Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga makalah mengenai Teori Asam Basa Lux Flood dapat
terselesaikan. Makalah ini merupakan tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik I yang
bertujuan untuk memberikan pendekatan belajar agar mahasiswa lebih mudah
memahami materi yang terkandung, juga membangun motivasi mahasiswa untuk dapat
mengaitkan suatu materi pada kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini. Akhirnya, penulis berharap semoha makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya
dan dapat memenuhi harapan kita semua.
Penulis
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Senyawa asam dan basa sering ditemukan dan berperan penting dalam kehidupan sehari-
hari. Contoh bahan yang bersifat asam yaitu pada buahan-buahan misalnya lemon dan jeruk.
Sedangkan contoh bahan yang bersifat basa yaitu sabun dan deterjen. Untuk menjelaskan
mengenai senyawa asam dan basa, terdapat beberapa teori asam basa, diantaranya yaitu teori
Arrhenius, teori Bronsted-Lowry, teori asam basa Lewis, dan teori Lux-Flood.
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk membedakan antara senyawa asam
dan basa, misalnya dengan menggunakan indikator lakmus. Senyawa asam dapat mengubah
lakmus biru menjadi berwarna merah, sebaliknya senyawa basa dapat mengubah lakmus merah
menjadi berwarna biru. Selain itu, untuk membedakan apakah suatu senyawa bersifat asam atau
basa dapat juga menggunakan indikator phenolphthalein.
Jika setelah penambahan phenolphthalein warna larutan berubah menjadi merah muda
atau pink, maka larutan tersebut bersifat basa. Senyawa asam dan basa masing-masing memiliki
sifat spesifik yang dapat membedakannya satu sama lain, misalnya dengan rasanya. Senyawa
asam cenderung memiliki rasa masam, sedangkan senyawa basa memiliki rasa agak pahit.
Perbedaan lain yang dapat membedakan kedua senyawa ini yaitu kemampuannya melarutkan zat
lain. Senyawa asam bersifat korosif sehingga dapat melarutkan beberapa logam aktif, sedangkan
senyawa basa dapat melarutkan lemak. Oleh karena itu, abu gosok yang bersifat basa dapat
digunakan untuk mencuci sisa lemak yang ada di piring.
Senyawa asam dan basa juga dapat digolongkan lebih lanjut berdasarkan sifat keras dan
lunaknya. Penggolongan ini didasarkan pada ligan dan ion logamnya. Ligan (anion) keras dan
lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas anion, yaitu kemampuan suatu anion untuk
mengalami polarisasi akibat medan listrik yang berasal dari ion logam (kation). Sedangkan ion
logam (kation) keras dan lunak digolongkan berdasarkan polarisabilitas kation, yaitu
kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi suatu anion dalam suatu ikatan.
Penggolongan ini penting dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai
pengertian dari suatu asam atau basa yang keras dan lunak. Pemahaman sifat asam basa yang
keras dan lunak juga dibutuhkan untuk mengetahui interaksi yang terjadi diantara asam basa
tersebut, apakah interaksi yang bersifat ionik atau interaksi yang bersifat kovalen. Oleh karena
itu maka dibuat makalah ini sebagai tugas dalam mata kuliah Kimia Anorganik II agar
mahasiswa lebih mampu memahami segala aspek yang berkaitan dengan teori asam basa.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Kimia anorganik 1.
2. Untuk mengetahui teori asam basa Lux Flood.
3. memahami materi mengenai asam dan basa Lux Flood.
Rumusan masalah
1. Apa definisi asam basa?
2. Apa pengertian asam basa menurut teori Lux Flood?
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat Basa
Sedangkan Ion hidroksida mempunyai muatan negatif (makanya dikasih tanda
minus (-) disebelah atas belakang OH). Basa adalah lawan dari asam. Secara umum, Basa
memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa pahit jika dilarutkan dalam air (hanya untuk basa lemah)
Sentuhan : terasa licin seperti sabun bila disentuh (hanya untuk basa lemah)
Bersifat kaustik (dapat merusak jaringan kulit/iritasi)
Hantaran listrik : dapat menghantarkan listrik (merupakan larutan elektrolit)
Derajat keasaman (pH) lebih besar dari 7
Mengubah warna lakmus menjadi berwarna biru
Dalam keadaan murni umumnya berupa kristal padat
Dapat mengemulsi minyak
b. Asam lemah yaitu Asam yang tidak terionisasi seluruhnya pada saat dilarutkan dalam air.
Contoh asam lemah:
o Asam askorbat
o Asam karbonat
o Asam sitrat
o Asam etanoat
o Asam laktat
o Asam fosfat
b. Basa Lemah
yaitu basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan. Amonia
adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas ammonia tidak mengandung ion
hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion
hidroksida.
Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99% amonia tetap
ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida. Disebut basa
lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1).
Penentuan besarnya konsentrasi OH- tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi basa
lemahnya (seperti halnya basa kuat).
o Hydroksilamine (NH2OH)
Cotton F.A dan G. Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Huheey, J.E., Keiter, E.A., and Keiter, R.L. 1993. Inorganic Chemistry. New York.
HarperCollins College Publisher.