Anda di halaman 1dari 6

PELANGGARAN ETIKA DALAM BISNIS PADA PT

GUDANG GARAM
TUGAS MATA KULIAH BISNIS & MANAJEMEN

KELOMPOK 1 : HANIF ADHI RAMADHAN


MUHAMMAD RAFI A
DADANG A
KELAS : 18A4
PRODI : SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS BANGSA SURAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “KASUS ETIKA BISNIS OLEH PT GUDANG GARAM“. Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Antin Okfitasari,SE,M.Si.Ak , selaku dosen mata kuliah Bisnis & Manajemen.


2. Orang tua atas do’a dan dukungan yang telah diberikan kepada saya guna kelancaran
dalam pembuatan makalah ini.
3. Rekan-rekan yang telah membantu mengumpulkan data serta menyusun makalah
dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Surakarta, 23 Oktober 2018

Penyusun
PELANGGARAN ETIKA DALAM BISNIS PADA PT GUDANG
GARAM

PT Gudang Garam (Tbk) didirikan oleh Suryo Wonowidjoyo pada tanggal 26 Juni 1958. PT
Gudang Garam (Tbk) adalah sebuah merek/perusahaan produsen rokok populer asal
Indonesia yang bermarkas di Kediri, Jawa Timur, Indonesia.

Menurut Etika Pariwara Indonesia, “Iklan ialah pesan komunikasi pemasaran atau
komunikasi publik tentang sesuatu produk yang disampaikan melalui suatu media, dibiayai
oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat”.
Menurut Sony Keraf (1993 : 142), menyatakan bahwa dalam iklan kita dituntut untuk selalu
mengatakan hal yang benar kepada konsumen tentang produk sambil membiarkan
konsumen bebas menentukan untuk membeli atau tidak membeli produk itu.
Iklan dan pelaku periklanan harus :

 Jujur, benar, dan bertanggungjawab.


 Bersaing secara sehat.
 Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama, budaya, negara,
dan golongan, serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama, budaya, negara, dan
golongan, serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Iklan yang menyatakan kebenaran dan kejujuran adalah iklan yang beretika. Akan
tetapi, iklan menjadi tidak efektif, apabila tidak mempunyai unsur persuasif. Akibatnya,
tidak akan ada iklan yang akan menceritakan the whole truth dalam pesan iklannya.
Sederhananya, iklan pasti akan mengabaikan informasi-informasi yang bila disampaikan
kepada pemirsanya malah akan membuat pemirsanya tidak tertarik untuk menjadi konsumen
produk atau jasanya. Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa
komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang : semua usia, golongan, suku, dsb).
Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis. Di Indonesia, sangat
menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika pada setiap perilaku kehidupan sehari-hari.
Tentunya hal ini membuat para pelaku iklan juga harus mematuhi apa saja yang telah diatur
dalam UU Penyiaran atau UU Pariwara Indonesia yang telah diatur agar sejalan dengan nilai-
nilai sosial-budaya masyarakat.
Adapun kasus pelanggaran yang berkaitan dengan etika dalam bisnis
khususnya dalam hal etika periklanan, yaitu kasus pelanggaran yang
dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk) sebagai berikut :

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat berdasarkan tugas dan kewajiban yang diatur dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran), pengaduan
masyarakat, pemantauan dan hasil analisis telah menemukan pelanggaran Pedoman Perilaku
Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun
2012 pada Program Siaran Iklan Niaga rokok “Gudang Garam” yang ditayangkan oleh
stasiun TV One pada tanggal 10 Mei 2014 pada pukul 19.43 WIB. Program tersebut
menampilkan iklan rokok di bawah pukul 21.30. Jenis pelanggaran ini dikategorikan sebagai
pelanggaran terhadap perlindungan kepada anak-anak dan remaja serta larangan dan
pembatasan muatan rokok.

KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut telah melanggar Pedoman
Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43 serta
Standar Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 58
ayat (1) dan Pasal 59 ayat (1). Menurut catatan KPI Pusat, program ini telah menerima Surat
Teguran Tertulis Pertama No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014.

Berdasarkan pelanggaran di atas KPI Pusat memutuskan menjatuhkan sanksi administratif


Teguran Tertulis Kedua. Atas pelanggaran ini KPI Pusat akan terus melakukan pemantauan
dan meningkatkan sanksi yang lebih berat jika tetap melanggar ketentuan jam tayang iklan
rokok. Sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga
Penyiaran Swasta, penayangan iklan rokok disiang hari jelas melanggar pasal 21 ayat (3)
Iklan Rokok pada lembaga penyelenggara penyiar radio dan televisi hanya dapat disiarkan
pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat dimana lembaga penyiaran
tersebut berada. Kemudian juga sesuai dengan Etika Pariwara Indonesia menyatakan dalam
wahana iklan melalui media televisi, yaitu iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa
(intimate nature) hanya boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu
setempat
A. FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN PERUSAHAAN
1. Faktor manusia
2. Faktor keuangan
3. Faktor organisasi
4. Faktor mengatur usaha
5. Faktor pemasaran

B. FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PERUSAHAAN


1. Tidak kompeten dalam manajerial.
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengoordinasikan, keterampilan
mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan menginterasikan
operasi perusahan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan.
4. Gagal dalam perencanaan.
5. Kurangnya pengawasan peralatan.
6. Lokasi yang kurang memadai.

C. APLIKASI/CARA UNTUK MENGATASI KASUS TERSEBUT


Diperlukan etika periklanan:

Diperlukan dalam mengatur perilaku individu agar lebih


mengutamakan kepentingan orang banyak, sedangkan aktifitas
periklanan suatu dampak sosial budaya dan ekonomi tertentu bagi
khalayaknya. Sebab itu agar dampaknya tidak negatif, maka diperlukan
pengaturan membuat iklan itu tidak semena-mena baik berita dan
gambarnya harus mengacu nilai moralitas yang berlaku pada kalangan
masyarakat. ketentuan-ketentuan normatif yang menyangkut profesi
dan usaha periklanan yang telah disepakati untuk dihormati, ditaati,
dan ditegakkan oleh semua asosiasi dan lembaga pengemban.
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Berdasarkan inti uraian pembahasan, yaitu mengenai kasus pelanggaran etika dalam
bisnis khususnya dalam hal etika periklanan yang telah dilakukan oleh PT Gudang Garam
(Tbk) terkait tindakan penayangan tersebut yang telah melanggar Pedoman Perilaku
Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43 serta Standar
Program Siaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1)
dan Pasal 59 ayat (1). Sehingga pihak KPI Pusat melayangkan Surat Teguran Tertulis
Pertama No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014. Yang mana apabila pelaku iklan (PT
Gudang Garam (Tbk)) tidak mengindahkan atau mengabaikannya maka KPI Pusat akan
memutuskan menjatuhkan sanksi administratif Teguran Tertulis Kedua. Atas pelanggaran ini
KPI Pusat akan terus melakukan pemantauan dan meningkatkan sanksi yang lebih berat jika
tetap melanggar ketentuan jam tayang iklan rokok.

SARAN

Akan lebih baik jika PT GUDANG GARAM dapat mementingkan orang banyak
dengan cara tidak menayangkan iklan dibawah jam yang sudah ditentukan. Karena jam atau
waktu untuk orang dewasa adalah pukul 21.30 – 05.00. Jika melanggar waktu yang telah
ditentukan akan membahayakan anak – anak kecil yang sedang melihat iklan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai