Anda di halaman 1dari 2

Kecerdasan emosional (bahasa Inggris: emotional quotient, disingkat EQ)

adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosidirinya
dan orang lain di sekitarnya.[1] Dalam hal ini, emosi mengacu
pada perasaanterhadap informasi akan suatu hubungan. [2] Sedangkan, kecerdasan (intelijen)
mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan.[2]Kecerdasan
emosional (EQ) belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan
kecerdasan intelektual (IQ).[1] Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua
kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap
kesuksesan seseorang.[1]
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang,
yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang
lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat
menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.

Pengertian Kecerdasan Emosional


Steiner (1997) menjelaskan pengertian kecerdasan emosional adalah suatu kemampuan yang dapat
mengerti emosi diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri terekspresikan
untuk meningkatkan maksimal etis sebagai kekuatan pribadi.
Senada dengan definisi tersebut, Mayer dan Solovey (Goleman, 1999; Davies, Stankov, dan Roberts,
1998) mengungkapkan kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk memantau dan mengendalikan
perasaan sendiri dan orang lain, dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memadu pikiran dan

tindakan.
Berbeda dengan pendapat sebelumnya, Patton (1998) mengemukakan kecerdasan emosi sebagai
kemampuan untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan, dan membangun hubungan
yang produktif dan dapat meraih keberhasilan. Sementara itu Bar-On (2000) menyebutkan
bahwa kecerdasan emosi adalah suatu rangkaian emosi, pengetahuan emosi dan kemampuan-
kemampuan yang mempengaruhi kemampuan keseluruhan individu untuk mengatasi masalah tuntutan
lingkungan secara efektif.
Dari beberapa pengertian tersebut ada kecenderungan arti bahwa kecerdasan emosional adalah
kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,
kemampuan mengolah emosi dengan baik pada diri sendiri dan orang lain.
Goleman (2009) juga menambahkan, aspek-aspek kecerdasan emosi meliputi:

a. Kesadaran diri.
Mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu
pengambilan keputusan untuk diri sendiri memiliki tolak ukur realitas atas kemampuan diri dan
kepercayaan diri yang kuat.

b. Pengaturan diri.
Menangani emosi kita sedemikian rupa sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka
terhadap kata hati dan sanggup untuk menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran,
mampu pulih kembali dari tekanan emosi.

c. Motivasi.
Kemampuan menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntut kita menuju
sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan
menghadapi kegagalan dan frustasi.

d. Empati
Merasakan yang dirasakan orang lain, mampu memahami prespektif mereka, menumbuhkan
hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam macam orang.

e. Keterampilan sosial.
Menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan cermat membaca situasi
dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar menggunakan keterampilan keterampilan ini
mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan dan untuk bekerja
dalam tim. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan aspek-aspek
kecerdasan emosi meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain, membina hubungan. Untuk selanjutnya dijadikan indikator alat ukur kecerdasan
emosi dalam penelitian, dengan pertimbangan aspek-aspek tersebut sudah cukup mewakili dalam
mengungkap sejauh mana kecerdasan emosi subjek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai