Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MIKROBIOLOGI II

Staphylococcus

Disusun Oleh :

Rahayu Sukmawati 1711E1053

Wanda Gusti 1711E10

Program Studi DIII Analis Kesehatan


Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih
Tahun Ajaran 2019
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Manfaat ........................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1. Morfologi dan Sifat ..................................................................................................... 2
2.2. Cara Penularan dan Pencegahan ................................................................................. 3
2.3. Patogenesis .................................................................................................................. 4
2.4. Diagnosis Laboratorium .............................................................................................. 5
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2. Saran .......................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Mikrobiologi II dengan judul
“Staphylococcus”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, 20 September 2019

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sebagian besar staphylococcus apathogen, hidup sebagai komensal pada tubuh manusia,
misalnya pada kulit, tenggorokan, hidung, mulut. Banyak juga dijumpai pada debu-debu,
di udara, makanan-makanan, dalam minuman-minuman dsb. Tetapi beberapa jenis dari
staphylococcus dapat menyebabkan penyakit, terutama menyebabkan infeksi pada luka-
luka (pyogenes). Diantaranya ada juga menyebabkan keracunan makanan, karena
mengeluarkan racun (exotoxin). Jenis staphylococcus yang dapat menyebabkan penyakit,
ialah :
~ Micrococcus pyogenes var.aureus. (Nama lama : Staphylococcus aureus).
~ Micrococcus pyogenes var.albus (Nama lama :
Staphylococcus albus).
Staphylococcus ini dapat menyebabkan :
› infeksi-infeksi pada luka.
› furunkel (bisul, radang kulit), karbunkel (bisul-bisul yang
berkumpul).
› abses (rongga berisi nanah).
› osteomyelitis akut (radang sumsum tulang).
› infeksi saluran kencing.
› mastitis (radang payudara).
› catarrhe urinary (radang selaput lendir dari saluran kencing).
› sepsis, septicaemia, pyaemia, dll.
Bila suatu bakteri masuk ke dalam darah dan belum berkembang biak disebut
”bacteriaemia”. Jika bakteri sudah berkembang biak sehingga tuan rumah sakit disebut
“septicaemia”. Jika bakteri yang masuk ke dalam darah disertai dengan pembentukan
nanah yang turut beredar dalam aliran darah, keadaan ini disebut “pyaemia”. Seandainya
septicaemia dan pyaemia menjadi satu, keadaan ini disebut “septicopyaemia”, umumnya
dinamakan “sepsis” saja (peracunan darah). Sepsis sangat berbahaya, tetapi dalam
keadaan infeksi tidak selalu terjadi sepsis.

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi dan sifat atau ciri khas dari bakteri Staphylococcus Sp. Secara
umum?
2. Bagaimana patogenitas dari bakteri Staphylococcus Sp?
3. Bagaimana cara penularan dan Pencegahan Staphylococcus Sp. ?
4. Bagaimana diagnosis laboratorium untuk bakteri Staphylococcus Sp. ?

1.3.Tujuan Manfaat
1. Untuk mengetahui morfologi dan sifat atau ciri khas dari bakteri Staphylococcus Sp.
secara umum?
2. Bagaimana patogenitas dari bakteri Staphylococcus Sp?
3. Bagaimana cara penularan dan Pencegahan Staphylococcus Sp. ?
4. Untuk mengetahui diagnosis laboratorium untuk bakteri Staphylococcus Sp.

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1.Morfologi dan Sifat
Bakteri Staphylococcus berbentuk bulat menyerupai bentuk buah anggur yang tersusun
rapi dan tidak teratur satu sama lain. Sifat dari bakteri ini umumnya sama dengan bakteri
coccus yang lain yaitu :
1) Berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 0,5 – 1,5 µm.
2) Warna koloni putih susu atau agak krem
3) Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan.
4) Bersifat fakultatif anaerobic
5) Pada umumnya tidak memiliki kapsul
6) Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora)
7) Sel-selnya bersifat positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan (non motile)
8) Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik
9) Menghasilkan katalase
10) Tahan terhadap pengeringan, panas dan Sodium Khlorida (NaCl) 9 %
11) Pertumbuhannya dapat dihambat dengan cepat oleh bahan kimia tertentu seperti
Hexachlorophene 3%.
12) Sebagian besar adalah saprofit yang hidup di alam bebas, namun habibat alamiahnya
adalah pada permukaan epitel golongan primate/mamalia.
Bakteri yang memiliki genus Staphylococcus ini mempunyai ciri-ciri morfologi
sebagai berikut:
• warna koloni putih susu atau agak krem,
• bentuk koloni bulat, tepian timbul,
• sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 um,
• terjadi satu demi satu, berpasangan, dan dalam kelompok tidak teratur,
Menurut Holt et al, (1994), bakteri Staphylococcus sp. Gram +, tidak berspora, tidak
motil, fakultatif anaerob, tumbuh optimum pada suhu 30-370C dan tumbuh baik pada
NaCl 1-7%, dengan dua pernapasan dan metabolisme fermentatif. Koloni biasanya
buram, bisa putih atau krem dan kadang-kadang kuning keorangeorangean. Bakteri ini
katalase positif dan oksidase negatif, sering mengubah nitrat menjadi nitrit, rentan lisis
oleh lisostafin tapi tidak oleh lisozim.
Suhu Optimum pertumbuhan 35-37oC
Suhu Minimum pertumbuhan 10oC
Suhu Maksimum pertumbuhan 42oC

Genus Staphylococcus mencakup 31 spesies. Kebanyakan tidak berbahaya dan tinggal di


atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya. Mereka juga menjadi
mikroba tanah. Genus ini dapat ditemui di seluruh dunia.

2
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Cocci
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus

Macam-macam spesies Staphylococcus antara lain :


• S. auricularis
• S. capitis
• S. caprae
• S. felis
• S. haemolyticus
• S. hominis
• S. intermedius
• S. lugdunensis
• S. saprophyticus
• S. schleiferi
• S. vitulus
• S. warneri
• S. Xylosus
• Dan lain-lain.

Genus Staphylococcus terdiri lebih dari 30 jenis spesies, yang biasanya diklasifikasikan
ke dalam:
1. Staphylococcus yang menghasilkan koagulase. Misalnya : Staphylococcus aureus,
yang patogen utama pada manusia menjadi penyebab banyak penyakit infeksi
2. Staphylococcus yang tidak menghasilkan koagulase. Misalnya : Staphylococcus
epidermis, yang menjadi biasa penghuni kulit. Namun sering menjadi penyebab
infeksi nosokomial, dan Staphylococcus saprophyticus, yang banyak menyebabkan
infeksi saluran kemih (ISK) pada wanita.
3. Staphylococcus yang lain : tidak dibahas mendalam karena terjadi pada hewan dan
menyebabkan infeksi pada hewan. Staphylococcus masih sensitif untuk beberapa
antibiotik yang baru ditemukan tapi resistensi bisa terjadi sangat cepat. Sebagian besar
Staphylococcus sudah resisten terhadap golongan penicillin karena bakteri ini
menghasilkan penicilinase atau beta-laktamase.

2.2.Cara Penularan dan Pencegahan


Siapapun dapat mengembangkan infeksi Staphylococcus, meskipun kelompok orang
tertentu berada pada risiko yang lebih besar, termasuk bayi baru lahir, ibu menyusui, dan
orang-orang dengan kondisi kronis seperti diabetes, kanker, penyakit pembuluh darah,
dan penyakit paru-paru. Pengguna narkoba suntik, orang-orang dengan luka kulit atau

3
gangguan, kateter intravena, sayatan bedah, dan orang-orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah karena baik untuk penyakit atau akibat dari obat penekan kekebalan
semua memiliki peningkatan risiko mengembangkan infeksi Staphylococcus.

Infeksi Staphylococcus menular sampai infeksi telah teratasi. Kontak langsung dengan
luka yang terinfeksi atau luka, atau dengan barang-barang perawatan pribadi seperti
pisau cukur, perban, dll, adalah rute umum penularan. Kontak biasa seperti mencium
atau memeluk tidak menimbulkan risiko besar untuk transmisi jika tidak ada kontak
langsung dengan daerah yang terinfeksi.

Penyakit Staphylococcus kulit biasanya menghasilkan koleksi lokal nanah, yang dikenal
sebagai abses, bisul, atau furunkel, tergantung pada jenis yang tepat dari lesi yang hadir.
Daerah yang terkena mungkin merah, bengkak, dan nyeri. Drainase atau nanah adalah
umum. Ketika Staphylococcus dalam darah (bakteremia atau sepsis), dapat menyebabkan
demam tinggi, menggigil, dan tekanan darah rendah.

Pencegahan infeksi Staphylococcus dapat dibantu dengan perhatikan terhadap makanan-


makanan untuk mengurangi risiko keracunan makanan Staphylococcus kebersihan yang
tepat saat merawat luka kulit. Hati-hati mencuci tangan, menghindari kontak kulit yang
erat dengan individu yang terinfeksi mungkin, dan perawatan higienis yang tepat dari
goresan kulit, luka, dan luka semua bisa mengurangi kemungkinan infeksi kulit akibat
Staphylococcus.

2.3.Patogenesis
Umumnya dapat menimbulkan penyakit pembekakan (abces) seperti :
1) Jerawat
2) Periapikal Abces
3) Infeksi saluran kemih (primer)
4) Infeksi ginjal (sekunder)
5) Infeksi kulit
Staphylococcus menyebabkan penyakit baik melalui kemampuannya untuk berkembang
biak dan menyebar dalam jaringan, maupun melalui bahan-bahan ekstraselular yang
dihasilkannya. Bahan-bahan tersebut adalah :
Staphylococcus mengeluarkan toxin (exotoxin) dan toxin ini ada bermacam-macam.
a) Exotoxin.

4
1. Hemolysin : Exotoxin yang menghancurkan eritrosit. Hampir 80% staph. dapat
mengeluarkan hemolysin ini.
2. Fibrinolysin : Exotoxin yang dapat menghancurkan bekuan darah.
3. Leucocidin : Exotoxin yang dapat menghancurkan leukosit (sel-sel darah putih).
4. Necrotoxin : Exotoxin yang dapat merusak kulit.
5. Enterotoxin : Exotoxin yang dapat menyebabkan keracunan makanan. Pada
umumnya terdapat dalam makanan conserveren (makanan yang diawetkan).
Misalnya : Staphylococcus aureus.
b) Koagulase.
Ini adalah enzym yang dapat membekukan plasma darah. Enzym koagulase ini
terdapat dalam Staphylococcus pyogenes (staphylococcus yang ganas).
c) Hyaluronidase.
Hyaluronidase, adalah enzym yang menghancurkan sel-sel kulit dan zat-zat
yang terdapat di antara sel-sel kulit. Dengan demikian enzym ini mempermudah
kuman-kuman staphylococcus atau kuman-kuman lain masuk ke dalam kulit.
Staphylococcus pyogenes (aureus) dapat merusak darah (hemolysis),
Staphylococcus albus ada yang hemolysis ada yang tidak. Staph.citreus tidak
menghemolysakan darah.

2.4.Diagnosis Laboratorium
1. Sampel yang digunakan untuk menentukan bakteri Staphylococcus adalah
a) Apusan mukosa atau kulit
b) Nanah
c) Darah
d) Bilasan trachea/bronchus
e) Cairan liquor
2. Identifikasi dilakukan dengan cara :
a) Preparat hapus, dibuat langsung dari bahan pemeriksaan dan diwarnai dengan cara
pewarnaan Gram
b) biakan dan identifikasi dengan melakukan tes-tes biokimia
c) tes serologi dan tes tiping
d) tes kepekaan antibiotik
3. Identifikasi Staphylococcus
A. Bahan Pemeriksaan
1. Klinis : Pus/nanah hijau, hapus luka, sputum, darah, feces, nasal sekresi, cairan
cerebro spinal, urine, sel aspirasi dari paru-paru atau tulang.
2. Makanan : Bahan makanan suspek penyebab racun. Gejala infeksi biasanya
disebabkan oleh racun, dibebaskan dari hanya beberapa staphylococcus
sehingga kultur yang diambil dari lesi biasanya negatif.
B. Skema Pemeriksaan:
A. Hari Pertama
1. Pemupukan Sampel dari bahan ditanam pada media pemupuk NaCl broth
dieramkan 24 jam.

5
2. Isolasi
Sampel bahan pemeriksaan diisolasi dalam media dan diinkubasi dalam
inkubator dengan suhu 37o C selama 24 jam.
a. Biakan pada Agar Darah (BAP= Blood Agar Plate)
di sekitar koloni jernih disebabkan β hemolisin.Media BAP untuk
membedakan bakteri yang menghemolisa darah dan non hemolisa.
Hemolisa sempurna di sekitar koloni berwarna hijau disebabkan α
hemolisin.Hemolisa sebagian tidak terjadi perubahan disebabkan ɤ
hemolisin.Non hemolisa
b. Biakan pada MSA (Manitol Salt Agar)
B. Hari Kedua
Pengamatan koloni pada media:
a. Media Agar Darah : Koloni berwarna kuning keemasan, halus, licin &
berpigmen.di sekitar koloni menjadi jernih atau transparan.

b. Media MSA : Koloni berwarna kuning, bersifat manitol fermenter,berwarna


merah berarti tidak memecah manitol.Yang tumbuh pada media BAP
dengan koloni hemolisa positif kemudian dilakukan pembuatan preparat
dan pewarnaan metode Gram.

Pemeriksaan mikroskopis :
dilakukan pewarnaan metode Gram.
1. Disiapkan 2 buah kaca obyek, isolate biakan (koloni lain lagi), karbol
gentian violet, pereaksi lugol, alkohol 95% ,pewarna safranin, minyak
imersi.

6
2. Sapukan sedikit biakkan isolate bakteri di atas kaca obyek, ditambahkan 1
tetes air, kemudian disuspensikan.
3. Kaca obyek diletakan di atas bak pewarna, kemudian digenangi dengan
karbol gentian violet selama 1 menit. Kelebihan zat warna dibuang, dan
dibilas dengan air mengalir.
4. Olesan digenangi dengan lugol selama 2 menit, pereaksi berlebih dibuang,
dan dibilas dengan air mengalir.
5. Olesan digenangi oleh alkohol 95% tetes demi tetes selama 30 detik atau
sampai semua zat warna hilang, kemudian dibilas dengan air mengalir.
6. Pewarnaan yang terakhir dengan safranin selama 1 menit, kelebihan zat
warna dibuang dan dibilas dengan air, kemudian dikeringkan dengan kertas
saring.
7. Preparat dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dilanjutkan
100x.
8. Hasil percobaan digambar dengan teliti. Sel bakteri yang bewarna ungu
menunjukkan bakteri masuk kelompok gram positif, sedangkan bakteri
gram negatif akan berwarna merah.
Hasil Pemeriksaan :
• Bentuknya Coccus/bulat, ungu gram positif
• Ukurannya berdiameter 0,8-1 um
• Susunannya 2-2, 4-4, bergerombol seperti buah anggur.
Yang tumbuh pada MSA (Manitol Salt Agar) adalah bakteri
Staphylococcus aureus sebab bakteri spesies ini tahan terhadap garam yang
tinggi dan juga memecah manitol. Oleh sebab itu MSA disebut sebagai
media selektif.
Koloni yang positif diinokulasikan ke media diperkaya NAS (Nutrient Agar
Slant) dieramkan 24 jam 370C.
C. Hari Ketiga
Koloni pada subkultur dilakukan uji biokimia, uji katalase dan uji serologi
a. Uji Biokimia: Bakteri diisolasi kedalam media NAS
b. Uji Katalase : 1 ose koloni + 1 ose H2O2 3%.
Hasil positif dengan indikasi dengan terbentuknya gelembung. Tes katalase
menentukan apakah organisme menghasilkan enzim katalase yang
menguraikan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. 2H2O2 catalase
2H2O + O2

7
c. Uji Serologi: CPT (Coagulation Plasma Test), 1 ose koloni + 1 ose plasma
sitrat, campurkan, amati dalam 2 menit.
Hasil positif dengan indikasi cairan jernih dengan terbentuknya butiran-
butiran halus.
D. Hari Keempat
Mengamati hasil inkubasi NAS untuk uji biokimia
Uji Biokimia : pigmennya berwarna kuning keemasan bila S. aureus, berwarna
kuning jeruk bila S. citreus, bila berwarna putih S. albus.

Staphylococcus aureus
Morfologi dan sifat pewarnaan
• Berbentuk bulat atau kokus.
• Diameter 0,4 – 1,2 µm (rata-rata 0,8 µm).
• Hasil pewarnaan dari media padat memperlihatkan susunan bakteri
bergerombol seperti buah anggur, dari media cair memperlihatkan susunan
bakteri lepas sendiri-sendiri, berpasangan atau susunan selnya rantai pada
umumnya lebih dari empat sel.
• Dengan pewarnaan gram bersifat Gram positif. Namun dalam keadaan
tertentu dapat pula bersifat gram negatif, misalnya:
- organisme mengalami fagositosis oleh sel.
- organisme yang berasal dari perbenihan yang sudah tua.
• Perubahan warna koloni S. aureus pada media Agar Darah dan NAS adalah
kuning emas. Pada agar darah S. aureusmenghemolisa darah secara
sempurna dengan terbentuknya zona transparan di sekitar koloni akibat beta
hemolisin.
• Tahan garam 7-10%, seringkali Staphylococcus aureus ditemukan pada ikan
asin yang kurang asin, karena kemampuannya untuk hidup dalam suasana
asin atau konsentrasi garam yang tinggi. Pada media MSA (Manitol Salt
Agar) S. aureus dapat tumbuh dan memecah manitol sehingga mengubah pH
indikator dari merah menjadi kuning.
• Pada tes katalase dan koagulase menghasilkan hasil yang positif. S.
Aureusmemiliki enzim katalase yaitu enzim yang mengkatalisis H2O2
menjadi air dan oksige dan enzim koagulase yaitu, protein mirip enzim yang
dihasilkan oleh Staphylococcus. Enzim ini dapat membekukan plasma
oksalat atau plasma sitrat bila di dalamnya terdapat faktor-faktor pembekuan.
Koagulase ini menyebabkan terjadinya deposit fibrin pada permukaan sel
Staphylococcus yang menghambat fagositosis

8
Infeksi
• Infeksi-infeksi utama Staphylococcus aureus
1. Tipe infeksi kulit:
- Lebam besar dan kecil pada kulit, kadang berbentuk seperti abscesses
(bentuknya seperti kulit bekas suntikan vaksin).
- Besar, dalam, bisul yang disebabkan radang pada bawah kulit
disebabkan bakteriemia.
2. Tipe Infeksi kulit yang menyebar:
- Impetigo (sejenis bisul karena infeksi bakteri).
3. Tipe infeksi yang lebih dalam dan terlokalisasi:
- Osteomyelitis (infeksi pada tulang) akut dan kronis.
- Septic arthritis.
4. Tipe Infeksi lain:
- Acute infective endocarditis (Radang akut endocarditis/lapisan
jantung).
- Septicemia.
- Necrotizing pneumonia (Radang pada paru-paru).
5. Tipe Keracunan:
- Toxic shock syndrome (sindrom racun yang dikeluarkan bakteri).
- Gastroenteritis (Radang pada saluran pencernaan).
- Scalded skin syndrome .
6. Infeksi lainnya termasuk:
- Paronychia.

Staphylococcus albus
Staphylococcus albus disebut juga dengan S. epidermidis ,sebuah spesies
coagulase-negatif Staphylococcus , adalah teman dari kulit, namun dapat
menyebabkan infeksi parah pada kondisi kekebalan pasien rendah dan dapat
masuk ke dalam pembuluh darah halus bawah kulit.
Morfologi dan sifat pewarnaan
• Berbentuk bola.
• Diameter kira-kira 1 µm.
• Hasil pewarnaan dari media padat memperlihatkan susunan bakteri dalam
kelompok yang tidak teratur.
• Dengan pewarnaan gram bersifat Gram positif. Namun dalam biakan tua
dapat berubah menjadi gram negatif.
• Tidak bergerak dan tidak membentuk spora.
• Tumbuh paling cepat pada suhu 370C tetapi paling baik membentuk pigmen
pada suhu 370C.
• Perubahan warna koloni S. aureus pada media Agar Darah dan NAS adalah
putih.
• Pada tes koagulase menghasilkan hasil yang negatif.
Infeksi

9
Merupakan flora normal dari kulit akan tetapi dapat menjadi patogen dan
menyebabkan infeksi pada kulit bila sistem imune tubuh menurun dan bakteri
berkembang dalam jumlah yang abnormal.

Staphylococcus saprophyticus
S. saprophyticus, merupakan spesies coagulase-negatif lain yang merupakan
bagian dari flora normal di vagina, pada umumnya menyebabkan infeksi sistem
genitourinary pada perempuan muda seksual-aktif.

10
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Staphylococcus adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning,
bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm.
Staphylococcustumbuh dengan optimum pada suhu 37oC. Sebagian besar
staphylococcus apathogen, hidup sebagai komensal pada tubuh manusia, misalnya pada
kulit, tenggorokan, hidung, mulut. Banyak juga dijumpai pada debu-debu, di udara,
makanan-makanan, dalam minuman-minuman dsb. Tetapi beberapa jenis dari
staphylococcus dapat menyebabkan penyakit, terutama menyebabkan infeksi pada luka-
luka (pyogenes). Diantaranya ada juga menyebabkan keracunan makanan, karena
mengeluarkan racun (exotoxin).

3.2.Saran
Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalah yang kami buat.
Untuk itu kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan maupun kekurangan di dalam
makalah ini. Sebagai bahan perbaikan kami meminta kritik maupun saran kepada para
pembaca agar menjadi pertimbangan dalam penulisan makalah selanjutnya.

11
Daftar Pustaka
https://labmikrobiologi.blogspot.com/2012/02/staphylococcus-dan-identifikasinya.html
https://mazzagus.blogspot.com/2011/12/makalah-staphylococcus-sp.html
https://gosehat.com/staph-infeksi-staphylococcus-aureus/
https://nuwrrlhiyyaa.blogspot.com/2014/05/makalah-staphylococcus-aureus_7.html

12

Anda mungkin juga menyukai