Anda di halaman 1dari 9

PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,

YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie

n dan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang

mengancam jiwa, melalui pencegahan dan penderitaan melalui identifikasi awal,

pengkajian secara menyeluruh dan pengobatan nyeri serta masalah fisik,

psikososial, dan spiritual (WHO, 2002). Perawatan palitif dilakukan oleh tim

multidisiplin yang melibatkan banyak tenaga kesehatan untuk tujuan yang sama

(Aitken, 2009).

Menurut Kemenkes (2007) yang merupakan penyakit terminal adalah penyakit

kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis,

stroke, parkinson, gagal jantung, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti

HIV/AIDS. Setiap tahunnya dilaporkan adanya peningkatan mengenai penyakit

tersebut yang diderita oleh usia dewasa dan anak-anak.

Menurut World Health Organization (WHO, 2007) bahwa penyakit yang

membutuhkan perawatan paliatif melalui studi Delphi pada orang dewasa adalah

Alzheimer, demensia, kanker, penyakit kardiovaskular, sirosis hati, penyakit paru

obstruktif kronik, diabetes, HIV/AIDS, gagal ginjal, multiple sclerosis, penyakit

parkinson, rheumatoid arthritis dan tuberkulosis (TB) yang resisten terhadap obat.

Adapun jenis penyakit pada anak-anak adalah kanker, kardiovaskular, sirosis hati,
PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

kelainan bawaan, kelainan darah dan kekebalan tubuh, HIV/AIDS, meningitis,

penyakit ginjal, gangguan saraf dan kondisi neonatal (WHO, 2014).

World Health Organization (2011), menyatakan bahwa pada tahun 2011, lebih

dari 29 juta orang (29.063.194) meninggal dunia akibat penyakit terminal.

Perkiraan jumlah orang yang membutuhkan perawatan paliatif sebesar 20.4 juta

orang. Proporsi terbesar 94% pada orang dewasa sedangkan 6% pada anak-anak.

Apabila dilihat dari penyebaran penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif

adalah penyakit jantung (38,5%) dan kanker (34%) kemudian diikuti oleh

gangguan pernapasan kronik (10,3%), HIV/AIDS (5,7%) dan diabetes (4,5%).

Penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan (Balitbangkes), Departemen Kesehatan bahwa Provinsi D.I Yogyakarta

memiliki prevalensi gagal jantung tertinggi nomor 4 di Indonesia sebesar 0,4 per

1000 penduduk, selisih 0,1 lebih tinggi dari angka nasional. Penyakit paru

obstruksi kronis (PPOK) prevalensinya sebesar 3,1 per 1000 penduduk dengan

angka nasional sebesar 3,7 per 1000 penduduk. Prevalensi kanker sebesar 4,1 per

1000 penduduk, prevalensi tersebut melebihi angka nasional kanker sebesar 1,4

per 1000 penduduk. Data tersebut menjadikan Provinsi Yogyakarta menjadi kota

dengan prevalensi kanker tertinggi dibanding dengan provinsi yang lain.

(Riskesdas, 2013).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2013 oleh Dinas

Kesehatan Bantul menyatakan bahwa angka kejadian neoplasma tertinggi terdapat

di Puskesmas Sanden sebanyak 109 kasus kemudian diikuti oleh Puskesmas

Bambanglipuro sebanyak 107, Pandak sebanyak 103 dan yang paling rendah pada
PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Puskesmas Banguntapan sebanyak 1 kasus. Penyebaran kasus HIV/AIDS menurut

seksi penyelenggaraan Surveilens, Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan

D.I. Yogyakarta dari hasil pemeriksaan Sero Survey tahun 2012 terdapat 70 kasus

baru. Hasil tersebut meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2011 hanya

sebanyak 40 kasus baru. Penyebaran kasus HIV/AIDS hampir tersebar diseluruh

Kabupaten Bantul dengan puskesmas tertinggi adalah puskesmas Kretek sebanyak

18 kasus, diikuti Banguntapan I 16 kasus dan Kasihan II 13 kasus. Tingginya

prevalensi penyakit tersebut mengindikasikan adanya peningkatan kebutuhan

perawatan paliatif di Indonesia.

Studi pendahuluan ke beberapa puskesmas menyatakan bahwa pelayanan

perawatan paliatif masih kurang dikarenakan faktor keterbatasan alat, sumber

daya manusia serta pelatihan khusus mengenai perawatan paliatif. Padahal

menurut Kepmenkes No. 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang kebijakan Perawatan

Paliatif, salah satu tujuan dari keputusan tersebut adalah terlaksananya perawatan

paliatif yang bermutu sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia termasuk

perawatan tingkat primer yaitu puskesmas. Provinsi Yogyakarta sendiri

merupakan salah satu kota yang sudah mampu memberikan pelayanan perawatan

paliatif tetapi hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi khususnya di Kabupaten

Bantul.

Pihak yang terlibat dalam pelayanan perawatan paliatif salah satunya

diantaranya adalah perawat. Pelayanan yang diberikan berupa asuhan keperawatan

secara langsung kepada pasien (individu dan keluarga) dengan harapan bahwa

perawat dapat mengetahui lebih jauh mengenai kesehatan pasien dan keluarga
PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(Asmadi, 2008). Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat bersifat

holistik meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Menurut Virginia

Henderson bahwa asuhan keperawatan diberikan untuk membantu individu, baik

sehat maupun sakit yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan terhadap

suatu penyakit ataupun untuk memberikan kematian yang damai (Potter dan

Perry, 2005).

Pelayanan paliatif yang diberikan oleh perawat akan memiliki kualitas yang

baik apabila asuhan keperawatan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan

pasien. Pelayanan tersebut dapat dicapai dengan memperhatikan pendidikan dan

pelatihan yang dimiliki oleh perawat. Pendidikan dan pelatihan tersebut

merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi (Efendi dan Makhfudli, 2009).

Persepsi terjadi dari cara berpikir seseorang dalam memahami informasi yang

didapat melalui stimulus panca indera (Thoha, 2003). Proses yang terintegrasi

tersebut menyebabkan stimulus yang sama tetapi dapat menimbulkan persepsi

yang berbeda oleh masing-masing individu (Walgito, 1994 dalam Kushariyanti,

2007).

Penelitian persepsi tenaga kesehatan mengenai paliatif kanker pernah

dilakukan di Timur Tengah. Sebagian besar mereka menganggap bahwa

perawatan paliatif merupakan hal penting yang harus disembunyikan dari pasien

agar dapat mengurangi tekanan psikologisnya. Sehingga hal ini tidak sesuai

dengan standar peraturan perundang-undangan dan program pelatihan paliatif

(Khalil, 2012). Penelitian lain tentang paliatif juga pernah dilakukan di Inggris,

mereka mempersepsikan pelayanan keperawatan paliatif merupakan hal penting


PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

untuk membantu pasien mencapai kematian yang damai. Mereka memberikan

pelayanan berstandar tinggi dengan pendekatan multidisiplin. Pelayanan tersebut

dapat tercapai dengan baik apabila ada hubungan terbuka antara pasien, keluarga

dan layanan lainnya (Austin, 2000).

Dampak positif yang ditimbulkan dari persepsi perawat mengenai perawatan

paliatif berupa terciptanya hubungan yang baik antara perawat-pasien,

meningkatkan keberanian perawat dalam merawat pasien paliatif, perawat

memiliki sikap yang baik, perawat mampu membuat pasien bertahan dengan

nyerinya, pasien memiliki upaya untuk bertahan, pasien tidak mencari kesalahan

perawat dan pasien memperoleh dukungan spiritual (Kendall, 2006). Banyaknya

hal positif yang ditimbulkan dari persepsi perawat maka penulis tertarik melihat

lebih jauh fenomena persepsi perawat dalam melakukan perawatan paliatif untuk

mengetahui lebih dalam persepsi perawat dalam melakukan perawatan paliatif.

Berdasarkan penelitian tentang perawatan paliatif berbagai pertimbangan

mengenai pembiayaan, kenyamanan pasien, jarak dan waktu perawatan

mendukung pengembangan paliatif dari tingkat paling dasar adalah puskesmas.

Oleh karena itu penelitian ini akan mengambil populasi perawat paliatif yang

berada di Puskesmas Kabupaten Bantul.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Jumlah angka kejadian penyakit terminal di Provinsi D.I Yogyakarta cukup

tinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Penafsiran yang unik

terhadap situasi mempengaruhi persepsi individu khususnya mengenai persepsi


PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

perawat dalam perawatan paliatif. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

merumuskan masalah untuk dilakukannya sebuah penelitian tentang gambaran

persepsi perawat dalam memberikan pelayanan paliatif di Puskemas Kabupaten

Bantul.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi perawat

puskesmas dalam memberikan perawatan paliatif di Puskesmas Kabupaten

Bantul. Di samping tujuan umum tersebut adapun tujuan khusus penelitian ini

adalah untuk (1) Mengetahui pemahaman perawat dalam perawatan paliatif, (2)

Mengetahui macam-macam tindakan yang dilakukan perawat dalam melakukan

perawatan paliatif, (3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawat

dalam perawatan paliatif, (4)Mengetahui batasan perawatan paliatif di komunitas

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan

1. Dapat menjadi data dasar atau informasi yang dapat digunakan untuk

pengembangan pengelolaan pelayanan paliatif pada pasien dan keluarga di setting

puskesmas.

2. Dapat menjadi data yang digunakan untuk pengembangan riset keperawatan

pelayanan paliatif.

3. Dapat menjadi bahan masukan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan

dan mengembangkan pelayanan paliatif di komunitas.


PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “persepsi perawat puskesmas dalam memberikan

pelayanan paliatif di puskesmas kabupaten bantul, Yogyakarta”, berdasarkan

pengetahuan peneliti belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang

berhubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mohammad Al Qadire (2014) melakukan penelitian yang berjudul

“Knowledge of Palliative Care : An online survey”. Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif dan deskriptif online. Sampel penelitian berjumlah 220

mahasiswa keperawatan di Yordania. Peneliti menggunakan instrument PCQN

(Palliative Care Quiz Nursing) yang diberikan online kepada responden dengan

20 pertanyaan dengan jawaban benar, salah ataupun tidak tahu. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terkait perawatan paliatif.

Peneliti menganggap bahwa pengetahuan penting bagi mahasiswa keperawatan

agar dapat melakukan manajemen paliatif yang komprehensif. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa Yordania mengenai

paliatif cukup baik.

Persamaan penelitian Qodire (2014) dengan penelitian ini terdapat pada

subyek penelitian dan variabel penelitian yang tunggal. Perbedaan penelitian

terletak pada metode penelitian yang digunakan Qodire adalah menggunakan

metode kuantitatif dengan pengambilan data menggunakan kuisioner, waktu dan

tempat penelitian.

2. Sharon Kendall (2006) meneliti mengenai “Admiring Courage: Nurses’

Perception of Caring for Patients with Cancer” yang bertujuan untuk mengetahui
PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

dampak dari pertemuan perawat-pasien pada praktek klinis. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif phenomenological dengan 392

perawat yang berasal dari pedesaan di negara Australia, Bhutan, dan Hongkong.

Pengambilan datanya melalui wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa hubungan perawat-pasien memberikan dampak positif dalam

meningkatkan keberanian dan martabat perawat dalam merawat pasien dengan

paliatif. Intepretasi yang dimiliki perawat meliputi sikap perawat yang baik,

pasien yang bertahan dengan nyerinya, pasien yang memiliki upaya untuk

bertahan, pasien yang mampu menghibur orang lain, pasien yang tidak mencari

kesalahan perawat, pasien memperoleh dukungan spritual, pasien bergerak

menuju penerimaan terhadap penyakitnya. Persamaan dalam penelitian yang

dilakukan oleh Sharon adalah subyek penelitian sama-sama menggunakan

perawat. Perbedaan penelitian dengan penulis terdapat pada variabel, metode

penelitian, waktu dan tempat penelitian.

3. Lynn Austin, Karen Luker, Ann Caress, Chris Hallett (2000) dengan judul

“Palliative care: community nurses’ perception of quality”. Penelitian dilakukan

pada 62 perawat komunitas dengan tujuan mengidentifikasi persepsi perawat

komunitas dalam menyediakan perawatan yang berkualitas. Metode penelitian

yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengambilan data menggunakan

wawancara semi terstruktur. Penelitian ini menemukan bahwa perawat komunitas

mampu mengartikulasikan dengan jelas komponen penting dalam perawatan

paliatif berupa perawatan pasien akan dapat terpenuhi dengan baik ketika perawat

mengerti keadaan pasien; hubungan perawatan dengan keluarga; sistem rujukan


PERSEPSI PERAWAT PUSKESMAS TENTANG PELAYANAN PALIATIF DI KABUPATEN BANTUL,
YOGYAKARTA
NOVI ROHMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

pasien ke pelayanan kesehatan lain dengan memperhatikan jenis dukungan yang

pasien dan keluarga akan terima. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian

ini adalah variabel yang diteliti adalah persepsi tentang perawatan paliatif dan

subyek yang digunakan adalah perawat di komunitas. Perbedaannya dalam

penelitian ini adalah metode penelitian, waktu dan tempat penelitian.

Anda mungkin juga menyukai