Anda di halaman 1dari 28

BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK I
Blok. Hematoimunologi

Nama :

NPM :

DITERBITKAN OLEH :
BAGIAN PATOLOGI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018

PRAKATA
DARI KEPALA BG/SMF PATOLOGI KLINIK
FK UNIVERSITAS LAMPUNG

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya Buku
Praktikum Patologi Klinik I ini yang merupakan buku tambahan yang sangat berharga bagi
pendidikan Ilmu Patologi Klinik khususnya, serta Ilmu Kedokteran pada umumnya.
Dalam rangka melengkapi kegiatan praktikum Patologi Klinik I, buku ini sangat
berguna, karena banyak mengurangi kegiatan tulis menulis selama praktikum, sehingga
mahasiswa mempunyai lebih banyak waktu untuk melakukan percobaan maupun
pengamatan.
Akhirnya, saya sampaikan penghargaan dan selamat kepada Tim Penyusun buku ini,
dan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penerbitan buku ini.

Bandar Lampung, November 2018


Kepala Bag. Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung

dr. Agustyas Tjiptaningrum, Sp.PK


NIP. 19720829 200212 2 001
KATA PENGANTAR

Kita sama-sama menyadari, bahwa untuk melaksanakan kegiatan praktikum


diperlukan buku panduan, yang sifatnya praktis dan selalu mengikuti perkembangan ilmu
yang bersangkutan.
Buku Praktikum Patologi Klinik I ini dibuat melalui perbaikan-perbaikan dan
perubahan dari diktat Penuntun Praktikum Patologi Klinik yang terdahulu. Kalau pada diktat
terdahulu masih banyak muatan-muatan teoritisnya, maka pada buku Praktikum patologi
Klinik I ini, isi lebih ditekankan pada pelaksanaan praktis dari praktikum tersebut. Selain itu,
mahasiswa tidak lagi memerlukan Buku Laporan Praktikum tersendiri, karena laporan
praktikum langsung dikerjakan pada buku ini.
Buku Praktikum Patologi Klinik I ini memuat tentang pemeriksaan laboratorium
sederhana, meliputi pemeriksaan urine, hematologi, dan cairan tubuh lainnya.
Kami sadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan buku ini di kemudian hari.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih pada berbagai pihak yang telah
membantu penerbitan buku ini.

Bandar lampung, November 2018

Tim Penyusun
TIM PENYUSUN

dr. Agustyas Tjiptaningrum, Sp.PK.


dr. Putu Ristyaning Ayu. S, M.Kes, Sp.PK
dr. Intanri Kurniati, Sp.PK
dr. Risti Graharti, S.ked

Asisten dosen :
ABDUL AZIS
AGUNG IKHSSANI
AHMAD RIZKI DWI P
ASYRAF VIVALDI W
CAHAYA CARLA B
DEA SELVIA
DIAN OCTAVIANA A
DIWANTI AULIA H
EFRANS CAESAR
FUKRAPTI
M. ABI NUBLI
R.M REZA IMADUDDIN A
REGINA PINGKAN
REZITA RAHMA R
SHARLENE SABRINA A
YOSI AJENG S
Praktikum ke :
Pokok bahasan :1. Pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb)
2. Pemeriksaan Hematokrit (Ht)
3. Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
4. Penentuan nilai-nilai absolut eritrosit

1. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu :


1. Metoda Kolorimetri:
 Metoda Tallqvist
 Metoda Sahli
2. Metoda Fotometris (Sianmethemoglobin).

Pemeriksaan hemoglobin metoda Tallqvist

Prinsip :
Membandingkan warna darah dengan warna standar pada buku skala.

Bahan pemeriksaan :
Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA

Alat-alat:
1. Buku skala Tallqvist
2. Blood lancet*
3. Kapas alkohol*
* : Bila bahan pemeriksaannya darah kapiler.
Cara kerja :
1. Teteskan darah pada kertas saring.
2. Bandingkan segera warna pada kertas dengan warna yang terdapat pada buku skala
Tallqvist.
3. Pembacaan pada skala yang sesuai menunjukkan persentase kadar hemoglobin.
4. Kadar 100% pada skala Tallqvist sesuai dengan 15.8 g Oksihemoglobin dalam 100 ml
darah.
Keterangan:
1. Pemeriksaan hemoglobin dengan metoda Tallqvist ini hasilnya sangat kasar.
2. Keuntungannya:
 mudah dilakukan, sehingga memungkinkan pemeriksaan Hb rutin di praktek sehari-
hari.
3. Kerugiannya :
 warna-warna pada buku skala tidak tahan lama (tidak stabil).

Pemeriksaan hemoglobin metoda Sahli


Prinsip :
Darah tambah asam (HCI 0,1 N) akan membentuk asam hematin yang berwarna coklat.
Warna coklat yang terbentuk dibandingkan dengan warna standar.

Bahan pemeriksaan :
Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA

Alat & reagens :


1. Hemoalobinometer Sahli.
2. HCI 0,1 N
3. Aqua dest.

Cara kerja:
1. Masukkan 5 tetes HCI 0.1 N ke dalam Tabung Sahli.
2. Isap 20 ul darah dengan Pipet Sahli, bersihkan darah yang menempel pada bagian luar
pipet.
3. Masukkan darah tsb. dengan hati-hati ke dalam tabung Sahli yang sudah berisi HCI 0.1
N.
4. Bilas darah dalam pipet dengan menghisap dan mengeluarkan HCL 0,1 N beberapa kali.
5. Biarkan 4 menit agar hemoglobin berubah menjadi asam hematin.
6. Encerkan larutan dengan aqua dest tetes demi tetes, sambil dikocok tiap kali
menambahkan aquadest, sampai warna larutan sama dengan warna standar
(pembanding).
7. Hasil harus dibaca dalam waktu 5 menit.
8. Tinggi bagian bawah meniskus menunjukkan kadar hemoglobin (g/dl).
Kerugian metoda ini :
1. Kurang teliti, kesalahannya basar.
2. Warna asam hematin yang terbentuk tidak stabil
3. Warna standar dapat berubah dalam beberapa bulan.
4. Tabung yang dipakai tidak selalu sama isinya.
5. Kalibrasi pada tabung sangat rapat.
6. Jumlah darah yang dipakai sedikit sekali, sehingga kelebihan/kekurangan sedikit saja,
sudah menyebabkan kesalahan besar.

Syarat-syarat
1. Pada waktu menghisap darah dengan pipet Sahli. kolom darah tidak boleh berisi
gelembung-gelembung udara.
2. Pemeriksaan dilakukan dalam kamar yang terang/cahaya siang hari.

Pemeriksaan hemoglobin metoda Sianmethemoglobin

Prinsip :
1. Hemoglobin (Fe ++) Akan dioksidasi oleh Kalium feri Sianida (Kalium Heksa Sianoferat)
menjadi methemoglobin (hemoglobin/Fe+++).
2. Hemiglobin dengan Kalium Sianida akan membentuk pigmen warna yang
stabil (Hemiglobin sianida), yang memberikan absorbansi maksimum pada panjang
gelombang 540 nm. Absorbansi ini sebanding dengan kadar hemoglobin yang diperiksa
(bahan pemeriksaan).
Bahan pemeriksaan :
Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA, Oksalat atau Sitrat.
Alat-alat :
1. Tabung Sahli berukuran 13 X 100 mm
2. Pipet Sahli/Pipet otomatis berukuran 20 ul.
3. Fotometer dengan absorbansi maksimal 540 nm. filter Hg 546 nm.
Reagensia :
Reagens Drabkins yang terdiri dari:
1. Kalium Sianida 0.1 mMol/I
2. Kalium Feri Sianida 0.6 mMol/I
3. Buffer fosfat (pH 7.2) 0.5 mMol/I
4. Natrium Chlorida 1.5 mMol/l
5. Detergent 0,05%
Semua bahan ini sudah dicampur dengan aquadest.
Reagens Drabkin stabil selama 4 bulan bila disimpan dalam botol coklat pada suhu kamar.
Reagens harus dibuang bila menjadi tidak Berwarna atau keruh.

Cara kerja :
1. Masukkan 5 ml larutan Drabkin ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 20 ul darah, bilas pipet beberapa kali dengan larutan Drabkin sampai bersih,
kocok sampai kedua bahan tercampur homogen (bisa juga dengan menggunakan vortex
mixer).
3. Biarkan pada suhu kamar selama 3 menit.
4. Baca absorbansinya pada fotometer dengan panjang gelombang 540 nm, bandingkan
terhadap blanko reagens (reagens Drabkin 5 ml).
Perhitungan:

Kadar Hb (g/dl) = x 35,8

Metoda Kadar Hb (g/dl)


1. Tallqvist

Hb=.......g/dl

2. Sahli

Hb=.......g/dl
3. Sianmethemoglobin

Hb=.......g/dl

2A. Pemeriksaan hematokrit (Metoda Mikro)

Penetapan hematokrit (Packed Cell Volume = PCV) merupakan salah satu pemeriksaan
hematologi untuk mengetahui volume eritrosit dalam 100 ml darah, yang dinyatakan dalam
%.
Nilai hematokrit ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya anemia, dan digunakan juga
untuk menghitung nilai eritrosit rata-rata. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan
cara makro atau cara mikro.
Pada cara makro, digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5-3 mm,
panjang 110 mm, dengan Skala interyal I mm sepanjang 100 mm. Volume tabung ini adalah 1
ml.
Pada cara mikro digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1
mm. Kapiler ini ada 2 jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA- atau heparin di bagian
dalamnya dan ada yang tanpa antikoagulan. Tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai
apabila menggunakan darah tanpa antikogulan, misalnya darah kapiler, sedangkan tabung
tanpa antikoagulan digunakan bila darahnya sudah diberi antikoagulan.

Bahan pemeriksaan:
Darah vena dengan antikoagulan EDTA atau heparin.

Cara mikro :
1. Isilah tabung kapiler dengan darah yang langsung mengalir, sampai kira-kira dua pertiga
tabung.
2. Salah satu ujung kapiler disumbat dengan creatoseal.
3. Letakkan tabung dalam lekukan radier sentrifus mikrohematokrit, dengan ujung yang
tertutup creatoseal jauh dari pusat sentrifus.
4. Sentrifus dengan kecepatan antara 11.000-15.000 rpm selama 5 menit.
5. Keluarkan tabung, kemudian baca dengan reading device.
6. Bila nilai hematokrit melebihi 50%, pemusingan ditambah 5 menit lagi.

Kesalahan yang mungkin terjadi :


1. Bila memakai darah kapiler, maka tetesan pertama harus dibuang, karena mengandung
cairan jaringan.
2. Penggunaan antikoagulan Na2EDTA > 1,5 mg/ml darah akan menyebabkan eritrosit
mengkerut, sehingga nilai hematokrit akan rendah.
3. Pemeriksaan ditunda lebih dari 6 jam, akan meningkatkan nilai hematokrit.
4. Bahan pemeriksaan tidak tercampur homogen, atau mengandung bekuan.
5. Tabung kapiler rusak karena suhu panas (tabung ini harus disimpan di lemari es).
6. Kecepatan dan lama pemusingan tidak sesuai.
7. Alat mikrosentrifus yang panas, karena terlalu lama dipakai, sehingga darah hemolisis.
8. Lapisan buffy coat turut terbaca, atau paralaks.
9. Bila tabung kapiler yang sudah diisi tidak segera diperiksa, terjadi penguapan plasma.
10. Salah baca.

Hasil Praktikum :
Nilai Hermatokrit =………………………%
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………

2B. Pemeriksaan hematokrit (Metoda Makro)

Bahan pemeriksaan : 2 ml darah vena dengan antikoagulan EDTA.


Alat-alat :
1. Tabung Wintrobe
2. Pipet Pasteur
3. Sentrifus

Cara kerja :
1. Darah dicampur dengan antikoagulan sampai homogen.
2. Dengan menggunakan Pipet Pasteur darah dimasukkan ke dalam Tabung Wintrobe,
hingga mencapai garis, tanda 100, dimulai dari dasar tabung, dan hindari terjadinya
gelembung udara di dalam tabung.
3. Tabung yang telah berisi darah diputar selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
4. Nilai hematokrit adalah tinggi kolom eritrosit yang dinyatakan dalam %

Hasil praktikum :
Nilai hematokrit =……………%
Kesimpulan
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….

3. Pemeriksaan Laju Endapan Darah

Laju Endap Darah mengukur kecepatan pengendapan sel darah merah di dalam plasma.
Satuannya adalah mm/Jam. Cara pemeriksaan yang dianjurkan oleh International Committee
for Standardization in Hematology (ICSH) adalah Cara Westergren.

Bahan pemeriksaan :
Darah vena
Alat :
1. Pipet Westergren
2. Rak untuk pipet Westergren
Reagens : Natrium Sitrat 1,109 M (antikoagulan)

Cara kerja :
1) Campur 1,6 ml darah vena dengan 0,4 ml Natrium sitrat 1,109 M (darah: antikoagulan =
4:1).
2) Isi pipet Westergren dengan campuran darah-antikoagulan, sampai tanda 0. Pipet harus
bersih dan kering.
3) Letakkan pipet pada rak. Perhatikan supaya posisinya betul-betul tegak lurus. Jauhkan dari
getaran dan cahaya matahari langsung. Diamkan pada suhu kamar selama 1 jam.
4) Setelah tepat 1 jam, baca hasilnya (batas plasma dan sel darah merah).

Hasil praktikum :
- LED darah demonstrasi =………………………..mm/jam
- LED percobaan =…………………………..mm/jam
Kesimpulan :
- LED darah demonstrasi : normal/meningkat.
- LED darah percobaan : normal/meningkat.
4. Penentuan nilai-nilai absolut eritrosit.

Nilai-nilai Absolut Eritrosit atau Indeks Eritrosit Rata-rata adalah nilai-nilai yang
menggambarkan keadaan eritrosit, yaitu perhitungan yang menyatakan besarnya volume
eritrosit dan kadar hemoglobin dalam setiap sel. Indeks ini meliputi:
 Volume Eritrosit Rata-rata (VER = Mean Corpuscular Volume= MCV), yang
diperoleh dengan membagi nilai hematokrit dengan jumlah eritrosit dikali 100, dan
dinyatakan dalam mikrokubik atau femtoliter (fl).

VER x 100 u3 (fl)


Nilai normal VER : 76-96 fl

 Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (HER = Mean Corpuscular Hemoglobin- MCH) :


yang dihitung dengan membagi kadar hemoglobin (g/dl) dengan jumlah eritrosit (juta/ul)
dikalikan 100, dan dinyatakan dalam mikro mikro gram (uug) atau pikogram (pg).
HER x 100 uug (pg)
Nilai normal HER : 27-32 pg

 Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER = Mean Corpuscular


Hemoglobin Concentration = MCHC) : yang dihitung dengan membagi kadar
hemoglobin dengan nilai hematokrit, kemudian dikalikan 100 dan dinyatakan dalam g/dl
atau g/L

KHER x 100 g/dl (g/L)


Nilai Normal KHER : 32-36

Dengan mengetahui nilai-nilai absolut eritrosit, bebeapa informasi mengenai eritrosit (sifat-
sifat eritrosit) dapat kita ketahui, dan hal ini sangat membantu dalam mendiagnosa anemia.
MCV = volume rata-rata dari eritrosit.
MCH = jumlah Hb per eritrosit rata-rata.
MCHC = konsentrasi Hb per eritrosit rata-rata

Dari ketiga nilai ini, MCHC yang paling menguntungkan, sebab untuk MCHC dibutuhkan
hanya pemeriksaan Hb dan PCV, pemeriksaan yang mudah dilaksanakan, serta kesalahannya
amat sedikit, sehingga nilai MCHC dapat diperoleh dengan cara mudah dan ketelitiannya
cukup.
Sebaliknya ketelitian MCV tergantung dari ketelitian penghitungan jumlah eritrosit, yang
menggunakan waktu lama serta kesalahannya relatif besar.

Hasil praktikum :
Parameter pendukung Nilai absolut eritrosit
Hb =………………….g//dl MCV =…………………………
Hematokrit =……………% MCH =…………………………
Jumlah Eritrosit =………….juta/ml MCHC =………………………..

Komentar :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

Praktikum ke :
Pokok bahasan : hitung sel-sel darah :
1. Hitung jumlah leukosit
2. Hitung jumlah eritrosit
3. Hitung jumlah trombosit
Tugas :
Tugas ini harus dikerjakan di selembar kertas folio bergaris, dengan tulisan tangan, dan
diserahkan sebelum praktikum. Bagi mahasiswa yang tidak menyerahkan tugasnya, tidak
diizinkan mengikuti praktikum.
1. Larutan pengencer apa yang dipakai untuk menghitung jumlah
 leukosit ?
 eritrosit ?
 trombosit ?
2. Pipet apa yang dipakai untuk menghitung jumlah :
 leukosit ?
 eritrosit ?
3. Apa yang terjadi bila pada saat menghisap darah terdapat gelembung
udara ?
Pemeriksaan hitung sel darah, terutama leukosit dan trombosit banyak diminta di klinik. Hal
ini disebabkan oleh makin meningkatnya kebutuhan akan data tersebut dalam upaya
membantu membuat diagnosa.
Dengan meningkatnya permintaan pemeriksaan hitung sel darah, maka pemeriksaan hitung
sel cara manual tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan tersebut.Oleh karena itu dibuatlah alat
hitung sel otomatis. Dengan alat hitung sel otomatis, maka penghitungan sel menjadi lebih
mudah, cepat dan teliti, dibandingkan dengan cara, manual. Walaupun demikian, hitung sel
cara manual masih dipertahankan. Hal ini disebabkan hitung sel darah cara manual masih
merupakan metoda rujukan. Keuntungan lain ialah hitung sel cara manual dapat dilakukan di
laboratorium-laboratorium yang tidak ada aliran listrik. Disamping itu harga sebuah alat
hitung sel otomatis cukup mahal.
Pada tahun 1980 WHO menganjurkan hitung sel darah cara manual untuk hitung leukosit dan
trombosit saja, tidak dianjurkan lagi untuk hitung eritrosit. Pemeriksaan hitung sel darah yang
akan dilakukan pada praktikum kali ini adalah pemeriksaan dengan metoda manual.

Prinsip :
Darah diencerkan dengan suatu larutan tertentu. Jumlah sel darah dalam volume pengenceran
tersebut dihitung dengan menggunakan kamar hitung.

Peralatan :
1. Satu set Hemositometer , yang terdiri dari
 Pipet Thoma leukosit : untuk hitung leukosit
 Pipet Thoma eritrosit : untuk hitung eritrosit dan trombosit
 Bilik Hitung Improved Neubauer.
2. Mikroskop cahaya

Reagens :
1. Untuk hitung leukosit :sebagai larutan pengencer adalah Larutan Turk (encer), yaitu
larutan asam asetat 2% ditambah gentian violet 1% sebanyak 1 ml, sehingga warnanya
ungu muda. Penambahan gentian violet bertujuan memberi warna pada inti dan granula
leukosit. Larutan ini memecah eritrosit dan trombosit, tetapi tidak memecah leukosit dan
eritrosit muda (berinti).
2. Untuk hitung eritrosit : sebagai larutan pengencer digunakan Larutan Hayem (Natrium
Sulfat 2,05 gram + Natrium Chlorida 0,50 gram + Mercuri Chlorida 0,25 gram + akuades
100 ml). Larutan ini bersifat isotonik terhadap eritrosit.
3. Untuk hitung trombosit : larutan pengencer yang dipakai adalah Larutan Ammonium
Oksalat 1%. Larutan ini bersifat melisiskan eritrosit.

Bahan pemeriksaan:
- darah kapiler, atau
- darah vena dengan antikogulan EDTA.

Cara kerja :
A. Membuat pengenceran
Untuk hitung leukosit :
 Dengan mempergunakan Pipet Thoma Leukosit, isap darah sampai tanda 0,5, bersihkan
sisa darah pada bagian pinggir pipet dengan kertas tissue.
 Kemudian isap larutan Turk secara perlahan-lahan sampai tanda 11.
 Lepaskan karet penghisap, dan pegang pipet dengan jari telunjuk dan ibu jari (lihat
gambar).
 Kocok campuran darah-larutan Turk dalam pipet tersebut perlahan-lahan, dengan gerakan
membuat angka delapan, sebanyak 3 kali.
 Pengenceran : jumlah seluruh cairan yang turut mengencerkan darah dibagi jumlah darah
yang dihisap, yaitu : 10: 0,5 = 20 kali

Untuk hitung eritrosit :


 Dengan mempergunakan Pipet Thoma Eritrosit, isap darah sampai tanda 0,5, bersihkan
sisa darah pada bagian pinggir pipet dengan kertas tissue.
 Kemudian isap larutan Hayem secara perlahan-lahan sampai tanda 101.
 Lepaskan karet penghisap, dan pegang pipet dengan jari telunjuk dan ibu jari (Iihat
gambar).
 Kocok campuran darah-larutan Hayem dalam pipet tersebut perlahan-lahan, dengan
gerakan membuat angka delapan, sebanyak 3 kali.
 Pengenceran : jumlah seluruh cairan yang turut mengencerkan darah dibagi jumlah darah
yang dihisap, yaitu : 100 : 0,5 = 200 kali
Untuk hitung trombosit
 Dengan mempergunakan Pipet Thoma Eritrosit, isap darah sampai tanda 1,0, bersihkan
sisa darah pada bagian pinggir pipet dengan kertas tissue.
 Kemudian isap larutan Ammonium Oksalat 1% secara perlahan-lahan sampai tanda 101.
 Lepaskan karet penghisap, dan pegang pipet dengan jari tengah dan ibu jari (lihat gambar).
 Kocok campuran darah-larutan Ammonium Oksalat dalam pipet tersebut perlahan-lahan,
dengan gerakan membuat angka delapan, sebanyak 3 menit
 Pengenceran : jumlah seluruh cairan yang turut mengencerkan darah dibagi jumlah darah
yang dihisap, yaitu : 100 : 1 = 100 kali

B. Mengisi kamar hitung


1. Kamar hitung harus benar-benar dalam keadaan bersih dan kering.
2. Letakkan kaca penutup kamar hitung pada tempatnya (lihat gambar).
3. Buang 4 tetes pertama.
4. Isi kamar hitung, dengan menyentuhkan ujung pipet ke pinggir kaca penutup, sampai
terlihat cairan menutup seluruh sisi sebelah dalam bilik hitung. Pengisian kamar hitung
harus diulang bila terdapat hal-hal berikut
 terlalu banyak cairan yang masuk, sehingga mengisi parit kamar hitung.
 kamar hitung tidak sepenuhnya terisi
 terdapat gelembung udara di dalam kamar hitung.
5. Untuk hitung leukosit, kamar hitung setelah diisi dibiarkan selama 3 menit, sedangkan
untuk hitung eritrosit kamar hitung dibiarkan selama 2 menit agar eritrosit mengendap,
tetapi tidak lebih lama dari 2 menit, sebab mengeringnya larutan pada tepi kamar hitung
akan menimbulkan arus yang dapat menyebabkan pergerakan eritrosit yang telah
mengendap. Bila penghitungan jumlah sel di dalam kamar hitung ditunda, sebaiknya
kamar hitung dimasukkan ke dalam cawan Petri yang berisi kapas atau kertas saring
basah. Untuk hitung trombosit, kamar hitung yang telah diisi, dimasukkan ke dalam
cawan Petri tertutup yang telah berisi kapas atau kertas saring basah dan dibiarkan selama
20 menit agar trombosit dalam kamar hitung mengendap.

C. Menghitung jumlah sel


Kamar hitung Improved Neubauer :
Bidang hitungnya berukuran 3 mm X 3 mm, yang terbagi atas 9 Bidang Besar yang masing-
masing berukuran 1 mm X 1 mm.
4 Bidang besar yang berada di sudut-sudut (Bidang 1, 2, 3, 4) masing-masing terbagi lagi atas
16 Bidang Sedang dengan ukuran masing-masing adalah 0,25 mm X 0,25 mm.
Bidang besar yang berada di tengah terbagi atas 25 bidang dengan ukuran masing-masing 0,2
mm X 0,2 mm (Bidang A, B, C, D dan E), dan bidang ini masing-masing terbagi lagi atas 16
Bidang kecil, yang masing-masing berukuran 0,05 mm X 0,05 mm.

Kamar hitung improved Neubaur

1. Letakkan kamar hitung dengan hati-hati di bawah mikroskop dalam keadaan rata air.
Turunkan kondensor atau kecilkan diafragma. Gunakanlah pembesaran kecil untuk
mencari daerah yang akan dihitung. Setelah itu penghitungan sel dilakukan dengan
menggunakan sel dilakukan dengan menggunakan lensa objektif 10 X dan lensa okuler
10 X untuk hitung leukosit. Untuk hitung eritrosit dan trombosit digunakan pembesaran
10 X 40.
2. Untuk hitung leukosit : hitung semua leukosit yang ada pada ke 4 Bidang Besar , yang
masing-masing luasnya 1 mm2, yaitu bidang 1, bidang 2, bidang 3 dan bidang 4 (lihat
gambar), atau 4 X 16 = 64 Bidang sedang. Sehingga volume yang dihitung adalah luas
bilik yang dihitung X tinggi kamar hitung = 4 X 1 mm2 X 0,1 mm = 0,4 mm3 = 0,4 ul.
Untuk hitung eritrosit : hitung semua eritrosit yang ada pada bidang A, B, C, D dan E
(sama dengan 80 bidang kecil). Sehingga volume yang dihitung adalah luas bilik yang
dihitung X tinggi kamar hitung = 5 X 0,2 mm X 0,2 mm X 0,1 mm 0,02 mm3 = 0,02 ul.
3. Untuk hitung trombosit hitung semua trombosit yang ada pada bidang Besar yang di
tengah (sama dengan 25 bidang ukuran 0,2 mm X 0,2 mm. Sehingga volume yang
dihitung adalah luas bilik yang dihitung X tinggi kamar hitung = 1 mm2 X 0,1 mm =
0,01 mm3 = 0,01 ul.

Cara menghitung sel di dalam kamar hitung dapat dilihat pada gambar berikut.
Arah gerakan menghitung harus tetap, misalnya dimulai dari kotak kiri paling atas, kemudian
ke bawah, setelah paling bawah pindah ke sebelah kanan, terus ke atas, sampai kotak teratas
pindah ke kiri. Demikian seterusnya sampai seluruh kotak yang harus dihitung selesai
dihitung.
Demikian juga dengan letak sel dalam kotak yang menyinggung garis. Sel yang
menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas, harus dihitung, sedangkan sel yang
menyinggung garis batas sebelah bawah dan kanan tidak turut dihitung.

Cara menghitung sel di dalam bilik hitung


D. Penghitungan
 Untuk leukosit

Jumlah leukosit yang dihitung x faktor pengenceran

Jumlah leukosit yang dihitung misalkan =N


Volume yang dihitung = 0,4 ul
Faktor pengenceran = perbandingan jumlah seluruh cairan dalam pipet Thoma
leukosit yang mengencerkan darah, dengan jumlah darah yang dihisap, yaitu 10:0,5=20.

Sehingga jumlah leukosit / ul = x20


Jumlah leukosit/ul = 50 N

 Untuk eritrosit

Jumlah eritrosit yang dihitung = x faktor pengenceran

Jumlah eritrosit yang dihitung misalkan =N


Volume yang dihitung = 0,02 ul
Faktor pengenceran = perbandingan jumlah seluruh cairan dalam pipet Thoma
eritrosit yang mengencerkan darah, dengan jumlah darah yang dihisap, yaitu
100:0,5=200.

Sehingga jumlah eritrosit / ul = x200

Jumlah eritrosit/ul = 10.000 N

 Untuk trombosit

Jumlah trombosit yang dihitung = x faktor pengenceran

Jumlah trombosit yang dihitung misalkan =N


Volume yang dihitung = 0,01 ul
Faktor pengenceran = perbandingan jumlah seluruh cairan dalam pipet Thoma
trombosit yang mengencerkan darah, dengan jumlah darah yang dihisap, yaitu
100:1=100.

Sehingga jumlah trombosit / ul = x100

Jumlah trombosit/ul = 1000 N

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Koreksi terhadap eritrosit berinti : bila di dalam sediaan hapus darah tepi terdapat
eritrosit berinti (normoblast) yang melebihi 10 dalam 100 leukosit, maka harus dilakukan
koreksi terhadap hitung leukosit. Hal ini disebabkan eritrosit berinti tidak hancur oleh
larutan Turk dan akan ikut terhitung sebagai leukosit.

Contoh : bila dalam sediaan hapus darah tepi terdapat 25 normoblast/100 leukosit, dan jumlah
leukosit 12.500/ul, maka :

jumlah leukosit yang sebenarnya adalah : x 12.500 = 10.000/ul

2. Faktor pengenceran : bila jumlah sel sangat banyak, maka faktor pengenceran
ditingkatkan, sedang bila jumlah sel sangat sedikit, faktor pengenceran dikurangi.

Sumber kesalahan :
1. Alat : kesalahan pada alat yang digunakan dapat berasal dari :
 volume yang tidak tepat karena pipet tidak dikaliberasi.
 penggunaan kamar hitung yang kotor, basah dan tidak menggunakan kaca penutup
khusus.
2. Teknik : kesalahan teknik dapat berasal dari
 Volume darah tidak tepat. Hal ini dapat disebabkan karena tidak menghapus kelebihan
darah yang ada di luar pipet atau sebagian darah ikut terhisap waktu menghapus
kelebihan darah di luar pipet, mungkin disebabkan karena tidak membilas bagian
dalam pipet.
 Tidak terjadi pencampuran yang homogen waktu darah diencerkan dengan larutan
pengencer.
 Mengisi kamar hitung secara tidak benar
3. Kesalahan inherent : disebabkan jumlah sel yang dihitung di dalam kamar hitung terlalu
sedikit. Sebaiknya jumlah sel yang dihitung minimal 100 untuk hitung leukosit dan 200
untuk hitung eritrosit.

Hasil praktikum
Hitung leukosit :
N=N-1 + N-2 + N-3 + N-4 + N-5
=.......+.......+........+........+......
Jumlah eritrosit/ul = 10.000 N
=...............
Kesimpulan :
......................................................................................................................................................
...................................................................................................

Hitung trombosit
Jumlah trombosit/ul = 1.000 N
= ............
Kesimpulan :
......................................................................................................................................................
...................................................................................................

Komentar terhadap praktikum ini :


......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
...........................

Praktikum ke :
Pokok bahasan : Pemeriksaan hitung jenis leukosit

Pemeriksaan hitung jenis leukosit


Hitung jenis leukosit ialah menentukan distribusi / persentase leukosit berdasarkan jenisnya.
Bila jumlah leukosit normal dan tidak dijumpai kelainan hematologis baik secara klinis
maupun laboratoris, seringkali hitung jenis ini diabaikan. Namun pada keadaan tertentu
seperti : keganasan, inflamasi dan kelainan imunologik, hitung jenis leukosit sering
menunjukkan perubahan walaupun jumlah leukosit masih normal.

Cara melakukan hitung jenis leukosit, ada 2 cara, yaitu :


1. Dengan menggunakan sediaan hapus darah tepi yang sudah diwarnai
pembacaannya dengan 2 cara juga, yaitu :
 Dengan blood cell sheet (yang akan dilakukan pada praktikum ini )
 Dengan blood cell counter
2. Secara otomatis.
Hitung jenis leukosit dengan blood cell sheet :
Peralatan : 1. Mikroskop (lensa okuler 10X, lensa objektif 10X, 40X dan
100X)
2. Blood cell sheet (lembar hitung jenis)
Bahan pemeriksaan :
Sediaan hapus darah tepi yang sudah diwarnai.

Cara kerja:
1. Periksa sediaan hapus darah tepi di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10 X. Cari
bagian dimana eritrosit tersebar berdampingan, biasanya terdapat pada bagian yang tipis
di ujung sediaan. Mulailah dari sebelah atas (tepi) sediaan, dengan arah gerakan sesuai
arah panah pada gambar 3.
2. Ganti lensa objektif 10 X dengan yang 100 X (pergunakan minyak imersi).
3. Catat setiap leukosit yang dilihat dengan memberi tanda garis ( I ) dalam kolom yang
sesuai. 1 leukosit diberi 1 tanda garis (1), 2 leukosit diberi 2 tanda garis (II), 3 leukosit
diberi 3 tanda garis (III) dan seterusnya. Misalnya dalam 1 lapangan pandang ditemukan
1 monosit, 2 limfosit dan 4 segmen, maka pada kolom :
 Monosit ditulis I
 Limfosit ditulis II
 Segmen ditulis III

4. Bila jumlah sel yang dihitung telah mencepai 10 buah, maka sel ke 11 dicatat dalam
kolom berikutnya. Demikian seterusnya sampai kita menghitung 100 leukosit.
Gambar 3. Arah gerakan dalam melakukan hitung jenis leukosit

Catatan :
1. Makin banyak leukosit yang dihitung, makin kecil kesalahan hitung jenis yang terjadi.
Biasanya penghitungan dilakukan atas 100 leukosit. Tetapi pada keadaan leukositosis,
harus lebih banyak leukosit yang dihitung. Sebagai patokan tabel berikut ini :
JUMLAH LEUKOSIT YANG DIHITUNG
JUMLAH LEUKOSIT/mm3
PADA HITUNG JENIS
10.000 - 20.000 200 sel
> 20.000 - 50.000 300 sel
> 50.000 400 sel

2. Entrosit berinti (normoblast) tidak ikut dihitung dalam hitung jenis leukosit. Tetapi
dilaporkan jumlahnya dalam 100 leukosit yang dihitung. Misalnya ditemukan 2
normoblast dalam 100 leukosit, dilaporkan : Normoblast = 2%

Contoh hasil hitung jenis leukosit.


10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jml
Basofil - - - - - - - - - - 1
Eosinofil - - - - - - - - - - 1
Netr.batang - - - - - - - - - - 2
Netr.segmen - - - - - - - - - - 58
Monosit - - - - - - - - - - 5
Limfosit - - - - - - - - - - 33
TOTAL - - - - - - - - - - 100
Normoblast - - - - - - - - - - -

Nilai normal jumlah dan hitung jenis leukosit.


ORANG DEWASA ANAK-ANAK BAYI
Jml.leuko/mm3 4.000 - 9.000 8.000-12.000 9.000-15.000
% absotut % absolut % absolut
Basofil 0-1 -90 0-1 -120 0-2 -300
Eosinofil 2-4 80-360 1-5 80-600 1-7 90-1050
Netr.batang 3-5 120-450 0-10 -1200 0-10 -1500
Netr.segmen 50-70 2000-6300 25-65 2000-7800 25-65 2250-9 750
Monosit 2-6 80-540 1-6 80-720 7-20 630-3000
Limfosit 25-40 1000-3600 25-60 2000-6000 20-70 1800-10500

Hasil praktikum :
Gambar jenis-jenis leukosit normal dalam darah tepi.

NAMA SEL KARAKTERISTIK SEL


BENTUK DIAMETER (U) SITOPLASMA INTI GAMBAR

Basofil

Eosinofil

Netrofil
batang

Netrofil
segmen

Limfosit
kecil

Limfosit
besar

monosit

Hasil pemeriksaan hitung jenis (I)

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 JML
Basofil
Eosinofil
Netr.batang
Net.segmen
Limfosit
Monosit
TOTAL
Normoblast 100

Kesimpulan :
......................................................................................................................................................
..................................................................................................................

Nilai tes =
Nilai tugas =

Bandar Lampung, November 2018


Tanda tangan & nama jelas
Asisten yang bertugas

(………………………)

Anda mungkin juga menyukai