Disusun Oleh :
Agus Salim
4316215002
Teori Pusat Llistrik Tenaga Uap ( PLTU ) umumnya memiliki pemanas ulang
dan pemanas awal serta mempunyai 3 turbin yaitu turbin tekanan tinggi,
turbin tekanan menengah dan turbin tekanan rendah. Air dipompakan ke
dalam drum dan selanjutnya mengalir ke pipa – pipa air yang merupakan
dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Bahan bakar yang
dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi
pembakaran dalam ruang bakar Uap dari drum ketel mula – mula
dialirkan ke turbin tekanan tinggi dengan terlebih dahulu memalui
pemanas lanjut agar uapnya menjadi kering. Setelah keluar dari turbin
tekanan tinggi, uap dialirkan ke pemanas ulang untuk menerima energi
panas dari gas buang sehingga suhunya naik. Dari pemanas ulang, uap
dialirkan ke turbin tekanan menengah. Keluar dari turbin tekanan
menengah, uap langsung dialirkan ke turbin tekanan rendah. Dari turbin
tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan.
Kondensor memerlukan air pendingin untuk mengembunkan uap yang
keluar turbin tekanan rendah. Oleh karena itu, banyak PLTU dibangun
di pantai, karena dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin
kondensor dalam jumlah besar. [Djiteng Marsudi, 2005]
Hasil Penelitian - Setiap penurunan tekanan vakum kondensor rata – rata sebesar 1
mmHg berakibat turunnya efisiensi siklus sebesar 0,007%, turunnya
efisiensi pembangkit 0,042% akibat penurunan tekanan vakum
sebesar 6mmHg.
- Setiap penurunan tekanan vakum kondensor sebesar 1mmHg
berakibat hilangnya daya sebesar 103,02 kW pada low pressure
turbine dan penurunan tekanan vakum sebesar 6 mmHg terjadi
penurunan daya sebesar 618,12 kW.
- Penurunan tekanan vakum kondensor sebesar 6mmHg dari tekanan
vakum desain sebesar 696mmHg. Jika dikonversikan ke dalam
rupiah maka turunnya tekanan vakum tersebut dapat mengakibatkan
kerugian sebesar Rp 1.227.858.187 dalam setahun.