PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Era globalisasi, peningkatan daya saing bangsa dapat dilakukan dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Kemampuan penalaran dan kreativitas, harus
dibangun. Manusia yang dibekali akal budi, dan karsa menciptakan perubahan-perubahan
terhadap pengetahuan yang ada dan mengimplementasikannya untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kreatif dalam
menghadapi dan mengatasinya (Siswono, 2008).
Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Walaupun tidak
bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih dari sekedar kerja organ
tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan
juga melibatkan perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan
diri pada obyek tertentu, menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai wawasan tentang obyek tersebut. Secara sederhana, berpikir
merupakan kegiatan memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih
formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari
lingkungan maupun simbol-simbol (Ismienar, S., at, al, 2009).
Berpikir kreatif merupakan proses dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses.
Proses berpikir terdiri dari 3 langkah, yaitu pembentukan pengertian, pembentukan
pendapat, dan penarikan kesimpulan. Pandangan ini menunjukkan jika seseorang pada
suatu situasi, maka dalam berpikir, orang tersebut akan menyusun hubungan antara bagian-
bagian informasi yang direkam sebagai pengertian-pengertian. Langkah selanjutnya
membentuk pendapat-pendapat yang sesuai dengan pengetahuannya. Setelah itu, membuat
kesimpulan yang digunakan untuk membahas atau mencari solusi dari situasi tersebut.
Berpikir kreatif juga dipandang sebagai suatu proses yang digunakan ketika seorang
individu mendatangkan atau memunculkan suatu ide baru. Ide baru tersebut merupakan
gabungan ide-ide sebelumnya yang belum pernah diwujudkan (Siswono, 2008). Orang-
orang dengan inteligensi tinggi cenderung atau berpotensi menjadi orang kreatif. Tetapi
untuk menjadi kreatif, bekal inteligensi saja tidak cukup. Masih diperlukan peran-peran
tertentu dari variabel-variabel penting lain misalnya pengetahuan, imajinasi, motivasi,
karakteristik kepribadian tertentu, dan lingkungan (Suharnan, 2011).
Untuk itu akan dibahas lebih lanjut dalam makalah ini mengenai “Berpikir Kreatif”
dalam kewirausahaan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari kreatifitas.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam kreatifitas.
3. Untuk mengetahui cara menerapkan berpikir kreatif.
4. Untuk mengetahui hambatan dalam berpikir kreatif.
BAB II
PENDAHULUAN
Ismienar, S., at, al,. (2009). Thingking. Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi:
Universitas Negeri Malang
Megawati & Farida, L. E.,. (2018). Strategi Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Yang Kreatif
dan Inovatif. Prosiding Seminar Nasional ASBIS. Politeknik Negeri Banjarmasin
Munandar Utami. 1999. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Siswono, T. Y. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan
Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa
University Press.
Suharnan. (2011). Kreativitas Teori dan Pengembangannya. Surabaya: Loros
Zimmerer, T., W., & Scarborough, N., M.,. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil.