Contoh Kasus
Pada pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai Letter of Credit
(L/C) mulai dari kodifikasi, pengertian, akad yang digunakan didalamnya, mekanisme
dan fitur, tujuan dan manfaat, dana, serta nasabah pada Letter of Credit (L/C). Setelah
mengetahui dan faham tentang Letter of Credit (L/C), maka selanjutnya akan dibahas
tentang contoh kasus atau implementasi L/C pada bank syariah yang ada di Indonesia.
Bank syari’ah yang akan menjadi contoh untuk dianalisa tentang Letter of
Credit (L/C) ialah Bank Muamalat Syariat di Semarang. Pada transaksi L/C impor
syariah, bank muamalat berkedudukan sebagai issuing bank. Akad yang digunakan
oleh Bank Muamalat ketika nasabahnya menjadi pihak importer menggunakan akad
murabahah. Karena menggunakan akad murabahah, maka bank akan memperoleh
keuntungan.1
Selain bank muamalat, mandiri syari’ah juga memiliki produk penyediaan
jasa L/C impor syari’ah. Dengan menggunakan akad wakalah.
Importir yang memiliki dana cukup dibank sebesar harga pembelian barang
impor (resiko rendah) maka importir dan bank dapat melakukan akad wakalah bil
ujrah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksi impor, dan besarnya ujrah harus
disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukan dalam bentuk
prosentase. Hal ini menunjukkan kejelasan upah atau keuntungan yang diperoleh
bank melalui akad wakalah. Apabila importir tidak memiliki dana cukup pada bank
(resiko tinggi) untuk pembayaran harga barang yang diimpor maka model akad yang
dapat digunakan adalah bank dapat memberikan pembiayaan kepada importir untuk
pelunasan pembayaran barang impor (akad wakalah bil ujrah dan akad pembiayaan
sesuai syariah).
Dari uraian di atas, penerbitan L/C dengan kondisi importir yang bervariasi yaitu
baik yang mempunyai resiko tinggi maupun rendah selalu menggunakan akad
wakalah, begitu juga penerbitan L/C di Bank Syariah Mandiri. Ketentuan internal di
BSM mengatur bahwa penerbitan L/C untuk kepentingan importir maupun transaksi
perdagangan dalam negeri menggunakan akad wakalah bil ujrah.2
1
http://eprints.walisongo.ac.id/8981/1/10.%20FULL.pdf diakses tanggal 29 Oktober 2019. 11.50 WIB
2
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81711/potongan/S2-2015-275960-chapter1.pdf diakses pada
29 Oktober 2019 15.36 WIB
E. Analisis Kasus dengan Menggunakan Perspektif Fiqh Klasik
Murabahah diturunkan dari kata ribh, yang berarti perolehan, keuntungan,
atau tambahan. Dalam murabahah penjual harus mengungkapkan biayanya dan
kontrak (akad) terjadi dengan marjin keuntungan yang disetujui. Oleh karena itu,
penjual akan mengatakan “biaya modal saya yang terkait dalam transaksi ini adalah
sekian dan saya menjualnya ke anda pada biaya ini ditambah keuntungan sekian”.
Berdasarkan definisinya, ia merupakan dasar bahwa agar akad murabahah
bersifat sah. Pembeli harus mengetahui harga orisinil, biaya tambahan jika ada, dan
jumlah keuntungan. Oleh sebab itu, murabahah adalah akad yang berdasarkan
kepercayaan.3
3 10 1 5 7
2
Importir Eksportir
3
Adiwarman A. Karim. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajagrafindo Persada; Jakarta 2016. Hlm.113.
9. Issuing bank melakukan pembayaran kepada advising bank.
10. Akad murabahah dengaan bayar cicil atau tunai.4
4
http://eprints.walisongo.ac.id/8981/1/10.%20FULL.pdf diakses tanggal 29 Oktober 2019. 11.50 WIB
5
Fatwa DSN 34/DSN/MUI/IX/2002: Letter of Credit (L/C) Impor Syari’ah.
disyaratkan, maka semua resiko dan tanggung jawab atas dilaksanakan perintah
tersebut sepenuhnya menjadi pihak pertama atau pemberi kuasa.6
H. Identifikasi Resiko
I. Bank menghadapi potensi resiko kredit yang disebabkan kegagalan nasabah
atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai perjanjian yang
disepakati dalam hal ketidakmampuan nasabah importer membayar tagihan
penyelesaian L/C.
J. Bank menghadapi potensi resiko pasar yang disebabkan perubahan harga pasar,
antara lain resiko berupa perubahan nilai dari asset yang dapat diperdagangkan
atau disewakan, atau karena bank kesulitan memperoleh valuta asing yang
diperlukan pada waktu pembayaran.
K. Bank menghadapi potensi resiko reputasi disebabkan menurunnya tingkat
kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negative terhadap bank
dalam hal ketidakmampuan bank memenuhi komitmen yang dijanjikan.
L. Bank menghadapi potensi resiko operasional yang munculakibat adanya
kesalahan dan kecurangan di internal bank, kesalahan proses transaksi dan
kegagalan system teknologi informasi yang digunakan di bank, dan kesalahan
dalam pemeriksaan dokumen. 7
a. BNI Syariah
Layanan Jasa :
1. Penerbitan L/C (Sight, Usance, UPAS, dan lainnya).
2. Perubahan L/C.
3. Transaksi penerimaan, pemeriksaan, dan penyelesaian pembayaran
dokumen impor.
4. Guarantee Missing B/L.
5. Refinancing.
6. Inward Documentary Collection (Non L/C).
Manfaat
Produk yang Lengkap dan Terintegrasi
6
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81711/potongan/S2-2015-275960-chapter1.pdf diakses pada
29 Oktober 2019 15.36 WIB
7
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/surat-edaran-ojk-dan-dewan-
komisioner/Documents/Pages/%E2%80%8BSEOJK-Nomor-36032015-tentang-Produk-dan-Aktivitas-bus-
uus/Kodifikasi%20Produk%20dan%20Aktivitas%20BUS%20UUS.pdf diakses pada 29 Oktober 2019 11.50 WIB.
BNI Syariah menyediakan produk trade yang lengkap sesuai
kebutuhan nasabah dan didukung dengan produk tresuri yang handal
sehingga menguntungkan nasabah.
Syarat Pemohon
1. Merupakan nasabah BNI Syariah.
2. Memiliki APIS/API/APIT, SIUP dan NPWP.
3. Mengisi aplikasi permohonan. 8
8
https://www.bnisyariah.co.id/id-id/bisnis/internasional/letterofcreditlc diakses pada 29 Oktober 2019
11.50 WIB.