Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.

J
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI KELURAHAN TALIA
KECAMATAN ABELI
KOTA KENDARI

O LE H

MEGA MUSTIKA
N201701248

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keluarga adalah anggota
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam keluarga yang berperan
dalam menentukan cara asuhan keperawatan yanga diperlukan oleh anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan dirumah sakit akan menjadi
sia-sia jika tidak menjadi tindak lanjut oleh keluaga dirumah. Secara empiris
dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan
sangat berhubungan atau sangagat signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga perawat
mendapat dua keuntungan sekaligus, keuntungan pertama adalah memenuhi
kebutuhan idividu dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus
meperhatikan niali-niali dan budaya yang berlaku dalam masyarakat atau
keluarga.
Pelayanan keperawatan dirumah merupakan pelayanan kesehatan
yang diberikan ditempat tinggal klien dan keluaraga sehingga klien tetap
memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah
kesehatan. Perawat yang melakukan perawatan dirumah bertanggung jawab
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan
pemeliharaan kesehatan. Namun di Indonesia belum ada lembaga atau
organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan dirumah secara
administratif. Perawatan yang diberikan dirumah-rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih besifat sukarela belum ada pengaturan imbalan atau
jasa yang diberiakan. Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan
kepada mahasisiwa unutk memperoleh pengalaman nyata dalam asuhan
keperawatan keluarga terhadap keluarga yang mengalami masalah kesehatan
dengan penerapan berbagai macam konsep dan teori keperawatan keluarga
serta proses keperawatan sebagai pendekatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan yang
benar dan tepat pada keluarga dengan penderita Hipertensi melalui
pendekatan penerapan proses keperawatan sebagai metode pemecahan
masalah.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan askep keluarga ini diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian data yang benar dan tepat pada keluarga Tn
”M” dengan salah satu angota keluarga menderita Hipertensi.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan yang benar dan tepat pada
keluarga Tn ”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita
Hipertensi.
c. Menyusun rencana keperawatan yang benar dan tepat pada keluarga
Tn ”M” dengan Hipertensi.
d. Melaksanakan asuhan kperawatan yang benar dan tepat pada keluarga
Tn ”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita Hipertensi.
e. Mengevaluasi sejauh mana keberhasilan dari asuhan keperawatan yang
telah dilaksanakan / dilakukan pada kleuarga Tn ”M” dengan salah
satu anggota keluarga menderita Hipertensi.
C. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Mengumpulkan data dengan cara melakukan anamnesa langsung kepada
klien dan wawancara dengan keluarga Tn ”M” dan orang lain yang
mengetahui informasi tentang klien.
2. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan pengamatan
langsung pada keadaan umum klien, pemeriksaan fisik dilakukan dengan
melalui semua panca indra (head totoes) yaitu inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Konsep Dasar Keluarga


A. Pengertian
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu yang mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari kelurga (friedman,
1988). Kelurga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari suami,
istri, dan anak-anak (UU No. 10, 1992)
B. Tipe-tipe Keluarga
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi tiga tipe, antara lain :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak.
b. Keluarga besar ( Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
keluarga lain masih mempunyai hubungan adalah (kakek, nenek,
paman, dan bibi)
c. Orang tua tunggal (Single Parent) adalah keluarga lain yang terdiri
dari satu orang dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
suami.
C. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menurut parad dan Caplon (1965), dalam Friedman
ada 4 yaitu :
1. Struktur peran keluarga menggambarkan peran masing-masing anggota
keluarga dalam keluarga sendiri dan peranannya di lingkungan
masyarakat atau peran formal dan informal.
2. Nilai norma keluarga menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari
dan diyakini oleh keluarga khususnya berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga menggambarkan bagaimana cara dan pola
komunikasi ayah, ibu, orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan
anggota keluarga yang lain pada keluarga besar dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga menggambarkan kemampuan anggota
keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk
mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.
D. Tahap-tahap Keluarga
Di indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap berdasarkan
kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar psikososial, ekonomi
keluarga di masyarakat yaitu :
1) Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal yaitu kebutuhan pengakaran agama,
pangan, sandang, papan, dan kesehatan atau keluarga yang belum
dapat memenuhi salah satu atau indikator keluarga sejahtera tahap
satu.
2) Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal serta telah memenuhi kebutuhan
sosial psikologisnya yaitu kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam
keluarga, interaksi dengan lingkungan, tempat tinggal atau
transportasi.
3) Keluarga Sejahtera tahap II (Keluarga sejahtera II) adalah keluarga
yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan yaitu
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4) Keluarga sejahtera tahap III (Keluarga sejahtera III) adalah keluarga
yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial,
psikologis dan kebutuhan pengembangan tetapi belum dapat
memberikan sumbangan baik internal ataupun keluarga serta berperan
aktif dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat, yayasan sosial,
keagamaan, kesenian, olahraga dan lain-lain.
5) Keluarga tahap IV (Plus) adalah keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhannya baik yang bersifat dasar, sosial, perkembangan
serta telah mampu memberikan sumbangan yang nyata bagi
masyarakat.
E. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman 1988 adalah
sebagai berikut
1. Fungsi Afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk memepersiapkan
anggota keluarga untuk berhubungan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi dan tekspot bersosialisasi (Social action and social
placement function) adalah fungsi pengembangan dan tempat melatih
anak untuk kehidupan sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi (The reproduction function) adalah fungsi untuk
menghasilkan keturunan.
4. Fungsi Ekonomi (The Economic function) adalah keluarga berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi atau tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu untuk meningkatkan
penghasilan atau memenuhi kebutuhan kelaurga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The health care
function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar memiliki produktifitas tinggi.
F. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Sesuai dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
di bidang kesehatan yang perlu dipelihara dan dilakukan meliputi :
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga yang merupakan kebutuhan yang
tidak boleh dibiarkan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kegiatan sumber daya
dan dana keluarga habis.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, tugas ini
merupakan upaya keluarga utama untuk mencari pertolongan yang tepat
yang mempunyai kemampuan memutusan untuk menentukan tindakan
keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga.
2. Konsep Dasar Penyakit Hipertensi
A. Definisi
Hipertensi didfenisikan oleh (JNC) sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140/90 mmHg dan dklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai
hipertensi maligna. Keadaan dikategorikan sebagai primer atau esensial
(hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali daat diperbaiki. (Dongoes
2000). Hipertensi dapat didifinisikan sebagai tekanan darah persistol
dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
diatas 90 mmHg. Pada populasi manual, hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastollik 90 mmHg. (Brunner
dan Suddarth, 2001).
B. Fisiologi jantung dan aliran darah
Jantung dapat bergerak mengembang dan menguncup yang
disebakan karena adanya saraf otonom. Rangsangan ini diterima oleh
jantung pada simpul saraf yang terdapat pada atrium dekstra dekat
venakafa yang disebut Modus sino Atrial.
Selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang
disebakan oleh katup-katup yang menutup. Bunyi pertama disebabkan
menutupnya katup aorta dan arteri pulmonal setelah kontruksi dari
ventrikal. Bunyi yang pertama panjang dan yang kedua pendek dan tajam.
Dalam keadaan normal, jantung tidak membuat bunyi lebih keras, tetapi
bila arus darah cepat atau kalau ada kelainan pada katup maka terdapat
bunyi bising. Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode yaitu :
a. Periode kontruksi (periode sistole) yaitu keadaan dimana jantung
bagian vertikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan
trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula emilunaris aorta dan
valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sendi masuk ke paru-
paru kiri dan kanan, sedangkan darah dari ventrikal sinistera mengalir
ke aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.
b. Periode dilatasi (periode Diastole) yaitu suatu keadaan dimana jantung
mengembang. Katup bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah
dari atrium sinistera masuk ke ventrikel destra.
c. Periode istirahat yaitu waktu antara periode kontraksi dan dibatasi
dimana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik.
C. Etiologi
Dari seluruh penderita hipertensi ternyata 90 % belum dapat
diterangkan penyebabnya secara pasti. Hal ini disebut dengan hipertenssi
esensial yang merupakan problem bagi penderita itu sendiri dan diduga
penyebabnya antara lain :
a. Gangguan emosi
b. Obesitas
c. Konsumsi alkohol dan kopi secara berlebihan
d. Merokok, obat-obatan yang merangsang
e. Faktor keturunan
D. Patofisiologi
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah
bertanggung jawab pada pembuluh tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi ateosklerosis, hilangnya elastisitas
jaringan ikat dan penurunan dalam reaksi otot polos pembuluh darah.
Konsekwensinya volume darah yang dipompa oleh jantung (volume
sekuncup) mengakibatkan penurunan curah jantung peningkatan tekanan
perifer.
Dasar peningkatan tekanan darah pada orang gemuk sampai saat
ini belum jelas. Pada beberapa penyelidikan hemodinamika orang gemuk
ditemukan kenaikan konsumsi O2 dan juga denyut jantung yang sedikit
lebih meningkat. Penyelidikan merupakan adanya kenaikan volume darah
yang berdebar pada orang gemuk disebabkan oleh meningkatnya volume
darah dalam jaringan lemak. Pola makan yang tidak teratur dan tidak
terkontrol cenderung menyebabkan obesitas. Pada orang obesitas terjadi
penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah jantung yang pada
akhirnya akan terjadi pembesaran otot jantung kiri sehingga
mengakibatkan kegagalan memompa darah keseluruh tubuh.
E. Klasifikasi
The join national committten on detection and treatment of high
blood pressure, suatu badan penelitian hipertensi di USA menentukan
batasan yang berbeda JNC – V, tekanan darah pada orang dewasa berumur
diatas 18 tahun, diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel Kriteria penyakit hipertensi menurut JNC – V USA tahun 1993
(Dalimartha s. Qwijaya Kusuma, 2004).
Tekanan Darah
No. Kriteria Sistolik Diastolik
1. Normal <130 <85
2.. Perbatasan 130 – 139 85 – 89
3. Hipertensi
Derajat 1 : ringan (Mild) 140 -159 90 -99
Derajat 2 : sedang (moderate) 160 – 179 100 – 109
Derajat 3 : berat (sevete) 180 – 209 110 – 119
Derajat 4 : sangat berat ( nery sevete) >209 >119

Catatan :
a) Jika penderita mempunyai tekanan sistolik dan diastolik yang tidak
termasuk dalam satu kriteria maka ia termasuk dalam kriteria yang
lebih tinggi. Misalnya mempunyai tekanan darah 180/120 mmHg
(dibaca sistolik 180 mmHg, diastolik 120 mmHg). Berdasarkan
ketentuan ini orang tersebut tergolong penderia hipertensi derajat 4
atau sangat berat.
b) Apabila penderita memiliki kerusakan atau resiko hipertensi, maka
resiko tersebut harus disebutkan. Misalnya hipertensi derajat 4 dengan
DM.
F. Tanda dan Gejala
Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis
timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa : Nyeri kepala
saat terjaga kadang-kadang disertai mual muntah akibat tekanan darah
intrakranial :
1. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
2. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan-kerusakan
susunan saraf pusat
3. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan piltrasi
glomerolus
4. Oedema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler dan Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita
hipertensi yaitu pusing, muka merah, keluar darah dari hidung secara
tiba-tiba, sakit kepala, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
G. Komplikasi
Komplikasi umumnya terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 130 mmHg atau kenaikan
darah yang mendadak tinggi diantaranya :
1. Stroke
2. Kerusakan pada jantung, ginjal dan mata.
H. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
Kadar ureum dan kadar kretinin untuk mengenali fungsi ginjal, kadar
kretinin lebih berarti dibandingkan dengan ureum sebagai modikator
laju filtrasi glomerulus (GFR) yang menunjukkan derajat fungsi ginjal.
Kalium, pemeriksaan kalium dapat membantu menyingkirkan
alduteronisme primer pada pasien hipertensi. Glukosa, oleh karena
hipertensi sering dijumpai pada pasien Diabetes Militus,kadar glukosa
perlu diperiksa yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan kadar glukosa
2 jam setelah makan.
2. EKG dan rontgen dada
Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran apakah hipertensi telah
berlangsung lama. Pemeriksaan ventrikel kiri dan gabungan
kardiomegali di deteksi dengan pemeiksaan tersebut.
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan perilaku dan gaya
hidup. Penatalaksanaan non farmatologis dapat berupa penurunan berat
badan, pengurangan penggunaan garam , menghindari faktor resiko
seperti merokok.
2. Penatalaksanaan parmakologis Pengobatan hipertensi berlandaskan
pada beberapa prinsip, pengobatan hipertensi sekunder lebih
mengutamakan pengobatan kasual, pengobatan hipertensi primer lebih
dari tujuh bulan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi. Upaya
menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti
hipertensi primer adalah pengobatan jangka panjang dengan
kemungkinan besar untuk seumur hidup. Obat yang dapat diberikan
diantaraanya:
a. Deuritik
Tiazid 25 – 50 mg 1 – 2 kali sehari, aldakton 50 – 100 mg setiap
pagi, furosemid 40 mg tiap hari, trim toven 50 – 100 mg dua kali
tiap hari.
b. Golongan penghambat simpatetik
Metodopa 200 mg 2 -3 kali tiap hari
c. Pengelat beta
Propanolol 10 mg 1 kali sehari, pindolol 1mg setiap hari,
acebutolol 0,3 mg setiap hari.
d. Vasobilator
Hidrolizin 10 -25 mg tiap hari, monoksida 2,5 -5 mg setiap hari,
poksalzosin 1 – 4 mg setiap hari.
e. Penghambat enzim komfersi engiostensin.
Caprtropril 12,5 mg 2 kali sehari, obat lain seperti lisinopril,
fosionopril, kunopril, dan delapril.
f. Entagonis calsium
Obat golongan ini adalah diltiazin 30 diberikan tiga kali sehari,
nifedipin dan veratamil.

J. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi


1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Pada kegiatan pengkajian ada beberapa tahap
yang perlu dilakukan, yaitu alam pengkajian meliputi dua tahap yaitu
a. Membina hubungan yang baik.
Hubungan yang baik antara perawat-klien (keluarga) merupakan
modal utama pelaksanaan asuhan keperaawatan. Hubungan
tersebut dapat di bentuk dengan menerapkan komunikasi terpiutik
yang merupakan stsrategi perawat untuk memberikan bantuan
kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. Beberapa
hal yang perlu dilakukan:
1. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan
dan ramah.
2. Menjelaskan tuan kunjungan
3. meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada di keluarga.
4. menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan
5. menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang
menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan
kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh data
yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Di sini perawat perlu mengungkap
keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang
paling mendasar. Data yang perlu diperoleh dari pengkajian :
1. Berkaitan dengan keluarga
a. Data Demografi dan Sosiokultural
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga
2. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
a. Fisik
b. Mental
c. Emosi
d. Sosial
e. Spiritual
Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah :
1. Data umum
Data ini mencakup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,
pekerjaan KK, dan komposisi keluarga.Selanjutnya komposisi
keluarga dibuat genogramnya.
a) Tipe keluarga
Yang menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga. Untuk
menentukan tipe keluarga, lakukan identifikasi terhadap kepala
keluarga.
b) Suku bangsa
Yang mengkaji asal/suku bangsa keluarga (pasangan), dapat
digunakan untuk mengidentifikasi budaya suku bangsa yang
terkait dengan kesehatan, juga dapat mengidentifikasi bahasa
sehari-hari yang digunakan leh keluarga.
c) Agama.
Yang mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga yang
dianut yang dapat mempengaruhi kesehatan.
d) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh penghasilan
seluruh anggota keluarga (orang tua maupun anak yang telah
bekerja dan membantunya). Status sosial ekonomi keluarga juga
dipengaruhi oleh kebutuhan da barang yang dimiliki.
e) Aktifitas rekreasi keluarga
Yang dimaksud dengan rekreasi keluarga bukan hanya bepergian
ke luar rumah secara bersamaan atau sendiri menuju tempat
rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di rumah untuk menikmati
hiburan radio atau televisi bersama juga bercengkrama.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Beberapa tahap dalam perkembangan keluarga antara lain :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan
keluarga ditentukan oleh usia anak tertua dari keluarga inti.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Bagian
ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum terpenuhi
dan kendala yang dihadapi oleh keluarga yang juga dilakukan
pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi
dan upaya yang telah dilakukannya.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti. Menjelaskan riwayat
kesehatan keluarga inti dimana riwayat masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya
dan pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya).
Yang menjelaskan riwayat kesehatan generasi di atas orang
tentang riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut
tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang
dipertahankan sampai saai ini.
3. Data lingkungan
Beberapa data yang ada antara lain :
a. Karakteristik rumah. Menjelaskan tentang haasil identifikasi
rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan,
pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah
tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mandi,
cuci dan kakus, sarana air bersih dan minum yang digunakan.
Keadaan rumah akan lebih mudah dipelajari bila digambar
dengan denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya. Menjelaskan tentang
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yaitu tempat
keluarga bertempat tinggal meliputi kebiasaan seperti lingkungan
fisik, nilai atau norma serta aturan/kesepakatan penduduk
setempat dan budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga. Menggambarkan mobilitas
keluarga dan anggota keluiarga. Mungkin keluarga sering
berpindah atau ada anggota keluarga yang tinggal jauh dan sering
berkunjung pada keluarga yang dibina.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
e. Sistem pendukung keluarga. Yaitu jumlah anggota keluarga yang
dimiliki anggota keluarga, dukungan psikologi anggota keluarga
atau masyarakat dan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga
yang dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.
4. Struktur keluarga
a. Beberapa struktur yang terdapat di dalam keluarga yaitu :
Struktur peran, yang menjelaskan peran masing-masing anggota
keluarga secara formal maupun informal baik di keluarga atau
masyarakat.
b. Nilai atau norma kelurga menjelaskan nilai atau norma yang
dipelajari oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
c. Pola komunikasi keluarga, menjelaskan bagaimana cara keluarga
berkomunikasi, siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana
peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi.
d. Struktur kekuatan kelurga, menjelaskan kemampuan kelurga
untuk mempengaruhi dan mengendalikan angggota keluarga
untuk mengubah prilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
5. Stress dan Koping Keluarga.
Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan. Stresor
jangka panjang adalah stresor yang dialami kelurga dan memerlukan
waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan kelurga
berespon terhadap stresor menjelaskan bagaimana keluarga berespon
terhadap stresor yang ada. Strategi koping yang digunakan
menjelaskan tentang strategi (mekanisme pembelaan) terhadap
stresor yang ada. Disfungsi strategi adaptasi menjelaskan tentang
prilaku keluarga yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah.
6. Pemeriksaan kesehatan.
Pemerikasaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang
dilakukan tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di
klinik/rumah sakit meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
7. Harapan keluarga.
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat/petugas
kesehatan untuk membantu menyelesaikan kesehatan yang terjadi.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan yang nyata dan
masalah kesehatan yang potensial (pada individu, keluarga, kelompok)
dimana perawat dapat secara sah dan mandiri menanganinya dalam
bentuk tindakan keparawatan yang ditujukan untuk mencegah,
mengatasi atau mengurangi masalah tersebut. Diagnosa keperawatan
yang mungkin muncul adalah :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri pada keluarga terutama berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang tepat
dalam penanganan penyakit yang diderita.
b. Kurang pengetahuan pada keluarga terutama berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga memutusakan masalah tentang
pengobatan dan tindakan kesehatan.
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada keluarga
terutama berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodofikasi lingkungan yang nyaman untuk istirahat dan tidur.
d. Intoleransi aktifitas gerak pada keluarga terutama berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat untuk melakukan latihan
gerak di sekitar lingkungan.
e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga
terutama berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai saranan
konsultasi dengan petugas kesehatan.
Perumusan masalah kesehatan
Tipologi kesehatan keluarga adalah :
1. Ancaman kesehatan adalah keadaan dapat memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan serta kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan, yang termasuk ancaman kesehatan adalah :
a) Penyakit keturunan
b) Keluarga anggota keluarga yang menderita penyakit menular.
c) Jumlah anggota keluarga yang tidak sesuai dengan kemampuan
keluarga
d) Resiko terjadinya kecelakaan dalam keluarga
e) Kekurangan atau kelebihan diri
f) Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress
g) Sanitsi lingkugan buruk diantaranya :
 Ventilasi dan penerangan kurang baik.
 Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat.
 Tempat penampungan tinja yang mencemari penampungan air.
 SPAL yang tidak memenuhi syarat.
 Kebisingan.
 Polusi udara.
h) Kebiasaan-kebiasaan merugikan diantaranya adalah ;
1) Merokok, minum minuman keras.
2) Personal hygine kurang .
i) Imunisasi anak tidak lengkap
2. Kurang atau tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan
kesehatan. Yang termasuk diantaranya adalah :
1) Keadaan sakit.
2) Kegagaln dalam pertumbuhan dan perkembangan.
3. Situasi krisis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber
daya keluarga.
Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
1) Perkawinan
2) Kehamilan
3) Persalinan
4) Masa nifas
5) Pertambahan anggota keluarga
6) Abortus
7) Anak masuk sekolah
8) Anak remaja
9) Kehilangan pekerjaan
10) Kematian anggota keluarga
11) Pindah rumah
Tipologi diagnosa keperawatan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu;
1) Diagnosa aktual adalah masalah keperawatan yang dialami oleh warga
dan memerlukan bantuan dari perawat denagn cepat
2) Diagnosa resiko tinggi adalah masalah keperawatan yang belum terjadi
tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi
dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
3) Diagnosa potensial adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika
keluarga telah mampu memenuhi keseimbangan dan mempunyai
sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Prioritas masalah kesehatan


Tabel 1 Skala Prioritas Masalah
No Kriteria t
1 Skala
 tidak/kurang sehat 3
 ancaman kesehatan 2 1
 keadaan sejahtera 1
Kemungkinan
2 masalah dapat diubah
Skala 2
 mudah 1 2
 sedang/cukup 0
 tidak rapat
Potensial
3 masalah dapat dicegah
Skala
 tinggi 3
 sedang/cukup 2 1
 rendah 1
Menonjolnya
4 masalah
Skala 2
 masalah berat harus ditangani 1
 ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
 masalah tidak dirasakan 0
Skoring :
a. Tentukan skoring untuk setiap kriteria
b. Skor tersebut dibagi dengan skot tertinggi dan dikalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

2.1 Analisa data


Tabel analisa data 2. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab
1 DO: Penyakit Ketidakmampuan
- Data klien yang menunjukkan hipertensi keluarga mengenal
ketidak tahuan anggota masalah penyakit
keluarga tentang resiko berhubungan
hipertensi dengan tidak
- Klien tampak aktif bertanya mengerti
tentang masalah hipertensi penyebabnya.
- Data klien yang Menunjukkan
kurangnya informasi tentang
Pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan
DS :
- Klien mengatakan tidak tahu
banyak tentang hipertensi
termasuk bahaya dan tindakan
yang dapat dilakukan untuk
mencegah maupun
menanggulanginya bila ada
serangan
2 DS:
- Klien dan keluarga Kurang Ketidakmampuan
mengatakan apabila sakit yang pengetahuan keluarga
dirasakan tidak terlalu parah memanfaatkan
klien hanya istirahaat dirumah fasilitas pelayanan
atau pergi kedukun sekitar kesehatan
rumah
- Klien mengatakan tidak punya
uang untuk berubah kedokter
DO :
- Klien dan keluarga masih
memanfaatkan dukun dari
pada petugas kesehatan
- Klien tau keluarga aktif
bertanya tentang pelayanan
kesehatan.

3. Perencanaan (Intervensi) Keperawatan


a. Tipologi intervensi keperawatan
1. Klasifikasi Friedman (1970) dalam naskah keperawatan kesehatan
klasik, mengklasifikasikan intervensi sebagai berikut (Marylin &
friedman, 1998)
a. Suplemental. Di sini perawat berlaku sebagai pemberi
pelayanan perawatan langsung dengan mengintervensi bidang-
bidang yang keluarga tidak melakukannya.
b. Fasilitatif. Dalam hal ini perawat keluarga menyingkirkan hal-
hal terhadap pelayanan yang diperlukan seperti pelayanan
medis, kesejahteraan sosial.
c. Perkembangan. Tujuan perawatan diarahkan pada perbaikan
kapasitas penerima perawat agar dapat bertindak atas nama
dirinya.
2. Klasifikasi menurut Wright dan Leahey (1984) mereka
menggolongkan keluarga dalam 3 tingkatan fungsi keluarga yaitu:
a. Kognitif : diarahkan pada fungsi keluarga tingkat kognitif yang
terdiri dai tindakan perawat dimana informasi dan gagasan baru
tentang suatu kesalahan atau pengalaman dikemukakan.
b. Afektif : tindakan keperawatan yang diarahkan kepada aspek-
aspek afektif fungsi keluarga adalah tindakan yang dirancang
untuk menubah emosi dari anggota keluarga, shingga mereka
dapat memecahkan masalah lebih efektif.
c. Perilaku : strategi-strategi perawatan yang diarahkan untuk
membantu anggota keluarga berinteraksi atas bertingkah laku
satu sama lain secara berbeda-beda dengan angota lain di luar
keluarga.
b. Tujuan rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara-cara perawatan
yang tepat.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga
yang sakit.
4. Membantu keluarga untu memelihara (memodofikasi) lingkungan
yang dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada di sekitarnya.
c. Hal-hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan :
1. Tujuan hendaknya logis sesuai masalah dan mempunyai jangka
waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil dapat diukur dengan alat ukur dan observasi dengan
panca indra perawat yang objektif.
3. Rencana disesuaikan denga sumber daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga yang mengarah pada kemandirian klien sehingga
tidak ketergantungan dapat diminimalis.
4. Implementasi.
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan independen
(mandiri ) dan kolaborasi.
a. Tindakan mandiri adalah aktifitas perawatan yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain.
b. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan
bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang membandingakan antara :
1) Hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan
untuk melihat keberhasilan.
2) Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana
keperawatan yang baru.
3) Perlu diperhatikan juga bahwa evaluasi perludilakukan beberapa kali
dengan melibatkan keluaraga sehingga perlu juga direncanakan waktu
yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
4) Evaluasi disusun dengan mengutamakan SOAP yang operasional
dengan pengertian :
S : Ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara objektif
oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat di identifikasi oleh perawat
menggunakan pengamat yang objektif setelah implementasi
keperawatan keluarga.
A : Merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif
dan objektif keluarga yang dibandingkan dengan kriteria dan
standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana
keperawatan keluarga.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakuan analisis
Pada tahap ini ada 2 evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat :
1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan selama proses
asuhan keperawatan. Bertujuan menilai hasil implementasi secara
bertahap sesuasi dengan kegiatan yang dilaksanakan sesuai kontrak.
2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. Bertujuan untuk menilai secara
keseluruhan terhadap pencapaian diagnosa keperawatan.
Dalam evaluasi ada 3 garis besar pengukuran hasill perawatan yaitu :
a. Keadaaan fisik
Adanya perubahan fisik yang terjadi khususnya mengenai keluhan-
keluhan yang diasakan oleh anggota keluarga yang sehat.
b. Psikologis atau sikap
Adanya perubahan kemauan dari angota keluarga untuk membawa
anggota keluarga yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan.
c. Pengeahuan atau kelakuan dasar
Adanya perubahan dalam pengetahuan serta kemampuan dalam
merawat keluarga yang menderita hipetrtensi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Nama Kepala Keluarga : Tn. J
Usia : 50 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kelurahan Talia, RW 1 RT 2
Tanggal Pengkajian : 27 Juni 2019
Jarak Ke Puskesmas : 3 Km
Dicapai dengan : Kendaraan Pribadi

Daftar anggota keluarga yang tinggal serumah


Hubungan Masalah
No Nama Umur JK Agama Suku Pend. Pekerjaan
dgn KK Kesehatan
1 Ny. T 37 th P Istri Islam Muna SMA IRT -

2 Tn.F 22 th L Anak Islam Muna PT - -

3 Nn.D 19 th P Anak Islam Muna SMA Mhsiswi -

4 Nn. Fi 14 th P Anak Islam Muna SMP Pelajar -

1. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. J merupakan tipe keluarga inti (nuclear Family) dimana
dalam keluarga ini terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
2. Tahap Perkembangan Keluarga
Keluarga Tn. J berada pada tahap perkembangan anak pada usia
dewasa, dimana anak pertama keluarga Tn. J yaitu Tn. F berumur 22
tahun.
3. Tugas Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga pada tahap perkembangan anak usia
dewasa
 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orang tua memasuki masa tua
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tugas keluarga yang belum terpenuhi yaitu memperluas keluarga inti
menjadi keluarga besar dan membantu anak untuk mandiri di masyarakat
4. Pengkajian Biologis
a) Keadaan Kesehatan
Keluarga Tn. J khususnya Ny. T saat ini sedang menderita hipertensi.
b) Kebersihan Keluarga
Keluarga Tn. J mengatakan mandi 1-2x sehari, keramas 3x seminggu,
sikat gigi sebelum dan setelah tidur, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan.
c) Penyakit yang Sering Diderita
Keluaraga Tn. J khususnya Ny. T sering menderita hipertensi
sedangkan anggota keluarga yang lain biasanya sering menderita
demam dan batuk.
d) Penyakit Kronis/Menular
Ny. T menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit menular.
e) Kecacatan Anggota Keluarga
Tidak anggota keluarga Tn. J yang cacat
f) Pola Makan
Keluarga Tn. J mengatakan 3x sehari, ketika ingin makan keluarga
makan sendiri-sendiri, keluarga jarang berkumpul bersama saat makan.
g) Pola Istirahat
- Siang: keluarga mengatakan tidur siang selama 1 jam (14.00-
15.00)
- Malam: keluarga mengatakan tidur siang selama 8 jam (22.00-
05.00)
h) Reproduksi/Akseptor KB
Ny. T saat ini tidak program KB
i) Psikologis Keluarga
- Keadaan Emosional/Mental
Ny. T sering marah-marah tidak jelas.
j) Koping Keluarga
Keluarga khususnya Ny. T mengatakan stress/banyak pikiran.
k) Kebiasaan Buruk
Keluarga Tn. J sering mengkonsumsi makanan yaitu ikan laut yang
digoreng setiap harinya.
l) Rekreasi
Keluarga mengatakan jarang berekreasi meskipun dekat dengan pantai
karena mereka sibuk bekerja, tetapi di waktu senggang keluarga
sering berkumpul bersama atau main kerumah tetangga.
m) Pola Komunikasi Keluarga
Hubungan Tn. J dengan anggota keluarga sangat harmonis, anggota
keluarga cukup menjadi pendengar yang baik untuk Tn. J
n) Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. J, keputusan diambil
berdasarkan diskusi bersama.
o) Peran Informal
Tn. J sebagai pencari nafkah dalam keluarga, Ny. T sebagai IRT.
p) Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan keluarga dengan anggota keluarga lain maupun tetangga
baik, setiap kegiatan atau pertemuan di desa keluarga selalu
menghadiri.
q) Kegiatan Organisasi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang aktif di organisasi.
r) Keadaan Ekonomi
Keluarga mengatakan penghasilannya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
s) Spiritual Kultural Keluarga
- Ketaatan Ibadah
Keluarga Tn. J rutin melaksanakan ibadahnya, meskipun sibuk
bekerja seharian, Tn. J dan keluarganya tidak lupa shalat lima
waktu.
- Keyakinan tentang Kesehatan
Keluarga Tn. J mengatakan kesehatan adalah kebutuhan utama
yang tidak ternilai harganya, sehinggaketika sakit langsung berobat
ke Puskesmas.
- Nilai dan Norma
Nilai dan norma yang dianut adalah budaya Muna. Tidak ada
kegemaran yang menonjol dalam keluarga. Nilai-nilai yang ada di
komunitas tidak mempengaruhi yang ada pada keluarga.
- Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga mengatakan tidak ada kebiasaan adat yang
mempengaruhi kesehatan.
t) Lingkungan Rumah
- Kebersihan dan Kerapihan
Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn. J tampak bersih.
- Penerangan
Pagi hari: sinar matahari
Pada siang hari: sinar matahari
Pada malam hari: lampu listrik
- Ventilasi
Rumah keluarga Tn. J memiliki ventilasi yang cukup, setiap
ruangan terdapat jendela, setiap pagi jendela selalu dibuka.
- Jamban
Keluarga menggunakan jamban cemplung.
- Sumber Air Minum
Sumber air minum keluarga diambil dari sumur gali atau galon.
- Pemanfaatan Halaman
Digunakan untuk menanam bunga.
- Pembuangan Air Kotor
Limbah/air kotor dibuang di selokan
- Pembuangan Sampah
Sampah rumah tangga dibuang disekitar rumah.
- Sumber Pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran dilingkungan tempat tinggal
keluarga Tn. J
- Type Rumah
Rumah keluarga Tn. J terbuat dari batu dan semen atau permanen
- Status Kepemilikan
Keluarga tinggal di rumah pribadi.

b. Pengkajian Keluarga
No Data Tn. J Ny. T Tn.F Nn.D Nn.Fi
1 Keadaan
umum:
- Penampilan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
- BB 60 kg 55 kg - - -
- TB 165 cm 155 cm - - -

2 TTV
- TD 150/80 160/100 120/70 110/70 110/80
- Nadi 84 88 76 68 80
- Respirasi 20 22 20 20 20
- Suhu 36,7 36,8 36,3 36,6 36,0
3 Kepala:
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Rambut Hitam Hitam Hitam Hitam Hitam
- Kulit lurus lurus lurus lurus lurus
Kepala Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih

4 Mata:
- Sclera Putih Putih Putih Putih Putih
- Kongjungti Merah Merah Merah Merah Merah
va muda muda muda muda muda
- Palpebra Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
bengkak bengkak bengkak bengkak bengkak
- Fungsi Baik Baik Baik Baik Baik
5 Telinga :
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Keadaan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
- Fungsi Baik Baik Baik Baik Baik

6 Hidung
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Keadaan Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih
- Fungsi Baik Baik Baik Baik Baik
7 Mulut:
- Gigi Tidak ada caries Tidak Tidak ada caries
- caries ada caries
- Fungsi Baik Baik caries Baik
Menelan Baik Baik
8 Leher
- Pening- Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada
katan JVP ada
9 Dada:
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
- Suara paru Vesikuler Vesikuler Vesikule Vesikuler Vesikuler
- Respirasi Sesak (-) Sesak (-) Sesak (-) Sesak (-) Sesak (-)
- Bunyi Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal
jantung reguler reguler reguler reguler reguler
10 Abdomen:
- Bentuk Datar Datar Datar Datar Datar
- Nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada
Tekan ada
11 Ekstremitas
- Oedema Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
- Kotrak-tur Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
- Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas Bebas
Integumen:
- Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis Elastis
- Keadaan Lembab Lembab Lembab Lembab Lembab
- Kuku syanosis(-) syanosis(-) syanosis(-) syanosis(-) syanosis(-)

c. Status Kesehatan Individu


1. Catatan Status Kesehatan Individu
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur :37 tahun
Agama :Islam
Suku/Bangsa :Muna / Indonesia
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Alamat :Kelurahan Talia RT 2 RW 1
2. Riwayat Kesehatan
a) Masalah Kesehatan yang Pernah Dialami
Ny. T menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu,
hipertensinya hilang timbul.
b) Masalah Kesehatan Sekarang
Ny. T sedang menderita hipertensi.
c) Masalah Kesehatan yang Lalu
Ny. T menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu sampai
sekarang.
d) Masalah Kesehatan Keluarga (Turunan)
Ibu Ny. T menderita hipertensi sampai sekarang.
3. Kebiasaan Sehari-hari
a) Biologis
(1) Pola Makan
(a) Frekuensi : 3x / hari
(b) Jenis : Nasi, ikan laut, dan kadang-kadang sayur
atau buah.
(c) Porsi : 1-1 ½ piring.
(2) Pola Minum
(a) Frekuensi : 6 – 8 gelas / hari.
(b) Jenis :Air putih, teh atau kopi pada pagi dan sore
hari.
(3) Pola Tidur
(a) Siang :1 jam (pkl 14.00-15.00).
(b) Malam :8 jam (pkl 22.00-05.00).
(4) Pola Eliminasi
(a) BAK : 3-5 x/hari (warna: kuning jernih)
(b) BAB :1x/hari (konsistensi: padat lunak)
(5) Aktivitas Sehari-hari
Ny. T bekerja sehari-hari sebagai ibu rumah tangga.
(6) Rekreasi
Ny. T jarang berekreasi, diwaktu senggang Ny. T hanya
menonton TV dan berkumpul bersama bersama tetangga.
(7) Kebiasaan Buruk
Ny. T terbiasa sehari-hari mengkonsumsi ikan laut yang
digoreng dan Ny. T selalu banyak pikiran, ia tidak mau
berbagi cerita bersama keluarganya.
b) Psikologis
Ny. T sering banyak pikiran.
c) Sosial
(1) Hubungan Antar Keluarga
Hubungan Ny. T dengan keluarga baik dan harmonis,
mereka sering berkumpul diwaktu senggang.
(2) Hubungan dengan Orang Lain
Hubungan Ny. T dengan orang lain / tetangga baik, diwaktu
senggang Ny. T berkumpul bersama tetangga.
d) Spiritual
(1) Pelaksanaan Ibadah
Ny. T rutin shalat lima waktu.
(2) Keyakinan tentang kesehatan
Ny. T mengatakan kesehatan sangat penting, jika sakit Ny.
T berobat ke Bidan atau Puskesmas.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-Tanda Vital
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tekanan darah : 160/100 mmHg
- Nadi : 88 x/menit
- Respirasi : 22 x/menit
- Suhu : 36,8 oC
- BB yang Lalu : 58 Kg
- BB Sekarang : 55 Kg
- TB : 155 Cm
b) Pemeriksaan Persistem
(1) Sistem Respirasi
Pengembangan dada simetris, tidak ada oto bantu napas,
bunyi napas vesikuler pada auskultasi area lapang paru ICS
5-7.
(2) Sistem Kardiovaskuler
Bunyi jantung S1 & S2 tunggal reguler, gallop (-).
(3) Sistem Pencernaan
Asites (-), meteorismus (-), nyeri tekan (-), perkusi bunyi
tympani, auskultasi bising usus 8 x/menit.
(4) Sistem Urinaria
BAK lancar 3-5 x/hari, tidak ada nyeri saat BAK.
(5) Sistem Persyarafan
Vertigo (+)
(6) Sistem Integumen
Turgor kulit elastis, dermatitis (-)
(7) Sistem Muskuloskeletal
Deformitas (-), fraktur (-), pergerakan sendi bebas,
kekuatan otot: 5
Genogram Keluarga Tn. J Ket:

= Laki _laki

= Perempuan

= Meningal

√ = Klien

= Tingal
Serumah

= Hubungan
Keluarga
d. Denah Rumah

Dapur 1. U

B T
Gudang
Kamar
S

Kamar

Ruang Tamu
&
Ruang TV
Keterangan:

= Pintu
Kamar
= Jendela
1. Analisa Data

Tabel Analisa Data


No Sign & Symptom Etiologi Problem
1 DS :
- Tn. J ” menderita hipertensi Ketidak mampuan Kurang
sejak 3 tahun yang lalu dan keluarga mengenal pengetahuan
jarang merasakan kepala masalah kesehatan pada
pusing anggota keluarga yang
- Tn.J” tetap melakukan sakit
aktifitas di rumah
- Ny T” Jarang memeriksa
tekanan darahnya
- Ny. T” mengatakan makan-
makanan yang seharusnya
tidak boleh dimakan
DO:
- Pemeriksaan fisik umum :
keadaan umum Ny “T”
tampak segar tetapi kadang
takut.
- Tanda-tanda vital
TD : 170/100 mmHg
N : 88 x/menit
RR : 20 x/menit

2 DS :
- Klien mengeluh pusing Ketidak mampuan Gangguan rasa
- Keluarga mengatakan tidak keluarga merawat nyaman (pusing)
memahami sifat dan luasnya Anggota keluarga yang
masalah yang dialami klien. sakit
- Keluarga sering. Terjadi
ketidak cocokan pendapat
dari anggota keluarga
sehingga pengobatan klien
tertunda.
- Keluarga mengatakan tidak
mengetahui tentang
perawatan penyakit
hipertensi.
DO :
- TD 170/100 mmHg,
nadi 88 x/menit
3 DS:
- Mengatakan jarang Ketidak mampuan Resiko terjadinya
memeriksa tekanan darahnya keluarga dalam merawat komplikasi.
- Mengatakan belum paham anggota keluarga yang
tentang cara-cara sakit
pencegahan hipertensi
- Mengatakan menderita
hipertensi ± 3 thn yang lalu.
DO :
TD : 170/100 mmHg
N : 88 x/menit
RR: 20 x/menit

2. Penilaian (scoring) Diagnosis

Tabel Scoring Diagnosis Keperawatan


No Cerita Skor Bobot Nilai Pembenaran
DX
1a. Sifat masalah : 3 1 3/3 x 1 = 1 - Ketidakmampuan keluarga untuk
Tidak/kurang sehat merawat Ny T” dengan penyakit
hipertensi merupakan ancaman
terjadinya penyakit

b. Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 - Lamanya penyakit ±3 tahun yang


masalah dapat di lalu.
ubah:
Cukup

c. Potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 - Penyakit hipertensi terjadi


untuk dicegah: biasa diobati
Tinggi

d. Menonjol masalah: 2 1 2/2 x 1 = 1 - Bila tidak segera di tangani maka


Masalah berat bisa terjadi hipertensi berlanjut.
harus segera
ditangani.
Total Score 4
2a. Sifatnya masalah : 3 1 3/3 x 1 = - Penyakit hipertensi merupakan
tidak/kurang sehat 2/3 suatu keadaan kurang sehat/tidak
sehat.
b.
Kemungkinan 1 2 ½x2=1 - Kebiasaan klien yang dapat
masalah dapat mendorong kekambuhan akan
diubah : terualang kembali.
Cukup

Potensial masalah 3 1 3/3 x 1 = 1


untuk dicegah: - Pengobatan sudah di lakukan,
Tinggi sumber daya mencukupi

Menonjolnya 2 1 2/2 x1 = 1 - Keluarga menyadari adanya


masalah: Masalah masalah dan harus segera
berat harus segera ditangani.
ditangani
Total Score 4
3 Sifat masalah : 2 1 2/3 x 1 = - Memerlukan penanganan yang
Ancaman 2/3 secepatnya untuk mencegah
kesehatan komplikasi sumber dan tindakan.

Kemungkinan 1 2 ½x2=1 - Dapat dijangkau keluarga


masalah dapat Terjadinya penyakit.
diubah:
Sebagian
- Komplikasi dapat dicegah bila
Potensial masalah 2 1 2/3 x 1 = segera ditangani
untuk dicegah : 2/3
Cukup

Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1
- Akan mengakibatkan stroke,
gagal jantung.
masalah: Masalah
berat harus segera
ditangani
Total score 3 1/3

3. Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala

Tabel Penentuan prioritas masalah keperawatan


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1 Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana 4
pengobatan hipertensi b/d ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah Hipertensi

2 Gangguan rasa nyaman (pusing) b/d ketidak mampuan 4


keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan
yang tepat.

3 Resiko terjadinya komplikasi dari hipertensi b/d ketidak 3 1/3


mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita hipertensi
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

Nama KK ; Tn. J
Umur : 50 Thn

No Hari/Tgl Dx. Tujuan Rencana Keperawatan Rasional


Kep
1 Sabtu I a. Tujuan Umum 1. Kajian pengetahuan 1. Untuk
29 Juni Setelah dilakukan keluarga tentang mengetahui
2019 tindakan hipertensi ( Pengertian sejauh mana
keperawatan hipertensi, Penyebab pengetahuan
selama 1-2 x hipertensi, Tanda dan keluarga
kunjungan rumah gejala hipertensi, tentang
diharapkan Pencegahan hipertensi, penyakit
pengetahuan Konflikasi hipertensi). hipertensi.
keluarga tentang 2. Diskusi adanya tanda 2. Untuk
hipertensi dan gejala hipertensi memberikan
meningkat. serta faktor yang pengetahuan
b. Tujuan Khusus memperburuk kondisi masalah
 Keluarga dapat 3. Bimbingan keluarga menanganan
memutuskan untuk mengulangi apa awal penyakit
tindakan yang yang telah di ajarkan. hipertensi.
tepat untuk 4. Jelaskan akibat lanjut 3. Untuk
mengatasi dari penyakit mengetahui
masalah hipertensi jika tidak sejauh mana
hipertensi. segera ditangani pemahaman
 Keluarga 5. Bimbingan untuk anggota
mampu mengatasi resiko keluarga yg
melakukan penyakit hipertensi telah
perawatan pada 6. Jelaskan pada keluarga dijelaskan.
anggota pelayanan yang cepat 4. Untuk
keluarga yang di manfaatkan memberikan
sakit 7. Anjurkan klien untuk pengetahuan
 Keluarga dapat kontrol secara rutin. agar dapat
menggunakan menangani
fasilitas penyebabnya.
kesehatan 5. Untuk
secara tepat mencegah
untuk terjadinya
mengetahui penyakit
komplikasi. hipertensi
semakin
parah.
6. Untuk
meningkatkan
pengetahuan
masalah
pelayanan
kesehatan.
7. Memudahkan
untuk
mengetahui
perkembanga
n
penyakitnya.

2 Jumat, 29 II a. Tujuan Umum 1. Kaji pengetahuan 1. Untuk


Juni 2019 Setelah dilakukan keluarga untuk memudahkan
perawetan mengatasi penyakit perawat
diharapkan Klien Hipertensi menentukan
merasa nyaman 2. Berikan kesempatan tindakan
Rasa pusing pada klien oleh keperawatan
berkurang keluarga untuk yang tepat.
b. Tujuan menanyakan hal-hal 2. Untuk
Khusus yang kurang meningkatkan
 Keluarga dapat dimengerti untuk tingkat
memutuskan mengatasi penyakit kepercayaan
tindakan yang hipertensi antara perawat
tepat untuk 3. Evaluasi secara singkat dan klien
mengatasi terhadap topik yang 3. Untuk
masalah didiskusikan dengan mengetahui
hipotesis klien dan keluarga Tn sejauh mana
 Keluarga “J” pemahaman
mampu keluarga
4. Diskusikan dengan
menganai
melakukan keluarga Tn “J”
perawatan pada masalah yang
bagaimana cara
anggota disampaikan.
mengambil keputusan
keluarga yang 4. Agar
yang tepat bagi klien
sakit. pengobatan
5. Kaji pikiran keluarga sesuai dengan
Tn “J” untuk kebutuhan.
menyediakan sumber 5. Untuk
daya yang ada mengetahui
(keuangan dan sejauh mana
transportasi untuk kesiapan
pengobatan. keluarga untuk
6. Kaji kemampuan Ny. berobat.
T” yang telah 6. Agar tidak
dilakukan untuk terjadi
menghindari faktor peningkatan
pencetus tekanan darah.
7. Anjurkan keluarga 7. Memastikan
untuk membawa penganbilan
anggota keluarga yang keputusan
sakit ke yankes untuk yang tepat.
mengontrol kondisi 8. Mengetahui
klien. perkembangan
8. Lakukan kunjungan penyakit
rumah secara rutibn keluarga.
untuk mengetahui
prilaku klien dan
keluarga dirumah.
3 Jumat 29 III a. Tujuan Umum 1. Jelaskan kepada 1. Meningkatkan
Juni 2019 Setelah kelurga Tn “J” tentang pengetahuan
dilakukantindakan kemungkinan keluarga
keperawatan penyebab terjadinya mengenai
selama 1-2 x tekanan darah tinggi hipertensi.
kunjungan rumah 2. Jelaskan tentang tanda 2. Memudahkan
diharapkan resiko dan gejala terjadinya anggota
terjadinya peningkatan tekanan keluarga
komplikasi dapat darah mengenal
dicegah. 3. Jelaskan tentang akibat tanda dan
b. Tujuan dari peningkatan gejala
Khusus tekanan darah hipertensi
 Keluarga 4. Berikan keluarga 3. Untuk
mampu kesempatan untuk meningkatkan
memutuskan mengambil keputusan pengetahuan
tindakan yang 5. Jelaskan tentang keluarga.
tepat akibat dari makanan yang boleh 4. Untuk
komplikasi dan tidak boleh di memberikan
Hipertensi makan oleh Nn“J” kenyamanan
 Keluarga 6. Jelaskan pada keluarga kepada
mampu tentang fasilitas keluarga.
melakukan kesehatan. 5. Untuk
perawatan pada mencegah
keluarga tekanan darah
Tn.J semakin
 Keluarga dapat
tinggi.
menggunakan
6. Memudahkan
fasilitas
untu
pelayanan
memanfaatkan
kesehatan untuk
fasilitas
merawat apabila
kesehatan.
tekanan darah
meningkat.
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALWASI KEPERAWATAN

Nama; Tn J
Umur : 50 Thn
No Hari/ Dx Implementasi Evaluasi
Tgl Kep
1 Senin, I 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S:Keluarga Tn “J” mengatakan sudah
1 Juli hipertensi (Pengertian hipertensi, bisa mengenal masalah kesehatan
2019 Penyebab hipertensi, Tanda dan gejala terutama tentang hipertensi
hipertensi, Pencegahan hipertensi, O:Keluarga Tn “J” mampu
Komplikasi hipertensi. menyebutkan tentang :
Dengan hasil ; - Pengertian Hipertensi
Keluarga Tn “J” kurang memahami - Penyebab Hipertensi
tentang penyakit hipertensi dan tidak - Tanda dan gejala Hipertensi
bisa menyebutkan, Pengertian - Pencegahan hipertensi
hipertensi, Tanda dan gejala hipertensi, - Komplikasi hipertensi
Pencegahan hipertensi, Komplikasi A : Masalah teratasi
hipertensi. P : Intervensi dihentikan
2. Mendiskusikan adanya tanda dan gejala
serta faktor yang memperburuk kondisi.
Dengan Hasil;
Tn. J” mengatakan sering pusing tetapi
tidak mengetahui bahwa tanda dan
gejala tersebut adalah tanda dan gejala
dari hipertensi.
3. Membimbing keluarga untuk
mengulangi apa yang telah diajarkan
Dengan Hasil ;
Keluarga Tn “J” masih belum lancar
menyebtkan/ mengulangi apa yang telah
diajarkan.
4. Menjelaskan akibat lanjut dari penyakit
hipertensi jika tidak segara ditangani.
Dengan Hasil ;
Tn. J” mengatakan tidak mengetahui
akibat lanjut dari hipertensi
5. Membimbing keluarga untuk
mengulangi apa yang telah diajarkan
Dengan Hasil ;
Keluarga Tn “j” sanggup untuk
mengikuti pengarahan dan bimbingan
setelah kontrak waktu dengan perawat.
6. Menjelaskan petunjuk perawatan
hipertensi dengan melakukan control
secara rutin.
Dengan Hasil ;
Tn. J” sanggup melakukan kontrol
secara rutin ke PKM jika obat yang
diberikan habis
7. Menganjurkan klien untuk menghidari
stress
Dengan Hasil
Keluarga Tn “J” sanggup untuk
menghindari Tn. J” dari stres
8. Mengajarkan klien cara menata stress.
Dengan Hasil;
Tn. J” mau mengikuti cara menata stess
yang di ajarkan oleh perawat.
9. Menjelaskan pada keluarga dan klen
pelayanan dan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan
Dengan Hasil:P
Keluarga Tn “J” mengatakan sudah
mengetahui pelayanan kesehatan yang
dapat dimanfaatkan.
2 Senin, II 1. Mengkaji pengetahuan keluarga Tn “J” S:Keluarga mengatakan sudah bisa
1 Juli untuk mengatasi penyakit Hipertensi mengambil keputusan yang tepat
2019 Dengan Hasil; untuk mengatasi penyakit klien.
Keluarga Tn “M” tidak mengetahui O:Keluarga sepakat untuk selalu
tentang cara mengatrasi penyakit membawa klien ke puskesmas
hipertensi. untuk mengotrol tekanan darahnya
2. Memberikan kesempatan pada Ny S” A:Masalah teratasi
untuk menanyakan hal-hal yang kurang P : Intervensi dihentikan.
di mengerti untuk mengatsai penyakit
hipertensi
Dengan Hasil;
Keluarga Tn “J” akitif bertanya tentang
cara mengatasi penyakit hipertensi
3. Mengevakuasi secara singkat terhadap
topik yang disampaikan pada keluarga
Tn “J”
Dengan Hasil;
Keluarga Tn “J” masih belum lancar
menyebutkan apa yang telah
disampaikan tadi oleh perawat
4. Mendiskusikan dengan keluarga Tn “J”
bagaimana cara mengambil keputusan
yang tepat bagi Ny “T”
Dengan Hasil;
Keluarga Tn “J” bingung mengambil
keputusan yang tepat untuk Tn “J”

5. Mengkaji kemampuan Tn. J ” yang telah


dilakukan untuk menghidnari faktor
pencetus
Dengan Hasil;
Tn. J” mengatakna kadang sulit tidur
karena banyak pikiran
3 Senin, III 1. Menjelaskan kepada keluarga Tn “J” S:Keluarga Tn “J” mengatakan sudah
1 Juli tentang kemungkinan penyebab mampu merawat Tn “J”.
2019 terjadinya tekanan darah tinggi.  Keluarga Tn “J” mengatakan
Dengan Hasil; sudah mengetahui bahwa salah
Keluarga Tn “J” mendengarkan satu akibat hipertensi stroke.
penjelasan perawat.  Keluarga Tn “J” mengatakan
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala sudah mengerti tentang diet
terjadinya peningkatan tekanan darah. yang diberikan kepada Tn. “J”.
Dengan Hasil; O :Tn.“J”rutin minum komsumsi
Tn. J” menganggukkan kepala sambil Timun
mendengarkan penjelasan yang sedang A : Masalah teratasi
disampaikan P : Intervensi dihentikan.
3. Menjelaskan kepada Tn.J” tentang
akibat dari peningkatan tekanan darah
Dengan Hasil;
Tn.J” aktif bertanya tentang akibat dari
peningkatan tekanan darah
4. Menjelaskan tentang makanan yang
boleh dan tidak boleh didimakan oleh
Tn.J”
Dengan Hasil;
Tn.J” sanggup mengindari makanan
yang tidak dianjurkan oleh perawat

5. Menjelaskan pada keluarga Tn “J”


tentang fasilitas yankes yang dapat
dimanfaatkan
Dengan Hasil
Keluarga Tn “J” mengetahui tentang
fasilitas yankes yang dapat
dimanfaatkan .
6. Memberikan pengetahuan terhadap
prilaku yang telah dilakukan oleh Tn. J”
untuk terus mempertahankan agar tidak
terjadi komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart (2001). Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2.Buku


Kedokteran, Jakarta: EGC.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga.Penerbit Buku Kedokteran


Jakarta : EGC.

Harmoko. (2012 ). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Aplikasi Teori Pada


Praktik asuhan keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media.

Suharto, (2007). AsuhanKeperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan


Transkurtural. Jakarta : EGC.

Suprajitno, (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai