Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................2
I. 1 Latar Belakang ............................................................................................. 2
I. 2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
I. 3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
II.1 Pengertian Tablet Effervescent.................................................................... 3
II.2 Karakteristik dan Bahan Dasar Tablet Effervescent .................................... 4
II.3 Metode Dalam Pembuatan Tablet Effervescent .......................................... 6
II.4 Teknik Formulasi Tablet Effervescent ........................................................ 7
II.5 Evaluasi Sediaan .......................................................................................... 8
II.6 Kelebihan Tablet Effervescent................................................................... 10
II.7 Kekurangan Tablet Effervescent ............................................................... 10
BAB III PENUTUP ...............................................................................................12
III.I Kesimpulan ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi. (FI edisi IV). Berdasarkan metode pembuatan,
dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet cetak dibuat
dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah ke dalam
cetakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja (tahan karat). ( Ditjen POM, 1995).
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kompa cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan yang berfungsi sebagai zat pengisi, zat
pengembang, zat pengikat, zat pelicin, dan zat pembasah (Ditjen POM,
1979).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang
biasanya dibuat dengan penambahan bahan farmasetika yang sesuai. (Ansel,
1989).Kriteria sediaan tablet adalah stabil secara fisika dan kimia, secara
ekonomi dapat menghasilkan sediaan yang dapat menjamin agar setiap
sediaan mengandung obat dalam jumlah yang benar dalam pemakaian obat.
Penerimaan kepada pasien (ukuran, bentuk, rasa, warna), dan untuk
mendorong pasien menggunakan obat sesuai dengan aturan.
Pada pembuatan tablet terdapat 3 metode diantaranya ialah granulasi
basah, granulasi kering dan kempa langsung.Menurut Ansel (1989) jenis-jenis
tablet ada 13 jenis tablet, diantaranya ialah tablet effervescent.
I. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Pengertian dari Tablet Effervescent ?
2. Apa saja karakteristik dan bahan dasar dari tablet effervescent ?
3. Apa saja metode dalam pembuatan tablet effervescent ?
4. Bagaimana teknik formulasi dari tablet effervescent ?
5. Bagaimana evaluasi sediaan pada tablet effervescent ?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan pada tablet effervescent ?
I. 3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian tablet effervescen
2. Mengetahui karakteristik dan bahan dasar dari tablet effervescent
3. Mengetahui metode dalam pembuatan tablet effervescent
4. Mengetahui teknik formulasi dari tablet effervescent
5. Mengetahui evaluasi sediaan pada tablet effervescent
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pada tablet effervescent
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Tablet Effervescent


Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan
sebagai hasil dari reaksi kimia. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut,
umumnya mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang
bereaksi dengan cepat dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida.
Menurut (Lieberman, dkk., 1992) effervescent dapat didefenisikan sebagai
bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia
larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida
sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda).
Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul
garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan gas ketika kontak dengan air. Campuran effervescent telah
diketahui dan digunakan sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Tablet
effervescent merupakan metode yang nyaman untuk pemberian sejumlah zat
aktif atau bahan kimia yang telah diukur sebelumnya dengan disolusi.
Larutan effervescent berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam
bentuk larutan dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit
menelan tablet atau kapsul biasa. (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet
effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan
cara pengempaan bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik, seperti asam
sitrat atau asam tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke
dalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat
sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan gas
karbondioksida serta air.
Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit
atau kurang. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga
menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu
memperbaiki rasa obat-obat tertentu (Banker dan Anderson, 1986).
Sediaan effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan
asam tartrat, karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan
pada pembentukan granul. Menurut Ansel dkk. (1999), jika asam sitrat digunakan
sebagai satu-satunya sumber asam maka akan dihasilkan massa campuran yang
lengket dan sulit dibuat granul. Sedangkan jika hanya digunakan asam tartrat akan
dihasilkan granul dengan kompaktibilitas yang rendah , mudah hancur dan rapuh.
Perbandingan asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang biasa
digunakan adalah 1 : 2 : 3,4. Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat (a)
serta asam tartrat dan natrium bikarbonat (b) dapat dilihat sebagai berikut :
a) H3C6H5O7 . H2O + 3NaHCO3 ® Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2
b) H2C4H4O6 + 2NaHCO3 ® Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2

II.2 Karakteristik dan Bahan Dasar Tablet Effervescent


Perlu diperhatikan bahwa bahan yang digunakan dalam tablet effervescent
seharusnya mempunyai kandungan lembab yang sangat rendah dan sewaktu
pembuatan sediaan ini harus dilakukan pada tempat yang kering.
A. Karakteristik komponen tablet Efervescent:
1. Dalam memproduksi tablet efervescent sama dengan yang digunakan
untuk tablet konvensional. Banyak dari proses dan alat proses yang
sama. Demikian juga sifat umum granul yang diperlukan untuk
mendapatkan tablet yang sesuai persyaratan seperti:
a. Ukuran partikel
b. Bentuk partikel
c. Granulometri
d. Keseragaman distribusi
e. Aliran bebas granul
f. Granul harus dapat dikompresi
2. Sifat bahan baku yang dipilih untuk digunakan dalam tablet
efervescent adalah kondisi lembabnya, artinya bahan baku yang
digunakan harus kering.Apabila bahan baku yang digunakan tidak
kering (mengandung lembab) maka terjadi reaksi asam dan
karbonatnya akan menyebabkan produk menjadi tidak stabil secara
fisik dan terurai. Sekali dimulai reaksi maka akan berlanjut lebih
cepat karena produk samping reaksi adalah pertambahan air. Oleh
karena itu bahan baku yang digunakan harus dalam keaadan anhidrat
(kering) dengan sedikit kadar lembab yang diabsorpsi. Molekul air
memang masih ada tapi sangat sedikit karena air dibutuhkan sedikit
untuk kebutuhan mengikat granul karena granul yang terlampau
kering tidak dapat dikempa.
3. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet
efervescent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi efervescent
tidak akan terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat.
Kecepatan kelarutan lebih penting dari kelarutan karena zat yang
terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan larut lambat
menghasilkan residu yang tidak disukai setelah tablet terdisintegrasi.
B. Bahan Dasar Tablet Effervescent
Bahan-bahan yang digunakan harus tahan panas, mudah dikempa
dan larut dalam air. Bahan dasar pembuatan tablet effervescent berasal
dari bahan yang bersifat asam seperti asam sitrat dan karbonat seperti
natrium bikarbonat sebagai sumber karbondioksida.
1. Sumber Asam
Sumber asam yang umumnya digunakan pada tablet efervescent
dapat digolongkan menjadi;
a. Asam Makanan, antara lain :
• Asam Sitrat, merupakan asam yang paling sering digunakan
karena harganya yang murah. Asam sitrat adalah asam tribasik
hidroksi yang bergranul atau bubuk putih, tidak berbau,
memiliki rasa sangat asam, mudah larut dalam air, memiliki
kristal monohidrat yang akan hilang ketika dipanaskan sekitar -
C. Asam sitrat dapat larut dengan mudah dan cepat, dan dalam
bentuk granul dapat mengalir dengan bebas. Terdapat juga
bentuk anhidratnya sehingga mempunyai sifat higroskopis.
• Asam Tartrat, asam ini mempunyai kelarutan yang lebih besar
dari asam sitrat. Asam Tartrat memiliki bentuk hablur, tidak
berwarna, tidak berbau, rasa asam, stabil diudara, serta memiliki
daya larut yang tinggi dalam air.
b. Asam anhidrat
Jika asam anhidrat dilarutkan dalam air maka akan terjadi
hidrolisis yang membebaskan bentuk asamnya yang dapat bereaksi
dengan sumber karbondioksida. Contohnya adalah suksinat anhidrat
dan sitrat anhidrat.
c. Garam Asam
Garam ini dapat digunakan karena dalam larutan garam ini
dapat menghasilkan proton dan menghasilkan larutan dengan pH
dibawah 7. Contohnya adalah natrium hidrogen fosfat, natrium
dihidrogen fosfat, dan natrium bisulfit.
2. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet efervescent didapat dari garam-
garam karbonat, karena garam ini dapat menghasilkan 53 %
karbondioksida. Garam yang sering digunakan adalah natrium
bikarbonat dan natrium karbonat. Natrium Bikarbonat merupakan
serbuk kristal berwarna putih yang memiliki rasa asin, mudah larut air
dan tidak higroskopis.
Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85%
menunjukan pH 8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1% dalam air
mempunyai pH 11,5. Natrium karbonat menunjukan pula efek
stabilisasi di dalam tablet efervescen karena kemampuannya
mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat mencegah permulaan
reaksi efervescen. Oksigen dapat pula menjadi sumber efervescent
dengan sumbarnya dapat digunakan natrium perborat anhidrat.
3. Bahan Tambahan Lainnya
Bahan tambahan lainnya pada tablet efervescent antara lain seperti
bahan pengikat, bahan pengisi, dan lubrikan. Namun bahan-bahan ini
penggunaannya dalam jumlah yang terbatas. Seperti halnya pengisi,
hanya digunakan sedikit saja, karena dalam formula tablet efervescent
sudah banyak mengandung karbonat dan asam.
a. Pengikat dan zat penggranul
Untuk pembuatan tablet efervescent dengan metode granulasi
penggunaan pengikat seperti gelatin, amilum dan gom tidak dapat
digunakan karena kelarutan lambat atau karena kandungan residu air
tinggi yang dapat mempercepat ketidakstabilan tablet efervescent.
Pengikat efektif untuk tablet efervesen adalah PVP.
PVP ditambahkan pada serbuk yang digranulasi dalam keadaan
kering kemudian dibasahi oleh cairan penggranulasi yaitu isopropanol,
etanol atau hidroalkohol. Alkohol tidak bersifat pengikat tapi
ditambahkan sebagai zat penggranulasi untuk pelarut PVP.
b. Pengisi
Bahan pengisi biasanya hanya dibutuhkan sedikit pengisi karena
zat yang menghasilkan efervesent sudah cukup besar. Natrium
bikarbonat merupakan pengisi yang baik, bahan pengisi lainnya adalah
Na. Klorida, Na. Sulfat dan Na. Bikarbonat. Syarat yang harus dipenuhi
bahan pengisi dalam sediaan tablet effervescent adalah mudah larut
dalam air sehingga dapat membentuk larutan yang jernih.
c. Lubrikan
Lubrikan untuk produk effervescent haruslah non toxic, tidak
berasa, dan larut air. Polietilglikol 8000 (PEG 8000) merupakan salah
satu lubrikan tablet effervescent yang paling efisien, karena sebagai
lubrikan PEG 8000 dapat terdispersi dalam air sehingga dapat
menghasilkan larutan effervescent yang jernih. Konsentrasi yang biasa
digunakan berkisar 1-5%. PEG 8000 berbentuk serbuk putih, dapat larut
dengan mudah dalam air serta memiliki tingkat higroskopis yang sangat
rendah dibandingkan PEG jenis lain dengan nomor yang lebih rendah.
d. Bahan tambah lain, meliputi bahan obat, bahan pewarna serta
perisa. Bahan pemberi rasa, pewarna, dan pemanis biasanya digunakan
untuk memperbaiki penampilan dan rasa yang kurang menyenangkan
sehingga membuat produk menjadi lebih menarik. Jenis pemanis yang
sering digunakan adalah sukrosa, sakarin, aspartam dan manitol.
II.3 Metode Dalam Pembuatan Tablet Effervescent
Tablet effervescent dibuat dengan beberapa metode yaitu dengan cara
granulasi basah, granulasi kering, dan dengan metode fluidisasi. Dalam metode
kering atau peleburan, molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat
bertindak sebagai pengikat campuran serbuk. Asam sitrat dijadikan serbuk, baru
dicampurkan dengan serbuk lainnya (setelah disalurkan melewati ayakan no 60
mesh) agar pencampurannya homogen.
Pengadukan dilakukan secara cepat dan lebih baik dalam lingkungan yang
kelembabannya rendah, kelembaban relatif maksimal 25% untuk mencegah
terhisapnya uap air dari udara oleh bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih
dini.Setelah pengaduka, serbuk diletakkan di atas nampan dan dipanaskan dalam
oven pada suhu 34 - C kemudian dibolak balik dengan memakai spatel tahan
asam.
Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi seperti spon dan setelah
mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti), serbuk dikeluarkan dari oven
dan dilewatkan pada suaatu ayakan tahan asam untuk membuat granul sesuai yang
diinginkan. Metode peleburan ini hampir dipakai untuk mengolah semua sediaan
effervescent yang diperdagangkan.
Pada metode fluidisasi dengan metode wurster, menggunakan suatu alat
semprot khusus yang dilangkapi dengan saluran penyemprot bahan pengikat dan
saluran udara pemanas.
Tablet effervescent memerlukan kondisi kerja dan metode khusus dalam
pembuatannya karena dalam tablet ini terdapat dua bahan yang tidak dapat
tersatukan yaitu garam natrium bikarbonat dan asam organik sebagai penghasil
karbondioksida.
Reaksi kedua bahan ini akan dipercepat dengan adanya air, maka dari itu
tablet Efervescent selama perjalanannya mulai akhir produksi sampai ke tangan
pasien tidak boleh sedikitpun kontak dengan air.
Selain itu suhu tinggi juga dapat mempercepat perusakan bahan tablet,
sehingga juga harus dijaga pada suhu yang relatif rendah.Proses pembuatan tablet
efervescen membutuhkan kondisi khusus, kelembababan harus relatif rendah dan
suhu harus dingin untuk mencegah granul atau tablet melekat pada mesin karena
pengaruh kelembaban dari udara.
II.4 Teknik Formulasi Tablet Effervescent
Secara sederhana, proses pembuatan tablet effervescent dapat dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu proses pencampuran bahan, proses pencetakan bahan dan
proses penghancuran tablet.
a). Proses pencampuran
Pada semua metode pembuatan tablet, setelah proses penimbangan
komponen-komponen tablet, selalu diikuti dengan proses pencampuran berupa
partikel-partiel padat. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan massa tablet yang
homogen. Tujuan ini bisa dicapai apabila sifat fisik partikel penyusun campuran
dan faktor lain yang mempengaruhi proses pencampurannya adalah sama.
Sifat fisik partikel yang mempengaruhi proses pencampuran adalah ukuran,
bentuk, densitas dan kelembaban partikel. Sedangkan faktor lainnya adalah kadar
partikel . Baik proses pencampuran maupun pentabletan dilakukan pada
kelembaban yang rendah (kelembaban relative atau RH dibawah 30 %).
b). Proses pencetakan tablet
Pada prinsipnya tablet dapat dibuat melalui cetak langsung atau granulasi,
baik granulasi basah maupun granulasi kering. Untuk menentukan metode
pembuatannya apakah dibuat cetak langsung atau granulasi sangat tergantung
pada dosis dan sifat zat aktifnya. Untuk metode cetak langsung semua komponen
tablet baik zat aktif, bahan pengisi, pengikat, dan penghancur harus mmpunyai
sifat alir dan kompresibilitas yang baik.
Pada proses pencetakan untuk zat aktif dengan dosis kecil hal ini tidak
menjadi masalah selama homogenitasnya diperhatikan. Tetapi untuk zat aktif
dengan dosis besar, jika sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik maka
diperlukan bahan tambahan yang efektif untuk mengatasi sifat alir dan
kompresibilitasnya.
c). Proses penghancuran tablet
Agar tablet dapat hancur, maka harus ada cairan yang mampu menembus
masuk ke dalam tablet secara kapiler. Efek kapiler ini dapat diperbesar dengan
adanya bahan penghancur. Selain bahan penghancur, efek kapiler juga
dipengaruhi oleh porositas tablet. Besarnya porositas menyebabkan cairan yang
masuk ke dalam tablet semakin banyak.
Porositas tablet antara lain dipengaruhi oleh distribusi ukuran atau partikel
massa tablet dan tekanan yang diberikan saat proses pencetakan. Cairan yang
sudah masuk dalam tablet akan merusak ikatan antar partikel dan mengakibatkan
bahan penghancur mengembang yang kemudian menyebabkan hancurnya tablet.
Tetapi adanya bahan penghancur yang mengembang ini juga dapat
menghasilkan massa yang kental dan lengket yang akan menghalangi masuknya
cairan ke dalam tablet sehingga dapat memperpanjang waktu hancur.
II.5 Evaluasi Sediaan
Beberapa evaluasi perlu dilakukan terhadap tablet yang dihasilkan untuk
mengetahui kualitas sediaan. Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan tablet
effervescent meliputi evaluasi massa tablet dan evaluasi tablet.
1. Evaluasi Massa Tablet
a. Waktu alir
Waktu alir massa tablet menunjukkan mudah tidaknya massa tablet
mengalir dalam mesin pencetak tablet. Massa tablet dikatakan
memiliki waktu alir yang baik bila pada pengisian keruang cetak akan
berlangsung secara kontinyu, sehingga akan menghasilkan massa
tablet yang tepat dan ketepatan takaran yang tinggi. Waktu alir massa
tablet yang ideal adalah 10 garm/detik.
b. Sudut diam
Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi
antara permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal.
Besar kecilnya harga sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar
kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Sudut diam antara
20- menunjukkan sifat alir yang bagus.
c. Bobot jenis produk
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari massa tablet
yang dibuat
d.Indeks kompresibilitas
Indeks kompresibilitas atau persentase pengetapan dilakukan untuk
mengetahui sifat alir dari suatu massa tablet atau granul.
Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan alat tap bulk-density
tester.
e. Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam
sediaan granul effervescent. Kadar air penting dalam sediaan tablet
effervescent, karena jumlah air dapat mempengaruhi reaksi kimia dini
dari effervescet. Syarat kadar air sediaan effervescent dengan bahan
herbal maksimum 10%.
2. Evaluasi Tablet
a. Pemeriksaan penampilan fisik tablet dan larutan effervescent
Penampilan fisik suatu tablet adalah parameter kualitas tablet yang
penting diperhatikan untuk menjamin penerimaan oleh konsumen.
Seluruh tablet harus memiliki penampilan fisik yang baik. Tablet
effervescent pada umumnya harus dapat menghasilkan
larutaneffervescent yang jernih.
b. Uji waktu larut
Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah tablet dapat larut
dengan cepat sesuai persyaratan resmi dimana waktu larut tablet
effervescent adalah kurang dari 5 menit pada suhu C.
c. Keseragaman ukuran
Uji ini dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik sediaan yang
akan mempengaruhi kadar obat yang terkandung di dalamnya dan
factor kepercayaan konsumen atas keseragaman penampilan produk
tersebut. Pengukuran keseragaman ukuran tablet menggunakan alat
jangka sorong.
d. Keseragaman bobot
Evaluasi ini dilakukan untuk penentuan awal keseragaman
kandungan obat di dalam sediaan tersebut. Dengan terjaminnya
keseragaman bobot sediaan, diharapkan pula terjaminnya
keseragaman kandungan obat di dalamnya.
e. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet sangat berpengaruh pada waktu larut tablet.
Kekerasan tablet ditentukan dengan alat hardness tester, untuk
menguji kekerasan suatu tablet dan menentukan tekanan kempa yang
sesuai. Untuk tablet effervescent dengan diameter 2,5 cm adalah lebih
besar dari 100 N.
f. Keregasan tablet
Keregasan tablet ditentukan dengan menggunakan alat friability
tester. Evaluasi ini dilakukan untuk menjamin ketahanan produk
selama massa distribusi dan penyimpanan agar produk yang
dihasilkan tidak mudah pecah. Tablet dinyatakan memenuhi
persyaratan jika memiliki keregasan kurang dari 1%.
g. Uji pH
Uji pH perlu dilakukan karena jika larutan effervescent yang
terbentuk terlalu asam dapat mengiritasi lambung, sedangkan jika
terlalu basa menimbulkan rasa pahit dan tidak enak. Hasil pengukuran
dikatakan baik bila pH larutan effervescent mendekati netral.
h. Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam
sediaan tablet effervescent, kadar air penting dalam sediaan
effervescent karena jumlah air dapat mempengaruhi reaksi
effervescent. Syarat kadar air granul effervescent dengan bahan herbal
maksimum 10%.
i. Uji statistik kesukaan
Uji statistik kesukaan adalah suatu uji statistic mengenai formula
mana yang paling banyak disukai oleh para responden dengan
menggunakan kuesioner yang kemudian hasilnya di uji secara statistic
menggunakan Kruskal-Wallis dengan memakai program SPSS.

II.6 Kelebihan Tablet Effervescent


Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan larutan dalam waktu
seketika yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu tablet effervescent
dapat menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa yang enak karena
ada karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu.
Selain praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik bila
dibandingkan dengan dengan tablet konvensional, dapat diberikan kepada pasien
yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul, pada saat
dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga absorpsinya lebih mudah,
dan berguna untuk obat-obat yang tidak stabil apabila disimpan dalam bentuk
larutan, jadi obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet effervescent agar stabil.

II.7 Kekurangan Tablet Effervescent


Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga
memiliki beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam
pengemasannya. Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat
dalam ruangan khusus yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit
untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.
Kelembaban udara selama proses pembuatan sudah cukup memulai
reaktivitas effervescent, dengan demikian seluruh peralatan termasuk mesin cetak
tablet harus berada dalam ruangan khusus.
Sedangkan dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas
dalam wadah yang kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari
kelembaban, kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga
dapat menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan
konsumen, harga yang relatif mahal.
BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan
1. Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan
sebagai hasil dari reaksi kimia.
2. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya mengandung
senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat
dengan adanya air dengan melepasakan karbon dioksida.
3. Tablet effervescent diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
4. Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul
garam effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk
mengeluarkan gas ketika kontak dengan air.
5. Kelebihan dari tablet effervescent di antaranya adalah cara penyajiannya
lebih menarik bila dibandingkan dengan tablet konvensional, dan dapat
diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet
atau kapsul.
6. Kekuranagn dari tablet effervescent diantaranya ialah dalam segi
pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang
kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban,
kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan
konsumen, harga yang relatif mahal.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat.


Jakarta : Universitas Indonesia.
Dirjen POM, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Kartikasari. D. S. dkk, 2015. Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Rimpang
Jahe Emprit (Zingiber Officinale Rosc.) Dengan Variasi Kadar Asam
Sitrat Dan Asam Tartrat, Fakultas Farmasi. Yogyakarta : Universitas
Gadjah Mada
Lachman, Leon. Herbert A Lieberman. Joseph L. Kanig. 2008. Teori dan Praktek
Farmasi Industri Edisi ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia.
Siregar, C., dan Wikarsa, S., 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-
Dasar Praktek. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai