Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

METODOLOGI PENELITIAN & STATIK


Dosen : Djoko W. Karmiadji, Prof. Dr. MSME

Disusun Oleh :
Agus Salim
4316215002

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
Tugas 3 – Literatur Review
Topik PENGARUH PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR
TERHADAP EFISIENSI SIKLUS PLTU

Teori Pusat Llistrik Tenaga Uap ( PLTU ) umumnya memiliki pemanas ulang
dan pemanas awal serta mempunyai 3 turbin yaitu turbin tekanan tinggi,
turbin tekanan menengah dan turbin tekanan rendah. Air dipompakan ke
dalam drum dan selanjutnya mengalir ke pipa – pipa air yang merupakan
dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Bahan bakar yang
dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi
pembakaran dalam ruang bakar Uap dari drum ketel mula – mula
dialirkan ke turbin tekanan tinggi dengan terlebih dahulu memalui
pemanas lanjut agar uapnya menjadi kering. Setelah keluar dari turbin
tekanan tinggi, uap dialirkan ke pemanas ulang untuk menerima energi
panas dari gas buang sehingga suhunya naik. Dari pemanas ulang, uap
dialirkan ke turbin tekanan menengah. Keluar dari turbin tekanan
menengah, uap langsung dialirkan ke turbin tekanan rendah. Dari turbin
tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan.
Kondensor memerlukan air pendingin untuk mengembunkan uap yang
keluar turbin tekanan rendah. Oleh karena itu, banyak PLTU dibangun
di pantai, karena dapat menggunakan air laut sebagai air pendingin
kondensor dalam jumlah besar. [Djiteng Marsudi, 2005]

Kondensor yang digunakan pada PLTU Tambak Lorok unit 3


merupakan alat penukar kalor (heat exchanger) yang berfungsi
mengkondensasikan uap yang keluar dari ( low pressure ) LP Turbine
menjadi air dengan pendinginan menggunakan air laut atau mengubah
fase exhaust steam (uap mixture) yang berasal dari LP Turbine menjadi
fase cair. Agar proses PLTU lebih efisien, maka tekanan di kondenser
harus rendah (vacuum). Kevakuman pada kondenser didapatkan denga
cara menghisap ruang kondenser dengan Vacuum Pump, kemudian
membuang gas - gas yang tidak dapat terkondensasi sehingga
kevakuman kondensor dapat terjaga. Air hasil kondensasi disebut air
kondensat (condensate water). Selanjutnya air tersebut disirkulasikan
kembali ke boiler untuk diproses kembali menjadi uap. Uap mengalir di
luar pipa - pipa (shell side) sedangkan air sebagai air pendingin mengalir
di dalam pipa - pipa (tube side). Air pendingin diambil dari sumber yang
cukup besar persediannya, yaitu dari laut. [ Maulana Ibrahim, 2015]

Salah satu penggunaan prinsip heat exchanger yang digunakan pada


pembangkit listrik tenaga uap adalah kondensor. Dengan menggunakan
tipeshell and tube, kondenser pada PLTU berfungsi untuk
mengkondensasi uap air yang berasal dari turbin uap sehingga berubah
fase menjadi cair kembali. Kondensor menjadi salah satu komponen
yang paling penting pada water steam cycle karena pada alat ini terjadi
perpindahan panas (panas laten) yang masih terkandung di dalam uap
air menuju media pendingin seperti air laut atau air dari cooling tower.
Pada siklus rankine terjadi proses perpindahan panas pada 2 komponen,
yaitu boiler dan kondensor. Energi panas pada furnace ditransfer ke air
sehingga berubah fase menjadi uap. Pada proses tersebut ada satu fase
dimana tidak terjadi perubahan temperatur pada air, namun terjadi
perubahan fase dari cair menjadi gas, hal ini dinamakan panas laten.
Sedangkan pada kondenser juga mengalami hal yang serupa namun
berkebalikan, energi panas yang diserap oleh air sehingga ia berubah
fase menjadi uap air tadi sekarang diserap oleh media pendingin
sehingga uap air berubah fase kembali menjadi cair. Air inilah yang
nantinya akan dipompa kembali untuk mengalami siklus rankine yang
berulang. (Dimas ,2015)

Metode Penelitian ini menganalisis akibat penurunan tekanan vakum kondensor


terhadap kerja low pressure turbin, condensate pump dan efisiensi siklus
PLTU dengan menggunakan aplikasi cycle tempo release 5 untuk
mensimulasikan heat balance.

Hasil Penelitian - Setiap penurunan tekanan vakum kondensor rata – rata sebesar 1
mmHg berakibat turunnya efisiensi siklus sebesar 0,007%, turunnya
efisiensi pembangkit 0,042% akibat penurunan tekanan vakum
sebesar 6mmHg.
- Setiap penurunan tekanan vakum kondensor sebesar 1mmHg
berakibat hilangnya daya sebesar 103,02 kW pada low pressure
turbine dan penurunan tekanan vakum sebesar 6 mmHg terjadi
penurunan daya sebesar 618,12 kW.
- Penurunan tekanan vakum kondensor sebesar 6mmHg dari tekanan
vakum desain sebesar 696mmHg. Jika dikonversikan ke dalam
rupiah maka turunnya tekanan vakum tersebut dapat mengakibatkan
kerugian sebesar Rp 1.227.858.187 dalam setahun.

Anda mungkin juga menyukai