LP Hemodialisa
LP Hemodialisa
HEMODIALISA
A. Pengertian.
Hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti fungsi ginjal
untuk mengeluarkan sisa- sisa metabolism atau racun tertentu dari peredaran darah
manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-
zat lain melalui membrane semi permeable sebagai pemisah darah cairan dan cairan
dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis, dan ultra fitrasi
(Nurarif dan Kusuma, 2015).
Menurut Havens dan Terra (2011) Dialisis merupakan suatu proses yang di
gunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika
ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Tujuan dialisis adalah untuk
mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien sampai fungsi ginjal pulih
kembali. Metode terapi mencakup hemodialisis, hemofiltrasi dan peritoneal dialisis.
B. Etiologi.
Menurut Havens dan Terra (2011) Hemodialisa dilakukan kerena pasien
menderita gagal ginjal akut dan kronik akibat dari : azotemia, simtomatis berupa
enselfalopati, perikarditis, uremia, hiperkalemia berat, kelebihan cairan yang tidak
responsive dengan diuretic, asidosis yang tidak bisa diatasi, batu ginjal, dan sindrom
hepatorenal.
C. Patofisiologi.
Menurut Havens dan Terra (2011) Ginjal adalah organ penting bagi hidup
manusia yang mempunyai fungsi utama untuk menyaring / membersihkan darah.
Gangguan pada ginjal bisa terjadi karena sebab primer ataupun sebab sekunder dari
penyakit lain. Gangguan pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal atau
kegagalan fungsi ginjal dalam menyaring / membersihkan darah. Penyebab gagal
ginjal dapat dibedakan menjadi gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik.
Dialisis merupakan salah satu modalitas pada penanganan pasien dengan gagal
ginjal, namun tidak semua gagal ginjal memerlukan dialisis. Dialisis sering tidak
diperlukan pada pasien dengan gagal ginjal akut yang tidak terkomplikasi, atau bisa
juga dilakukan hanya untuk indikasi tunggal seperti hiperkalemia. Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan sebelum melalui hemodialisis pada pasien gagal ginjal
kronik terdiri dari keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan pasien. Waktu untuk
terapi ditentukan oleh kadar kimia serum dan gejala-gejala.Hemodialisis biasanya
dimulai ketika bersihan kreatin menurun dibawah 10 ml/mnt, yang biasanya
sebanding dengan kadar kreatinin serum 8-10 mge/dL namun demikian yang lebih
penting dari nilai laboratorium absolut adalah terdapatnya gejala-gejala uremia.
D. Tujuan.
Menurut Havens dan Terra (2011) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara
lain :
1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
E. Prinsip Prinsip Yang Mendasari Hemodialiasis.
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengambil zat-zat nitrogen toksik dari dalam
darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. Pada hemodialisis aliran darah yang
penuh dengan toksin dan limbah nitrogen dialihkan dari tubuh pasien ke tempat
darah tersebut dibersihkan dan kemudian di kembalikan lagi ke tubuh pasien. Ada
tiga prinsip yang mendasar kerja hemodialisis yaitu: difusi, osmosis dan ultra
filtrasi.
Toksin dan zat limbah di dalam darah di keluarkan melalui proses difusi dengan
cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisis
dengan konsenterasi yang lebih rendah.
Air yang berlebihan di keluarkan dari dalam tubuh di keluarkan melalui proses
osmosis. Pengeluaran air dapat di kendalikan dengan menciptakan gradien tekanan,
dengan kata lain bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh
pasien) ke tekanan yang lebih rendah (cairan dialist).
Gradient ini dapat di tingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang
dikenal sebagai ultrafiltasi pada mesin dialis. Tekanan negatif diterapkan pada alat
fasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat mengekresikan air, kekuatan ini
di perlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai isovolemia(keseimbangan
cairan) (Havens dan Terra, 2011).
F. Komponen Hemodialisa.
Komponen hemodialisa menurut Havens dan Terra (2011) :
1. Dialyzer / Ginjal Buatan
Suatu alat yang digunakan Untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, bila
fungsi kedua ginjal sudah tidak memadai lagi, mengatur keseimbangan cairan
dan elektrolit, mengeluarkan racun-racun atau toksin yang merupakan
komplikasi dari Gagal Ginjal. Sedangkan fungsi hormonal/ endokrin tidak dapat
diambil alih oleh ginjal buatan. Dengan demikian ginjal buatan hanya berfungsi
sekitar 70-80 % saja dari ginjal alami yang normal.
Macam-macam ginjal buatan :
a. Paraller-Plate Diyalizer
Ginjal pertama kali ditemukan dan sudah tidak dipakai lagi, karena darah
dalam ginjal ini sangat banyak sekitar 1000 cc, disamping cara
menyiapkannya sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
b. Coil Dialyzer
Ginjal buatan yang sudah lama dan sekarang sudah jarang dipakai karena
volume darah dalam ginjal buatan ini banyak sekitar 300 cc, sehingga bila
terjadi kebocoran pada ginjal buatan darah yang terbuang banyak. Ginjal ini
juga memerlukan mesin khusus, cara menyiapkannya juga memerlukan
waktu yang lama.
c. Hollow Fibre Dialyzer
Ginjal buatan yang sangat banyak saat ini karena volume darah dalam ginjal
buatan sangat sedikit sekitar 60-80 cc, disamping cara menyiapkannya
mudah dan cepat.
2. Dialisat
Adalah cairan yang terdiri dari air, elektrolit dan zat-zat lain supaya mempunyai
tekanan osmotik yang sama dengan darah.
Fungsi Dialisat pada dialisit:
a. Untuk mengeluarkan dan menampung cairan dan sisa metabolisme
b. Untuk mencegah kehilangan zat-zat vital dari tubuh selama dialisa
Tabel perbandingan darah dan dialisat :
Komponen elektrolit Darah Dialisat
Natrium/sodium 136mEq/L 134mEq/L
Kalium/potassium 4,6mEq/L 2,6mEq/L
Kalsium 4,5mEq/L 2,5mEq/L
Chloride 106mEq/L 106mEq/L
Magnesium 1,6mEq/L 1,5mEq/L