BAB I
PENDAHULUAN
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 1.1
Peta Wilayah Studi
11
Gambar 1.2
Peta Lintasan Trayek Ledeng-Leuwipanjang
12
13
14
laporan seperti Bapeda Kota Bandung, Perum Damri, Dishub, DLLAJ, serta
BPS.
Dimana :
LFi = Load Factor pada segmen i.
Pgi = Jumlah penumpang yang ada pada segmen i.
C = Kapasitas kendaraan.
Sumber : Tamin, 1998: 34
Sedangkan untuk perhitungan load factor rata-rata (load factor kendaraan
selama satu lintasan), digunakan formula :
Dimana :
15
n = Jumlah segmen.
Dimana :
LFBE : Load Factor Break Even
F : Biaya Operasi Kendaraan
P : Pendapatan (Tarif Angkutan Umum bis Damri Kelas Ekonomi)
LF Sampel : Load Factor Sampel
Sumber : Tamin, 1998: 36
Dimana :
KT : Jumlah armada angkutan umum bis Damri
LF : Load Factor eksisting
LFBE : Load Factor Break Even
∑KO : Jumlah armada angkutan umum bis Damri yang beroperasi
Sumber : Tamin, 1998: 36
16
17
Gambar 1.3
Kerangka Berpikir
Data Teknik Analisis
Isu Permasalahan
Pertumbuhan jumlah penduduk Kota Bandung yang terus • Jumlah Armada Eksisiting
• Load Factor
meningkat seiring dengan lajunya aktivitas perjalanan menuntut • Jumlah Penumpang
ketersediaan sarana transportasi umum sebagai penunjang
kegiatan masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah • Load Factor Break Even
• Biaya Operasi Kendaraan (BOK)
• Pendapatan (Tarif)
Rumusan Persoalan
Peningkatan dan fluktuasi jumlah penumpang pada jalur II Alokasi Jumlah Armada
Tinjauan Teoritis dan Dasar Legalitas Armada
khususnya kelas ekonomi menyebabkan jumlah angkutan • Jumlah Armada Maksimum dan
umum yang beroperasi menjadi tidak efektif dan efisien. • Sistem Transportasi : Optimal
Minimum
Tingginya faktor pengisian penumpang angkutan umum bis ♦ Prasarana • Peremajaan Armada ke ukuran 3/4
Damri kelas ekonomi pada jalur II di Kota Bandung ♦ Sarana
menyebabkan kerugian bagi penumpang (users) karena ♦ Sistem pengoperasian
mempengaruhi faktor kenyamanan, keamanan, dan efisiensi • Tinjauan Angkutan Umum :
waktu. ♦ Pengertian angkutan umum
♦ Peran dan fungsi angkutan umum
♦ Pelayanan angkutan umum
Tujuan ♦ Produksi pelayanan angkuatn umum
Merumuskan rekomendasi jumlah armada angkutan umum bis ♦ Lintasan rute angkutan umum
Damri kelas ekonomi di Kota Bandung pada jalur II berdasarkan ♦ Permintaan transportasi angkutan umum
jam sibuk dan jam tidak sibuk • Tinjauan Biaya Angkutan :
♦ Pengertian Biaya Angkutan
♦ Biaya Internal
Sasaran ♦ Biaya pokok Produksi Angkutan Umum
♦ Subsidi
Teridentifikasinya LF penumpang dilhat dari perbandingan • RTRW Kota Bandung tahun 2004‐2013.
antara produksi penumpang persegmen dan kapasitas • UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
maksimal angkutan umum berdasarkan jam sibuk dan jam Angkutan Jalan.
tidak sibuk • UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Teridentifikasinya LFBE dilihat dari perbandingan antara biaya
• PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan.
operasi kendaraan (biaya langsung, biaya tidak langsung) dan
• Kepdirjenhubdar No. SK 687 Tahun 2002
pendapatan (tarif) angkutan umum guna melihat apakah pihak
tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
operator mengalami kerugian, keuntungan, atau pada kondisi
Angkutan Penumpang Umum Di Wilayah
impas.
Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur.
Teridentifikasinya jumlah armada angkutan umum optimal
• Kepmenhub No. 35 Tahun 2003 tentang
dilihat dari perbandingan antara LF, LFBE, dan jumlah armada
Penyelenggaraan Angkutan Orang Di Jalan
eksisiting
Dengan Kendaraan Umum.