Anda di halaman 1dari 5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Difusi

Molekul bergerak terus-menerus secara acak pada tingkat yang tergantung pada massa mereka,
lingkungan mereka, dan jumlah energi panas yang mereka miliki, yang pada gilirannya
merupakan fungsi dari temperatur. Gerakan ini menyumbang difusi molekul melalui media apa
pun di mana mereka dilokalisasi. Sebuah substansi akan cenderung bergerak ke setiap ruang
yang tersedia untuk itu sampai merata di seluruh itu. Setelah zat telah menyebar sepenuhnya
melalui ruang yang menghilangkan gradien konsentrasinya, molekul masih akan bergerak di
sekitar ruang, tetapi tidak akan ada gerakan bersih jumlah molekul dari satu daerah ke daerah
lain.

Kurangnya gradien konsentrasi di mana tidak ada gerakan bersih suatu zat yang dikenal sebagai
kesetimbangan dinamis. Sedangkan difusi akan maju dengan adanya gradien konsentrasi suatu
zat, beberapa faktor mempengaruhi laju difusi:

 Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi.
Semakin dekat distribusi bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat laju difusi
terjadi.
 Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat; Oleh karena
itu, mereka menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk molekul yang lebih
ringan.
 Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul,
meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga
mengurangi laju difusi.
 Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi akan berkurang.
Molekul-molekul memperlambat karena mereka memiliki waktu yang lebih sulit masuk
melalui media padat. Jika media kurang padat, difusi meningkat. Karena sel-sel terutama
menggunakan difusi untuk memindahkan bahan dalam sitoplasma, setiap peningkatan
kepadatan sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan. Sebuah contoh dari hal ini
adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti sel-sel tubuh kehilangan air, laju difusi
menurun dalam sitoplasma, dan fungsi sel-sel ‘memburuk. Neuron cenderung sangat
sensitif terhadap efek ini. Dehidrasi sering menyebabkan ketidaksadaran dan mungkin
koma karena penurunan laju difusi dalam sel.
 Kelarutan: Seperti telah dibahas sebelumnya, bahan nonpolar atau larut dalam-lipid
melewati membran plasma lebih mudah daripada bahan polar, memungkinkan tingkat
yang lebih cepat dari difusi.
 Luas permukaan dan ketebalan membran plasma: Peningkatan luas permukaan
meningkatkan laju difusi, sedangkan membran tebal mengurangi itu.
 Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin lambat laju
difusi. Hal ini memberikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang bulat besar akan mati
karena nutrisi atau limbah tidak dapat mencapai atau meninggalkan pusat sel. Oleh
karena itu, sel-sel yang baik harus dalam ukuran kecilseperti halnya dengan kebanyakan
eukariota bersel tunggal.
Umumnya pada sel-sel yang masih hidup ada beberapa faktor yang mempengaruhi

terjadinya PROSES OSMOSIS, faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel;
Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya
rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi.
2. Ketebalan membran;
Makin tipis membran, makin cepat proses difusi
3. Suhu;
Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka,
semakin cepat pula osmosisnya.
4. Keterlarutan lipid.

Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang
kelarutan yang rendah seperti lipid. Jika kadar resapan bagi dua bahan yang sama saiz molekul
dibandingkan, bahan yang lebih larut dalam lipid akan meresap lebih cepat daripada bahan yang
mempunyai kelarutan yang rendah.

Suhu
Faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis yang pertama ialah suhu. Suhu tersebut akan
mempengaruhi gerak molekul. Apabila suhunya tinggi maka kadar resapannya akan lebih cepat,
namun apabila suhunya rendah maka kadar resapannya akan melambat.

Ukuran Molekul yang Terserap


Faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis selanjutnya ialah ukuran molekul yang terserap.
Peresapan molekul dapat terjadi dengan mudah jika ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan
garis pusat yang terdapat pada lubang membran.

Ketebalan Membran
Faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis selanjutnya ialah ketebalan membrannya. Sebuah
molekul memiliki kadar resapan dengan jarak tertentu yang berupa kadar songsang. Kadar
resapan akan lebih cepat pada sebuah membran yang tipis jika dibandingkan dengan sebuah
membran yang tebal.

Keterlarutan Lipid
Faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis selanjutnya ialah keterlarutan lipid. Peresapan
molekul akan lebih cepat pada molekul yang keterlarutannya tinggi. Namun akan melambat pada
molekul yang keterlarutannya rendah, misalnya lipid.

Luas Permukaan Membran


Faktor yang mempengaruhi tekanan osmosis selanjutnya ialah luas permukaan membrannya.
Semakin besar luas permukaan membran yang disediakan, maka semakin cepat pula kadar
resapannya.

Proses Terjadinya Tekanan Osmosis


Osmosis ialah proses alami. Ketika dalam sebuah membran semipermeabel memisahan dua cairan yang
konsentrasinya berbeda, dimana akan terjadi keseimbangan potensial kimia yang membuat cairan
cenderung akan bergerak dari konsetrasi rendah menuju konsentrasi yang tinggi.

Proses terjadinya tekanan osmosis dapat dilakukan secara formal yakni melalui reverse osmosis
yang artinya pemaksaan pelarut untuk melakukan tekanan yang lebih dari tekanan osmotiknya,
dimana zat terlarut yang konsentrasinya tinggi harus menuju zat terlarut yang konsentrasinya
rendah melalui membran semipermeabel.

Contoh Tekanan OsmosisProses terjadinya tekanan osmosis melalui reverse dapat diaplikasikan
dengan lebih besar. Contohnya pemisahan air murni yang berasal dari air payau maupun air laut.
Air payau atau air laut tersebut akan ditekan dalam sebuah permukaan membran sehingga garam
yang terdapat dalam air menipis dan dari sisi tekanan yang rendah akan memunculkan air minum
murni. Reverse osmosis ini menggunakan membran yang memiliki lapisan pada matriks polimer,
baik lapisan interfasial dipolimerisasi ataupun kulit membran asimetris.

Selanjutnya saya akan membahas tentang contoh tekanan osmosis. Tekanan ini dapat terjadi di
dalam tubuh, di dalam tumbuhan ataupun di kehidupan kita sehari hari. Adapun bentuk contoh
contoh osmosisnya yaitu sebagai berikut:

Contoh Tekanan Osmosis

 Air dalam tanah dapat diserap oleh sel akar tanaman melalui osmosis.
 Kentang yang diletakkan dalam air murni akan terus membengkak dari waktu ke waktu. Hal ini
dikarenakan kentang akan dialiri oleh air melalui osmosis.

Contoh Tekanan Osmosis Dalam Tubuh

 Pentransferan mineral dan garam yang terdapat dalam air melalui osmosis. Dalam tubuh akan
mempertahankan konsentrasi osmosis air, garam dan glukosa ketika membran plasma sel telah
dilalui oleh air. Maka dari itu pencegahan kerusakan sel dapat dilakukan melalui filtrasi osmotik.
 Keseimbangan cairan dalam tubuh ikan air tawar dapat dijaga melalui osmosis. Hal ini
disebabkan dalam tubuh ikan terdapat konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan air
disekelilingnya. Maka dari itu ikan ikan tersebut tidak harus minum air, karena tubuh mereka
akan menyerap air secara spontan dan menghasilkan garam dalam tubuh.
Contoh Tekanan Osmosis di Kehidupan Sehari hari

 Efek osmosis dapat dirasakan ketika pembengkakan kulit tangan karena direndam dalam cucian
dengan waktu yang lama.
 Penyusutan siput saat kita menuangkan garam ke tubuhnya sehingga akan terjadi difusi pada air
akibat osmosis.

Berikut ini adalah perbedaan antara difusi dan osmosis :

a. Difusi merupakan perpindahan suatu molekul dari hasil

gerak suatu cairan yang memiliki konsentrasi tinggi ke cairan yang memiliki

konsentrasi yang rendah sedangkan Osmosis merupakan proses dari difusi suatu

pelarut melalui membran semi permiabel secara deferensial dari suatu cairan

yang memiliki konsentrasi tinggi ke cairan yang memiliki konsentrasi yang

rendah.

b. Difusi merupakan pembaur molekul hasil dari energi

kinetik yang melekat berdasarkan gerak acak, gas cair atau padat sedangkan Osmosis

merupakan aliran cairan yang ada diantara dua bagian yang telah dipisahkan oleh

membran semipermeable.

c. Difusi didasarkan pada aliran acak suatu molekul dan gas

sedangkan Osmosis didasarkan pada kapasitas pelarut yang telah melekat pada

molekul suatu zat di dalam air.

d. Proses Osmosis akan terjadi ketika membran semi permeable

sedangkan pada proses difusi membrane semi permeable tidak diperlukan.

e. Pada proses Difusi yang berpindah merupakan molekul yang

larut bergerak dari konsentrasi tinggi ke rendah sedangkan pada proses Osmosis
molekul yang larut mengalir secara kebalikan.

f. Proses Osmosis terjadi secara relatif yang lebih lambat jika

dibandingkan dengan proses Difusi.

g. Proses Difusi mampu menyebar sampai jarak jauh, sedangkan

proses osmosis mampu menyebar pada jarak yang lebih dekat.

Berikut adalah contoh dari proses difusi dan osmosis :

a. Proses difusi seperti air teh tawar dicampurkan dengan

gula, maka lambat laun keduanya akan bercampur dan memiliki konsentrasi yang

sama

b. Proses osmosis seperti buah anggur yang direndam air,

maka molekul air akan masuk dan melewati membran sel semi permeable sehingga

buah anggur jadi mengembung

Anda mungkin juga menyukai