Anda di halaman 1dari 6

Korupsi di Indonesia

A. Definisi korupsi

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
sepihak

B. Faktor - faktor penyebab korupsi

Faktor penyebab korupsi itu ada 2 yaitu:

A. faktor internal

B. faktor eksternal

A. faktor internal

Faktor internal merupakan sebuah sifat yang berasal dari diri kita sendiri.

Terdapat beberapa faktor yang ada dalam faktor internal ini, antara lain ialah:

1. Sifat Tamak

Sifat tamak merupakan sifat yang dimiliki manusia, di setiap harinya pasti manusia meinginkan
kebutuhan yang lebih, dan selalu kurang akan sesuatu yang di dapatkan. Akhirnya munculah sifat tamak
ini di dalam diri seseorang untuk memiliki sesuatu yang lebih dengan cara korupsi.

2. Gaya hidup konsumtif


Gaya hidup konsumtif ini dirasakan oleh manusia manusia di dunia, dimana manusia pasti memiliki
kebutuhan masing masing dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus mengonsumsi
kebutuhan tersebut,dengan perilaku tersebut tidak bisa di imbangi dengan pendapat yang diperoleh
yang akhirnya terjadilah tindak korupsi

B. Faktor eksternal

Secara umum penyebab korupsi banyak juga dari faktor eksternal, faktor faktor tersebut antara lain :

1. faktor politik

Faktor politik ini adalah salah satu faktor eksternal dalam terjadinya tindak korupsi. Di dalam sebuah
politik akan ada terjadinya suatu persaingan dalam mendapatkan kekuasaan. Setiap manusia bersaing
untuk mendapat kekuasaan lebih tinggi, dengan berbagai cara mereka lakukan untuk menduduki posisi
tersebut. Akhirnya munculah tindak korupsi atau suap menyuap dalam mendapatkan kekuasaan.

2. faktor hukum

Faktor hukum ini adalah salah satu faktor eksternal dalam terjadinya tindak korupsi. Dapat kita ketahui di
negara kita sendiri bahwa hukum sekarang tumpul ke atas lancip kebawah. Di hukum sendiri banyak
kelemahan dalam mengatasi suatu masalah. Sudah di terbukti bahwa banyak praktek praktek suap
menyuap lembaga hukum terjadi dalam mengatasi suatu masalah. Sehingga dalam hal tersebut dapat
dilihat bahwa praktek korupsi sangatlah mungkin terjadi karena banyak nya kelemahan dalam sebuah
hukum yang mendiskriminasi sebuah masalah.

3. faktor ekonomi

Sangat jelas faktor ekonomi ini sebagai penyebab terjadinya tindak korupsi. Manusia hidup pasti
memerlukan kebutuhan apalagi dengan kebutuhan ekonomi itu sangatlah di pentingkan bagi manusia.
Bahkan pemimpin ataupun penguasa berkesempatan jika mereka memiliki kekuasaan sangat lah ingin
memenuhi kekayaan mereka. Di kasus lain banyak pegawai yang gajinya tidak sesuai dengan apa yang di
kerjakannya yang akhirnya ketika ada peluang, mereka di dorong untuk melakukan korupsi.

4. faktor organisasi

Faktor organisasi ini adalah faktor eksternal dari penyebab terjadinya korupsi. Di suatu tempat pasti ada
sebuah organisasi yang berdiri, biasanya tindak korupsi yang terjadi dalam organisasi ini adalah
kelemahan struktur organisasi, aturan aturan yang dinyatakan kurang baik, kemudian kurang adanya
ketegasan dalam diri seorang pemimpin. Di dalam suatu struktur organisasi akan terjadi suatu tindak
korupsi jika di dalam struktur tersebut belum adanya kejujuran dan kesadaran diri dari setiap pengurus
maupun anggota.

C. Upaya - upaya pencegahan korupsi

1. Upaya Pencegahan

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi adalah
melalui tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki benteng
diri yang kuat guna terhindar dari perbuatan yang mencerminkan tindakan korupsi di dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Upaya pencegahan tindakan korupsi dilakukan oleh permerintah berdasarkan nilai-
nilai dasar Pancasila agar dalam tindakan pencegahannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dari
Pancasila itu sendiri. Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
melakukan upaya pemberantasan korupsi di wilayah negara Indonesia diantaranya:

1. Penanaman Semangat Nasional

Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk
penyuluhan atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Kepribadian yang berdasarkan Pancasila merupakan kepribadian yang menjunjung tinggi semangat
nasional dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya penanaman semangat
nasional Pancasila dalam diri masyarakat, kesadaran masyarakat akan dampak korupsi bagi negara dan
masyarakat akan bertambah. Hal ini akan mendorong masyarakat Indonesia untuk menghindari berbagai
macam bentuk perbuatan korupsi dalam kehidupan sehari-hari demi kelangsungan hidup bangsa dan
negaranya.

2. Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Rerbuka


Upaya pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah dapat
dilakukan melalui penerimaan aparatur negara secara jujur dan terbuka. Kejujuran dan keterbukaan
dalam penerimaan pegawai yang dilakukan oleh pemerintah menunjukkan usaha pemerintah yang serius
untuk memberantas tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan suap menyuap dalam penerimaan
pegawai. Pemerintah yang sudah berupaya melakukan tindakan pencegahan dalam penerimaan pegawai
perlu disambut baik oleh masyarakat terutama dalam mendukung upaya pemerintah tersebut.

Jika pemerintah telah berupaya sedemikian rupa melakukan tindakan pencegahan korupsi dalam
penemerimaan aparatur negara tapi masyarakat masih memberikan peluang terjadinya korupsi, usaha
pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menjadi sia-sia. Selain itu, jika perilaku masyarakat
yang memberikan peluang terjadinya tindakan korupsi dalam penerimaan pegawai diteruskan, maka
tidak dapat dipungkiri praktik tindakan korupsi akan berlangsung hingga dapat menimbulkan konflik
diantara masyarakat maupun oknum pemerintah. (baca juga: Pengertian Konflik Menurut Para Ahli)

3. Himbauan Kepada Masyarakat

Himbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh pemerintah dalam upaya melakukan pencegahan
sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi di kalangan masyarakat. Himbauan biasanya dilakukan
oleh pemerintah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan di lingkup masyarakat kecil dan menekankan
bahaya laten adanya korupsi di negara Indonesia. Selain itu, himbauan yang dilakukan oleh pemerintah
kepada masyarakat menekankan pada apa saja yang dapat memicu terjadinya korupsi di kalangan
masyarakat hingga pada elite pemerintahan. (baca juga: Penyebab Korupsi dan Cara Mengatasinya)

4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat

Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi juga dilakukan melalui upaya pencegahan berupa
pengusahaan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Pemerintah berupa
mensejahterakan masyarakat melalui pemberian fasilitas umum dan penetapan kebijakan yang
mengatur tentang kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat yang diupayakan oleh pemerintah tidak
hanya kesejahteraan secara fisik saja melain juga secara lahir batin. Harapannya, melalui pengupayaan
kesejahteraan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dapat memberikan penguatan
kepada masyarakat untuk meminimalisir terjadinya perbuatan korupsi di lingkungan masyarakat sehingga
dapat mewujudkan masyakarat yang madani yang bersih dari tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-
hari. (baca juga: Syarat Terwujudnya Masyarakat Madani)

5. Pencatatan Ulang Aset

Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi aset yang dimiliki oleh
masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu kebijakan kepada masyarakatnya untuk
melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk upaya pencegahan tindakan korupsi yang dapat terjadi
di masyarakat. Pencatatan aset yang dimiliki oleh masyarakat tidak hanya berupa aset tunai yang
disimpan di bank, tetapi juga terhadap aset kepemilikan lain berupa barang atau tanah. Selain itu,
pemerintah juga melakukan penelurusan asal aset yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengetahui
apakah aset yang dimiliki oleh masyarakat tersebut mengindikasikan tindak pidana korupsi atau tidak.

2. Upaya Penindakan

Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Dalam
pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga independen
pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan yang dilakukan oleh KPK
semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang dapat disebut sebagai hasil yang
memaksimalkan. Upaya penindakan yang dilakukan oleh KPK terhadap tindak pidana korupsi merupakan
upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.

Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga independen ini
tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan lembaga peradilan dalam
menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Tentunya
pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan
berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui
KPK terhadap pelaku tindak pidana korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para
pelakunya dan secara tidak langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk
melakukan tindak pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan sehari-
hari.

3. Upaya Edukasi

Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi adalah upaya
yang dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jenis
yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses edukasi, masyarakat diberikan
pendidikan anti korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya korupsi bagi negara-negara
khususnya negara Indonesia.

Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam pemberantasan
korupsi juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat memberikan contoh yang baik bagi
adik-adiknya maupun bagi masyarakat umum terhadap cara pemberantasan korupsi dari dalam diri
masing-masing. Upaya edukasi yang dilakukan oleh pemerintah juga termasuk sebagai upaya
membangun karakter bangsa di era globalisasi untuk memberantas pertumbuhan budaya korupsi yang
dapat merugikan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Itulah beberapa upaya pemerintah dalam melakukan upaya pencengahan pemberantasan korupsi.
Sebagai masyarakat yang mencintai Indonesia, sudah sepantasnya kita menanamkan budaya anti korupsi
sedini mungkin di dalam kehidupan sehari-hari kita agar kita terhindar dari bentuk-bentuk tindakan
korupsi yang semakin hari semakin merajelela. Kiranya artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
sekalian.

Anda mungkin juga menyukai