Aldhiya - 10060319068 - Farmasi - 19 - Standar Retorika Seorang Pemimpin - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Organisasi Mahasiswa
Aldhiya - 10060319068 - Farmasi - 19 - Standar Retorika Seorang Pemimpin - Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Organisasi Mahasiswa
ORGANISASI MAHASISWA
10060319068
2019
1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR
Bismilahhirrahmanirrahim.
Assalamu’alikum Wr.Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 18
B. Saran …………......................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa manusia dilahirkan di bumi ini
adalah untuk menjadi kholifah (penguasa atau pemimpin) yang kemudian kelak akan
dimintai pertanggungjawabannya tentang kepemimpinannya itu di akhirat.
Sebagaimana di firmankan oleh Allah dalam Al-Quran yang berbunyi: “Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat”; “Sesungguhnya Aku akan mengangkat
Adam menjadi Khalifah di muka Bumi”.
Setiap mahasiswa pasti sepakat bahwa dirinya adalah calon pemimpin. Baik
calon pemimpin keluarga, organisasi, kantor, bangsa dan negara Indonesia.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah seberapa jauh seorang mahasiswa
mempersiapkan diri sebagai seorang pemimpin di masa depan. Mahasiswa
sebagai agent of change (agen perubahan) tidak mungkin dapat merubah sesuatu hal
kea rah yang lebih baik bila tidak mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan
itu sendiri.
1
B. RUMUSAN MASALAH
4. Apa dan bagaimana langkah yang dapat diambil untuk menciptakan tipe
pemimpin yang ideal
C. Tujuan penulisan
4. Untuk mengetahui apa langkah yang dapat menciptakan tipe pemimpin yang
ideal
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian kepemimpinan
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu
posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
3
B. TEORI KEPEMIMPINAN
a. Kecerdasan
4
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal
maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi
serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin
pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi pula.
5
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan,
sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang
lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia
untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
5. Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang
positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori
kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership
Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap
filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam
mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda
atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif,
dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi bawahan
atau pengurus. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada
imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartib telah digunakan
gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada
hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif.
Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak
situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Organisasi kemasiswaan akan maju dan berhasil dalam tujuannya bila anggotanya
pernah mengalami suatu proses kaderisasi sebelumnya (disekolah). Kalaupun
anggootanya baru samasekali maka kaderisasi yang intensif dan berkualitas dapat
mendorong keberhasilan organisasi. Oleh sebab itu pengurus organisasi harus berhati-
hati dalam rekrutmen anggota baru. Perlu dipertimbangkan apakah calon anggota
sudah pernah ikut organisasi sebelumnya dan apa motivasi sesungguhnya dalam ikut
7
organisasi. Dengan demikian organisasi kemahasiswaan baik ditingkat program studi,
jurusan, fakultas, dan universitas akan berjalan dengan efektif.
A. Tipe Kepemimpinan
Banyak tipe atau gaya kepemimpinan yang telah dan sedang dilakukan oleh
para pemimpin organisasi atau bangsa-bangsa saat ini. Dan sejarah telah mencatat
pemimpin organisasi atau negara yang sukses sehingga dicintai dan diukir namanya
oleh anggota atau rakyatnya. Tipe kempimpinan seseorang akan depengaruhi oleh
latar belakan kehidupan dan pendidikannya.
Berikut tipe-tipe kepemimpinan yang dapat dikaji dan ditelaah baik dan buruknya
dalam organisasi kemahasiswaan dari berbagai sumber yang sayabaca. Tipe
kepemimpinan tersebut adalah:
1. Tipe Otokratik
8
sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang
berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5)
tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6)
komunikasi hanya berlangsung searah. Dalam oraganisasi kemahasiswaan yang bisa
digolongkan dalam tipe ini adalah resimen mahasiswa (MENWA).
3. Tipe Paternalistik/Maternalistik
Di masyarakat biasanya tipe seperti ini dimiliki oleh tokoh-tokoh adat, para ulama
dan guru. Ciri-ciri atau sifat kepemimpinan paternaliastik adalah sebagai berikut: (1)
mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau
anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3)
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar. Sedangkan
tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih
sayang yang berlebih lebihan.
4. Tipe Kharismatik
Karakteristik yang khas dari tipe ini yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
Pendeknya seorang pemimpin organisasi kemahaiswaan yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak mahasiwa atau anggotanya meskipun para
9
mahasiswa tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
pemimpin tersebut dikagumi. Khrismatik muncul biasanya karena kepribadiannya
yang mengagumkan dalam menjalankan prinsip-prinsip moral dan keagamaan.
6. Tipe Demokratik
10
Dalam prespektif masyarakat mahasiswa dan masyarakat pada umumnya dari
kelima tipe kepemimpinan mahasiswa diatas, masing-masing tipe memiliki kelebihan
dan kelemahannya tergantung dimana tipe kepemimpinan tersebut terjadi. Oleh sebab
itu penempatan tipe kepemimpinan tersebut tergantung pada organisasi yang akan
dipimpin. Misalnya untuk organisasi kemiliteran (MENWA) diperlukan tipe
kepemimpinan yang otoriter, sebab pada organisasi tersebut dibutuhkan kesatuan
komando dalam pengambilan keputusan. Sehingga senang atau tidak senang, semua
anggota organisasi didalamnya harus melaksanakan perintah dari atasan. Untuk BEM
MAPERWA, HMJ/HIMAPRODI dan UKM tentu menuntuk tipe kemimpinan yang
berbeda misalnya kharismatik atau demokratik. Jadi, dalam menentukan tipe
kepemimpinan organisasi yang akan diterapkan oleh seorang pemimpin harus
disesuaikan dengan jenis organisasi kemahasiswaan yang akan dipimpin.
3. Sikap yang intuitif atau rasa ingin tahu, merupakan suatu sikap yang
mencerminkan dua hal: pertama, tidak pernah merasa puas dengan tingkat
11
pengetahuan yang dimiliki; kedua, kemauan dan keinginan untuk mencari dan
menemukan hal- hal baru.
12
11. Pragmatisme, dalam kehidupan organisasional, sikap yang pragmatis biasanya
terwujud dalam bentuk sebagai berikut : pertama, kemampuan menentukan
tujuan dan sasaran yang berada dalam jangkauan kemampuan untuk
mencapainya yang berarti menetapkan tujuan dan sasaran yang realistik
tanpa melupakan idealisme. Kedua, menerima kenyataan apabila dalam
perjalanan hidup tidak selalu meraih hasil yang diharapkan.
12. Kemampuan Menentukan Prioritas, dengan membedakan hal yang Urgen dan
yang Penting.
13. Naluri yang Tepat, kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
14. Rasa Kohesi yang tinggi, :senasib sepenanggungan”, ketertarikan satu sama
lain.
15. Rasa Relevansi yang tinggi, pemimpin tersebut mampu berpikir dan bertindak
sehingga hal-hal yang dikerjakannya mempunyai relevansi tinggi dan
langsung dengan usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
16. Keteladanan, seseorang yang dinilai pantas dijadikan sebagai panutan dan
teladan dalam sikap, tindak-tanduk dan perilaku.
17. Menjadi Pendengar yang Baik, tidak terlalu cepat memberikan tanggapan
terhadap pendapat orang lain.
13
20. Ketegasan, keberanian, orientasi masa depan serta sikap yang antisipatif dan
proaktif.
14
2. Mempertajam kekuatan
Carilah keahlian atau kekuatan Anda dan jadikan hal tersebut sebagai gaya
kepemimpinan Anda. Gaya kepemimpinan tersebut nantinya bisa menjadi ciri khas
Anda atau identitas kepemimpinan anda. Gaya tersebut juga menjadi kekuatan yang
akan mengantarkan Anda pada kesuksesan di dunia organisasi/lembaga.
4. Ciptakan tujuan
Untuk menjadi seorang pemimpin (ketua) yang baik, seseorang harus bisa
mengomunikasikan tujuan, visi, dan misi yang ingin dicapai. Dengan
mengomunikasikan, ini akan membuat anggota/pengurus merasa terpacu untuk
mencapai target, dan anggota/pengurus juga bisa melihat bahwa pemimpin ini benar-
benar bisa memimpin lembaganya.
15
5. Pemberi semangat
Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi setiap anggota/pengurusnya hingga tiap
anggota/pengurus bisa memberikan yang terbaik untuk lembaganya. Karena itulah,
seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu bertanya kepada dirinya sendiri, “apa
yang bisa saya berikan kepada organisasi/lembaga saya hari ini?”
6. Seimbang
Setiap pemimpin harus bisa mengukur risiko yang dihadapinya. Selain itu,
ciptakan waktu yang tepat untuk menikmati hidup di luar kesibukan organisasi.
Tak ada yang lebih baik selain menjadi diri sendiri. Karena itulah, jadilah
pemimpin yang sesuai dengan kepribadian Anda, jangan berusaha untuk menjadi
orang lain yang bukan diri Anda.
16
dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian dalam Karya Tulis Ilmiah ini maka dapat diambil
kesimpulan yang merupakan gambaran menyeluruh dari hasil pembahasan, yang
dapat dikemukakan sebagai berikut :
3. Gaya, Ciri dan Tipe kepemimpinan yang sesuai dengan jenis organisasi,
hakikat dan karakter anggotanya akan cenderung tumbuh dan berkembang dengan
baik dibandingkan dengan memimpin suatu organisasi tanpa mengetahui hakikat,
dan karakter sebagian besar anggotanya.
4. Gaya kepemimpinan itu bisa dibentuk sejak dini dimana seorang calon
pemimpin dibesarkan oleh siapa berlatar pendidikan apa dan dipengaruhi oleh
lingkungan seperti apa. Olehnya itu membentuk pemimpin organisasi kemahasiswaan
yang handal perlu adanya kaderisasi dalam organisasi dimana seluruh anggotanya
dapat mempersiapkan diri sebagai calon pemimpin organisasi kampus dan kelak
menjadi pemimpin bangsa.
18
B. SARAN
19
DAFTAR PUSTAKA
20