Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

“HAK PATEN”

Disusn oleh

Kelompok IV A

Astrid M. Runtukahu (19101195007)


Ekadelania Paxie Buyung (19101105028)
Missyeling F. Saerang (19101105035)
Janeutri Jonathan Tumiwa (19101105007)
Glorensia Imanuela (19101105039)
Valensia Takapaha (16101105050)
Odelia Polakitan (19101105031)
Bryan Tikonuwu (19101105003)
Sergio Mandagi (19101105018)
Hana Katili (191011050037)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah Besar Tuhan, karena hanya dengan izin-Nya lah, Penyusun

dapat menyelesaikan makalah dengan judul “HAK PATEN” dapat terselesaikan dengan baik

dan tepat waktu.

Makalah ini telah Penulis kerjakan dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka

saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah

ini. Akhirnya, Penyusun hanya dapat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak dan terkhusus bagi mahasiswa hukum maupun pada bidang ilmu lainnya yang berkaitan

dengan makalah ini, dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi masyarakat.

Manado, 2 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Maksud Dan Tujuan ........................................................................................ 2

BAB II ISI ........................................................................................................... 3

BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam era modern saat ini, pembangunan berbasis pada teknologi, sehingga
pembangunan tersebut mutlak diperlukan untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada
sektor ekonomi.

Untuk menunjang perkembangan dan perlindungan hukum terhadap teknologi maupun


produk lainnya, maka dibuatlah sebuah peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang-
Undang Paten yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 sebagaimana diubah dan
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 14
tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disingkat Undang-Undang Paten/UUP).

UUP memberikan perlindungan hukum terhadap penemuan dalam bidangteknologi baik


berupa proses maupun produk. Namun, UUP juga mengatur tentangpenemuan –penemuan
tertentu yang tidak dapat diberikan paten.

Dari data yang ada. Jumlah permintaan pendaftaran paten dan paten sederhanayang
diterima kantor Paten, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri sejakdiberlakukannya
UUP yaitu periode 1 Agustus 1991 sampai dengan 31 Desember 1995, sebanyak 12. 936 buah
yang dapat diperinci menjadi 12 536 buah permintaan patendan 373 buah permintaan paten
sederhana.

Namun, seiring berjalannya kasus ternyata banyak terjadi pelanggaran paten, misalnya
pada bidang industri. Hal tersebut disebabkan karena banyak sekali produk-produk yang
beredar bebas dan sudah dikenal oleh masyarakat, sehingga ada upaya peniruan oleh pihak lain
untuk memperoleh posisi pasar yang sama dengan produk aslinya, dan tentu untuk memperoleh
hasil penjualan yang baik atas produknya.

Oleh karena itu, penulis kemudian tertarik mengkaji membuat sebuah makalah yang
secara umum membahas tentang Paten beserta contoh kasus terhadap masalah paten tersebut.
B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan Pebahasan dalam makalah ini adalah :

1. Memberikan penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan Paten;

2. Memberikan penjelasan tentang apa saja yang menjadi unsur-unsur yang harus

dipenuhi objek paten;

3. Memberikan penjelasan tentang tata cara permohonan dan pendaftaran hak paten; dan

4. Memberikan contoh kasus yang berkaitan dengan hak paten.


BAB II

ISI

Paten adalah hak eksklusif inventor atas invensi di bidang teknologi untuk selama

waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk

melaksanakan invensinya. Menurut UU hak paten No. 14 Tahun 2001 (UU hak paten 2001),

Pengertian Hak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada inventor atas hasil

invensinya di bidang teknologi, di mana untuk selama jangka waktu tertentu melaksanakan

sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk

melaksanakannya. Pengertian Invensi ialah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu

kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau

proses atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. Hak paten diberikan

untuk invensi yang memenuhi syarat kebaruan, mengandung langkah inventif & dapat

diterapkan dalam industri selama 20 tahun. Hal ini pun diatur di dalam undang-undang.

Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 tahun sejak tanggal penerimaan

permohonan Paten. Paten sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal

penerimaan permohonan Paten sederhana. Mengajukan permohonan ke kantor Direktorat

Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan mengisi

formulir permohonan yang disediakan dan diketik rangkap 2.

Pemohon wajib melampirkan:

 surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui konsultan KI terdaftar

selaku kuasa;

 surat pengalihan hak, apabila permohonan diajukan oleh pihak lain yang bukan

inventor;

 deskripsi permohonan Paten dibuat rangkap 2 dan mencakup:


 judul invensi, dibuat dalam huruf kapital dan tidak digaris bawah;

 bidang teknik invensi, memuat secara umum dimana invensi ini termasuk di dalam

bidang teknik tersebut dengan mengemukakan kekhususannya;

 latar belakang invensi, harus dikemukakan teknologi yang telah ada sebelumnya dan

relevan dengan invensi tersebut;

 ringkasan invensi, memuat ciri teknis dari pokok invensi yang diungkapkan dalam

klaim;

 uraian singkat gambar (bila disertakan gambar), memuat keterangan gambar secara

singkat;

 uraian lengkap invensi, merupakan suatu pengungkapan invensi yang selengkap-

lengkapnya, tidak boleh ada yang tertinggal atau tidak diungkapkan;

 klaim (dibuat pada halaman terpisah), memuat pokok invensi dan tidak boleh

berisikan gambar atau grafik tetapi dapat memuat tabel rumus matematika atau reaksi

kimia;

 abstrak (dibuat pada halaman terpisah), berisi ringkasan dari uraian lengkap invensi

dan tidak lebih dari 200 kata.

 Penulisan deskripsi, klaim, abstrak dan gambar sebagaimana dimaksud dalam butir 2

huruf c dan d ditentukan sebagai berikut:

 setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya yang boleh dipergunakan untuk

penulisan dan gambar;

 deskripsi, klaim dan abstrak diketik dalam kertas HVS atau yang sejenis dan terpisah,

ukuran A4, berat minimum 80 gram dengan batas sebagai berikut:

 batas atas: 2 cm

 batas bawah: 2 cm

 batas kiri: 2,5 cm

 batas kanan: 2 cm
 kertas A4 tersebut harus berwarna putih, rata tidak mengkilap dan pemakaiannya

dilakukan dengan menempatkan sisinya yang pendek di bagian atas dan bawah

(kecuali dipergunakan untuk gambar);

 setiap lembar deskripsi, klaim dan gambar diberi nomor urut angka Arab pada bagian

tengah atas dan tidak pada batas sebagaimana yang dimaksud pada butir 3 huruf b (1);

 pada setiap lima baris pengetikan baris uraian dan klaim, harus diberi nomor baris dan

setiap halaman baru merupakan permulaan (awal) nomor dan ditempatkan di sebelah

kiri uraian atau klaim serta tidak pada batas sebagaimana yang dimaksud pada butir 3

huruf b (3);

 pengetikan harus dilakukan dengan menggunakan tinta (toner) warna hitam, dengan

ukuran spasi 1,5 dan huruf tegak berukuran tinggi huruf minimum 0,21 cm;

 tanda-tanda dengan garis, rumus kimia, dan tanda-tanda tertentu dapat ditulis dengan

tangan;

 gambar harus menggunakan tinta cina hitam pada kertas gambar putih ukuran A4

dengan berat minimum 100 gram yang tidak mengkilap dengan batas sebagai berikut:

 batas atas: 2,5 cm

 batas bawah: 1 cm

 batas kiri: 2,5 cm

 batas kanan: 1,5 cm

 seluruh dokumen Paten yang diajukan harus dalam lembar-lembar kertas utuh, tidak

boleh dalam keadaan tersobek, terlipat, rusak atau gambar yang ditempelkan;

 setiap istilah yang dipergunakan dalam deskripsi, klaim, abstrak dan gambar harus

konsisten satu sama lain.

 Pemilik karya intelektual disebut dengan istilah inventor. Inventor bisa dilakukan

secara individu maupun kelompok. Inventor lebih mudah mendapatkan hak paten atas
hasil penemuan karya intelektual mereka. Sedangkan untuk diluar inventor terlebih

dahulu memperoleh pengalihan hak secara tertulis dari sang inventor.

 Apabila pihak lain yang memperoleh pengalihan hak dari inventor akan memiliki hak

paten Selama 20 tahun dari hari pertama tanggal penerimaan. Sisanya, setelah 20

tahun hak ekslusif tersebut akan menjadi public domain. Public domain diperuntukan

untuk masyarakat umum, tentu saja tetap melakukan proses ijin pada pemegang hak

paten.

Hak paten dalam HaKI berprinsip territorial. Prinsip territorial dalam hal ini hak paten

hanya berlaku di negara inventor mengajukan permohonan paten dan diberi. Pengajuan

dilakukan dengan mengirimkan surat permohonan ke Direktoral Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual (DJHKI). Apabila inventor memperoleh hak paten di Indonesia, misalnya, maka

hak paten yang diperoleh tidak berlaku atau tidak memiliki hak paten di negara lain.

Kewajiban inventor yang memperoleh hak paten HaKI berhak membayar biaya

tahunan. Biaya tersebut bagian dari biaya pemeliharaan paten sampai dengan tahun terakhir

masa perlindungan. Hak paten akan hilang secara hukum apabila tidak dibayar selama tiga

tahun berturut-turut. Besar biaya pemeliharaan hak paten di tetapkan oleh PNBP Penerimaan

Negara Bukan Pajak di Kementerian hukum dan HAM.

Biaya pembiayaan terdiri dari biaya pokok dan biaya per klaim. Periode pembayaran

setiap satu tahun sekali, berdasarkan tanggal yang sama dengan pemberian pengajuan paten

pertama kali. Dengan kata lain, batas akhir pembayaran jatuh pada tanggal yang sama saat

pengajuan.

Hak paten diberikan pada inventor pertama kali yang mengajukan permohonan paten.

Waktu pengajuan permohonan bersifat krusial dan bersifat time-sensitive. Dengan kata lain,

apabila ada dua inventor yang memiliki karya intelektual yang sama persis, maka yang diakui

adalah inventor yang lebih dulu mengajukan permohonan. Alaxander Graham Bell dinobatkan
sebagai penemu telepon karena selangkah lebih cepat mendaftarkan hak patennya daripada

kompetitornya pada waktu itu.

Hak paten dalam HaKI bagi mereka yang sudah tahu, berbondong-bondong

mengajukan permohonan. Biaya permohonan hak paten sebesar Rp. 750.000,00. Sekalipun

mereka sebenarnya masih ragu untuk memastikannya. Menariknya, ada sebagian yang tidak

mempedulikan biaya pendaftaran paten untuk karya intelektual yang tidak komersial. Mereka

tetap tidak merasa rugi, karena memperoleh hak paten lebih penting dari sekedar keuntungan

secara ekonomi. Mengingat, hak paten tidak dapat dipatenkan lagi apabila sudah

dipublikasikan.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pengertian Paten dapat ditinjau dalam beberapa aspek baik berdasarkan Undang-Undang

Paten maupun berdasarkan World Intellectual Property Organization.

Ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebuah objek yang paten yang akan diberikan

hak paten baik itu berupa objek paten sederhana maupun paten biasa.

Untuk memperoleh Sebuah paten, Objek tersebut harus dimohonkan dan didaftaarkan

terlebih dahulu kepada pejabat yang berwenang yakni Ditjend HKI sebagaimana yang telah

diatur dalam Undang-Undang Paten.


DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Kekayaan intelektual Kementrian Hukum dan Ham. 2014.


Pengenalan Paten. Dari http://www.dgip.go.id [Diakses 2 Oktober 2019]

Yodo, Sutarman. 2016. Perlindungan Hak Paten. Dari http://jurnal.fh.unila.ac.id


Published ISSN : 1978-5186. [Diakses 2 Oktober 2019]

Darusman, Yoyon. 2016. Kedudukan Serta Perlindungan Hukum Bagi


Pemegang Hak Paten Dalam Kerangka Hukum Nasional Indonesia dan
Hukum Internasional. Dari http://jurnal.uns.ac.id [Diakses 2 Oktober
2019]

Anda mungkin juga menyukai