Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA

KELOMPOK: 3

1. Febriana Kurniawati
2. Firda Lailatul Nufaisah
3. Gilang Cahya Perdana Putra
4. Ita Rosidah
5. Kristika Indriyani
6. Vira Fadlulloh Fahrunisa

Jurusan Akuntansi

2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
meyelesaikan makalah yang berjudul “PANCASILA SEBAGAI DASAR
NEGARA”.Makalah ini berisi tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar
Negara, Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila, Esensidan Urgensi Pancasila sebagai
Dasar Negara,HubunganPancasiladenganProklamasi, Pembukaan UUD 1945,dan Pasal-Pasal
UUD 1945, Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan.

Penulisan makalah ini tidaklah lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,

2. Orang tua kami, yang selalu memberikan dukungan dan doa restunya yang tak pernah
berhenti,

3. Teman-teman yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang selalu memberikan masukan
serta dukungan dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
meminta saran dan kritik yang membangun agar kedepannya kami dapat membuat suatu
makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
pembaca.

Malang, 13 April 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang..................................................................................................... iv

1.2Rumusan Masalah................................................................................................. iv

1.3Tujuan.................................................................................................................... v

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara................................ 1

2.1.1 Argumen tentang dinamika pancasila sebagai dasar negara.................... 6

2.1.2 Argumen tentang tantangan pancasila sebagai dasar negara................... 6

2.2Esensidan Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara........................................... 7

2.3Hubungan PancasiladenganProklamasi, PembukaanUUD 1945, danPasal-Pasal UUD


1945 10

2.4Implementasi Pancasila dalam Perumusan Kebijakan....................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan..................................................................................................... 23

DAFTARPUSTAKA........................................................................................................... 24

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam hidup berbangsa dan bernegara terkadang masyarakat merasa bingung dimana yang
lebih penting antara bangsa dan negara dan terkadang malah menyepelekan keduanya.
Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup manusia, sedangkan bangsa lebih
menunjuk pada persekutuan hidup manusia.Suatu negara pasti mempunyai identitas nasional
sendiri-sendiri yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain karena,
identitas nasional suatu bangsa menunjukkan kepribadian suatu bangsa tersebut

Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu
bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu
bangsa Indonesia yang majemuk. begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan
negara Indonesia, Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas
keberadaan bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat
istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan.

Begitu banyak permasalahan yang sedang bangsa kita hadapi, mulai dari yang sepeles sampai
ke persoalan yang vital. Sebenernya semua persoalan bisa diselesaikan apabila rakyat
indonesia sudah menjiwai pancasila. tetapi negara hanya meninggikan keilmuwan, ilmu
penegatahuan tidak adanya pendalaman pancasila, penerapana pancasila

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara?

2. Apa saja esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara?

3. Bagaimana hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD 1945, dan pasal-
pasal UUD 1945?

4. Apa saja implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dinamika dan tantangan pancasila sebagai dasar negara

2. Memahami argumen tentang tantangan terhadap pancasila

3. Mengetahui esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara

4. Memahami hubungan pancasila dengan proklamasi, pembukaan UUD 1945, dan pasal-
pasal UUD 1945

5. Mengetahui implementasi pancasila dalam perumusan kebijakan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar Negara.

Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui proses yag sangat panjang.
Pada awalnya Pancasilabersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu
dalam adat istiadat, agama-agama sertadalam pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu nilai-
nilai pancasila telah diyakini kebenarannya, kemudian diangkat menjadi dasar negara
sekaligus sebagai ideologi bangsa.

“Pancasila sebenarnya bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah
melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita sendiri,
melihat pengalaman bangsa-bangsa lain, diilhami oleh ide-ide besar dunia, dengan tetap
berakar pada kepribadian bangsa kita sendiri dan ide besar bangsa kita sendiri,” demikian
ditandaskan oleh Presiden Soeharto pada Peringatan Hari Ulang Tahun Parkindo yang ke-24
di Surabaya pada 15 Nopember 1969.[1]

Nama Pancasila lahir atas usulan atau ide Presiden Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 pada
sidang BPUPKI yang pertama. Saat itu usulan beliau disambut hangat oleh para hadirin
dengan tepuk tangan yang sangat meriah. Dengan demikian BPUPKI mencapai sepakat kata,
bahwa Negara Indonesia akan dibangun atas dasar lima sila yang disebut Pancasila.

2.1.1 Argumen tentang dinamika pancasila sebagai dasar negara

A. Perkembangan Pancasila pada Masa Kependudukan Jepang.

Jepang menduduki Indonesia kurang lebih selama 3,5 tahun. Walaupun masa pendudukan
Jepang merupakan masa yang amat berat di dalam sejarah bangsa Indonesia, namun demikian
periode itu merupakan suatu momentum yang memacu gerakan kebangsaan dan gerakan
kemerdekaan Indonesia. [2]

Pada awalnya jepang membuat suatu kebijakan politik yang dimaksudkan agar bangsa
Indonesia menjadi salah satu bagian dalam kekuatan Jepang. Namun hal itu secara tidak
langsung membuka peluang bagi bangsa Indonesia untuk lebih mematangkan pertumbuhan
pergerakan kebangsaan dan gerakan Indonesia Merdeka.

Untuk lebih meyakinkan bangsa Indonesia, Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 maret 1945. Tugas badan ini
ialah untuk mempersiapkan hal-hal yang penting yang berhubungan dengan kemerdekaan
bangsa dalam hal politik, ekonomi, tata pemerintahan dll. Melalui badan bentukan Jepang
inilah para pemimpin Indonesia merancangkan sebuah dasar negara. Dan di dalam badan ini
pula pemikiran tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia muncul.

Dalam masa tersebut, walaupun ideologi kebangsaan merupakan faktor yang dominan di
dalam perkembangan pemikiran pada waktu itu, namun status Pancasila belum menjadi dasar
negara dan belum mempunyai kekuatan hukum secara utuh, karena belum ada negara
Indonesia yang merdeka.
B. Perkembangan Pancasila pada Masa Berlakunya UUD 1945 yang Pertama.

Dengan adanya proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 maka pada saat itulah bangsa
Indonesia resmi merdeka. Lalu pada tanggal 18 Agustus 1945 BPUPKI mengesahkan
pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. Dengan demikian, maka Pancasila yang dalam
artian lima dasar negara resmi menjadi dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu dapat dilihat
dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia keempat, yaitu:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerinta negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.”[3]

Dalam periode ini pemikiran mengenai Pancasila sebagian besar bersifat ideologis. Selain itu
praktik kehidupan politik dan kenegaraan yang terjadi pada waktu itu turut serta membentuk
perkembangan pemikiran mengenai Pancasila pada masa itu.

C. Perkembangan Pancasila Selama Periode Berlakunya Konstitusi RIS.

Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), kedudukan pancasila tidak dapat ditangguhkan
sebagai dasar negara yang tunggal, meskipun beberapa kali para nasionalis islam menggugat
dasar negara Indonesia di beberapa sidang konstituante. Meskipun nama Pancasila tidak
terdapat di dalam Pembukaan Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), status Pancasila
sebagai ideologi kebangsaan, dasar negara dan dumber hukum tetap tertahan di dalam
periode ini. Bahkan perkembangan akan pemikiran mengenai Pancasila menunjukkan suatu
kemajuan di kalangan masyarakat akademis.

D. Perkembangan Pancasila Selama Masa Berlakunya UUDS 1950.

Pemikiran tentang lima dasar megara ada terdapat dalam mukaddimah Undang-Undang
Dasar Sementara (UUDS) 1950, namun seperti halnya dengan UUD 1945 maupun Konstitusi
RIS, nama Pancasila dalam UUDS 1950 juga tidak tercantum. Meskipun demikian, pendapat
bahwa lima dasar negara itu adalah Pancasila dalam periode ini sudah semakin berkembang.
Perumusan mengenai dasar negara tetap mencerminkan pemikiran Ideologi Kebangsaan.
Dengan demikian status Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional tetap
berkelanjutan.

E. Perkembangan Pancasila Selama Orde Lama.

Dalam menghadapi krisis dan permasalahan yang terjadi di dalam Majelis Konstituante,
Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Dekrit pada tanggal 5 Juli 1959 yang isinya
adalah:

a. Membubarkan konstituante.

b. Menyatakan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.

c. Pembentukan Mejelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).

Dengan keluarnya dekrit Presiden Soekarno tersebut, maka berlakulah kembali UUD 1945,
dan secara otomatis dinyatakan pula eksistensi Pancasila sebagai dasar negara. Dengan dekrit
tersebut, kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan sumber hukum dikukuhkan,
meskipun hal ini tidak disampaikan secara langsung dalam dekrit Presiden Soekarno tersebut.
Dan hal itu pula yang menyebabkan terjadinya pergulatan ideologi tidak berhenti.

Selama era Orde Lama, Soekarno menetapkan sistem demokrasi terpimpin dalam memimpin
negara Indonesia yang secara prinsip bertolak belakang dengan sila keempat Pancasila
mengenai pengambilan keputusan berdasarkan permusyawaratan perwakilan. Soekarno juga
menyampaikan sebuah konsep politik integrasi antara tiga paham dominan saat itu yaitu
nasionalis, agama, dan komunis (NASAKOM) yang kemunculannya lebih sering
dibandingkan dengan dasar negara Indonesia itu sendiri.

F. Perkembangan Pancasila Selama Orde Baru.

Apabila pada masa sebelumnya pemikiran pancasila masih dilipui dengan ditanamkannya
ideologi-ideologi lain kedalam penafsiran Pancasila, maka pada masa orde baru ini
menampilkan pemikiran pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen
sebagai tema pemikiran utama. Pada masa ini,pandangan umum mengenai Pancasila kembali
dikuatkan dengan penempatannya sebagai dasar negara dalam satu rangkaian integratif
dengan UUD 1945 (Soemantri, 2007:17). Pada saat itu seluruh komponen bangsa harus
sepaham dengan Pancasila.

G. Perkembangan Panacasila Selama Reformasi.

Pada tahun 1998 muncullah gerakan reformasi yang mengakibatkan Presiden Soeharto harus
lengser dari jabatannya sebagai presiden. Namun sampai saat ini, nampaknya gerakan
reformasi tersebut belum membawa perubahan yang signifikan mengenai pengamalan
pancasila di masyarakat Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari perilaku atau sifat yang muncul
di masyarakat atau bahkan dalam pemerintahan sendiri. Masih banyak penyelewengan-
penyelewengan yang terjadi di dunia politik, atau bahkan masih ada orang yang dengan
sengaja memaksakan kehendaknya demi kepentingan dirinya sendiri.

Namun hal itu masihlah wajar, mengingat gerakan reformasi di Indonesia ini masih belum
lama, atau bahkan masih bisa dikatakan dalam masa proses. Selain itu gerakan reformasi ini
juga tampaknya tidaklah sepenuhnya gagal, melalui gerakan ini banyak mucul tokoh-tokoh
yang unggul, berkompeten dan memihak pada rakyat.

Dampak positif lainnya adalah semakin meningkatnya partisipasi rakyat terhadap politik,
sehingga rakyat tidak lagi bersikap apatis terhadap masalah yang timbul di bidang
pemerintahan. Hal itu terjadi karena kebebasan berpendapat yang dijunjung tinggi, sehingga
mereka bebas mengeluarkan ide atau gagasan-gagasan yang menurut mereka bisa membantu
mengatasi masalah dalam bidang politik.

Pada tahun 2004 sampai sekarang, mulai berkembang gerakan-gerakan yang bertujuan untuk
membangun kembali semangat nasionalisme melalui seminar-seminar dan kongres. Hal itu
bertujuan untuk menjaga eksistensi pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara
bangsa Indonesia. Melalui gerakan tersebut diharapkan penanaman dan pengamalan terhadap
nilai-nilai pancasila semakin tinggi, baik di dalam pemerintahan maupun masyarakat itu
sendiri.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Aika Grafika. 2014. Apa itu Esensi?. (Online), (http://aikagrafika.blogspot.co.id/2014/07/apa-


itu-esensi.html), diakses 10 Oktober 2016

Anonim. 2014. Pancasila Pasca Reformasi: Tantangan dan Hambatan yang dihadapi
Pancasila Pasca Runtuhnya Orba(online),
(http://www.kompasiana.com/yogaswarafb/pancasila-pasca-reformasi-tantangan-dan-
hambatan-yang-dihadapi-pancasila-pasca-runtuhnya-orba_54f94bcea33311ef048b4af9),
diakses 7 Oktober 2016

Anonim. 2015. Makalah “ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL”. (Online),


(http://phyelfsparkyu.blogspot.co.id/2015/08/makalah-esensi-dan-urgensi-identitas.html),
diakses 9 Oktober 2016

Anonim. 2015. Pancasila Paradigma Pembangunan Segala Bidang. (online),


(http://www.pusakaindonesia.org/pancasila-paradigma-pembangunan-segala-bidang/),
diakses 10 oktober 2016

Anonim. 2015. Peranan dan Tantangan Pancasila (online),


(http://www.pusakaindonesia.org/peranan-dan-tantangan-pancasila/comment-page-1), diakses
7 Oktober 2016

Aulia Adinda. 2013. Pancasila merupakan dasar negara yang harus dilestarikan. (Online),
(http://auliaadindadinda.blogspot.co.id/2013/05/pancasila-merupakan-dasar-negara-
yang.html), diakses 8 Oktober 2016

Deka lesthari. 2014. Mengidentifikasi Pasal-pasal yang merupakan penjelmaan dari 4 pokok
pikiran (gamapatua). (Online),
(https://lestharideka.wordpress.com/2014/02/26/mengidentifikasi-pasal-pasal-yang-
merupakan-penjelmaan-dari-4-pokok-pikiran-gamapatua/), diakses 7 Oktober 2016

Devi. 2013. Penjabaran Pancasila kedalam 1945. (Online),


(http://devinurvitasari18.blogspot.co.id/2013/07/penjabaran-pancasila-kedalam-uud.html),
diakses 8 Oktober 2016

Drs. H. KAELAN, M.S. 2001, Pendidikan Pancasila, Edisi Reformasi Tahun 2000,
Paradigma, Yogyakarta

Hilde Missa. 2014. Urgensi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan diperguruan tinggi.
(Online), (http://hildemissa606.blogspot.co.id/2014/05/urgensi-pendidikan-pancasila-
dan.html), diakses 9 Oktober 2016

K.H. Dr. (H.C.) Achmad Hasyim Muzadi, dkk, 2015,Reaktualisasi Pancasila, Menyoal
Identitas, Globalisasi, dan Diskursus Negara-Bangsa, Ombak, Yogyakarta
Lukman Prayogi. 2015. Esensi nilai-nilai Pancasila. (Online),
(http://lukmanprayogi20.blogspot.co.id/2015/05/esensi-nilai-nilai-pancasila.html), diakses 9
Oktober 2016

Lukman Tri A. 2012. Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.
(Online), (http://www.kompasiana.com/lukmanthree/pentingnya-pancasila-sebagai-ideologi-
bangsa-dan-negara-indonesia_55183aea81331126699de586), diakses 9 Oktober 2016

Modul Pendidikan Pancasila. Dirjen Dikti

Mokhammad Nasrulloh. 2016. Makalah Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD 1945.
(Online), (http://nasrulelectric.blogspot.com/2015/11/makalah-penjabaran-pancasila-
dalam.html), diakses 8 Oktober 2016

Nurlaili Laksmi. 2013. Esensi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia. (Online),
(http://nurlaili-laksmi-w-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-75329-Semester%20II-Esensi
%20Pancasila%20Sebagai%20Ideologi%20Bangsa.html), diakses 10 Oktober 2016

Pandji Setijo, 2013, Pendidikan Pancasila, Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa, edisi
keempat, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Pranarka, A.W.M. 1985. Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: Centre for Srategic
and International Studies (CSIS).

Raharjo, Teguh Andi. 2016. Dinamika Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia (online),
(http://hibanget.com/dinamika-pancasila-sebagai-dasar-negara-indonesia), diakses 7 Oktober
2016

Wredha Demara. 2015. Esensi Nilai-Nilai Pancasila . (Online),


(http://killuaredha.blogspot.co.id/2015/06/esensi-nilai-nilai-pancasila.html), diakses 10
Oktober 2016

________________________________________

[1]Krissantono, ed., Pandangan Presiden Soeharto tentang Pancasila(Jakarta: CSIS, 1976),


hal. 10.

[2]A.M.W. Pranarka. Sejarah Pemikiran tentang Pancasila. Jakarta. 1985, hal. 276.

[3]Pembukaan UUD 1945

Anda mungkin juga menyukai