Anda di halaman 1dari 20

ENERGI DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

A. ENERGI
Energi dapat disimpan dalam sistem dengan berbagai macam bentuk. Energi
dapat dikonversikan dari satu bentuk ke bentuk yang lain, contoh thermal,
mekanik, elektrik, kinetik, potensial, magnetik, kimia, nuklir. Jumlah dari semua
energi yang ada adalah total energi system. Energi dapat dipindahkan antar sistem.
Bentuk energi pada sistem tertutup (closed system).

Macam-macam energy :
1. Energi Mekanik
Energi mekanik didefinisikan sebagai bentuk energi yang dapat dikonversikan
ke kerja mekanik dengan peralatan mekanik seperti turbin. Bentuk energi
mekanik yang umum: – Energi kinetik – Energi potensial
2. Energy Kinetik
Energi yang terdapat pada sistem akibat gerakan relatif terhadap suatu referensi.
Energi kinetik (kJ)

Energi kinetik berbasis satuan masa (kJ/kg)

Dimana V kecepatan sistem relatif pada referensi tetap.


3. Energy Potensial
Energi yang terdapat pada suatu sistem sebagai akibat ketinggian.
Energi potensial (kJ)
Energi potensial berbasis satuan masa (kJ/kg)

Dimana g percepatan gravitasi dan z ketinggian suatu pusat sistem relatif


terfadap ketinggian referensi.
Total energi yang sering dipertimbangkan terdiri dari energi kinetik, potensial
dan energi dalam
Energi total dinyatakan sebagai (kJ)

Energi yang berdasarkan pada satuan masa (kJ/kg)

4. Energi dalam
Energi dalam (u) adalah sejumlah bentuk energi mikroskopik suatu sistem.
Energi dalam (u) berkaitan dengan struktur molekul dan derajat aktifitas
molekul.

a. Sensible energy
Bagian energi suatu sistem yang dihubungkan dengan energi kinetik dari
molekul
b. Latent energy
Energi dalam yang berhubungan dengan fase system
c. Chemical energy
Energi dalam yang berhubungan dengan ikatan atom dari suatu molekul
d. Nuclear energy
Energi yang dihubungkan dengan kekuatan ikatan dalam atom.

5. Energy Mekanik
Suatu fluida yang mengalir per satuan massa

Suatu fluida yang mengalir dalam bentuk laju

𝑚 adalah laju aliran massa fluida (kg/s).


Perubahan energi mekanik dari suatu fluida selama aliran incompressible
menjadi kJ/kg

Dalam bentuk laju energi mekanik (kW)


6. Perpindahan Energi Oleh Panas
Panas didefinisikan sebagai bentuk energi yang dipindahkan antara dua sistem
(atau suatu sistem dan lingkungannnya) karena perbedaan temperatur. stilah
panas didalam termodinamika berarti perpindahan panas.
Contoh perpindahan temperature dan laju perpindahan panas :

Contoh perpindahan panas :


B. TERMODINAMIKA
Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas
dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang
elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan lain-lain . Energi dapat berubah
dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.
Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk
lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.
Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi
panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-
tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga
merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam
makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi
yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses
thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu
manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut,
maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi
energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain
menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan
bumi, bahkan sampai di luar angkasa.
Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh
mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas
dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin airconditioning,
mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar
termodinamika. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena
perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan
penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika
seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19.
Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik,
yaitu sifat thermodinamis didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang
menjadi media pembawa energi, yang disebut pendekatan thermodinamika klasik.
Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku
kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan
perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika
statistik. Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena
perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis
data dalam jumlah yang sangat besar.
1. Sistem dan Proses Termodinamika
Suatu sistem termodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk
dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai
lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem
(boundary), dalam aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun
lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.
Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem
terbuka. Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada
masa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa
berubah. Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk
panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang
dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah,
dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon. Dalam sistem
terbuka, energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati
batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka.
Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran
bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem
melalui knalpot.
Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem
thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-
masuk sistem tersebut. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem
disebut property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m,
viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang
disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas
jenis, dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak
berubah, apabila masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada
semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai
keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang
tetap. Apabila property nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut
mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan
keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbnag (equilibrium). Perubahan sistem
thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan seimbang lain
disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir disebut
lintasan proses. Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem
tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem
kembali ke keadaan awalnya.
Termodinamika berkaitan dengan hubungan kuantitatif antara panas dan bentuk
lain dari energy, termasuk mekanika, kimia, elektrik dan energi radiasi. Suatu
benda dikatakan memiliki energi kinetic dikarenakan gerakannya atau gerakan
dari bagian-bagiannya, seperti molekul, atom dan electron, serta memiliki energi
potensial disebabkan oleh posisinya atau konfigurasi dari bagian-bagiannya.
Perubahan energi mekanik dinyatakan dalam erg atau joule dan perubahan panas
dalam kalori.

Ilmu zat : Padat, Cair dan Gas

a) Gas : - Sifat Gas dan Hukum2 Gas Ideal (PV=nRT)


- Teori Kinetika Gas
- Tetapan Gas: R dalam satuan Cal/K/mol; J/K/mol;
Latm/K/mol
b) Cairan : - Sifat-sifat umum cairan
- Antar muka cairan
- Viskositas Cairan
c) Padatan : - Sifat-sifat umum padatan
- Kristal

Termo (Thermal): panas atau kalor (q). Satuan : Kalori, Joul. Panas adalah :

Panas jenis : cal/K/g

Panas jenis H2O = 1 cal/K/g

1 g H2O dari suhu 16,5 → 17,5⁰C

Kapasitas panas molar : cal/K/mol

(Cpo pada tekanan tetap; Cv pada volume tetap)

Cp untuk setiap subtans tercantum dalam Hand Book Physical Chemistry

Jadi, kapasitas panas molar H2O = 18 cal/K/mol

Dinamika (Dynamic) : Kerja (W)

Satuan : cal, joul, L atm

Dalam mekanika :W=Fxa

W pada termodinamika : kerja tekanan- volume

Perumusan Kerja (W) tekanan-volume adalah Ekspansi gas di dalam suatu system
silinder yang dilengkapi dengan piston yang dapat bergerak bebas dengan
mengabaikan energi gesekan. Sistem berlangsung pada tekanan luar (Pext) tetap dan
pada temperatur tetap.

Bila V2 > V1,

 V1 → V2 : ekspansi
 V2 → V1 : kompersi

System berlangsung pada P(ext) dan Temperatur tetap.


Tekanan yang bekerja pada gas : P(ext) = F/A → F = P(ext). A (*)
W = F x a (**)
W = P(ext).A x (h2 – h1)
W = P x (V2-V1) = P∆V
W = -P∆V (Pers. W tek-vol)

Penguapan 18g air pada temperature 100⁰C dan tekanan 1 atm dalam system kerja tek-
vol
H2O (cair, 25⁰C) → H2O (uap, 100⁰C)

Contoh:

Berapa nilai W yang akan dihasilkan oleh proses pada system tersebut? Bila diketahui
nilai R = 8,314 J/K/mol; R = 1,987 Cal/K/mol; R = 0,082 Latm/K/mol.

Jawab : W = -P∆V = -30,6 Latm

W = -P(V2-V1)

V1 = Vol H2O (cair, 25⁰C) = 18 ml atau 0,018 L

V2 = Vol H2O (uap, 100⁰C) = 30,6 L

Nilai W untuk proses perubahan (Zat cair atau zat padat) → uap, maka:

 W = -PVuap
 Pers. Alternatife: W = -nRT
Karena (dari contoh diatas) : Vsuatu cairan << Vuapnya, maka volume cairan tersebut dapat
diabaikan terhadap volume uapnya. Maka hanya volume V2 (vol uap) saja yang
diperhitungkan.

Sistem pada Termodinamika

Setiap system dimana berlangsung suatu proses fisika atau kimia, dapat berupa
hal yang sederhana seperti pemanasan air dalam gelas piala dan yang sangat
kompleks seperti berbagai reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh manusia.

5 Tipikal Sistem pada Termodinamika:

Interaksi system dengan lingkungan:

1. System terbuka : dapat terjadi perubahan jumlah materi


2. System tertutup : tidak terjadi perubahan jumlah materi
3. System isothermal : suhu proses dalam system tetap
4. System adiabatik : terisolir secara termal dari lingkungannya (tidak terjadi
perpindahan panas antar system dan lingkungan)
5. System terisolasi : tidak terjadi perpindahan panas dan kerja antara system dan
lingkungan.

2. Hukum-Hukum Termodinamika
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam.
Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada
dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik
rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan
suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan
energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di
dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas.
Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol
gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan
suhu gas (dalam kelvin).
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:
a. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
b. Hukum Pertama Termodinamika
c. Hukum Kedua Termodinamika
d. Hukum Ketiga Termodinamika

C. HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah
(sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor
diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut
dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah
satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume
akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami
perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan
sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal
sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I
termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai :

Q = W + ∆U

Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi


dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan “Jika suatu benda
(misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda
(krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha
W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!)
yang berarti mengalami perubahan energi dalam ∆U.”

1. Proses Isotermik
Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-
perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam
suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam
suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan
hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan
sistem (Q = W). Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah
ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan
sebagaiDimanaV2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.
2. Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan
(∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama
dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada volume konstan QV.
QV = ∆U

3. Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan,
gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan
konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai
kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan
energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan QV =∆U.
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

W = Qp − QV

Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi
(kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap
gas pada volume konstan (QV).
4. Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama
dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U). Jika suatu sistem berisi gas yang
mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami
proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2,
usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar
gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1
(γ > 1). Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – Vdengan bentuk kurva
yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan
yang lebih curam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai
suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama
termodinamika ini berbunyi: “ Kenaikan energi internal dari suatu sistem
termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam
sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.

Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja
saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf
Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang
diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya
pada suatu proses adiabatik.

Hukum TD I : hukum kekekalan energy


 Nilai total energi dalam system terisolasi selalu tetap
 Pada sistem tidak terisolasi, nilai total energi sistem dan lingkungan selalu
tetap/tidak berubah
 Hubungan panas dengan kerja dan energi yang tersimpan dalam sistem:

∆E = q + W

Ketentuan dalam menggunakan persamaan Hukum TD I :

o System menyerap panas, maka nilai q = (+) → ∆E (+)


o System melepaskan panas, maka nilai q = (-) → ∆E (-)
o System melakukan kerja, maka nilai W = (-) → ∆E (+)
o System dikenakan kerja, maka nilai W = (+) → ∆E (-)

E merupakan fungsi keadaan, maka dE bersifat eksak

∫ 𝑑𝐸 = 𝐸2 − 𝐸1 = ∆𝐸
1

∆E hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir. ∮ 𝑑𝐸 = 0

q dan W bukan merupakan fungsi keadaan, maka dq dan dW tidak bersifat eksak.

2
∫ 𝑑𝑞 ≠ 𝑞2 − 𝑞1 𝑑𝑎𝑛 ∮ 𝑑𝑞 ≠ 0
1

2
∫ 𝑑𝑊 ≠ 𝑊2 − 𝑊1 𝑑𝑎𝑛 ∮ 𝑑𝑊 ≠ 0
1

dE = dq + dW

∆E = q + W

Perumusan dan perhitungan ∆E system :

1. Pada volume tetap :


∆E = q + W ⇒ ∆𝐸 = 𝑄𝑣 − 𝑃∆𝑉 ⇒ ∆𝑬 = 𝑸𝒗
2. Pada tekanan tetap :
∆E = q + W ⇒ ∆𝐸 = 𝑄𝑝 − 𝑃∆𝑉 ⇒ 𝑸𝒑 = ∆𝑬 + 𝑷∆𝑽

H = E + PV (Entalpi)
Hasil integral dari dH = dE + PdV

∆𝑯 = ∆𝑬 + 𝑷∆𝑽 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑸𝒑 = ∆𝑯

Catatan untuk entalpi : untuk setiap perubahan dari keadaan awal ke keadaan akhir
yang tidak ada terdapat subtans gas : ∆𝐻 = ∆𝐸

Bila ada gas : ∆𝑯 = ∆𝑬 + 𝑷∆𝑽

∆𝑯 = ∆𝑬 + ∆𝒏𝑹𝑻

Suatu subtans : - Padat → Gas


∆𝑯 = ∆𝑬 + 𝑷∆𝑽
- Cair → Gas ∆𝑯 = ∆𝑬 + ∆𝒏𝑹𝑻
- Cair → Cair
∆𝑉 ≈ 0
- Padat → Padat
∆𝐻 = ∆𝐸
- Padat → Gas

Kapasitas panas molar :

Satuan J/K/mol atau Cal/K/mol; pada V tetap : Cv; pada P tetap Cp

Cpo untuk semua subtans tercantum dalam Hand Book of Physical Chemistry

Hubungan (Cv dan Cp) dengan (∆E dan ∆H)

Pada V tetap :
𝜕𝐸 𝜕𝐸
E = fs (T,V) → dE (𝜕𝑇 ) 𝑑𝑇 + (𝜕𝑉) 𝑑𝑉

𝜕𝐸 𝜕𝐸
V tetap : 𝜕𝑇 = (𝜕𝑇 ) = 𝐶𝑣 Hubungan Cp dan Cv :

dE = Cv.dT → ∆E = Cv ∆T dH = dE + PdV semua dibagi dengan dT

Pada P tetap: 𝑑𝐻 𝑑𝐸 𝑃𝑑𝑉


= +
𝑑𝑇 𝑑𝑇 𝑑𝑇
𝜕𝐻 𝜕𝐻
H = fs (P,T) → dH = ( 𝜕𝑇 ) 𝑑𝑇 + ( 𝜕𝑃 ) 𝑑𝑃
Cp = Cv + R
𝜕𝐻 𝑑𝐻 𝜕𝐻
P tetap: dH = ( 𝜕𝑇 ) 𝑑𝑇 → = ( 𝜕𝑇 ) = 𝐶𝑝
𝑑𝑇

dH = Cp.dT → ∆H = Cp ∆T
Expansi reversible gas ideal secara isothermal:
2 2
𝑛𝑅𝑇
𝑊 = − ∫ 𝑃𝑑𝑉 → 𝑊 = − ∫ 𝑑𝑉
𝑉
1 1

𝑽𝟐 𝑷
𝑾 = −𝒏𝑹𝑻𝒍𝒏 atau 𝑾 = 𝒏𝑹𝑻𝒍𝒏 𝑷𝟐
𝑽𝟏 𝟏

Catatan : tidak terjadi perubahan energy dalam pada ekspansi gas secara reversible dan
isothermal

∆E = Q + W ⇒ ∆𝐸 = 0 → 𝑄 = −𝑊

Expansi reversible gas ideal secara adiabatic

Sistem terisolasi secara termal : ∆𝐸 = 𝑄 + 𝑊 → 𝑊 = ∆𝐸

𝑾 = 𝑪𝒗 . ∆𝑻

𝑇1 𝑉 (𝛾−1) 𝑇1 𝑃 (𝛾−1)/𝛾 𝐶𝑝
= (𝑉2 ) atau = (𝑃1 ) 𝛾=
𝑇2 1 𝑇2 2 𝐶𝑣

Latihan soal

1. Proses penguapan 36 gr H2O berlangsung dalam suatu system kerja tekanan-


volume pada suhu 100℃ dan tekanan eksternal 1 atm. Diketahui panas
penguapan H2O pada 100℃ = 40,67 kJ/mol; R = 8,314 J/Kmol. Berapa:
a. Nilai kerja yang dilakukan system menantang tekanan eksternal (1atm)
b. Peningkatan energy internal system
c. Peningkatan energy total system

Jawaban :
a. W = - nRT
W = - 2 mol (8,314 J/Kmol) (373K)
W = - 6202,2 Joule = - 6,2 kJ
b. ∆E = q – w
∆E = 40,67 kJ/mol (2 mol) – (-6,2)
∆E = 81,34 kJ + 6,2 kJ = 75,14 kJ
c. ∆H = qp
∆H = 2 mol (40,67 kJ/mol) = 81,34 kJ
Suatu system ekspansi reversible gas berisi 14 gr Nitrogen. Berapa
besarnya kerja maksimum dihasilkan system bila volume gas
terekspansi secara isothermal pada suhu 70℃, hingga menjadi 3 kali
volume semula. (Diketahui: R = 8,314 J/Kmol dan Berat Molekul N2 =
28 g/mol)?
𝑉
W = - nRT𝑙𝑛 𝑉2
1

14 3𝑣
𝑊 = − 28 𝑥 8,314 𝑥 343 𝑥 ln 𝑣

𝑊 = −0,5 𝑥 8,314 𝑥 343 𝑥 ln 3


W = - 1.566 J = -1,57 kJ
2. Suatu system kerja tekanan-volume berisi 20 L gas He pada suhu 25℃
dengan tekanan 10 atm. Berapa kerja maksimum yang dapat dihasilkan oleh
system, bila gas terekspansi secara reversible dan adiabatic hingga tekanan
gas turun menjadi 1 atm. Diketahui R = 0,082 Latm/Kmol atau R = 8,314
J/Kmol ?
20 L He pada temp 298 K dan tek 10 atm n= 8,18 mol
Wmax = Cv (T2 - T1)
3 3
Cv = R = x 8,314 J/Kmol = 12,47 J/Kmol
2 2

Untuk He = 8,18 mol x 12,47 J/Kmol = 102,0046 J/K


3 5
𝐶𝑝 𝐶𝑣+𝑅 𝑅+𝑅 𝑅 5
2 2
𝛾= = = 3 = 3 =3
𝐶𝑣 𝐶𝑣 𝑅 𝑅
2 2
𝛾−1
𝑇1 𝑃1 𝛾
= (𝑃 )
𝑇2 2

298 10 2/5
𝑇2
= (1)
298
T2 = 2,512 = 118,72 K

W = Cv (T2 – T1)
W = 102,0046 J/Kmol (118,72K – 298K)
W = 102,0046 J/Kmol (-179K)
W = - 18.286,56 J/K = - 18,287 J/K

Pengertian istilah ∆H pada perubahan fisika dan kimia


 Pada proses/perubahan fisika, misalnya : panas sublimasi, panas peleburan,
panas penguapan, panas pelarutan dsb.
 Pada proses/perubahan kimia, misalnya: panas pembentukan, panas
pembakaran, panas oksidasi, panas hidrolisis, energi ikatan, dsb.

∆H : panas reaksi

Setiap reaksi kimia selalu disertai oleh perubahan panas (perubahan entalpi).

Termokimia Hukum Hess

Reaksi kimia: Reaktan → Produk; ∆H = ?

Contoh:

H(g) + I(g) → HI(g) ; ∆H = ? kcal/mol

Dik: 0,5 H2(g) + 0,5 I2(g) → HI(g) ; ∆H = 6,2 kcal/mol

0,5 H2(g) → H(g) ; ∆H = 52,1 kcal/mol

0,5 I2(g) → I(g) ; ∆H = 18,1 kcal/mol

0,5 H2(g) + 0,5 I2(g) → HI(g) ; ∆H = 6,2 kcal/mol

H(g) → 0,5 H2(g) ; ∆H = -52,1 kcal/mol

I(g) → 0,5 I2(g) ; ∆H = -18,1 kcal/mol

H(g) + I(g) → HI(g) ; ∆H = -64,0 kcal/mol

Hitung ∆H pembakaran C2H2(g)!

Dik : C2H2(g) → 2C(s) + H2(g) ; ∆H = -54,2 kcal


CO2(g)→ C(s) + O2(g) ; ∆H = 94,1 kcal

H2O(l) → H2(g) + 0,5O2(g) ; ∆H = 68,3 kcal

Jawab : C2H2(g) + 2,5O2(g) → 2CO2(g) + H2O(l)

C2H2(g) → 2C(s) + H2(g) ; ∆H = -54,2 kcal

(C(s) + O2(g) → CO2(g) ; ∆H = -94,1kcal) x2

H2(g) + 0,5O2(g) → H2O(l) ; ∆H = -68,3 kcal

C2H2(g) + 2,5O2(g) → 2CO2(g) + H2O(l); ∆H = -310,7 kcal

ENTALPI REAKSI PEMBENTUKAN STANDAR

Atau “perubahan entalpi reaksi pembentukan standar” : ∆Hof

 Adalah nilai ∆H untuk membentuk 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsur


pembentukannya yang diukur pada suku 298K dan tekana 1 atm.

∆Hof untuk semua substans nilainya tetap dan dapat dilihat dalam Hand Book of
Physical Chemistry. Satuan : kcal/mol atau kJ/mol. Nilai entalpi pembentukan
standar dari suatu senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur sendiri nilainya 0.

Contoh : H2(g) + 0,5O2(g) → H2O(l); ∆Hof = -285,85 kJ/mol

Reaktan → Produk ; ∆Horeaksi = ?

∆𝑯𝒐𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 = ∑ ∆𝑯°𝒇(𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌) − ∑ ∆𝑯°𝒇(𝒓𝒆𝒂𝒌𝒕𝒂𝒏)

𝑜
∆𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = (+) reaksi endoterm/ menyerap panas

𝑜
∆𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = (-) reaksi exoterm/ melepaskan panas

Contoh soal:

𝑜
C2H6(g) + 3,5O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) ; ∆𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 =?

Diketahui: ∆𝐻𝑓° (kJ/mol) untuk C2H6 = -85; O2(g) = 0; CO2(g) =-393; H2O(g) = -242

𝑜
∆𝐻𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 = {(2 𝑥 − 393) − (3𝑥 − 242)} − (−85) = -1427 kJ/mol
Ketergantungan ∆𝐻𝑓° pada suhu:

dH = CpdT

d(∆𝐻𝑓° ) = ∆Cp(reaksi)dT

2 2

∫ 𝑑(∆𝐻𝑓° ) = ∆𝐶𝑝(𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖) ∫ 𝑑𝑇
1 1

∆𝐻𝑓° (T2) - ∆𝐻𝑓° (T1) = ∆Cp(reaksi) (T2 – T1) atau ∆𝑯°𝒇 (T2) = ∆𝑯°𝒇 (T1) + ∆Cp(reaksi) (T2 –
T1 )

Berapa ∆𝐻𝑓° H2O(g) pada suhu 70℃? Dik: ∆𝐻𝑓° H2O(g) pada suhu 25℃ = -242 kJ/mol;
Cpo untuk H2O(g) = 34 J/Kmol; H2(g) = 29 J/Kmol ; O2(g) = 29 J/Kmol.

H2(g) + 0,5O2(g) → H2O(g)

∆Cp(reaksi) = 34 – {29 + (0,5 𝑥 29)} = −9,5 𝐽/𝐾𝑚𝑜𝑙

∆𝐻𝑓° H2O(g,70C) = ∆𝐻𝑓° H2O(g,25C) + ∆Cp(reaksi) (343-298)

= -242 kJ/mol + (-9,5 x 10-3 kJ/Kmol)(45K)

= -242,43 kJ/mol

Anda mungkin juga menyukai