Anda di halaman 1dari 10

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan

Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 113 – 122 ISSN 1978-2365

PENGUJIAN PROTOTIPE GENERATOR TERMOELEKTRIK


BERBAHAN BAKAR MINYAK JELANTAH

TESTING OF A THERMOELECTRIC GENERATOR PROTOTYPE FUELED


BY USED COOKING OIL
Priskila Harli Siswantika, Nur Aji Wibowo, Andreas Setiawan
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711
andreas.setiawan@staff.uksw.edu

Abstrak
Jelantah merupakan limbah yang jumlahnya cukup melimpah tetapi pemanfaatannya belum maksimal.
Dengan teknologi termoelektrik, jelantah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar penghasil energi
listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efisiensi prototipe generator termoelektrik berbahan
bakar minyak jelantah. Generator tersebut terdiri dari 2 sel termoelektrik, pipa pendingin, penerima
panas, tungku pembakaran dan tangki bahan bakar. Sumber panas atau kalor dihasilkan dari
pembakaran minyak jelantah secara langsung pada tungku pembakaran. Pengujian dilakukan dengan
mengukur keluaran tegangan yang dihasilkan dengan memasangkan sebuah hambatan beban (dummy
load) secara paralel serta mengukur suhu pada sisi dingin dan sisi panas. Dari hasil percobaan
menunjukkan bahwa semakin besar selisih suhu (∆T) maka tegangan keluaran (VRL), daya keluaran
(Pout) dan efisiensi generator ( h t ) meningkat. P out dan efisiensi generator maksimum terukur pada
pemasangan RL = 11 ohm pada ∆T = 78,1 0C yaitu 0,86 watt dan 1,96%. Dengan menganalisa
karakteristik keluaran daya generator pada pemasangan RL=11 ohm keluaran daya didekati dengan
suatu permodelan yang dibagi dalam dua bagian. Bagian I pada ∆T 2,5 0C sampai 18,3 0C menunjukkan
Rin = 15,58 ohm dan [S1]2= 0,33 volt2/K2 dengan err = 17% terhadap hasil percobaan. Sedangkan bagian
II pada ∆T 18,4 0C sampai 78,1 0C diperoleh [S2]2 = 0,06 volt2/K2 dan C = 0,458 dengan err = 2,2%.

Kata kunci : minyak jelantah, generator termoelektrik, kalor, efisiensi generator, koefisien seebeck

Abstract
The quantity of used cooking oil is overflow but it’s utilization is not maximized. By thermoelectric
technology, used cooking oil can be used to fuel electricity. This research aims to test the efficiency a
thermoelectric generator prototype fueled by used cooking oil. The generator consists of two
thermoelectric cells, cooler pipes, thermal receivers, burner and fuel tanks. The sources of heat are
generated from the combustion of used cooking oil directly on the furnace. The output voltage is
measured by pairing a load resistance (dummy load) in parallel and also by measuring the temperature
on the cold side and hot side. The experimental results show when ∆T increases, VRL, Pout and generator
efficiency (h t ) also increases. Pout and h t maximum is measured at 0.86 watt and 1.96% when
installation of RL = 11 ohm and ΔT = 78.1 0C. Based on analyzing of power output, generator
characteristics at installation of RL = 11 ohm can be approached by a modeling which is divided into
two parts. The first section on ∆T 7 0C to 18.3 0C shows Rin = 15.58 ohm and [S1]2 = 0.11 volt2/K2 with
err = 17%. The second section on ∆T 18.4 0C to 78.1 0C gets [S2]2 = 0.0038 volt2/K2 and C = 0,458
with err = 2.2%.

Keywords : used cooking oil, thermoelectric generator, heat, generator efficiency, coefficient seebeck

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 113
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 11312
Vol. No. 2 Desember 2013 : 113 – 122
– 122
4

PENDAHULUAN cukup menjanjikan dari lifetime yang cukup


Ketersediaan minyak sawit di Indonesia lama, tidak bising, dan tidak memerlukan
cukup melimpah yaitu sekitar 7 juta ton per motor penggerak[4].
tahun[1]. Setelah digunakan, minyak goreng Modul termoelektrik tersusun atas dua
mengalami perubahan komposisi kimia, dimana material semikonduktor tipe-p dan tipe-n
minyak goreng tersebut mengandung senyawa- dikopel seperti pada Gambar 1. Prinsip dari
senyawa yang bersifat karsinogenik, sehingga generator ini cukup sederhana dengan
tidak layak lagi digunakan sebagai bahan membalik prinsip kerja thermoelectric
makanan. Oleh karena itu minyak goreng bekas generator (TEG), dengan menganti sumber
atau jelantah (used cooking oil) menjadi limbah tegangan DC dengan sebuah hambatan
dari industri penggorengan. beban[5].
Minyak jelantah banyak dihasilkan dari
berbagai aktivitas memasak, salah satunya dari
UMKM. Dalam satu hari saja sebuah restoran
siap saji yang terkenal dapat menghasilkan
minyak jelantah berwarna hitam kurang lebih
33.750 liter. Mengingat jumlah UMKM yang
tersebar di berbagai tempat menjadikan volume
minyak jelantah melimpah. Apabila tidak ada
Gambar 1. Skema Generator Termoelektrik
upaya penanggulangan terhadap limbah
Karakteristik modul termoelektrik
tersebut akan menimbulkan permasalahan yang
tergantung pada efek Seebeck, efek Peltier dan
cukup serius[2].
efek Thompson[6]. Berdasarkan efek Seebeck,
Pada umumnya pemanfaatan minyak
tegangan timbul dari sambungan dua material
jelantah digunakan sebagai biodiesel. Saat ini
yang berbeda pada suhu yang berbeda.
penelitian tersebut masih perlu alternatif-
dV
alternatif lainnya, seperti tentang sifat-sifat S= ...............................................(1)
dT
fisik dan kimia minyak jelantah secara terukur
Pada persamaan 1 yang dimaksud
yang memungkinkan menjadi bahan bakar
sebagai koefisien seebeck (S) merupakan
alternatif[3].
gradien perubahan tegangan terhadap suhu
Dalam penelitian ini mengusulkan
pada material tertentu. Modul termoelektrik ini
penggunaan teknologi termoelektrik (TEG)
akan diletakkan dalam rangkaian yang
melalui desain generator listrik termoelektrik
menghubungkan sumber panas dan dingin.
yang mengkonversi energi dalam minyak
Dalam penelitian ini, panas yang
jelantah menjadi energi listrik. Terobosan ini
dimaksud adalah panas yang dihasilkan dari
didasarkan pada beberapa penelitian tentang
pembakaran minyak jelantah. Penelitian
termoelektrik yang memiliki potensi yang

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
114
Pengujian Prototipe Generator
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 DesemberTermoelektrik
2013 : 113 – Berbahan
122 Bakar Minyak Jelantah

Sjaffriadi, 2012, yaitu merancang sebuah Metode Pengukuran Efisiensi Tungku


kompor tekan multifuel dengan bahan bakar Pembakaran
minyak nabati seperti PPO (pure palm oil), Metode Water Boiling Test (WBT)
minyak jelantah dan minyak jarak. Dalam merupakan metode pengukuran secara kasar
penelitian tersebut menunjukkan kemampuan untuk mengetahui transfer energi bahan bakar
nyala dan pembakaran yang baik di dalam dalam proses pembakaran dan dapat dilakukan
kompor yang telah didesain dengan kondisi pada semua jenis tungku pembakaran. Metode
operasi yang cukup stabil serta temperatur WBT dapat menunjukkan prediksi kegunaan
nyala api yang tinggi. Penelitian tersebut bahan bakar secara kasar untuk berbagai
membuktikan bahwa minyak jelantah dapat keperluan pembakaran dengan penentuan
dimanfaatkan sebagai bahan bakar sumber efisiensi termal maksimum dan minimum[10].
panas[7]. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan
Minyak yang berasal dari kelapa sawit tujuan dari penelitian untuk memanfaatkan
mempunyai kadar asam lemak jenuh sebesar minyak jelantah sebagai bahan bakar generator
51% dan asam lemak tak jenuh 49%[8]. Selain termoelektrik. Pengambilan data dengan WBT
itu, minyak goreng juga memiliki energi menggambarkan secara kasar prinsip kerja
metabolis sebesar 8.300 kcal/kg[9]. Sedangkan ruang pembakaran pada generator
minyak jelantah energi metabolisnya menurun termoelektrik.
menjadi 7.430 kcal/kg. Pada pengambilan data, sample
Potensi minyak jelantah untuk dikonversi digunakan sebagai bahan bakar untuk
menjadi energi listrik ini sangat memanaskan air seperti gambar 2. Masa air
menguntungkan namun untuk mencapai hal dikontrol pada 50 gram dan kenaikan suhu (∆T)
tersebut diperlukan desain dan efisiensi pada 50C. Setelah ∆T=50C api dimatikan
generator yang baik. sehingga dapat diketahui selang waktu dan
Oleh karena itu, dalam penelitian ini masa minyak yang terkonsumsi.
bertujuan untuk menguji efisiensi generator
termoelektrik berbahan bakar minyak jelantah.
METODOLOGI

Bahan
Minyak goreng yang digunakan sebagai
sample adalah minyak goreng yang digunakan
oleh industri rumah tangga (home industry)
penggorengan krupuk “rambak”. Minyak
Gambar 2. Uji efisiensi tungku pembakaran
goreng tersebut dipanaskan selama 1 jam
generator
dengan suhu mencapai 225 0C.

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 115
Ketenagalistrikan Dan EnergiKetenagalistrikan
Terbarukan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No.
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 113 – 122 2 Desember 2013 : 113 – 122
4

Besar kalor yang diterima dari Perancangan Generator


pembakaran minyak jelantah mengikuti Rancangan desain prototipe yang akan
persamaan 2: dibuat terlihat pada gambar 3. Rancangan
Q = m.c.DT ……………………..….(2) generator tersebut terdiri dari bagian :
- Pipa Pendingin
Dimana :
Sebuah pipa almunium pejal yang
Q = energi kalor yang diterima (Kalori)
dibelah dua kemudian dilubangi.
m = masa air (gram)
Lubang tersebut berfungsi sebagai
c = kalor jenis bahan (kal/gr ᵒC)
tempat sirkulasi aliran air agar suhu
ΔT = selisih suhu (ᵒC)
pipa tersebut relatif rendah atau sama
dengan suhu air. Pada rancangan ini,
Kemudian energi yang dapat dihasilkan
pipa pendingin diletakkan secara
melalui pembakaran minyak jelantah dapat
vertikal pada sisi kanan dan kiri
diperoleh melalui persamaan 3.
karena menggunakan dua buah sel
Q
E= termoelektrik.
Dm ………………........………..(3)
- Sel Termoelektrik (TEG)
Dimana :
Modul ini berfungsi untuk merubah
E = nilai kalori jelantah (kal/g)
aliran kalor menjadi arus listrik.
Q = kalor yang diserap (kal)
Modul ini diletakkan diantara pipa
Δm = masa minyak yang
pendingin dan penerima panas. Pada
terkonsumsi (gram)
sisi dingin ditempelkan pada pipa
pendingin dan pada sisi panasnya
E pada persamaan 3. adalah nilai kalor
didekatkan dengan penerima panas.
yang dapat dihasilkan oleh bahan bakar minyak
Sel teroelektrik TEG yang akan
jelantah tiap gramnya pada tungku pembakaran
digunakan sebanyak dua buah.
generator. Kemudian agar dapat memperoleh
- Penerima Panas
besarnya daya minyak jelantah (P in) dilakukan
Berupa logam besi pejal bersirip yang
perhitungan seperti persamaan 4:
dipasangkan dibawah modul TEG.
E
P0 = Berfungsi sebagai penerima kalor
t ...............................................(4)
hasil pembakaran minyak jelantah
Dimana t dalam sekon merupakan waktu
yang kemudian dihantarkan ke
yang diperlukan sampai kenaikan 50C. Sebelum
permukaan sisi panas termoelektrik.
mencari besarnya Pin, satuan untuk E
- Tungku Pembakaran
dikonversi ke dalam joule/gram.
Tungku pembakaran dibuat seperti
tungku kompor sederhana dengan
ukuran yang menyesuaikan celah

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
116
Pengujian Prototipe Generator
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 Termoelektrik
: 113 – 122 Berbahan Bakar Minyak Jelantah

antara penerima panas. Pada bagian Dari tegangan keluaran yang diperoleh
ini, diletakkan sumbu yang kemudian dapat dihitung daya yang dihasilkan dengan
akan menyerap minyak jelantah yang persamaan 5 :
dialirkan dari tangki ke tungku. V
2
Pout = RL ………………....….......(5)
- Tangki bahan bakar minyak jelantah RL
Berfungsi untuk menampung bahan
Dimana :
bakar dan didesain seperti infus agar
Pout = keluaran daya puncak dari
bisa bekerja secara kontinyu. Sistem
generator termoelektrik (watt)
infus ini memanfaatkan hukum
VRL= tegangan pada beban yang
gravitasi untuk mempercepat
dipasangkan (volt)
penyerapan bahan bakar oleh sumbu.
RL = hambatan luar yang dipasangkan
(ohm)

Tangki
minyak
jelantah Pipa
pendingin

Gambar 3. Desain prototipe generator


termoelektrik berbahan bakar minyak
Penerima
jelantah panas
Tungku pembakaran

Pengukuran Daya Keluaran Generator Gambar 4. Prototipe generator termoelektrik


Pengukuran daya listrik dari generator
ini dilakukan dengan memasangkan hambatan HASIL DAN PEMBAHASAN
beban (RL) sebagai dummy load secara paralel Pengujian tungku pembakaran generator
pada kabel output yang tersambung pada sel dengan WBT menunjukkan perolehan daya
termoelektrik. dari minyak jelantah yang dapat dilihat
Kemudian tegangan hambatan beban berdasarkan grafik gambar 5.
tersebut diukur menggunakan multimeter.
Untuk mengetahui puncak daya maka RL
tersebut divariasikan, yang berarti hambatan
dalam termoelektrik (R in) sama dengan
hambatan luar (RL).

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 117
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 :Vol.
11312
– 122
No. 2 Desember 2013 : 113 – 122
4

5 Pada percobaan ke-3 dan ke-4, hasil


pengukuran Pminyak menunjukkan selisih cukup
4
besar dengan P0 rata-rata. Jika memperhatikan
Pminyak (watt)

3
tabel 1. maka percobaan ke-3 dan ke-4,
2
memang mengkonsumsi bahan bakar lebih
1 banyak, namun ternyata energi yang diterima
rata-rata
0 oleh air justru lebih kecil daripada percobaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 lainnya. Ada kemungkinan terjadi aliran energi
percobaan ke-
selain ke air yang diamati. Dari pengamatan
Gambar 5. Grafik daya minyak jelantah tiap percobaan ternyata terbukti (tabel 1) terjadi
gram. pembakaran yang tidak sempurna, yaitu
ditandai dengan banyaknya jelaga yang
Dari grafik gambar 5 diperoleh bahwa dihasilkan. Jelaga yang berlebih menandakan
daya minyak (P0) rata-rata adalah 3,22 watt/g. campuran bahan bakar dan oksigen yang tidak
P0 didapat dari persaman 3 yang dikonversi ke optimum, hal ini menurunkan daya yang
dalam J/g.s atau watt/g. dihasilkan.
Berbagai percobaan dengan 12 variasi RL
Tabel 1. Perolehan daya kandungan energi telah menunjukkan karakteristik Pout terhadap
minyak jelantah dan jumlah jelaga. pemasangan berbagai variasi hambatan beban
Percob. ∆m Waktu Pminyak
Jelaga yang ditunjukkan pada gambar 6.
ke- (g) (sekon) (watt/g)
0.9
1 5 60 3,46 ++
Ppuncak (watt)

0.7
2 4 60,2 4,31 ++
3 11 60,25 1,57 +++ 0.5

4 15 60,48 1,14 +++ 0.3


5 6 60,37 2,86 ++
0.1
6 4 60,53 4,28 ++
7 -0.1 0 20 40 60 80 100 120 140
5 60,37 3,44 ++
8 4 60,38 4,29 ++ -0.3 Hambatan beban (ohm)
9 5 60,67 3,42 ++ Gambar 6. Grafik karakteristik Pout pada
10 5 60,63 3,42 ++ pemasangan berbagai variasi RL

Tabel 1. menunjukkan data percobaan Berdasarkan pengambilan data yang


perolehan daya kandungan energi minyak telah dilakukan, Pout maksimum diperoleh pada
jelantah dengan metode WBT. Massa air (mair) pemasangan RL 11 ohm, yaitu 0,86 watt pada
dan selisih suhu ∆T dikontrol pada 50 g dan suhu Thot = 107,10C, Tcold = 29 0C dan ∆T =
50C.

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
118
Pengujian Prototipe Generator
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 113 – 122Berbahan Bakar Minyak Jelantah
Termoelektrik

78,1 0C. Hal tersebut berarti hambatan dalam masing-masing efisiensi belum dilakukan
(Rin) 2 sel TEG besarnya mendekati 11 ohm. dalam penelitian ini. Sehingga belum dapat
Berdasarkan percobaan yang telah diketahui manakah yang memberikan
dilakukan karena Pout maksimum terukur pada kontribusi terbesar terhadap efisiensi total.
pemasangan 11 ohm. Maka analisa untuk Karakteristik keluaran daya yang
mendapatkan besarnya efisiensi generator ( ht ), dihasilkan generator dapat didekati dengan
sebuah permodelan dengan mengubah
(Rin) dan koefisien Seebeck (S) menggunakan
persamaan 1 menjadi persamaan 7.
hasil dari pengukuran pada pemasangan RL =
dV
11 ohm. S=
dT
Setelah diketahui besarnya Pin (P0.mf) dan
Thot
Pout maka dapat diketahui efisiensi generator V = S . ò dT
dengan persamaan 6. Tcold

éP ù V = S.DT ............................................(7)
ht = ê out ú ´ 100% ............................(6)
ë Pin û Pada persamaan 7, V merupakan

Pada persamaan 6, mf merupakan masa tegangan yang dihasilkan oleh generator .

bahan bakar yang terkonsumsi saat generator Sedangkan, tegangan yang terukur pada

bekerja. Maka dengan persamaan diatas hambatan beban (VRL) ditinjau dari rangkaian
dalam generator dengan hambatan beban (R L)
diperoleh ( ht ) pada pemasangan RL = 11 ohm
yang ditunjukkan pada gambar 8.
seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.
generator
2

1.5
Efisiensi (%)

1 VRL

0.5

0 Gambar 8. Rangkaian pengukuran tegangan


0 20 40 60 80
0
Selisih Suhu ∆T ( C) pada generator

Gambar 7. Grafik karakteristik efsiensi


Berdasarkan gambar 8 dan persamaan 7,
generator termoelektrik dengan RL = 11 ohm
VRL diketahui sesuai dengan persamaan.
pada ∆T 0 0C sampai 80 0C
RL
Efisiensi generator maksimum yang VRL = V .
Rin + RL
dicapai sebesar 1,96 %. Nilai efisiensi ini
merupakan efisiensi total dari efisiensi é RL ù
VRL = ê ú S .DT .......................(8)
termoelektrik ( hTEG ) dan efisiensi tungku ë Rin + RL û

pembakaran ( h k ). Pengukuran pengaruh

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 119
Ketenagalistrikan Dan Energi Ketenagalistrikan
Terbarukan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 Vol. 12 –No.
: 113 1222 Desember 2013 : 113 – 122
4

VRL
2 bagian. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik
*
Pout =
RL yang ditunjukkan seperti pada gambar 10.
1.00
2
é S 2 ù é R .DT ù 0.90
*
Pout = ê úê L ú ....................(9) 0.80
ë RL û ë Rin + RL û 0.70

Ppuncak (watt)
0.60
II
Dimana : 0.50
0.40
P*out = daya puncak dari permodelan 0.30
0.20 I
(watt) 0.10
0.00
S = koefisien seebeck (volt/0C) 0 20 40 60 80
Rin = hambatan dalam generator Selisih suhu ∆T (0C)

(ohm)
Gambar 10. Grafik hasil permodelan dan
percobaan pada pemasangan RL 11 ohm.
Hasil pengukuran pada RL = 11 ohm
memiliki karakteristik koefisien seebeck (S)
Hasil permodelan dan percobaan bagian I
yang nilainya mengalami penurunan sebagai
dianalisa pada ∆T 2,5 0C sampai 18,3 0C seperti
fungsi suhu. Hal tersebut relevan dengan
pada gambar 10.
penelitian yang dilakukan Zhenhua Zhou dan
0.5
Ctirad Uher, 2005 menunjukkan hubungan 0.45
0.4
koefisien seebeck terhadap suhu tertentu pada 0.35
daya (watt)

saat pembakaran seperti pada gambar 9. 0.3


0.25
0.2
0.15 P*out
0.1
0.05 Pout
0
0 5 10 15 20
selisih suhu ∆T (0C)

Gambar 11. Grafik hasil permodelan dan


percobaan pada pemasangan RL = 11 ohm
bagian I
Gambar 9. Koefisien seebeck pada suhu
tertentu (Zhenhua Zhou., 2005).
Nilai error (err) dari permodelan dan
percobaan dapat diperoleh dengan persamaan
Berdasarkan grafik gambar 2.
10.
menunjukkan bahwa koefisien seebeck (S)
1 Pout - Pout
*
mengalami penurunan pada suhu tertentu. err =
n
å P ´100% ..................(10)
out
Penurunan tersebut bergantung pada proses
operasi yang diberikan[11]. Sehingga analisa Berdasarkan grafik gambar 11, pada

dilakukan dengan membaginya dalam dua bagian I hasil permodelan dan percobaan yang

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
120
Pengujian Prototipe Generator
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Termoelektrik
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 113 – 122Berbahan Bakar Minyak Jelantah

telah dilakukan menunjukkan bahwa err =17% Rin = 15,58 ohm, [S2]2 = 0,06 volt2/K2 dan
dengan Rin = 15,58 ohm dan [S1]2 = 0,33 konstanta C = 0,458. Sehingga persamaan 12
2 2
volt /K . Dengan nilai err yang sangat kecil berubah menjadi persamaan 13.
dapat dikatakan bahwa permodelan tersebut é 0,06 ù é RL .DT ù
2

dapat digunakan sebagai pendekatan P *


output =ê úê ú + 0,458 ....(13)
ë RL û ë15,58 + RL û
menentukan besarnya keluaran daya
maksimum. Sehingga persamaan 9 berubah
KESIMPULAN DAN SARAN
menjadi persamaan 11.
Peningkatan selisih suhu ∆T sebanding
2
é 0,33 ù é RL .DT ù dengan besarnya tegangan dan daya yang
*
Pout =ê úê ú ..................(11)
ë RL û ë15,58 + RL û dihasilkan. Dari berbagai variasi RL yang
Sedangkan hasil permodelan dan dipasangkan Pout maksimum yang terukur
percobaan bagian II dianalisa pada selisih suhu ketika pemasangan RL = 11 ohm sebesar 0,86
0 0
(∆T) 18,4 C sampai 78,1 C. Berdasarkan watt pada Thot = 107,1 0C dan Tcold = 29 0C
grafik yang ditunjukkan untuk bagian II dengan ht = 1,96 %.
persamaan 9 berubah menjadi persamaan 12.
Permodelan dibagi dalam dua bagian,
2
é S 2 ù é RL .DT ù bagian I pada ∆T 2,5 0C sampai 18,3 0C
P = ê úê
*
out ú + C ......................(12)
ë RL û ë Rin + RL û menunjukkan Rin = 15,58 ohm dan [S1]2 = 0,33

Pada persamaan 12, C merupakan sebuah volt2/K2 dengan err = 17 % terhadap hasil

konstanta agar permodelan mendekati hasil percobaan. Sedangkan bagian II pada ∆T 18,4
0 0
percobaan seperti pada gambar 11. C sampai 78,1 C diperoleh [S2]2 = 0,06
volt2/K2 dan C = 0,458 dengan err = 2,2 %.
0.9

0.8
daya (watt)

0.7
DAFTAR PUSTAKA
0.6 [1] Suirta, IW., 2009. Preparasi Biodiesel dari
P*out
0.5 Minyak Jelantah Kelapa Sawit. JURNAL
Pout
0.4 KIMIA 3 (1), Januari 2009, Jurusan Kimia
18 28 38 48 58 68 78
FMIPA Universitas Udayana, Bukit
selisih suhu ∆T (0C)
Jimbaran
Gambar 12. Grafik hasil permodelan dan
[2] Rosita, Alinda Fradiani., A.W.,Wenti.,
percobaan pada pemasangan RL = 11 ohm
2009.Peningkatan Kualitas Minyak
bagian II
Goreng Bekas KFC dengan Menggunakan
Adsorben Karbon Aktif. Seminar Tugas
Berdasarkan grafik gambar 12,
Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP
permodelan terhadap hasil percobaan yang
Semarang.
telah dilakukan memperoleh err =2,2 % dengan

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013 121
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 :Vol.
113 12 No. 2 Desember 2013 : 113 – 122
– 122
4

[3] Hanif., 2009. Analisis Sifat Fisik dan Seminar Nasional Teknik Kimia
Kimia Biodiesel dari Minyak Jelantah Universitas Katholik Parahyangan
sebagai Bahan Bakar Alternatif Motor Bandung, 25 April 2012.
Diesel. Jurnal Teknik Mesin, Vol 6, No.2, [8] Zulkarnian, Edwar., 2011. Pengaruh
Desember 2009, ISSN 1829-8958. Pemanasan terhadap Kejenuhan Asam
[4] Direktorat Jendral Pengolahan dan Lemak Minyak Georeng Sawit dan
Pemasaran Hasil Pertanian. 2009. Minyak Goreng Jagung. J IndoMedAssoc,
Pemanfaatan Limbah dan Kotoran Ternak Volume: 61, Juni
menjadi Energi Biogas. Seri Bioenergi [9] NRC (National Research Council). 1984.
Pedesaan, Departemen Pertanian. Nutrients Requirements of Poultry. Eight
[5] Buist, J.Richard., Lau, Paul G., 2006. Revised Ed. National Academy. Press,
Thermoelectric Power Generator Design Washington, DC. 555 pp.
and Selection from TE cooling Module [10] Volunteers in Technical Assistance
Specifications. TE Technology, Inc., 1590 (VITA), 1985. Testing The Efficiency of
Keane Drive, Traverse City, MI 49686 Wood-Burning Cookstoves. VITA
USA. Publications Department, USA.
[6] Putra, Nandya., 2010. Potensi Pembangkit [11] Zhou, Zhenhua., Uher, Ctirad., 2005.
Daya Termoelektrik untuk Kendaraan Apparatus for Seebeck Coefficient and
Hibrid. Makara Seri Teknologi vol. 13 no. Electrical Resistivitiy Measurements of
2 (Nov. 2010), page 53-58. Bulk Thermoelectric Materials at High
[7] Sjaffriadi., 2012. Kompor Tekan Temperature. Review Science Instrument
Multifuel Berbahan Bakar Jelantah. 76, 023901 (2005)

Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
122

Anda mungkin juga menyukai