal dari endapan vulkanik
Gunung Galunggung secara umum didominasi oleh breksi vulkanik, namun karakter megaskopis
endapan fasies proksimal atas-bawah memiliki matriks yang berbeda. Penelitian ini bertujuan
melakukan analisis mineralogi breksi pada wilayah endapan fasies proksimal atas-bawah. Data yang
digunakan bersumber dari hasil pemetaan geologi daerah setempat dan didukung dengan hasil
pengamatan petrografi. Pada fasies proksimal atas ditemukan breksi vulkanik dengan komponen
penyusun yang didominasi oleh batuan basaltik, susunan matriks piroklastik, kemas tertutup,
kekerasan keras, dan komposisi mineralogi yang cenderung memiliki banyak kristal. Pada fasies
proksimal bawah ditemukan breksi vulkanik dengan komponen penyusun didominasi batuan
andesitik, susunan matriks piroklastik, kemas terbuka, kekerasan agak keras, dan kondisi singkapan
mengalami pelapukan tinggi. Mineralogi breksi pada daerah ini cenderung memiliki kristal yang
mulai diselingi dengan obsidian.
Kata Kunci : breksi, fasies proksimal, Galunggung, matriks, mineralogi,

A. Pendahuluan Singaparna 1308-413; dan Lembar


Berdasarkan letak geografis, daerah Tasikmalaya 1308-414.
penelitian terletak antara Garis Bujur Garis Gunung Galunggung merupakan
Bujur 108o 4' 8.1336'' BT sampai 108o 9' gunungapi aktif bertipe strato dengan
34.5672'' dan Garis Lintang -7° 17' 32.5896" persebaran batuan yang berada disekitarnya
LS sampai -7° 22' 56.3484". Sedangkan tergolong ke dalam batuan-batuan vulkanik.
secara administratif termasuk wilayah Gunung Galunggung mengalami letusan
kecamatan Singaparna Kabupaten terakhir kali pada tahun 1982 dan sampai
Tasikmalaya dan Kecamatan Leuwisari sekarang masih ada kemungkinan meletus
Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. kembali. Karakter dari letusan Gunung
Luas daerah penelitian kurang lebih 100 km2. Galunggung berupa leleran dan letusan yang
Daerah penelitian termasuk kedalam Peta dapat berlangsung sangat lama disertai banjir
Rupa Bumi Digital Indonesia lahar (Escher, 1925). Letusan lain di masa
(BAKOSURTANAL) lembar Salawu 1308- lampau menghasilkan suatu kawah (kaldera)
411; Lembar Kawalu 1308-412; lembar tapal kuda dan longsoran (debris avalance) ke
arah tenggara membentuk kumpulan bukit

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

yang disebut Bukit Sepuluh Ribu (Bronto, Makalah ini dimaksudkan untuk
1989). Berdasarkan umur geologi, batuan- memberitahukan bahwa adanya perbedaan
batuan vulkanik tersebut memiliki umur secara mikroskopis dari susunan-susunan
kuarter dan terletak di lereng gunung bagian mineral pada matriks breksi piroklastik
timur-tenggara. Gunung Galunggung walaupun pada fasies yang sama.
memiliki tiga pembagian fasies, yaitu fasies
sentral, fasies proksimal, dan fasies medial.
B. Geologi Daerah Penelitian
Secara sedimentologi atau vulkanologi
fisik, mulai dari fasies proksimal sampai B.1 Geomorfologi
fasies distal dapat dirunut perubahan secara Gunung Galunggung menempati daerah
bertahap mengenai tekstur dan struktur seluas ±275 km2 dengan diameter 27 km
sedimen. Tekstur batuan klastika gunung api (barat laut-tenggara) dan 13 km (timur laut-
menyangkut bentuk butir, ukuran butir, dan barat daya). Di bagian barat berbatasan
kemas. Karena efek abrasi selama proses dengan G. Karasak, dibagian utara dengan G.
transportasi maka dari fasies proksimal ke Talagabodas, di bagian timur dengan G.
fasies distal bentuk butir berubah mulai dari Sawal dan di bagian selatan berbatasan
sangat meruncing hingga membundar (Bogie dengan batuan tersier Pegunungan Selatan.
& Mackenzie, 1988 dalam Bronto, 2006). Secara umum, G. Galunggung dibagi dalam
tiga satuan morfologi, yaitu Kerucut Gunung
Api, Kaldera, dan Perbukitan Sepuluh Ribu.

B.2 Stratigrafi
Stratigrafi Gunung Galunggung secara
umum dibagi menjadi tiga periode kegiatan,
yaitu :
1. Formasi Galunggung Tua / Pra Kaldera
Hasil kegiatan dengan pusat erupsi di
Kawah Guntur (Galunggung Tua), yang
terdiri atas perselingan aliran lava,
Gambar 1. Fasies Gunungapi piroklastika dan lahar, serta dike yang
membentuk kawah Galunggung Tua. Analisis
umur dengan metoda 14C pada lapisan strato
Batuan-batuan vulkanik hasil dari menghasilkan umur 20.000-25.000 tahun,
letusan gunungapi pada fasies proksimal dengan demikian umur seluruh kegiatan
didominasi oleh litologi breksi piroklastika Galunggung Tua diperkirakan antara 50.000-
dan tuf. Karakteristik dari breksi piroklastika 10.000 tahun yang lalu.
secara megaskopis memiliki komponen 2. Formasi Tasikmalaya / Sin Kaldera
batuan beku dengan persebaran komponen
yang tidak teratur, sedangkan matriks berupa Endapan batuan ‘Perbukitan Sepuluh
batuan piroklastik. Untuk karakteristik tuf Ribu’ yang terbentuk sebagai akibat letusan
umumnya memiliki warna coklat muda besar pada 4200 ±150 tahun yang lalu, yang
dengan ukuran ash hingga lapilli walaupun menyebabkan terbentuknya kaldera tapal kuda
belum terkompaksi dengan benar. pada bagian timur-tenggara kawah Gunung
Api Galunggung. Selain endapan longsoran

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

‘Perbukitan Sepuluh Ribu’ batuan hasil regional. Kelurusan ke arah timur laut dan
letusan lainnya adalah awan panas dan lahar. zona rekahan (fracture) pada kerucut silinder
3. Formasi Cibanjaran / Post Kaldera adalah paralel terhadap sistem sesar Sumatra,
yang mana zona rekahan pada kubah lava
Hasil kegiatan letusan yang tercatat 1918 (G. Jadi) dan posisi-posisi dike
dalam sejarah, yaitu 1822, 1894, 1918 dan menunjukan arah yang sama terhadap tekanan
1982-1983. utama (principal stress) yang berasal dari
Berdasarkan Peta Geologi Lembar pergeseran kerak Samudra Hindia. Arah dari
Tasikmalaya, Jawa Barat skala 1:100.000 tekanan utama ini kurang lebih normal
(Budhitrisna, 1986), daerah penelitian terhadap sumbu Kaldera Galunggung. Ini
memiliki tiga satuan batuan, yaitu : menunjukkan bahwa orientasi longsoran
Kaldera Galunggung mengikuti zona lemah
 Breksi Gunungapi G. Galunggung (Qvb) dari ‘tensional fracture’ (Bronto, 1989).
Satuan ini merupakan breksi gunungapi
yang mengandung bongkahan lava andesit
dan membentuk gumuk yang berukuran C. Metodologi Penelitian
beberapa meter sampai 1 km. Persebaran Metode yang digunakan dalam
satuan ini mencapai 50% dari luas daerah penelitian ini berupa metode pemetaan
penelitian dan berada di bagian timur. lapangan dan pengamatan petrografi. Metode
 Hasil Gunungapi Muda G. Galunggung pemetaan lapangan ini meliputi kegiatan
(Qvg) orientasi lapangan dan pengambilan data
lapangan pada lintasan terbuka. Pengamatan
Satuan ini terdiri dari breksi gunungapi, terhadap singkapan batuan meliputi jenis,
lahar, dan tuf bersusun andesit sampai basal karakteristik fisik secara megaskopis,
yang bersumber dari Gunung Galunggung. pengukuran arah dan kemiringan perlapisan,
Lokasi satuan ini berada di barat laut daerah ketebalan lapisan, sehingga dapat
penelitian. dikelompokkan menjadi satuan-satuan batuan.
 Hasil Gunungapi Tua G. Kukus (QTvk) Pengamatan yang dilakukan selama di
Pada satuan ini terdapat breksi lapangan, antara lain pengamatan
gunungapi, breksi aliran, tufa, dan lava karakteristik fisik setiap litologi yang
bersusunan andesit sampai basal yang ditemukan di lapangan, meliputi warna batuan
bersumber dari Gunung Kukus. Satuan ini baik segar ataupun lapuk, tekstur batuan,
tersebar di barat daya daerah penelitian dan struktur batuan, dan komposisi mineral,
dibatasi oleh sungai. pengambilan contoh batuan yang dianggap
mewakili satuan-satuan batuan dengan
menggunakan palu geologi untuk selanjutnya
B.3 Geologi Struktur dianalisis di laboratorium, plastik sampel
untuk menyimpan sampel batuan, kompas
Pola kelurusan yang terbentuk pada geologi untuk menentukan arah azimuth, pita
vulkanik kuarter didaerah Gunung ukur untuk mengukur dimensi singkapan,
Galunggung mempunyai pola yang sama dan penggambaran sketsa dan pengambilan foto.
memperlihatkan dominasi kelurusan pada
arah N 315° E. Pada dasarnya struktur di Waktu dalam pengambilan data di
Gunung Galunggung dapat dihubungkan lapangan selama empat hari dengan
dengan kedudukan tektonik regional. Pada menggunakan kendaraan roda dua dan
dasarnya struktur di G. Galunggung dapat berjalan kaki dikarenakan kondisi daerah
dihubungkan dengan kedudukan tektonik penelitian yang merupakan perkotaan. Hasil

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

dari metode pemetaan lapangan ini berupa sampai kasar, kemas terbuka, pemilahan
peta kerangka geologi dengan skala 1:25.000. buruk, permeabilitas baik, kekerasan agak
Metode pengamatan petrografi batuan keras, dan komposisi mineralogi yang
dilakukan untuk penamaan jenis batuan cenderung memiliki banyak kristal. Selain itu,
dengan pendekatan kuantitatif. Pengamatan terdapat litologi batuan piroklastik tuf dengan
petrografi dimaksudkan untuk melihat secara warna segar coklat putih dan warna lapuk
rinci kenampakan mikroskopis batuan pada coklat terang, ukuran butir halus sampai
sayatan tipis, meliputi jenis, tekstur, struktur, sedang, pemilahan baik, permeabilitas baik,
ukuran, komposisi, dan presentase mineral kekerasan lunak. Fasies ini terdapat dibagian
penyusun batuan. Sehingga dapat menentukan barat laut dan utara daerah penelitian.
penamaan batuan secara petrografis dan
interpretasi petrogenesis.
Langkah-langkah dalam analisis
petrografi batuan adalah sebagai berikut
membuat sayatan tipis batuan, sayatan tipis
batuan tersebut kemudian diamati dibawah
mikroskop, mengestimasi presentase mineral
atau material penyusun batuan tersebut, mem-
plot hasil persentasi yang telah dibuat tersebut
ke dalam diagram klasifikasi batuan, dan
mendokumentasi kenampakan sayatan di
bawah mikroskop.
Dalam pengerjaan laboratorium
membutuhkan waktu satu sampai dua minggu
mulai dari membuat sayatan tipis sampai Gambar 2. Singkapan Breksi Vulkanik (Komponen Batuan
Beku Basaltik)
mendapatkan hasil analisis petrografi. Hasil
dari analisis petrografi berupa penampakan
mineral dari sayatan tipis dan kandungan Sedangkan pada fasies proksimal bawah
mineral yang terdapat pada batuan. dari Gunung Galunggung ditemukan breksi
Dari kedua metode tersebut dapat vulkanik dengan warna segar coklat dan
ditemukan perbedaan dari matriks breksi warna lapuk abu-abu, komponen penyusun
vukanik tersebut baik dalam megaskopis didominasi batuan andesitik, susunan matriks
ataupun mikroskopis. batuan piroklastik tuf dengan ukuran butir
sedang sampai kasar, kemas tertutup,
pemilahan buruk, permeabilitas baik,
D. Hasil dan Pembahasan kekerasan agak keras, dan kondisi singkapan
D.1 Pemetaan Lapangan mengalami pelapukan tinggi. Ditemukan juga
litologi batuan beku andesit dengan warna
Berdasarkan hasil dari pemetaan geologi
segar abu-abu dan warna lapuk abu-abu gelap,
di lapangan, diketahui bahwa pada fasies
tekstur porfiritik, bentuk kristal subhedral,
proksimal atas dari Gunung Galunggung
derajat kristalisasi holokristalin, kemas
memiliki persebaran litologi breksi vulkanik
inequigranular, bentuk mineral hipidiomorf,
dengan warna segar coklat dan warna lapuk
indeks warna mineral mesokratik, dan
hitam, komponen penyusunnya didominasi
kandungan mineral amfibol dan plagioklas.
oleh batuan beku basaltik dengan matriks
batuan piroklastik tuf berukuran butir sedang

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Persebaran litologi dari fasies ini berada tidak memiliki perbedaan dikarenakan
dibagian timur dan tenggara daerah penelitian. keduanya memiliki matriks batuan piroklastik
tuf dengan ukuran butir sedang sampai kasar.
Dari kedua fasies ini ditemukan persamaan
pada jenis breksi yaitu memiliki jenis breksi
matrix supported.

D.2 Analisis Petrografi


 Fasies Proksimal Atas
Berdasarkan analisis petrografi pada
matriks breksi vulkanik fasies proksimal atas
didapatkan sayatan batuan pada sejajar nikol
(-analisator) berwarna putih kecoklatan,
terdapat bentukan bulat berwarna coklat
(fragmen batuan) dan terdapat mineral opak.
Pada nikol silang sayatan berwarna abu-abu
kecokelatan, ada mineral berwarna putih
Gambar 3. Singkapan Breksi Vulkanik (Komponen Batuan
Beku Andesitik) berukuran kecil dan beberapa mineral
berwarna coklat. Bentuk kristal anhedral,
kemas terbuka, pemilahan buruk. Ukuran
mineral sangat kecil dan terdapat mineral
lempung.
Komposisi Mineral :
 Fragmen Kristal
 Biotit (± 2%) : //nikol berwarna
coklat, pleokroisme lemah, indeks
bias nmineral>nmedium, relief tingggi,
bentuk kristal subhedral, belahan 1
arah, warna interferensi coklat orde
2.
 Chlorite (± 1%) : //nikol berwarna
agak kehijauan, pleokroisme lemah
menuju lebih hijau, relief rendah,
bentuk kristal subhedral, belahan 1
arah, warna interferensi putih
Gambar 4. Peta Kerangka Geologi berdasarkan Hasil kekuningan orde 1, sumbu optik
Pemetaan Lapangan
sumbu 2.
 Mineral opak (±5%)
Dibedakannya fasies proksimal atas-
bawah dikarenakan adanya perbedaan jenis  Fragmen Vitrik (± 76 %) : //nikol
komponen yang mendominasi dari breksi tidak berwarna, pleokroisme tidak ada,
vulkanik tersebut. Secara keseluruhan matriks xnikol berwarna putih, relief rendah,
penyusun breksi vulkanik pada kedua fasies bentuk amorf.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

 Fragmen Lithik (± 17 %) : //nikol putih orde 1, sumbu kristal sumbu


berwarna sedikit kecoklatan, 1.
pleokroisme tidak ada, xnikol
 Plagioklas (± 2 %) : //nikol tidak
berwarna hitam keabuan, bentuk butir
berwarna (transparan), pleokroisme
membundar tanggung, merupakan
tidak ada,relief sedang, indeks bias
fragmen batuan sedimen.
nmineral>nmedium, bentuk kristal
subhedral sampai euhedral,
belahan satu arah, kembar kalsbar
A B C D E F G H I J K L M N
dan kembar albit, zoning ada, warna
1 interferensi abu-abu orde 1, sumbu
2 2.
3
4  Biotit (± 1 %) : //nikol berwarna
coklat, pleokroisme lemah, indeks
5
bias nmineral>nmedium, relief tingggi,
6
bentuk kristal subhedral, belahan 1
7 arah, warna interferensi coklat orde
// Nikol X Nikol 2.
Gambar 5. Foto Sayatan Tipis Matriks Breksi Fasies
Proksimal Atas dengan Perbesaran lensa 40x  Chlorite (± 1%) : //nikol berwarna
agak kehijauan, pleokroisme lemah
menuju lebih hijau, , relief rendah,
 Fasies Proksimal Bawah bentuk kristal subhedral, belahan 1
Pada matriks breksi vulkanik fasies arah, warna interferensi putih
proksimal bawah setelah dianalisis didapatkan kekuningan orde 1, sumbu optik
sayatan batuan pada sejajar nikol (-analisator) sumbu 2.
berwarna putih keabuan, terdapat bentukan  Mineral lain (±1%)
bulat berwarna coklat (fragmen batuan) dan
terdapat mineral opak, terdapat juga mineral
dengan warna agak kecokelatan. Pada nikol A B C D E F G H I J K L M N
silang sayatan berwarna abu-abu gelap, ada
1
mineral berwarna putih berukuran kecil dan
beberapa mineral berwarna coklat. Bentuk 2
kristal anhedral, kemas terbuka, pemilahan 3
sedang sampai baik. Ukuran mineral sangat 4
kecil dan terdapat mineral lempung. 5
6
Komposisi Mineral :
7
 Fragmen Kristal // Nikol X Nikol
 Kuarsa (± 1 %) : //nikol tidak Gambar 6. Foto Sayatan Tipis Matriks Breksi Fasies
Proksimal Bawah dengan Perbesaran lensa 40x
berwarna, pleokroisme tidak ada,
xnikol berwarna putih, indeks bias
nmineral>nmedium, relief rendah,  Fragmen Vitrik (± 61 %) : //nikol tidak
bentuk kristal anhedral sampai berwarna, pleokroisme tidak ada,
subhedral, tidak ada belahan, xnikol berwarna putih, relief rendah,
kembar tidak ada, warna inteferensi bentuk amorf.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

 Fragmen Lithik (± 33 %) : //nikol F. Pustaka


berwarna sedikit kecoklatan, Bogie, I., and Mackenzie, IC M., (1998), The
pleokroisme tidak ada, xnikol berwarna Application of a Volcanic Facies Model
hitam keabuan, bentuk butir to an Andesitic stratovolcano Hosted
membundar tanggung, merupakan Geothermal System at Wayang Windu,
fragmen batuan sedimen. Java, Indonesia Proceedings of New
Zealand Geothermal Workshop,
Auckland New Zealand
E. Simpulan
Dai penelitian ini diambil kesimpulan Bronto. S, 1989. Volcanic Geology of
bahwa lokasi daerah penelitian berada di Galunggung, West Java, Indonesia. A
fasies proksimal dari Gunung Galunggung Thesis of Doctor of Philosophy in
dengan persebaran litologi hampir semuanya Geology in The University of Canterbury.
merupakan jenis breksi vulkanik dengan Bronto, S. 1999. Volcanic Hazard and
komponen batuan beku andesitik dan batuan Assesment, G. Galunggung, Kabupaten
beku basaltik. Digolongkannya fasies Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat,
proksimal atas-bawah dilihat dari jenis Direktorat Vulkanologi.
komponen batuan yang mendominasi. Pada Bronto, S. 2006. Fasies Gunungapi dan
fasies proksimal atas, komponen yang Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia,
mendominasi merupakan batuan beku Vol. 1 No. 2 Hal: 59-71
basaltik. Sedangkan fasies proksimal bawah
didominasi komponen batuan beku andesitik. Budhitrisna, T., (1986). Geologi Lembar
Tasikmalaya, Jawa Barat. Dirjen Geologi
Berdasarkan hasil pemetaan lapangan, dan Sumberdaya Mineral, Bandung
setelah matriks dari breksi vulkanik
dideskripsi dapat diketahui bahwa baik fasies Escher, B.G. 1925. L'eboulement
proksimal atas ataupun fasies proksimal prehistorique de Tasikmalaya et le volcan
bawah tidak memiliki perbedaan dikarenakan Galounggoung (Java), Leid. Geol.
keduanya memiliki jenis matriks batuan Meded., 1, 8 - 21.
piroklastik tuf yang berukuran sedang sampai Katili, J.A., and Sudradjat, A. 1984,
kasar dengan mineralogi yang didominasi Galunggung, The 1982 – 1983 Eruption,
oleh kristal. Volcanological Survey of Indonesia,
Berbeda dengan hasil pemetaan Directorate General of Geology and
lapangan, dari hasil analisis petrografi dapat Mineral Resources, Department of Mines
ditemukan pada fasies proksimal atas adanya and Energy, Republic of Indonesia.
keterdapatan dari mineral biotit dan klorit Kusumadinata, K. dkk, 1979. Data Dasar
dengan fragmen vitrik jauh lebih banyak dari Gunung Api Indonesia, Direktorat
fragmen litik. Sedangkan pada fasies Vulkanologi.
proksimal bawah terlihat mineral kuarsa,
biotit, dan klorit dengan fragmen litik yang Streickeisen, A. 1978. Classification and
sudah lebih banyak keterdapatannya nomenclature of volcanic rocks,
walaupun masih didominasi oleh fragmen lamprophyres, carbonatites and melilitic
vitrik. rocks, Neues Jahrbuch fur mineralogie,
134, 1 - 14.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Anda mungkin juga menyukai