Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

ORGANISASI MAHASISWA

ALDHIYA NURSHAFA HUWAIDA

10060319068

2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR

Bismilahhirrahmanirrahim.

Assalamu’alikum Wr.Wb

Keagunganmu Ya Allah, hamba yang tulus mengucap puji syukur kehadirat


Allah SWT, Tuhan sekalian alam, dialah awal yang tak berawal, dialah akhir yang tak
berakhir dan hanya kepadanyalah kita semua sebagai hamba akan kembali pada
akhirnya nanti, yang mana atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dengan ketekunan
yang dijalankan penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan sebaik-
baiknya. Tak lupa kepada Rasulullah SAW, dimana berkat fikir dan perjuangan
beliau sehingga seluruh kebenaran yang di bawah beliau dapat menembus geografis
jazirah Arab yang penuh dengan paganisme dan dekadensi moral dan sampai
mengkristal dalam pranata kehidupan umat di seluruh alam semesta dari dahulu
sampai saat ini.

“No body’s perfect”, Manusia tidak pernah mencapai titik kesempurnaan,


oleh karena itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini kedepannya dan mampu
memberikan manfaat bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa sekarang dan yang
akan datang.

Makassar, 29 Maret 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 3

A. Pengertian Kepemimpinan .........…………………….……..................................... 3

B. Teori Kepemimpinan ............................................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................7

A. Tipe Kepemimpinan ................................................................................................. 8

B. Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan yang Baik …….…................................... 11

C. Langkah-Langkah Untuk Menciptakan Gaya Kepemimpinan yang Ideal …......... 14

D. Hakikat Pemimpin Organisasi Kemahasiswaan ...................................................... 16

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 18

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 18

B. Saran …………......................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manusia dilahirkan di bumi ini
adalah untuk menjadi kholifah (penguasa atau pemimpin) yang kemudian kelak akan
dimintai pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya itu di akhirat.
Sebagaimana di firmankan oleh Allah dalam Al-Quran yang berbunyi: “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat
Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.

Dalam suart Al-Baqorah tersebut malaikat juga kemudian mempertanyakan


kenapa menciptakan manusia yang akan menumpahkan darah (suka perselisih dan
perang) dan membuat kerusakan. Tetapi Allah SWT mejawabnya Dia lebih tahu
tentang ciptaanya. Bila dikaji pernyataan ini dan kemudian kita bawa ke ranah dunia
kemahasiswaan maka kita akan menemukan bahwa memang ada misi khusus yang
harus dilaksanakan manusia di muka bumi ini yaitu sebagai rohmatan
lil’alamin. Dalam konteks yang lebih khusus maka setiap individu (mahasiswa) harus
menjadi rahmat bagi dirinya sendiri, orang lain (mahasiswa lain) dan alam sekitarnya
(kampus dan bangsanya).

Setiap mahasiswa pasti sepakat bahwa dirinya adalah calon pemimpin. Baik
calon pemimpin keluarga, organisasi, kantor, bangsa dan negara Indonesia.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah seberapa jauh seorang mahasiswa
mempersiapkan diri sebagai seorang pemimpin di masa depan. Mahasiswa
sebagai agent of change (agen perubahan) tidak mungkin dapat merubah sesuatu hal
kea rah yang lebih baik bila tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan
itu sendiri.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas penulis kemudian menguraikan sebuah rumusan


masalah, antara lain :

1. Apa pengertian kepemimpinan

2. Apa-apa saja teori dan tipe kepemimpinan

3. Apa pengaruh pemimpin dalam organisasi kemahasiswaan

4. Apa dan bagaimana langkah yang dapat diambil untuk menciptakan tipe
pemimpin yang ideal

5. Apa hakekat dari kepemimpinan mahasiswa

C. Tujuan penulisan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian kepemimpinan

2. Agar mahasiswa mengetahui teori-teori dan tipe kepemimpinan

3. Untuk mengetahui pengaruh pemimpin dalam organisasi kemahasiswaan

4. Untuk mengetahui apa langkah yang dapat menciptakan tipe pemimpin yang
ideal

5. Untuk memahami apa hakikat sebuah kepemimpinan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian kepemimpinan

Banyak pakar yang kemudian memberikan difinisinya tentang kepemimpinan


(leadership). Berikut adalah pengertian kepemimpinan:

1. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan


wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

2. Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan


wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para
bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan
dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.

Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu
posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.

Dalam konteks organisasi kemahasiswaan saya kemudian mendefinisikan


kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi, memotivasi atau memberi contoh
oleh pemimpin organisasi kemahasiswaan kepada anggota, mahasiswa lain,
masyarakat kampus dan sekitarnya dalam upaya mencapai sebuah tujuan organisasi.

3
B. TEORI KEPEMIMPINAN

Perlu diketahui bahwa dengan memahami teori-teori kepemimpinan maka itu


sangat besar pengaruhnya terhadap kinerja-kinerja organisasi dan juga untuk
mengukur sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dilaksanakan
secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara
keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar
nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori
tentang kepemimpinan antara lain :

1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian


pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang
kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembangannya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang
berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan
tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara
lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan


kepemimpinan organisasi, antara lain :

a. Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang


tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya
memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.

b. Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

4
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c. Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d. Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para


pengikutnya mampu berpihak kepadanya

2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori


ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

a. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang


pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh
gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan
kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.

b. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang


memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan
mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan
dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.

3. Teori Kewibawaan Pemimpin

5
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.

4. Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan


harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan
bawahan.

5. Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam
mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda
atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi bawahan
atau pengurus. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada
imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartib telah digunakan
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada
hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak
situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.

6
BAB III

PEMBAHASAN

Pasang surut gerakan mahasiswa di tanah air sangat dipengaruhi kualitas


kepemimpinan organisasi kemahasiswaan di kampus. Kampus atau universitas yang
mempunyai kaderisasi yang baik maka akan melahirkan pemimpin organisasi
kemahasiswaan yang handal dan cakap. Sebaliknya betapa banyak organisasi
kemahasiswaan di kampus kampus yang hanya tinggal namanya saja. Kalaupun ada
pengurusnya, jumlah pengurus yang aktif relatif sedikit (kurang dari 20%) dari
pengurus yang ada. Hal ini disebabkan rendahnya motivasi mahasiswa dalam
berorganisasi. Mahasiswa, kebanyakan sibuk dengan aktifitas akademik atau tugas
perkuliahan sehingga lalai mempersipakan diri untuk menjadi pemimpin di masa
depan. Oleh sebab itu motivasi diri dalam berorganisasi sangat diperlukan bagi
kalangan mahasiswa.

Pertanyaan bagaimana seyogyanya kepemimpinan dalam organisasi kemahasiswaan


sering dilontarkan di kalangan mahasiswa sendiri. Kepemimpinan mahasiswa muncul
akibat proses kaderisasi yang cukup lama. Kaderisasi bisa saja telah terjadi pada diri
mahasiswa sejak ia sekolah di SD, SMP dan SMA/SMK. Keikutsertaan dalam OSIS
contohnya, merupakan proses kaderisasi yang membentuk diri seseorang siswa
menjadi pemimpin. Proses di sekolah yang baik sedikit banyak akan memberi
kontribusi jiwa kepemimpinan mahasiwa saat di perguruan tinggi.

Organisasi kemasiswaan akan maju dan berhasil dalam tujuannya bila anggotanya
pernah mengalami suatu proses kaderisasi sebelumnya (disekolah). Kalaupun
anggootanya baru samasekali maka kaderisasi yang intensif dan berkualitas dapat
mendorong keberhasilan organisasi. Oleh sebab itu pengurus organisasi harus berhati-
hati dalam rekrutmen anggota baru. Perlu dipertimbangkan apakah calon anggota
sudah pernah ikut organisasi sebelumnya dan apa motivasi sesungguhnya dalam ikut

7
organisasi. Dengan demikian organisasi kemahasiswaan baik ditingkat program studi,
jurusan, fakultas, dan universitas akan berjalan dengan efektif.

A. Tipe Kepemimpinan

Banyak tipe atau gaya kepemimpinan yang telah dan sedang dilakukan oleh
para pemimpin organisasi atau bangsa-bangsa saat ini. Dan sejarah telah mencatat
pemimpin organisasi atau negara yang sukses sehingga dicintai dan diukir namanya
oleh anggota atau rakyatnya. Tipe kempimpinan seseorang akan depengaruhi oleh
latar belakan kehidupan dan pendidikannya.

Berikut tipe-tipe kepemimpinan yang dapat dikaji dan ditelaah baik dan buruknya
dalam organisasi kemahasiswaan dari berbagai sumber yang sayabaca. Tipe
kepemimpinan tersebut adalah:

1. Tipe Otokratik

Seorang pemimpin organisasi mahasiswa yang memiliki tipe kepemimpinan


otokratik dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Hal ini dilihat dari sifatnya
dalam menjalankan kepemimpinannya maunya sendiri dan sangat egois serta otoriter,
sehingga kesan yang muncul dimata anggotanya adalah tipe kepemimpinan ini selalu
menonjolkan “keakuannya”. Organisasi yang dipimpin oleh tipe ini tidak akan efektif
pada masa sekarang ini dimana keterbukaan dan keterlibatan mahasiswa atau anggota
sangat diperlukan.

2. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan


otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih
banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3)

8
sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang
berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5)
tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6)
komunikasi hanya berlangsung searah. Dalam oraganisasi kemahasiswaan yang bisa
digolongkan dalam tipe ini adalah resimen mahasiswa (MENWA).

3. Tipe Paternalistik/Maternalistik

Tipe pemimpin paternalistik/maternalistik ini bersifat kebapaan/keibuan yang


mengembangkan sikap kebersamaan. Salah satu ciri utamanya yaitu rasa hormat yang
tinggi yang ditujukan oleh para anggota kepada ketuanya. Pemimpin seperti ini
menunjukkan ketauladan dan menjadi panutan mahasiswa.

Di masyarakat biasanya tipe seperti ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama
dan guru. Ciri-ciri atau sifat kepemimpinan paternaliastik adalah sebagai berikut: (1)
mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau
anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3)
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar. Sedangkan
tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih
sayang yang berlebih lebihan.

4. Tipe Kharismatik

Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
Pendeknya seorang pemimpin organisasi kemahaiswaan yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak mahasiwa atau anggotanya meskipun para

9
mahasiswa tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
pemimpin tersebut dikagumi. Khrismatik muncul biasanya karena kepribadiannya
yang mengagumkan dalam menjalankan prinsip-prinsip moral dan keagamaan.

Dalam masyarakat Indonesia tipe kepemimpinan karismatis memiliki


kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan
pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap
memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan
yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada
pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.

5. Tipe Laissez Faire

Dalam tipe ini seorang pemimpin organisasi kemahasiswaan yang


berpandangan bahwa organisasi kemahasiswaan akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari mahasiswa yang sudah matang
dan dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa
yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi. Sebagai contoh organisasi eksternal
kemahasiswaan PB HMI atau PB KAMMI dimana pengurusnya sudah begitu dewasa
dan dapat menjalankan organisasi tanpa perlu interfensi pihak lain.

6. Tipe Demokratik

Pemimpin yang demokratik biasanya memperlakukan anggotanya atau


mahasiswa dengan cara yang manusiawi dan menjunjung harkat dan martabat
manusia. Seorang pemimpin organisasi kemahaiswaan yang demokratik disegani
tetapi bukannya ditakuti. Dalam pengambilan keputusan biasa mempertimbangkan
masukan dari sebagian besar pengurus atau anggotanya sehingga keinginan mayoritas
anggotanya dapat terpenuhi.

10
Dalam prespektif masyarakat mahasiswa dan masyarakat pada umumnya dari
kelima tipe kepemimpinan mahasiswa diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan
dan kelemahannya tergantung dimana tipe kepemimpinan tersebut terjadi. Oleh sebab
itu penempatan tipe kepemimpinan tersebut tergantung pada organisasi yang akan
dipimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran (MENWA) diperlukan tipe
kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan
komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua
anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Untuk BEM
MAPERWA, HMJ/HIMAPRODI dan UKM tentu menuntuk tipe kemimpinan yang
berbeda misalnya kharismatik atau demokratik. Jadi, dalam menentukan tipe
kepemimpinan organisasi yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin harus
disesuaikan dengan jenis organisasi kemahasiswaan yang akan dipimpin.

B. Ciri-ciri Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik

Untuk mencapai tujuan organisasi kemahasiswaan maka diperlukan pemimpin


yang berkualitas baik secara agama, moral, social dan pedidikan. Banyak mahasiswa
atau masyarakat mengharapkan pemimpin yang sempurna atau ideal (setengah dewa)
padahal hampir-hampir tidak mungkin menjadi manusia setengah dewa. Tetapi
setidaknya setiap individu pemimpin organisasi kemahasiswaan berusaha untuk
melakukan yang terbaik untuk organisasinya. Berikut adalah ciri-ciri pemimpin
(Ircham. 2010) yang baik yang hendaknya menjadi tujuan setiap individu mahasiswa
saat memimpin organisasi kemahasiswaan:

1. Pengetahuan umum yang luas, semakin tinggi kedudukan seseorang dalam


hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir
dan bertindak secara generalis.

2. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dalam memajukan organisasi.

3. Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang
mencerminkan dua hal: pertama, tidak pernah merasa puas dengan tingkat

11
pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan
menemukan hal- hal baru.

4. Kemampuan Analitik, efektifitas kepemimpinan seseorang tidak lagi pada


kemampuannya melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional,
melainkan pada kemampuannya untuk berpikir. Cara dan kemampuan berpikir
yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada
pemecahan masalah.

5. Daya ingat yang kuat, pemimpin harus mempunyai kemampuan inteletual


yang berada di atas kemampuan rata-rata orang-orang yang dipimpinnya,
salah satu bentuk kemampuan intelektual adalah daya ingat yang kuat.

6. Kapasitas integratif, pemimpin harus menjadi seorang integrator dan memiliki


pandangan holistik mengenai orgainasi.

7. Ketrampilan berkomunikasi secara efektif, fungsi komunikasi dalam


organisasi antara lain : fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi
penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.

8. Keterampilan Mendidik, memiliki kemampuan menggunakan kesempatan


untuk meningkatkan kemampuan bawahan, mengubah sikap dan perilakunya
dan meningkatkan dedikasinya kepada organisasi.

9. Rasionalitas, semakin tinggi kedudukan manajerial seseorang semakin besar


pula tuntutan kepadanya untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir.
Hasil pemikiran itu akan terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi,
akan tetapi juga dalam hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang
berkepentingan di luar organisasi tersebut.

10. Objektivitas, pemimpin diharapkan dan bahkan dituntut berperan sebagai


bapak dan penasehat bagi para bawahannya. Salah satu kunci keberhasilan
seorang pemimpin dalam mengemudikan organisasi terletak pada
kemampuannya bertindak secara objektif.

12
11. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya
terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan
tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk
mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik
tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam
perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.

12. Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen dan
yang Penting.

13. Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

14. Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu sama
lain.

15. Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak
sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan
langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

16. Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan
teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.

17. Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapan
terhadap pendapat orang lain.

18. Adaptabilitas, kepemimpinan selalu bersifat situasional, kondisional, temporal


dan spatial.

19. Fleksibilitas, mampu melakukan perubahan dalam cara berpikir, cara


bertindak, sikap dan perilaku agar sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi
tertentu yang dihadapi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip hidup yang dianut
oleh seseorang.

13
20. Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan
proaktif.

C. Langkah-Langkah Untuk Menciptakan Gaya Kepemimpinan yang ideal

Majunya organiasasi kemahasiwaan sangat ditentukan oleh gaya atau tipe


kepemimpin ketuanya atau pemimpinnya. Bila ketuanya memiliki gaya
kepemimpinan yang cocok dengan karakter umum dari anggota dan jenis organiasasi
yang dijalankan dapat dipastikan organisasinya akan lebih baik.

Adapun langkah-langkah untuk menciptakan gaya kepemimpinan yang tepat dan


mungkin bisa diadopsi untutk organisasi kemahasiswaan menurut Rebecca Hourston,
Director of Programs Aspire, sebuah perusahaan di bidang penelitian, seperti dikutip
dari Womensmedia:

1. Berani dan penuh percaya diri

Agar seorang pemimpin memiliki cahaya yang terang, ia harus memiliki


keberanian untuk melakukan sebuah tantangan besar. Saat akan mengambil sebuah
tantangan, seorang pemimpin harus berani mengambil risiko dan harus terus berjalan,
tak peduli yang dikatakan orang lain.

Di sini, karakter yang kuat sangat diperlukan seorang pemimpin. Ia harus


memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa apa yang akan dilakukannya ialah
sesuatu yang benar dan akan mendatangkan sebuah keuntungan bagi lembaganya. Inti
dari gaya kepemimpinan ini ialah, jangan pernah takut mengambil risiko dan jangan
pernah takut melakukan kesalahan. Untuk memunculkan sifat ini, sebaiknya
pemimpin melakukan evaluasi, hal penting dan menantang apa yang bisa dilakukan
dalam kepemimpinannya.

14
2. Mempertajam kekuatan

Carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya
kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas
Anda atau identitas kepemimpinan anda. Gaya tersebut juga menjadi kekuatan yang
akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di dunia organisasi/lembaga.

3. Padukan beberapa gaya kepemimpinan

Meski memiliki ciri khas gaya kepemimpinan, sebaiknya seorang pemimpin


juga bisa memadukan beberapa gaya kepemimpinan sekaligus dalam dirinya.

Dalam sebuah penelitian di buktikan bahwa para pemimpin yang sukses


umumnya memadukan beberapa gaya kepemimpinan pada dirinya karena satu gaya
saja tidak pernah cukup mengatasi masalah yang banyak. Untuk bisa memadukan
beberapa gaya kepemimpinan dengan tepat, identifikasi wilayah dan anggota yang
ada di bawah dalam struktur, kemudian carilah gaya kepemimpinan yang tepat untuk
dipadukan dengan gaya kepemimpinan yang menjadi ciri khasnya anda.

4. Ciptakan tujuan

Untuk menjadi seorang pemimpin (ketua) yang baik, seseorang harus bisa
mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai. Dengan
mengomunikasikan, ini akan membuat anggota/pengurus merasa terpacu untuk
mencapai target, dan anggota/pengurus juga bisa melihat bahwa pemimpin ini benar-
benar bisa memimpin lembaganya.

15
5. Pemberi semangat

Pemimpin yang terbaik adalah manusia karena manusia bisa memberikan


semangat dan mampu memotivasi anggota/pengurus lainnya. Pemimpin haruslah bisa
menempatkan dirinya sebagai seorang motivator saat anggota/pengurus menemui
masalah.

Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap anggota/pengurusnya hingga tiap
anggota/pengurus bisa memberikan yang terbaik untuk lembaganya. Karena itulah,
seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya kepada dirinya sendiri, “apa
yang bisa saya berikan kepada organisasi/lembaga saya hari ini?”

6. Seimbang

Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu,
ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar kesibukan organisasi.

7. Menjadi diri sendiri

Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah
pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi
orang lain yang bukan diri Anda.

D. Hakikat Pemimpin Organisasi Kemahasiswaan

Pemimpin mahasiswa pada hakikatnya adalah seorang mahasiswa yang


mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku mahasiswa lain di dalam
kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.

Pada tahap pemberian tugas pemimpin mahasiswa harus memberikan suatu


arahan dan tujuan yang jelas, agar anggota dalam melaksanakan tugasnya dapat

16
dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.

Dengan demikian pemimpin mahasiswa mempunyai wewenang untuk


mengarahkan anggota/pengurusnya dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan
kata lain para pemimpin mahasiswa tidak hanya dapat memerintah anggota
/pengurusnya apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengnaruhi bagaimana
anggota/pengurusnya melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu hubungan
sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin (ketua) dengan anggota/pengurusnya,
yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian dalam Karya Tulis Ilmiah ini maka dapat diambil
kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan, yang
dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi, memotivasi atau memberi


contoh oleh pemimpin organisasi kemahasiswaan kepada anggota, mahasiswa lain,
masyarakat kampus dan sekitarnya dalam upaya mencapai sebuah tujuan organisasi.

2. Keberhasilan dalam memimpin suatu organisasi kemahasiswaan sangat


tergantung gaya atau tipe kepemimpinan ketuanya.

3. Gaya, Ciri dan Tipe kepemimpinan yang sesuai dengan jenis organisasi,
hakikat dan karakter anggotanya akan cenderung tumbuh dan berkembang dengan
baik dibandingkan dengan memimpin suatu organisasi tanpa mengetahui hakikat,
dan karakter sebagian besar anggotanya.

4. Gaya kepemimpinan itu bisa dibentuk sejak dini dimana seorang calon
pemimpin dibesarkan oleh siapa berlatar pendidikan apa dan dipengaruhi oleh
lingkungan seperti apa. Olehnya itu membentuk pemimpin organisasi kemahasiswaan
yang handal perlu adanya kaderisasi dalam organisasi dimana seluruh anggotanya
dapat mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin organisasi kampus dan kelak
menjadi pemimpin bangsa.

18
B. SARAN

Sebagai organisasi atau Lembaga Kemahasiswaan yang berorientasi pada


bentuk paguyuban dan pengkaderan yang bersifat independen , saya pikir metode-
metode yang dilakukan sudah tidak relevan dan konteks lagi dangan
perkembangan kelembagaan di kampus oleh sebab itu dibutuhkan metode atau
varian yang baru . Demi tercapai tujuan organisasi yang tercantum dalam konstitusi
dan sesuai dengan nilai hakiki yang terkandung dalam tridarma perguruan tinggi.

Diharapkan kepada seluruh keluarga dan/atau masyarakat jurusan


FMIPA agar senantiasa membangun komitmen untuk selalu konsisten terhadap
aturan main organisasi dalam bentuk konstitusi yang kita anggap sebagai landasan
dalam menjalankan roda organisasi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Gillian. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama

Eriyanto. 2011. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.


Yogyakarta: LKis Griffin, EM. 2012. A Fisrt Look at Communication
Theory Ed.VIII. New York: McGraw

Hill Moleong, Lexy. J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nunan,

David. 1993.Introducing Discourse Analysis. London: Penguin Book


Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKis Turner

H. Lynn, West Ricard.2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis


dan Aplikasi. Jakarta:Salemba Humanika 7

20

Anda mungkin juga menyukai