Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 3 Tahun 2013)

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Berbantuan


Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Biologi
Ditinjau dari Motivasi Belajar
San. S1, Ristiati. Putu2, Manik. W 3
1,2,3
Program Studi Pendidikan Sains, Program Pasca Sarjana
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.

Email: {selvianus.san, puturistiati, manikwidiyanti}@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kontekstual


berbantuan tutor sebaya terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari motivasi belajar para siswa
kelas X. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Katholik Santu Klaus Werang, Flores Barat, NTT
pada siswa kelas X semester II tahun pelajaran 2012/2013. Sampel dalam penelitian ini dipilih
dengan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu
(quasi) dengan pola pretest-posttest control group design. Data hasil belajar siswa
dikumpulkan dengan menggunakan tes hasil belajar biologi dan data motivasi belajar
dikumpulkan dengan menggunakan tes motivasi belajar. Data yang diperoleh diolah dengan
menggunakan Analisis Varians Dua Jalur. Hasil penelitian menunjukkan, (1) secara
keseluruhan hasil belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual
berbantuan tutor sebaya lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran
langsung, (2) ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil
belajar biologi, (3) hasil belajar biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual
berbantuan tutor sebaya yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik daripada siswa yang
mengikuti model pembelajaran langsung yang memiliki motivasi belajar tinggi, (4) hasil belajar
biologi siswa yang mengikuti model pembelajaran kontekstual berbantuan tutor yang memiliki
motivasi belajar rendah lebih baik daripada siswa yang mengikuti model pembelajaran
langsung yang memiliki motivasi belajar rendah

Kata-kata kunci: Pembelajaran Kontekstual, Tutor Sebaya, Motivasi Belajar, dan Hasil
Belajar Biologi.

Abstract

The aimed of this study was to investigate the effect of the contextual method of peer
tutoring type toward biology achievement viewed from learning motivation. This study was
conducted at tenth grade students of St. Klaus catholic senior high school Werang, West
Flores of the odd semester in the academic year 2012/2013. In determining the samples,
simple random sampling technique was used by the researcher, then research design was
used by the research was pretest-posttest control group design. The data were collected
through multiple choice test and biology learning motivation questionnaire. The data were
analyzed by two-way ANOVA. The result indicates that (1) there was significant difference of
the mean score between students who were taught by using contextual method of peer
tutoring type was higher than the mean score of the students who were taught by using direct
teaching; (2) there was significant interactional effect between teaching methods applied and
students’ biology learning motivation toward their achievement; (3) there was significant
difference between the students who had high biology learning motivation taught by using
contextual method of peer tutoring type and the students who had high bology learning
motivation taught by using direct teaching; and (4) there was significant difference between
the students who had low biology learning motivation taught by using contextual method of
peer tutoring type and the students who had low bology learning motivation taught by using
direct teaching.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Key words: contextual method, peer tutoring, learning motivation, and biology achievement.

PENDAHULUAN
Seiring pesatnya perkembangan ilmu apakah hasil belajar biologi rendah
pengetahuan dan teknologi dewasa ini, disebabkan karena materi pelajaran biologi
manusia dipacu untuk mampu berkompetisi sulit atau karena keterbatasan guru dalam
dan beradaptasi sesuai dengan tuntutan mengelola pembelajaran.
kemajuan terkini. Manusia yang kuat dalam Rendahnya hasil belajar Biologi siswa
berkompetisi akan mampu beradaptasi di SMA Katholik Santu Klaus Werang dari
pada era global abad ke-21 yaitu manusia pengamatan peneliti adalah guru masih
yang memiliki sumber daya manusia (SDM) menggunakan pola pembelajaran
yang handal dan professional. Hal ini, tentu konvensional. Guru belum mengambil
didukung oleh lembaga pendidikan yang posisi sebagai fasilitator, mediator, dan
baik dengan menampilkan konsep motivator dalam pembelajaran, padahal
manajemen dan administrasi yang peserta didik sesungguhnya mendapat
berkembang dewasa ini. Upaya dalam posisi sentral dalam proses pembelajaran di
pengelolaan perbaikan proses kelas. Guru masih menganggap peserta
pembelajaran dengan tetap mengikuti didiknya sebagai botol kosong yang perlu
perubahan paradigma baru dalam bidang diisi air. Hal senada, Sardiman (2011: 111)
pendidikan sehingga mendorong peserta bahwa anak didik diibaratkan sebagai
didik agar sanggup bersaing di era global, kertas putih yang dapat ditulisi sekehendak
dan bermasyarakat. Kemampuan pada hati oleh para guru/pengajarnya. Kehadiran
persaingan global salah satu dipengaruhi siswa di sekolah hanya sekedar datang
oleh kemampuan kualitas sains, dan untuk memenuhi absensi kehadiran, duduk,
keterampilan sains. Kualitas sain juga dengar, artinya datang dan pulang siswa
sangat berkaitan erat dengan kualitas tidak memperoleh pengetahuan apa-apa.
pembelajaran biologi di sekolah. Selain itu, materi yang diajarkan tidak
Pelajaran Biologi adalah salah satu dikaitkan dengan situasi dunia nyata siswa,
mata pelajaran yang sangat penting dan tidak memberikan apresiasi kepada siswa,
sangat dekat dengan masalah kehidupan serta guru lebih mengacu pada
sehari-hari. seperti pelepasan oksigen oleh penyampaian materi dan mengabaikan
tumbuhan untuk dimanfaatkan oleh pemberian motivasi belajar kepada siswa.
manusia dalam proses pernapasan Padahal, motivasi belajar dan pemberian
manusia dan hewan, selain itu, apresiasi merupakan salah satu faktor
ditemukannya bahan medis dan pendukung yang mampu mendongkrak
perbanyakan tanaman unggul yang aseptik. hasil belajar siswa.
Karena begitu pentingnya biologi bagi Implikasi logis dari kenyataan di atas
kehidupan, maka guru di sekolah pun adalah banyaknya siswa kelas X SMA
sanggup memunculkan daya pikat terhadap Katholik Santu Klaus Werang yang tidak
siswa dengan cara menampilkan metode mencapai KKM untuk mata pelajaran
pembelajaran yang tepat demi penigkatan biologi. Dari 170 siswa yang ada, terdapat
ketercapaian hasil belajar siswa. 133 (78%) peserta didik tidak mencapai
Berdasarkan pengalaman peneliti KKM yang disebabkan oleh kurangnya
bahwa kondisi riil yang sering muncul di pemberian motivasi belajar dan rendahnya
masyarakat pada umumnya, dan pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk
siswa khususnya, terkesan bahwa pelajaran mengalami dan mengkonstruksi
biologi yang diajarkan di sekolah pengetahuannya. Berdasarkan wawancara
merupakan sesuatu yang menakutkan, sulit informal dengan guru biologi di SMA
dimengerti karena banyak dikombinasi Katholik Santu Klaus Werang pada bulan
dengan istilah Latin atau bahasa ilmiah, Agustus 2012 melaporkan bahwa
sehingga akan berdampak pada rendahnya banyaknya siswa yang tidak mencapai KKM
motivasi dan hasil belajar siswa. karena kurangnya motivasi belajar terhadap
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah mata pelajaran biologi. Dari 170 populasi
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

yang ada, 110 sampel (65%) mengatakan baut yang saling menguatkan sehingga
bahwa mereka tidak mempunyai motivasi berdampak pada peningkatan kompetensi
yang tinggi terhadap mata pelajaran biologi siswa. Menurut Jihad dan Haris (2010: 15),
karena disebabkan oleh kondisi geografis hasil belajar merupakan perubahan tingkah
sekolah, daya dukung, dorongan yang laku siswa secara nyata setelah dilakukan
rendah dan metode yang digunakan guru proses belajar mengajar yang sesuai
selalu monoton. Mata pelajaran biologi di dengan tujuan pengajaran. Sedangkan,
SMA di anggap sulit terlihat dari pencapaian Sudjana (2006: 22) mengatakan, hasil
hasil belajar siswa yang kurang belajar siswa adalah kemampuan yang
memuaskan. Hal tersebeut, dapat dimiliki siswa setelah ia menerima
dibuktikan dengan data yang diperoleh dari pengalaman belajar. Dari pendapat di atas,
wakasek kurikulum SMA Katholik Santu dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar
Klaus werang, Flores Barat bahwa rata-rata adalah hak yang dimiliki siswa sebagai
nilai UN biologi selama tiga tahun terakhir akibat dari sesautu yang didapatkan setelah
yaitu: 1) pada tahun pelajaran 2009/2010 melewati proses pembelajaran yang
rata-rata UN biologi adalah 5, 71 (lima digeluti.
koma tujuh puluh satu), 2) pada tahun Menanggapi fenomena di atas, maka
pelajaran 2010/2011 rata-rata UN biologi ditawarkan suatu metode pembelajaran
adalah 5, 94 (lima koma sembilan puluh alternatif yaitu model pembelajaran
empat), dan 3) pada tahun pelajaran kontekstual berbantuan teman sebaya,
2011/2012 rata-rata UN biologi adalah 5, 22 yang dapat mengatasi kesulitan, dan yang
(lima koma dua puluh dua). membuat siswa berpartisipasi aktif dalam
Pelaksaan proses pembelajaran di pembelajaran. Pembelajaran yang kerap
kelas agar berjalan optimal juga menuntut kali diterapkan di sekolah selama ini, selain
guru untuk terus membangkitkan semangat belum maksimalnya pemanfaatan model
motivasi siswa dalam belajar. Karena pada pembelajaran kontekstual, rendahnya
dasarnya, motivasi merupakan modal awal motivasi belajar, guru juga belum
seorang siswa untuk dapat terus memanfaatkan potensi diri siswa yang
memberikan sinyal positif terhadap proses dianggap mampu (sudah tuntas) untuk
pembelajaran yang sedang dijalaninya. dijadikan tutor kepada temannya yang
Beberapa hasil penelitian para ahli lamban (belum tuntas). Asumsi fundamental
menemukan bahwa, motivasi siswa sangat di atas didukung oleh Zuraidah (2003)
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. mengatakan bahwa, pembelajaran dengan
Hal inilah yang pada dasarnya menjadi memanfaatkan tutor sebaya dapat
alasan mengapa motivasi belajar penting membantu rekan sebaya dalam aspek
dimiliki oleh siswa. Menurut Schunk (2008), akademis, emosi disiplin. Dengan bantuan
motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” tutor sebaya pembelajaran akan lebih
yang berarti dorongan atau menggerakkan. efektif, komunikatif dan efisien karena
Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu bahasa tutor lebih mudah dipahami.
kondisi intern (kesiapsiagaan). Lebih lanjut, Dengan bantuan tutor sebaya ini peserta
Schunk (2008: 6), motivasi adalah suatu didik dijadikan sebagai subjek pembelajaran
proses diinisiasikannya dan yaitu peserta didik yang diajak untuk
dipertahankannya aktivitas yang diarahkan dijadikan tutor atau sumber belajar dan
pada pencapaian tujuan. Lebih lanjut, Uno tempat bertanya bagi teman sejawatnya.
(2007: 63) mengatakan bahwa motivasi Bahasa yang digunakan mudah dipahami
sebagai daya penggerak yang ada di dalam dan hubungan interpersonal antara teman
diri seseorang untuk melakukan aktivitas- sejawat terjalin dengan baik, sehingga
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu terjadi transakasi pembelajaran yang efektif,
tujuan. Merujuk pada pendapat para ahli di aktif, inovatif dan komunikatif.
atas, disimpulkan bahwa pencapaian hasil Pembelajaran tutor sebaya menurut
belajar yang baik tentu didukung oleh Djamarah dan Zain (dalam Azimatul, 2010:
adanya dorongan sehingga mampu 27) merupakan metode pembelajaran yang
merodai proses pembelajaran, ibarat mur terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

belajar dari siswa lain yang memiliki Berdasarkan rumusan masalah di


status/harga diri yang tidak jauh berbeda, atas, penelitian ini bertujuan untuk
sehingga anak tidak merasa begitu mendeskripsikan hal-hal berikut: 1) untuk
terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap mengetahui perbedaan hasil belajar biologi
dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman siswa yang mengikuti model pembelajaran
sebayanya sendiri. Tutor Sebaya kontekstual berbantuan tutor sebaya
merupakan pembelajaran yang terdiri dari dengan siswa yang mengikuti model
pasangan siswa yang belajar dan berpraktik pembelajaran langsung; 2) untuk
secara bersama-sama dalam tugas. mengetahui interaksi antara model
Pasangan siswa tesebut memiliki pembelajaran dengan motivasi belajar
kemampuan dan rentang usia yang sama. biologi; 3) untuk mengetahui perbedaan
Lebih lanjut, Schloss (2007 dalam Romano. hasil belajar biologi antara siswa yang
P dan Walker. J, 2010) bahwa, tutor sebaya mengikuti model pembelajaran kontekstual
adalah strategi pembelajaran dimana teman berbantuan tutor sebaya dengan siswa
sebaya berperan sebagai agen yang mengikuti model pembelajaran
pembelajaran bagi sesama rekan mereka. langsung pada siswa yang memiliki
Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi belajar tinggi; dan 4) untuk
bahwa, pembelajaran dengan bantuan mengetahui perbedaan hasil belajar biologi
teman sebaya merupakan suatu metode antara siswa yang mengikuti model
yang memilih siswa untuk menggantikan pembelajaran kontekstual berbantuan tutor
gurunya dalam menyampaikan meteri sebaya dengan siswa yang mengikuti
pelajaran kepada teman-teman sejawat. Hal model pembelajaran langsung pada siswa
ini karena hubungan antar teman pada yang memiliki motivasi belajar rendah.
umumnya lebih dekat dibandingkan dengan
hubungan guru dan siswa. Pendapat inilah METODE PENELITIAN
yang kemudian mendorong peneliti untuk Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
diterapkannya model pembelajaran adalah penelitian eksperimen. Menurut
kontekstual berbantuan tutor sebaya pada Sugiyono (2010: 107) bahwa penelitian
kelas X SMA Katholik Santu Klaus Werang, eksperimen dapat diartikan sebagai metode
Folores Barat yang secara keseluruhan penelitian yang digunakan untuk mencari
siswa di sekolah ini tinggal dalam satu pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang
asrama sekolah yang disediakan. lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Berdasarkan masalah di atas Dapat disimpulkan bahwa, penelitian
dikemukakan rumusan masalah sebagai eksperimen adalah penelitian yang
berikut 1) terdapat perbedaan hasil belajar beroreintasi pada ada tidaknya pengaruh
biologi antara siswa yang mengikuti model yang diakibatkan oleh perlakuan
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor (treatment). Peneliti menggunakan desain
sebaya dengan siswa yang mengikuti penelitian eksperimen semu (quasi
model pembelajaran langsung; 2) terdapat experiment). Rancangan penelitian ini
interaksi antara model pembelajaran mengikuti pola Pretest-Posttest Control
dengan motivasi belajar biologi; 3) terdapat Group Design dengan rancangan faktorial
perbedaan hasil belajar biologi antara siswa 2 x 2 (Sugiyono, 2010: 112). Penelitian ini
yang mengikuti model pembelajaran dilaksanakan pada dua kelompok yang
kontekstual berbantuan tutor sebaya dipilih secara random (simple random
dengan siswa yang mengikuti model sampling). Satu kelompok eksperimen dan
pembelajaran langsung pada siswa yang satunya lagi sebagai kelompok
memiliki motivasi belajar tinggi; dan 4) pembanding. Baik kelompok ekspermen
terdapat perbedaan hasil belajar biologi maupun kelompok pembanding diberikan
antara siswa yang mengikuti model tes awal (pretest) untuk mengukur seberapa
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor besar ketercapaian siswa terhadap materi
sebaya dengan siswa yang mengikuti pelajaran yang akan diiplementasikan.
model pembelajaran langsung pada siswa Kedua kelompok tersebut disebarkan
yang memiliki motivasi belajar rendah. angket motivasi belajar biologi untuk
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

mengukur sejauh mana motivasi belajar dan 2) data motivasi belajar siswa diperoleh
siswa terhadap pelajaran yang diberikan. dengan cara memberikan angket motivasi
Pemberian pretest dan sebaran angket dengan menggunakan skala dengan
motivasi belajar diberikan secara bergantian rentangan skor dari nilai satu sampai lima.
sebelum diterapkannya model Menurut Arikunto (2006:151-152) angket
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
sebaya pada kedua kelas. Setelah siswa digunakan untuk memperoleh informasi dari
diberi perlakuan (treatment), kemampuan responden dalam arti laporan tentang
siswa kembali diukur untuk mengetahui pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya.
sejauh mana pencapaian siswa terhadap Menurut Bloom (dalam Nuriati, 2011),
perlakuan yang telah diberikan dengan cara mengatakan bahwa hasil belajar
pemberian tes objektif pilihan ganda merupakan perubahan tingkah laku yang
(posttest). Dengan demikian dapat meliputi tiga ranah yaitu: 1) ranah kognitif
disimpulkan bahwa peneliti dalam penelitian (pengetahuan yang mencakup kecerdasan
dengan melihat perbedaan hasil belajar bahasa dan kecerdasan logika); 2) ranah
antara sebelum model pembelajaran afektif (sikap dan nilai); dan 3) ranah
kontekstual berbantuan tutor sebaya psikomotor (keterampilan atau mencakup
diimplemntasikan dan sesudah model kecerdasan kinestetik, visual, dan musikal).
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
sebaya diimplemntasikan. merupakan kemampuan yang dicapai siswa
Menurut Arikunto (2010: 173) terhadap penguasaan materi pelajaran.
mengatakan bahwa populasi adalah Teknik analisis data yang digunakan
keseluruhan subyek penelitian. Hal senada, peneliti dalam penelitian ini yaitu data
Sugyiono (2010: 117) mengatakan bahwa dianalis secara deskriptif, pengujian
populasi adalah wilayah generalisasi yang prasyarat analisis dan pengujian hipotesis
terdiri atas subjek atau objek yang dengan menggunakan ANAVA dua jalur
mempunyai kualitas dan karakteristik dengan faktorial 2 x 2. Semua pengujian
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi
dipelajari dan kemudian ditarik 0,05 dengan bantuan program SPSS 16.0.
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluru siswa kelas X SMA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Katholik Santu Klaus Werang, Flores Barat. Berdasarkan deskripsi data gain skor
Total populasi sebanyak 170 siswa. Sampel bahwa rata-rata gain skor ternormalisasi
dalam penelitian ini berjumlah 84 siswa. untuk hasil belajar biologi siswa yang
Kelas XA1 berjumlah 42 siswa sebagai mengikuti model pembelajaran kontekstual
kelompok eksperimen, dan Kelas XA3 berbantuan tutor sebaya diperoleh rata-rata
dengan jumlah 42 siswa sebagai kelompok <g> = 0,6586 dengan standar deviasi
pembanding. sebesar 0,11507. Hasil ini menujukan
Setelah ditemukan permasalahan bahwa kecenderungan data gain skor hasil
seperti di atas, populasi dan sampel telah belajar biologi siswa yang mengikuti model
ditetapkan. Maka, langkah selanjutnya pembelajaran kontekstual berantuan tutor
adalah menyusun instrumen tes hasil sebaya masuk dalam klasifikasi sedang.
belajar dan instrument tes motivasi belajar. Rata-rata gain skor ternormalisasi
Instrument divalidasi oleh pakar (ekspert untuk hasil belajar biologi siswa yang
judges). Hasil validasi yang telah dilakukan mengikuti model pembelajaran langsung
oleh pakar, dapat dilanjutkan dengan uji diperoleh rata-rata <g> = 0,5086 dengan
coba instrumen. Pada penelitian ini data standar deviasi sebesar 0,05372. Dapat
yang dikumpulkan adalah sebagai berikut. disimpulkan bahwa kecenderungan data
1) data hasil belajar biologi diperoleh gain skor hasil belajar biologi siswa yang
dengan melaksanakan tes hasil belajar mengikuti model pembelajaran langsung
biologi dalam bentuk tes objektif pilihan masuk dalam klasifikasi sedang.
ganda dengan lima pilihan yang terdiri dari Rata-rata gain skor ternormalisasi
tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest); untuk hasil belajar biologi siswa yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

mengikuti model pembelajaran kontekstual Santu Klaus Werang. Hal ini terlihat dari
berbantuan tutor sebaya yang memiliki hasil perhitungan
motivasi belajar tinggi diperoleh rata-rata Fhitung  93,377  Ftabel  3,93 pada taraf
<g> = 0,7557 dengan standar deviasi
α  0,05 . Perbedaan ini juga dapat dilihat
sebesar 0,05240. Dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan data gain skor hasil belajar dari rata-rata skor hasil belajar biologi
biologi siswa yang mengikuti model model pembelajaran kontekstual
pembelajaran kontekstual berantuan tutor berbantuan tutor sebaya sebesar 0,6586
sebaya yang memiliki motivasi belajar tinggi dan kelompok siswa yang mengikuti model
masuk dalam klasifikasi sedang. pembelajaran langsung sebesar 0,5086.
Rata-rata gain skor ternormalisasi Temuan peneltian di atas sejalan dengan
untuk hasil belajar biologi siswa yang beberapa penelitian terdahulu yang
mengikuti model pembelajaran langsung menunjukkan keefektifan model
yang memiliki motivasi belajar tinggi pembelajaran kontekstual berbantuan tutor
diperoleh rata-rata <g> = 0,5262 dengan sebaya untuk menigkatkan hasil belajar
standar deviasi sebesar 0,04685. Dapat adalah Mellita (2011) dalam Jurnal
disimpulkan bahwa kecenderungan data Penelitian berjudul “Metode Pembelajaran
gain skor hasil belajar biologi siswa yang Peer Teaching dan Problem Based
mengikuti model pembelajaran langsung Learning untuk Memotivasi Sosialisasi
yang memiliki motivasi belajar tinggi masuk dalam Kelas pada Pembelajaran Statistik”.
dalam klasifikasi sedang. Hasil monitoring dan analisis data
Rata-rata gain skor ternormalisasi menyimpulkan bahwa Metode
untuk hasil belajar biologi siswa yang Pembelajaran Peer Teaching dan Problem
mengikuti model pembelajaran kontekstual Based Learning dapat meningkatkan
berbantuan tutor sebaya yang memiliki prestasi akademik siswa dan motivasi
motivasi belajar rendah diperoleh rata-rata belajar siswa. Adekoya and Olatoye (2011)
<g> = 0,5614 dengan standar deviasi dalam Jurnal berjudul “Effect of
sebesar 0,06770. Dapat disimpulkan bahwa Demonstration, Peer-Tutoring, and Lecture
kecenderungan data gain skor hasil belajar Teaching Strategies on Senior Secondary
biologi siswa yang mengikuti model School Students’ Achievement in an Aspect
pembelajaran kontekstual berantuan tutor of Agricultural Science”, menyimpulkan
sebaya yang memiliki motivasi belajar bahwa pembelajaran dengan metode
rendah masuk dalam klasifikasi sedang. demonstrasi, tutor sebaya, dan
Rata-rata gain skor ternormalisasi pembelajaran ceramah pada siwa SMA
untuk hasil belajar biologi siswa yang Pertanian, menunjukkan bahwa ada
mengikuti model pembelajaran langsung pengaruh positif yang signifikan terhadap
yang memiliki motivasi belajar rendah peningkatan hasil belajar siswa.
diperoleh rata-rata <g> = 0,4910 dengan Berdasarkan hasil penelitin. Menurut Okilwa
standar deviasi sebesar 0,05540. Dapat (2010) dalam Sage Education Journals
disimpulkan bahwa kecenderungan data berjudul “The Effects of Peer Tutoring on
gain skor hasil belajar biologi siswa yang Academic Performance of Students With
mengikuti model pembelajaran langsung Disabilities in Grades 6 Through 12: A
yang memiliki motivasi belajar rendah Synthesis of the Literature”. Hasil
masuk dalam klasifikasi sedang. penelitiannya mengungkapkan bahwa
Berdasarkan analisis data untuk implementasi tutor teman sebaya memiliki
menjawab hipotesis pertama, terbukti efek positif terhadap kemampuan akademik
menolak hipotesis nol yang menyatakan siswa penyandang cacat di Kelas enam
bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar sampai dengan kelas dua belas. Tutor
biologi antara kelompok siswa yang sebaya dapat diterapkan di seluruh bidang
mengikuti model pembelajaran kontekstual studi (misalnya, bahasa, matematika, ilmu
berbantuan tutor sebaya dan kelompok pengetahuan alam, dan ilmu sosial) yang
siswa yang mengikuti model pembelajaran juga menunjukkan kontribusi positif
langsung pada siswa kelas X SMA Katholik terhadap kemampuan akademik siswa.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Mengacu pada argumentasi di atas, dan keinginan siswa untuk belajar maka
terlihat bahwa hasil penelitian yang akan semakin besar juga hasil belajar yang
diperoleh sepadan dengan teori yang ada dicapainya. Hasil penelitian yang
dan didukung oleh beberapa hasil penelitian dilakuakan Amellia, Indrayana, dan Ariati
terdahulu. Maka dapat disimpulkan bahwa (2012) dalam Jurnal berjudul “Hubungan
secara keseluruhan hasil belajar biologi antara Persepsi Terhadap Metode
siswa yang mengikuti pembelajaran Pembelajaran Kontekstual dengan Motivasi
kontekstual berbantuan tutor sebaya lebih Belajar Biologi Siswa Kelas XII IPA SMAN
unggul dari kelompok siswa yang mengikuti Pangkalan Kerinci, Riau”, menunjukkan
model pembelajaran langsung. Untuk bahwa ada hubungan positif yang signifikan
menjawab hipotesis kedua bahwa terdapat antara persepsi terhadap metode
interaksi anatara model pembelajaran pembelajaran kontekstual dengan motivasi
dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Dari gambaran di atas disimpulkan
belajar. Hal tersebut dibuktikan dengan bahwa model pembelajaran kontekstual
diperolehnya nilai statistik F (MP*MB) = berbantuan tutor sebaya yang memiliki
42,186, db = 1 dan sig = 0,000, motivasi belajar tinggi lebih berhasil
menunjukkan bahwa nilai sig lebih kecil dari daripada model pembelajaran langsung
0,05. Kalau diuji dengan F tabel dengan db yang memiliki motivasi belajar tinggi. Untuk
hipotesis keempat berdasarkan hasil
= 1 dan N = 83, diperoleh Ftabel = 3,95. analisis data, terbukti bahwa terdapat
Berarti F hitung  Ftabel . Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan mengenai hasil
belajar biologi antara kelompok siswa yang
pengaruh interaksi antara model
mengikuti model pembelajaran kontekstual
pembelajaran dengan motivasi belajar
berbantuan tutor sebaya dan siswa yang
terhadap hasil belajar. Untuk hipotesis
mengikuti model pembelajaran langsung
ketiga menjunjukkan bahwa yang hasil
pada kelompok siswa yang memiliki
belajar biologi siswa yang model
motivasi belajar rendah. Hal ini dapat dilihat
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor
dari rata-rata hasil belajar biologi siswa
sebaya yang memiliki motivasi belajar tinggi
yang mengikuti model pembelajaran
lebih baik daripada siswa yang mengikuti
kontekstual berbantuan tutor sebaya pada
model pembelajaran langsung yang
kelompok siswa yang memiliki motivasi
memiliki motivasi belajar tinggi. Hal ini
belajar rendah sebesar 0,5614 dan siswa
dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata
yang mengikuti model pembelajaran
kelompok siswa yang hasil belajar biologi
langsung pada kelompok siswa yang
model pembelajaran kontekstual
memiliki motivasi belajar rendah senilai
berbantuan tutor yang memiliki motivasi
0,4910. Peserta didik yang memiliki
belajar tinggi sebaya sebesar 0,7557
motivasi tinggi cenderung memiliki hasil
berkategori baik, sedangkan pada siswa
belajar yang baik, demikian sebaliknya
yang memiliki motivasi belajar tinggi yang
peserta didik yang memiliki motivasi rendah
mengikuti model pembelajaran langsung
cenderung memiliki hasil belajar yang
senilai 0,5262 berkategori sedang. Menurut
rendah. Hal ini yang menyebabkan hasil
Sukinto (2009: 78), motivasi penting dalam
belajar biologi antara kelompok siswa yang
menentukan seberapa banyak siswa akan
memiliki motivasi belajar tinggi tidak layak
belajar dari suatu kegiatan pembelajaran
dibandingkan dengan kelompok siswa yang
atau seberapa banyak menyerap informasi
memiliki motivasi belajar rendah.
yang disajikan kepada mereka. Dari
Berdasarkan keseluruhan hasil
pendapat di atas, disimpulkan bahwa
analisis data tersebut dapat diketahui
motivasi adalah suatu usaha yang disadari
adanya pengaruh yang signifikan antara
untuk menggerakkan, mengarahkan, dan
implementasi model pembelajaran
menjaga tingkah laku seseorang agar ia
kontekstual berbantuan tutor sebaya
terdorong untuk bertindak melakukan
dengan memerhatikan motivasi belajar
sesuatu sehingga dapat mencapai suatu
terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil
tujuan, termasuk dorongan untuk mencapai
tersebut dapat diketahui bahwa
hasil belajar biologi. Semakin besar hasrat
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

implementasi pembelajaran kontekstual pada kelompok siswa yang memiliki


berbantuan tutor sebaya dengan motivasi belajar tinggi. Hal ini, terlihat dari
memerhatikan motivasi belajar berkontribusi hasil analisis yang didapat F = 223.927
baik untuk mendukung kegiatan dengan nilai sig = 0,000, ini berarti bahwa
pembelajaran biologi di sekolah. nilai sig < 0,05. Perbedaan ini juga dapat
Pembelajaran kontekstual berbantuan tutor dilihat pada skor rata-rata hasil belajar
sebaya yang memiliki motivasi belajar tinggi biologi siswa yang mengikuti model
lebih baik daripada pembelajaran pembelajaran kontekstual berbantuan tutor
kontekstual berbantuan tutor sebaya yang sebaya yang memiliki motivasi belajar tinggi
memiliki motivasi belajar rendah. Model sebesar 0,7557 dan skor rata-rata hasil
pembelajaran langsung yang memiliki belajar biologi siswa yang mengikuti model
motivasi belajar tinggi maupun motivasi pembelajaran langsung yang memiliki
belajar rendah sangat tidak memberi motivasi belajar tinggi sebesar 0,5262.
kontribusi yang baik terhadap hasil belajar Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar
siswa. biologi siswa yang mengikuti model
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor
PENUTUP yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih
Berdasarkan hasil analisis data yang baik daripada siswa yang mengikuti model
telah dibahas pada bab terdahulu. Maka, pembelajaran langsung yang memiliki
dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai motivasi belajar tinggi
berikut: 1) terdapat perbedaan hasil belajar ( x A1B1  0,7557  x A2B1  0,5262).
biologi antara siswa yang mengikuti model Berdasarkan temuan-temuan di atas dapat
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor disimpulkan bahwa, model pembelajaran
sebaya dengan siswa yang mengikuti berpengaruh terhadap hasil belajar biologi
model pembelajaran langsung. Hal ini siswa ditinjau dari motivasi belajar; dan 4)
dibuktikan oleh hasil analisis didapat F= terdapat perbedaan yang signifikan
93,377 dan nilai sig = 0,0000, yang berarti mengenai hasil belajar biologi antara
bahwa nilai sig < 0,05. Perbedaan ini juga kelompok siswa yang mengikuti model
dapat dilihat pada skor rata-rata hasil pembelajaran kontekstual berbantuan tutor
belajar biologi siswa yang mengikuti model sebaya memiliki motivasi belajar rendah
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor dan siswa yang mengikuti model
sebaya sebesar 0,6585 dan skor rata-rata pembelajaran langsung pada kelompok
hasil belajar biologi siswa yang mengikuti siswa yang memiliki motivasi belajar
model pembelajaran langsung sebesar rendah. Hal ini, terlihat dari hasil analisis
0,5086. Dapat disimpulkan bahwa, hasil didapat F = 13.631 dengan nilai sig = 0,001,
belajar biologi siswa yang mengikuti model ini berarti bahwa nilai sig < 0,05. Perbedaan
pembelajaran kontekstual berbantuan tutor ini juga dapat dilihat pada skor rata-rata
sebaya lebih baik daripada siswa yang hasil belajar biologi siswa yang mengikuti
mengikuti model pembelajaran langsung model pembelajaran kontekstual
 x A1  0,6585 x A2  0,5086  ; 2) terdapat berbantuan tutor sebaya yang memiliki
pengaruh interaksi model pembelajaran motivasi belajar rendah sebesar 0,5614 dan
dengan motivasi belajar terhadap hasil skor rata-rata hasil belajar biologi siswa
belajar biologi. Hal ini telihat dari hasil yang mengikuti model pembelajaran
analisis varians dua jalur dengan nilai langsung yang memiliki motivasi belajar
(FhitungAB = 42,186 > F = 3,95 dengan rendah sebesar 0,4910. Dapat disimpulkan
tabel
bahwa, hasil belajar biologi siswa yang
(p < 0,05); 3) terdapat perbedaan yang mengikuti model pembelajaran kontekstual
signifikan mengenai hasil belajar biologi berbantuan tutor yang memiliki motivasi
antara kelompok siswa yang mengikuti belajar rendah lebih baik daripada siswa
model pembelajaran kontekstual yang mengikuti model pembelajaran
berbantuan tutor sebaya yang memiliki langsung yang memiliki motivasi belajar
motivasi belajar tinggi dan siswa yang
mengikuti model pembelajaran langsung rendah ( x A1B2  0,5614  x A2B2  0,4910).
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Berdasarkan temuan-temuan yang Peneliti menyampaikan ucapan


diperoleh dari hasil penelitian ini, maka, limpah terima kasih kepada: 1) Prof. Dr.
dikemukakan beberapa saran sebagai Nyoman Dantes, selaku Direktur Program
berikut: 1) hasil penelitian ini menunjukkan Pascasarjana Universitas Pendidikan
bahwa model pembelajaran kontekstual Ganesha Singaraja yang telah
berbantuan tutor sebaya dan motivasi merekomendasi dan memberi banyak
belajar memberi pengaruh yang signifikan masukan kepada penulis; 2) Prof. Dr. I
terhadap hasil belajar biologi siswa Wayan Sadia, M.Pd. selaku Ketua Program
dibandingkan dengan model pembelajaran Studi Pendidikan IPA Program
langsung. Dengan demikian bagi guru Pascasarjana Universitas Pendidikan
dalam proses pembelajaran di kelas, Ganesha Singaraja yang telah
khususnya mata pelajaran biologi, merekomendasi, memotivasi,
hendaknya guru sanggup mendesain model mengarahkan, dan memberi banyak input
pembelajaran yang diapresiasi dan merasa berharga kepada penulis; 3) Ketua Yayasan
diterima oleh masyarakat belajar dan SMA Katholik Santu Klaus Werang, Flores
memfasilitasi/memanfaatkan potensi yang Barat, NTT; Kepala sekolah, rekan-rekan
dimilki siswa yang dianggap unggul untuk guru/pegawai, siswa/i kelas X SMA Katholik
dijadikan tutor kepada teman sebaya yang Santu Klaus Werang, Flores Barat, NTT
lamban (belum tuntas) dalam suatu yang telah memberikan izin kepada penulis
kompetensi. Tidak hanya itu, guru juga juga atas bantuan dan kerjasamanya
hendaknya memberikan penghargaan selama penulis melangsungkan penelitian.
(reward) dan penguatan (reinforcement) Akhir kata, penulis menyampaikan
kepada siswa sebagai bentuk salah satu semoga artikel ini berkenan dan bermanfaat
motivasi. Dari hasil penelitian ini untuk menambah serta membangun
menunjukkan bahwa motivasi belajar intelektual.
berpengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar biologi siswa, 2) apabila ingin DAFTAR PUSTAKA
melakukan penelitian tentang pembelajaran
kontekstual sebaiknya memepertimbangkan Adekoya and Olatoye. 2011. “Effect of
motivasi belajar karena motivasi belajar Demonstration, Peer-Tutoring, and
adalah salah satu fakktor yang dapat Lecture Teaching Strategies on Senior
menentukan hasil belajar siswa, 3) untuk Secondary School Students’
meningkatkan hasil belajar biologi, Achievement in an Aspect of
diupayakan agar memberikan penghargaan Agricultural Science”. The Pacific
peenguatan, dan apresiasi kepada siswa Journal of Science and Technology.
sesuai dengan ketercapainnya masing- Vol. 12. No. 1.
masing, 4) agar pembelajaran berlangsung
aktif, efektif, harmonis, dan komunikatif Amelia, P. Indrayana, Y. & Ariati, J. 2011.
hendaknya guru selalu menciptakan iklim “Hubungan antara PersepsiTerhadap
pembelajaran yang kondusif, baik di dalam Metode Pembelajaran Kontekstual
kelas maupun di luar kelas. Sehingga dengan Motivasi Belajar Biologi Siswa
tujuan yang diharapkan dapat membuahkan Kleas XII IPA SMAN Pangkalan
hasil belajar yang memuaskan, dan 5) agar Kerinci, Riau”. Jurnal Psikologi Undip.
terjadi interaksi dan transaksi pembelajaran Vol. 9, No. 1, Hal. 1-9.
yang baik, guru sebaiknya memberikan
kesempatan/peluang yang seluas-luasnya Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian.
kepada siswa dalam hal mengeksplorasi Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
dan mengkonstuksi pengetahuan dan Rineka Cipta.
pengalamnya secara nyata sehingga
pembelajaran semakin bermakna dan dapat Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.
diterima. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
UCAPAN TERIMA KASIH
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 3 Tahun 2013)

Azimatul. I dan Rusijono. 2010. Pengaruh


Penerapan Pembelajaran Tutor Sebaya
Terhadap Hasil Belajar TIK. Jurnal
Teknologi Pendidikan. Vol.10, No. 2.

Jihad, A & Haris, A. 2010. Evaluasi


pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.

Mellita, D. 2011. Metode pembelajaran peer Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses
Teaching dan PBL. Tersedia pada: Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
http:/www.binadarma.ac.id/dinamellita/ Rosdakarya.
?p=3. Di akses pada tanggal 28
Agustus 2012. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Nuriati, Made. 2011. Pengaruh Model Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,
Pembelajaran Kontekstual dengan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Strategi Kooperatif Tipe STAD
terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Zuraidah, A. R. 2003. Pembimbing rekan
dari Motivasi Belajar siswa SMA. Tesis sebaya satu pendekatan logikal.
(tidak dipublikasikan). Singaraja: Tersedia pada: http//www.geocities.
Undiksha. com/prshm/stu-pendekatan logic.html.
Di akses pada tanggal 18 Oktober
Okilwa, N. S. A. 2010. The Effects of Peer 2012.
Tutoring on Academic Performance of
Students With Disabilities in Grades 6 ______, Learning Strategies; Peer Tutoring
Through 12: A Synthesis of the for Math. Tersedia pada:
Literature. Sage Education Journals. www.beltonschools.org/_layouts/.../SP
Vol. 31. No.6 ED/.../Peer%20Tutoring.pdf. Di akses
pada tanggal 22 April 2013.
Romano, Pat and Walker, Joan. 2010. Bio
Buddies: Peer Tutoring as an ______, Tersedia pada:
Instructional Strategy. NERA www.beltonschools.org/_layouts/.../SP
Conference Proceedings. University ED/.../Peer%20Tutoring.pdf. Di akses
Pleasantville. pada tanggal 22 Mei 2013.
Sardiman, A. M. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Press.

Schunk, D. H, Pintrich. P. R, Megge, J. I.


2008. Motivasi dalam Pendidkan. Teori,
Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Indeks.

Anda mungkin juga menyukai