Anda di halaman 1dari 8

Istilah yang digunakan untuk menyebut kata agama dalam islam yaitu Al-Din yang

berasal dari akar kata Dana-Yadinu-Daynan-wa Dinan-Dayn. Istilah tersebut tercantum dalam
QS. Al-Fath [48] : 28 yang berbunyi :

‫يدا‬ َ ِِ‫ِۚوكَ َفىِ ِبال َّله‬


ً ‫ش ِه‬ َ ِِ‫ِين ُكلِه‬
ِِ ‫ه َعلَى الد‬
ُِ ‫ق ل ُِي ْظ ِه َر‬
ِِ ‫ْح‬
َ ‫ِين ال‬
ِِ ‫َه ِبال ُْه َدىِ َود‬
ُِ ‫سول‬
ُ ‫ل َر‬ َ ‫و ا َّلذِي أَ ْر‬
َِ ‫س‬ َِ ‫ه‬
ُ
28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak
agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.
Unsur-unsur Agama, yaitu:
1. Ajaran, contohnya seperti ajaran shalat, puasa, dan tidak mendekati zina.
2. Sistem keyakinan, yaitu percaya kepada tuhan, mengenal, memahami, menghayati,
dan mengimaninya.
3. Ritus perabadatan ( Ritual ), contohnya seperti tata cara berpuasa.
4. Sistem nilai, dapat membedakan mana yang wajib, haram, sunah, mubah, dan
sebagainya.
Klasifikasi Agama, yaitu:
1. Revealed religion atau agama yang diwahyukan ( samawi ), yaitu agama yang
diturunkan langsung dari tuhan misalnya Islam, Kristen, Yahudi.
2. Cultural / Natural religion atau agama yang tidak diwahyukan ( ardi ), yaitu hasil
pemikiran budaya, warisan turun temurun dari manusia.
Kata Al-din dapat berarti keberhutangan. Maksud dari keberhutangan yaitu misalnya
dengan diberinya kehidupan kepada kita. Kita diberi nafas, diberi kehidupan dengan gratis maka
kita harus membayarnya dengan meningkatkan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, rajin
menghadiri kajian, dan sebagainya. Dengan meningkatnya ibadah, agama seseorang akan
menjadi baik pula sehingga dapat mengantarkannya dalam pembentukan kesadaran insan dan
masyarakat yang baik dan beradab juga.
Menurut saya, tindakan kekerasan atau terorisme yang mengatasnamakan agama
termasuk hal yang salah. Misalnya kasus terorisme yang dilakukan oleh ISIS dengan
mengatasnamakan agama islam, padahal yang mereka lakukan bertentangan dengan ajaran
agama islam. Tujuan mereka melakukan itu salah satunya adalah sebagai tindakan jihad, namun
jihad dalam islam tidak memperbolehkan tindakan kekerasan sedikitpun tanpa adanya alasan
yang jelas. Biasanya mereka yang melakukan teror ini bertujuan untuk melakukan “perbuatan
yang mulia” namun sebenarnya tidak mungkin ada perbuatan yang mulia yang dilakukan dengan
penghilangan nyawa orang lain. Tindak terorisme ini pula termasuk pelanggaran terhadap hak
asasi manusia yang utama yaitu hak untuk hidup.
Lalu untuk mereka yang mengeksploitasi alam secara berlebihan juga termasuk
melanggar agama karena dengan mengeksploitasi alam dengan berlebih-lebihan dapat
menyebabkan globalisasi, pencemaran udara, hujan asam, dan kerusakan-kerusakan lainnya.
Dalam pemanfaatan alam, tentu saja berkaitan dengan cara berpikir kita dalam memahami tuhan,
manusia, alam, dan hubungannya. Menjaga dan memelihara lingkungan termasuk kedalam
ibadah kita kepada Allah. Jadi kita sebagai manusia harus punya rasa tanggung jawab atas
keberlangsungan bumi ini dengan bijak dalam mengatur kekayaan di alam agar tidak timbul
kerusakan.

Kata tuhan merupakan kata yang bersifat umum. Tuhan dalam Al-Qur’an dianggap
mutlak. Kata tersebut digunakan untuk menyatakan berbagai objek yang diagungkan, dibesarkan,
atau dipentingkan oleh manusia ( QS. Al-Jasiyah [45]:23, Al-Qasas [28]:38, Al-Furqan [25]:43 ).
Jadi, tuhan merupakan segala sesuatu yang dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia
sedemikian rupa sehingga mereka merelakan untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut.
Dalam pembuktian wujud tuhan, maka ini berkaitan dengan perkara yang diimani oleh
seseorang. Perkara yang yang diimani oleh seseorang ini terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Dapat diindera → Dalil ‘aqliy, yaitu suatu pembenaran melalui proses berpikir dengan
memahami alam semesta kehidupan manusia.
2. Tidak dapat diindera → Dalil naqliy, yaitu suatu pembenaran berdasarkan wahyu baik
Al-Qur’an maupun hadis yang melalui proses berpikir memang terbukti benar-benar
sebagai wahyu, dan dengan memahami tuhan melalui ayat-ayat tuhan.
Segala sesuatu yang ada dialam semesta ini tidak dapat dipertuhankan karena memiliki
keterbatasan. Misalnya manusia sifatnya terbatas, lemah, serba kurang, dan membutuhkan yang
lain, alam semesta yaitu kumpulan benda-benda angkasa yang bersifat terbatas dan
membutuhkan yang lain, kehidupan bersifat individual, terbatas, lemah, serba kurang, dan
membutuhkan yang lain. Semua yang terdapat di alam ini memiliki keterbatasan oleh karena itu
tidak dapat dipertuhankan.
Sebagian orang berpendapat bahwa tuhan semua agama itu adalah sama, hanya
penyebutan dan ajaran agamanya sajalah yang membedakan. Menurut saya, dalam kalimat
tauhid laa ilaha illallah yang berarti tidak ada tuhan selain Allah, menjelaskan bahwa hanya
Allah lah yang berhak disembah, hanya Allah lah yang dapat dipertuhankan. Tuhan dalam agama
Islam tentu berbeda dengan tuhan agama Hindu dan Buddha. Allah menegaskan ketuhanannya
dalam QS. Al-Ikhlas [112]:4 yang berarti “dan tidak ada sesuatu yang setara dengan dia.”
Artinya tidak ada satupun yang bisa disama ratakan dengan Allah, apapun itu. Oleh karena itu,
anggapan bahwa tuhan semua agama itu sama tentulah tidak benar.
Lafaz yang digunakan untuk menyebut nama tuhan dalam islam adalah Allah ( 
). Allah sendiri lah yang memberi nama untuknya yang sudah tercantum dalam Al-Qur’an.
Dalam QS. Al-Israa’ [17]:110 yang berbunyi :
    
     
  
110. Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja
kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik).
Jadi dalam menyebut tuhan haruslah dalam nama yang benar, nama yang diberi untuk
dirinya sendiri, nama dari asmaul husna, dan yang paling utama ialah “Allah”.
Kalimat tauhid berbunyi laa ilaaha illa Allah yang berarti tidak ada tuhan selain Allah.
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan
yang benar dengan segala kekhususannya ( Syarh Tsalatsatil Ushul, 39 ). Makna laa ilaha
illallah yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an diantaranya ialah tidak ada pencipta selain Allah (
QS. 6:102 / 40:62 ), tidak ada pembawa rezeki selain Allah ( QS. 11:6 / 35:3 ), dam tidak ada
yang ditaati selain Allah ( QS. 3:32,132 ).

Alam Al-syahadah ( alam semesta ) adalah alam yang terlihat, alam yang dapat dijangkau
oleh panca indera kita yang isinya terdiri atas realita dan peristiwa. Karakteristik alam syahadah
adalah :
1. Rapi / tertib ( 25:2 ).
2. Berpasangan / terkait satu sama lain ( 51:49 ).
3. Mematuhi sunnatullah ( 87:2-3, 22:18 ).
Alam ghaib adalah alam yang tidak dapat dijangkau oleh panca indera manusia yang hanya dapat
diyakini dengan akal dan pikiran yang beriman. Sebagai muslim kita harus meyakini keduanya
karena ini merupakan hal yang wajib untuk diimani sesuai dengan yang sudah dijelaskan dalam
Al-Qur’an. Jika terdapat penolakan maka dapat berakibat robohnya iman dan agama yang dianut
oleh seseorang. Apabila seseorang hanya meyakini adanya alam yang nyata (syahadah) saja
maka dia akan berpikir bahwa dia akan hidup selamanya dan hidup dengan semaunya,
seenaknya, berlaku sombong, dan membuat kerusakan di muka bumi ini.
Sunnatullah (hukum Allah) adalah satu set ketentuan hukum yang dibuat Allah demi
keharmonisan alam semesta serta menjamin kesejahteraan manusia. Sunnatullah mempunyai 2
bentuk, yaitu :
1. Sunnatullah qauliyah ( yang diwahyukan ), sebagai pedoman hidup manusia,
kebenarannya mutlak, petunjuk menemukan kebenaran ayat, melibatkan manusia
sebagai subjek.
2. Sunnatullah kauniyah ( tidak diwahyukan ), sebagai hukum yang mengatur alam
semesta, kebenarannya relative dan empiris, perlu proses penelitian, tidak melibatkan
manusia.
Penyebutan sunnatullah dengan hukum alam berbeda. Sunnatullah tidak bersifat objektif,
sedangkan hukum alam bersifat relatif agar dapat digunakan lagi. Karena sebenarnya semua
yang ada di alam ini sudah merupakan Sunnatullah (hukum Allah), jadi alam tidak memiliki
hukum lagi. Apapun yang ada di alam ini sudah menjadi ketetapan Allah karena bahkan alam
pun menyatakan diri untuk tunduk/patuh kepada Allah secara sukarela mengikuti Sunnatullah.

Pengertian manusia Al-Basyar ( kulit, wajah, tubuh ) sebagai makhluk biologis. Al-Nas (
eksistensi sebagai makhluk sosial ). Al-Insan ( lembut, harmonis, pelupa ) sebagai makhluk
jasmani dan rohani yang penuh dengan kesempurnaan. Bani Adam sebagai asal usul yang
bermula dari nabi Adam As. sehingga sadar darimana dia berasal, untuk apa dia hidup dan
kemana kah dia akan kembali.
Dua pendekatan asal-usul proses penciptaan manusia, yaitu :
1. Asal yang jauh (primordial), tahapan saat manusia pertama kali diciptakan dari
saripati tanah lalu diberikan ruh.
2. Asal yang dekat (biologis), tahapan biologis yang terjadi pada fisik dan tubuh
manusida dan berasal dari nuthfah.
Unsur-unsur pokok yang terdapat pada diri manusia adalah :
1. Jasad/Raga/Jasmani/Albaitsah, untuk beramal.
2. Alqalb/Akal, untuk membentuk pengetahuan.
3. Al hawa/Sukma, tempatnya keyakinan/kemauan.
4. Ruh/Al-Nafs, yang menghubungkan manusia dengan Allah.
Potensi manusia sehingga bebas memilih yaitu:
1. Panca indra berupa pendengaran dan penglihatan.
2. Nafsu berupa amarah, lawamah, dan Mutmainnah.
3. Akal, mendapat ilmu.
4. Kemerdekaan, dengan mengembangkan potensi sesuai dengan iman
5. Hidayah, dengan meraih kebenaran
Tugas penciptaan manusia adalah menjadi hamba Allah Swt yang tercantum dalam QS
Adz-Zariyat ayat 56, sebagai khalifah Allah di muka bumi ini ( QS. Al-Baqarah ayat 30 ),
berdakwah tentang islam sebagai satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah Swt.

Aqidah adalah keyakinan terhadap Allah Swt yang tertancap kuat dalam hati. Keyakinan
berupa diucapkan dengan lisan, dibenarkan oleh hati, dan dibuktikan dengan perbuatan.
Ruang lingkup aqidah dalam islam yaitu:
1. Ilahiyyat, yaitu segala hal tentang Allah ( wujud, sifat, dan nama Allah ).
2. Ruhaniyyat, meyakini segala hal tentang alam metafisik ( jin, malaikat,iblis ).
3. Nubuwwat, yaitu segala hal yang berkaitan dengan nabi dan rasul, mukjizat, dan
kitab-kitab.
4. Sam’iyyat, yaitu segala hal yang berkaitan dengan dalil naqli ( Al-Qur’an dan hadis
seperti tanda-tanda kiamat, adanya surga dan neraka).
Perbedaan Tingkatan Aqidah:
1. Tingkat Taklid (ragu), sumber keyakinannya dari pendapat orang lain yang tidak
dipikirkan lagi ( mengikuti orang lain ).
2. Tingkat ilmul yakin, sumber keyakinannya berdasarkan argumen/dalil/alasan
tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara keyakinan dan
dalilnya.
3. Tingkat ainul yakin, sumber keyakinan berdasarkan dalil yang rasional, ilmiah,
dan mendalam juga dapat membuktikan hubungan keyakinan dengan dalilnya.
4. Tingkat haqqul yakin, sumber keyakinan berdasarkan dalil yang rasionalm ilmiah,
mendalam, dan disertai dengan pengalamannya.
Fungsi aqidah bagi seorang muslim :
1. Menimbulkan optimisme.
2. Menumbuhkan kedisiplinan.
3. Berpengaruh dalam etos kerja
Peranan aqidah bagi seorang muslim :
1. Sebagai filter, penyaring budaya non.
2. Mengikhlaskan niat kepada Allah.
3. Membebaskan akal dan pikiran dari kekeliruan yang timbul karena jiwa yang
kosong dari aqidah.
4. Memperoleh ketenangan jiwa.
5. Menuntun orang untuk berbuat dan bertanggung jawab dengan sungguh-sungguh.
Iman adalah keyakinan dalam hati yang diucapkan oleh lisan dan diwujudkan dalam
amal perbuatan. Islam dijelaskan penjabarannya dalam lima rukun islam yang artinya kepasrahan
sebagai makna islam tidak hanya disimpan dalam hati, tapi juga diwujudkan lewat perbuatan
nyata yaitu kelima rukun islam. Ihsan adalah cara bagaimana kita beribadah kepada Allah Swt.
Hubungan ketiganya yaitu iman sebagai dasar akidah kita, dengan iman itu kemudian kita
wujudkan dalam rukun islam dan pelaksanaannya dilakukan dengan cara yang ihsan agar lebih
dekat dengan Allah Swt.
Syariah adalah pembuktian terhadap aqidah/kepercayaan kita. Syariah → jalan, aturan,
ketentuan, UU, tata cara aturan perilaku hidup manusia. Syariah islam ialah tata cara aturan
tentang perilaku hidup manusia agar mendapat ridha Allah Swt.
Ruang lingkup syariah yaitu:
1. Ibadah mahdhah (khusus), untuk menyembah Allah (ibadah secara vertikal,
dengan yang diatas) bersifat mutlak contohnya syahadat, shalat, puasa, zakat, haji.
Pelaksanaannya langsung oleh Rasulullah, tidak boleh ditambah-tambah maupun
dikurangi. Meskipun terdapat perbedaan tafsir, itu tidak menjadi masalah karena
semua mempunyai dalil.
2. Ibadah ghairu mahdhah (umum/muamalat), untuk mengatur peribadatan dalam
hubungan kemasyarakatan. Diberi keleluasaan untuk menentukan hukum selama
itu memberi kemaslahatan. Mengatur hubungan dalam mualamat (jual beli), siasah
(politik), jinayah (pidana), dan munakahat (pernikahan). Contoh ibadah ghairu
mahdhah adalah makan. Makan bisa bernilai pahala apabila pelakunya meniatkan
makan agar mendapat kekuatan sehingga tidak lemas saat beribadah.
Tujuan syariah dalam islam yakni menjaga aqidah, jiwa, akal, keturunan, harta, akhlaq
individu-sosial, dan sebagai pemerintah yang adil dan bertakwa.
Menurut saya, tidak perlu mengganti dasar negara pancasila karena pancasila sudah
sempurna. Kita dapat menerapkan syariah islam dalam bingkai NKRI dengan menjadi muslim
yang bertakwa dan tidak melakukan hal hal yang tidak dibenarkan oleh agama seperti mencuri,
korupsi, membunuh dan lain sebagainya. Bisa juga dengan membuat undang-undang
berdasarkan syariat islam dan tidak menyimpang dari ajaran islam.
Hukum melakukan penghijauan saat hutan mulai gundul ialah wajib. Karena menjaga
dan merawat ala mini merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia.

Anda mungkin juga menyukai